Penyelidikan dan Pemeriksaan Tanah di Lapangan Soil Investigation

59 e. Sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung vertikal. Kekurangan : a. Pelaksanaannya menimbulkan getaran dan kegaduhan. b. Pemancangan sulit, bila diameter tiang terlalu besar. c. Kesalahan metode pemancangan dapat menimbulkan kerusakan pada pondasi. d. Bila panjang tiang pancang kurang, maka untuk melakukan penyambungan sulit dan memerlukan alat penyambung khusus. e. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan memerlukan waktu yang lama.

2.5. Penyelidikan dan Pemeriksaan Tanah di Lapangan Soil Investigation

Penyelidikan ini harus direncanakan sedemikan rupa sehingga jumlah informasi maksimum dapat diperoleh dengan biaya minimum. Beberapa metode-metode pemeriksaan lapangan dan penyelidikan di lapangan diantaranya adalah : pemboran, sumur-sumur percobaan, penggambilan contoh tanah, percobaan penetrasi. 2.5.1. Pemboran Menurut Laporan Akhir Penyelidikan tanah Soil Investigation Jalan Bebas Hambatan Medan-Kualanamu, pengujian pengeboran bertujuan untuk membuat lubang pada lapisan tanah untuk :  Mengetahui susunan lapisan tanah pendukung secara visual dan terperinci.  Mengambil sampel tanah terganggu disturbed sample lapis demi lapis sampai kedalaman yang diinginkan untuk deskripsi dan Universitas Sumatera Utara 60 klasifikasi tanah visual soil clasification dan juga digunakan sebagai bahan pengujian laboratorium.  Mengambil sampel tanah tak terganggu undisturbed sample untuk bahan pengujian di laboratorium.  Pengujian standard penetration test SPT setiap interval 2 meter.  Mengamati dan melaksanakan pengukuran kedalaman muka air tanah ground water level. Terdapat dua macam cara pelaksanaannya, yaitu : 1. Bor tangan Bor tangan dapat digunakan untuk menggali lubang bor hinga kedalaman 5 meter dengan memakai seperangkat batang penyambung, bor tangan biasanya digunakan hanya bila sisi-sisi lubang bor tidak memerlukan penyangga tanah tidak terlalu keras dan bila tidak terdapat partikel-partikel berukuran kerikil atau yang lebih besar. Bor tangan yang umum digunakan yaitu bor spiral, bor helical, bor tipe iwan kecil dan tipe iwan besar. a b c d Gambar 2.17. Jenis-Jenis Bor Tangan : a Iwan Besar, b Iwan Kecil, c Spiral, d helical Sumber : Djatmiko Edy,1997 Universitas Sumatera Utara 61 2. Bor mesin Bor mesin biasa dilaksanakan untuk pemboran yang mencapai kedalaman yang lebih besar dan untuk mengumpulkan contoh tanah yang tidak terganggu yang digerakkan dengan motor penggerak alat bor. Untuk jenis tanah yang berbeda-beda digunakan macam-macam alat bor dan cara-cara tertentu, antara lain : -Pemboran tumbuk, untuk kerikil dan pasir. -Pemboran dengan air, dilakukan untuk bahan yang lunak dan lepas. -Bor cepat dan pemotong inti, dilakukan untuk lempung, lanau, pasir berlanau. -Tabung inti, dilakukan untuk pemboran dalam batuan. Tabel 2.1. Jarak Pemboran Sumber : Djatmiko Edy, 1997 Proyek Jarak Boring ft m Gedung tingkat satu 75-100 23-30 Gedung tingkat banyak 50-75 15-23 Jalan Raya 750-1000 230-305 Bendungan Tanah 75-150 23-46 Perencanaan Bangunan Tempat Tinggal apartemen, dll 200-300 61-92 Sewaktu pengeboran, lubang bor dilindungi dengan casing agar tidak terjadi kelongsoran sehingga diperoleh hasil pengeboran yang baik dimana contoh tanah tidak terganggu oleh longsoran. Untuk tanah lunak soft soil pengeboran harus dilakukan dengan casing berputar, drilling rod dan ujung casing diberi mata bor. Bila ditemui tanah keras maka pemboran harus dilakukan dengan diamond bit. Universitas Sumatera Utara 62 Pengambilan sampel tak terganggu dilakukan setelah pengambilan contoh tanah, tabung contoh tube sample ditutup dengan parafin untuk mencegah penguapan pada contoh tanah tersebut serta diberi kode titik bor dan kedalaman pengujian pada tabung. Tabung contoh tanah yang digunakan adalah stainless tube sample ukuran OD outer diameter 3 inchi dan ID internal diameter 2 78 inchi, dengan tebal tabung 116 inchi dan panjang 50 cm. 2.5.2. Sumur Percobaan Test Pit Penggalian tanah yang yang digunakan untuk penyelidikan suatu tanah biasanya memiliki ukuran 1 X 1,5 – 2 m dengan kedalaman tanah sesuai dengan maksud dan tujuan yang diperlukan. Tujuan pembuatan sumur untuk mengetahui susunan tanah, warna tanah, tekstur tanah, dan dapat digunakan untuk pengambilan sempel tanah yang selanjutnya digunakan untuk penelitian di laboratorium. Pembuatan sumur percobaan sering dikerjakan dalam hubungan dengan pekerjaan pembuatan jalan raya atau landasan pesawat udara. 2.5.3. Pengambilan Contoh Tanah Penggambilan contoh tanah terdiri dari dua macam, yaitu : 1. Contoh Tanah Terganggu Disturbeb Soil Contoh tanah terganggu diambil dari lapangan tanpa adanya usaha untuk melindungi struktur asli tanah tersebut. Contoh tanah biasanya dibawa ke laboratorium dalam tempat tertutup untuk menjaga agar kadar airnya tidak berubah. Contoh tanah terganggu dapat dipakai untuk Universitas Sumatera Utara 63 percobaan-percobaan, seperti : analisa saringan, batas-batas Atterberg, Specific Gravity Test, pengujian berat jenis dan lain-lain. 2. Contoh Tanah Tidak Terganggu Undisturbed Soil Contoh tanah tidak terganggu adalah suatu contoh tanah yang dianggap mendekati sifat-sifat asli tanahnya. Contoh tanah ini tidak mengalami atau sedikit sekali mengalami perubahan struktur, kadar air atau susunan kimianya. Contoh tanah yang benar-benar asli tidak mungkin diperoleh, akan tetapi dengan teknik pelaksanaan yang penuh pengalaman, kerusakan-kerusakan pada contoh tanah dapat dibatasi sekecil mungkin. 2.5.4. Percobaan Penetrasi Dengan menekan atau memukul berbagai macam alat ke dalam tanah dan mengukur besarnya gaya atau jumlah pukulan yang diperlukan, kita dapat menentukan dalamnya berbagai lapisan tanah yang berbeda dan mendapatkan indikasi tentang kekuatannya. Percobaan semacam ini disebut penetrasi dan alat yang digunakan disebut penetrometer. Pengujian lapangan dengan metode SPT merupakan percobaan dinamis yang dilakukan dalam satu lubang bor. Pengujian pada proyek ini dilakukan setiap interval kedalaman pemboran 2 meter dengan menggunakan tabung sampel yang berdiameter OD 2 inchi, ID 1 38 inchi dan panjang 24 inchi dengan tipe split spoon sample dan menggunakan massa pendorong hammer seberat 63,5 kg 140 lbs, dimana ketinggian jatuh bebas dari pendorong tersebut adalah 30 inchi 75 cm. Tabung SPT ditekan kedalaman dasar lubang sedalam 15 cm, kemudian untuk setiap interval 15 cm dilakukan pemukulan dan perhitungan jumlah pukulan Universitas Sumatera Utara 64 untuk memasukkan split spoon sample ke dalam tanah sedalam 3 x 15 cm. Banyaknya pukulan palu tersebut dinyatakan sebagai nilai N. Dimana nilai N yang diperhitungkan adalah jumlah pukulan pada 15 cm kedua dan 15 cm ketiga 2 x 15 = 30 cm. Percobaan SPT relatif lebih sederhana bila dibandingkan dengan percobaan sondir. Selain itu, contoh tanah terganggu dapat diperoleh untuk identifikasi jenis tanah, sehingga interpretasi kuat geser dan deformasi tanah dapat diperkirakandengan baik. Gambar 2.18. Alat Percobaan Penetrasi Standard Sumber : Sosrodarsono Nakazawa, 2005 Tujuan Percobaan SPT yaitu :  Untuk menentukan kepadatan relatif lapisan tanah tersebut dari pengambilan contoh tanah dengan tabung.  Dapat diketahui jenis tanah dan ketebalan dari setiap lapisan tanah. Universitas Sumatera Utara 65  Untuk memperoleh data yang kumulatif pada perlawanan penetrasi tanah dan menetapkan kepadatan dari tanah yang tidak berkohesi yang biasanya sulit diambil sampelnya. Pelaksanaan pengujian dibagi atas 3 tahap yaitu berturut-turut setebal 15 cm untuk masing-masing tahap. Tahap pertama dicatat sebagai dudukan, sementara jumlah pukulan untuk memasukkan tahap kedua dan ketiga dijumlahkan untuk memperoleh nilai pukulan N atau perlawanan SPT dinyatakan dalam pukulan per 30 cm. Jika tabung contoh tidak dapat dipikul sampai 45 cm, jumlah pukulan per masing-masing tahap setebal 15 cm dan masing-masing bagian tahap harus dicatat pada pencatatan log bor. Untuk sebagian tahap kedalaman penetrasi harus dicatat sebagai tambahan pada jumlah pukulan misalnya tahap 2 sebesar 50 pukulan per 5 cm penetrasi. Metode uji ini dilakukan pada berbagai jenis tanah atau batuan lunak tetapi tidak dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik deposit kerikil atau lempung lunak. Pengamatan dan perhitungan SPT dilakukan sebagai berikut : a. Mula-mula tabung SPT dipukul ke dalam tanah sedalam 45 cm yaitu kedalaman yang diperkirakan akan terganggu oleh pengeboran. b. Kemudian untuk setiap kedalaman 15 cm dicatat jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk memasukkannya. c. Jumlah pukulan untuk memasukkan split spoon 15 cm pertama dicatat sebagai N 1 . Jumlah pukulan untuk memasukkan 15 cm kedua adalah N 2 dan jumlah pukulan untuk memasukkan 15 cm ketiga adalah N 3 . Jadi Universitas Sumatera Utara 66 total kedalaman setelah pengujian SPT adalah 45 cm dan menghasilkan N 1 , N 2 , dan N 3 . d. Angka SPT ditetapkan dengan menjumlahkan 2 angka pukulan terakhir N 2 +N 3 pada setiap interval pengujian dan dicatat pada lembaran Drillig Log. e. Setelah selesai pengujian, tabung SPT diangkat dari lubang bor ke permukaan tanah untuk diambil contoh tanahnya dan dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk diamati di laboratorium. Kemudian hasil dari pekerjaan bor dan SPT dituangkan dalam lembaran drilling log.

2.6. Kalendering

Dokumen yang terkait

Perbandingan Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal Diameter 0,6 Meter Berdasarkan Perhitungan Analitis dan Metode Elemen Hingga (Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Medan – Kualanamu)

3 114 155

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang pada Proyek Pembangunan Jembatan Sei Babalan-Langkat.

14 136 91

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Diameter 0,6 Meter dengan Menggunakan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga pada Interchange Binjai dari Proyek Jalan Tol Medan - Binjai

8 77 109

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Diameter 0,6 Meter dengan Menggunakan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga pada Interchange Binjai dari Proyek Jalan Tol Medan - Binjai

1 1 13

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Diameter 0,6 Meter dengan Menggunakan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga pada Interchange Binjai dari Proyek Jalan Tol Medan - Binjai

0 0 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Perbandingan Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal Diameter 0,6 Meter Berdasarkan Perhitungan Analitis dan Metode Elemen Hingga (Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Medan – Kualanamu)

0 12 93

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG TIANG PANCANG TUNGGAL DIAMETER 0,6 METER BERDASARKAN PERHITUNGAN ANALITIS DAN METODE ELEMEN HINGGA (PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal dengan Panjang Tiang 21 meter dan Diameter 0,6 meter Secara Analitis dan Metode Elemen Hingga (Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Medan – Kualanamu Lokasi Jembatan Sei Bat

0 1 129

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal dengan Panjang Tiang 21 meter dan Diameter 0,6 meter Secara Analitis dan Metode Elemen Hingga (Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Medan – Kualanamu Lokasi Jembatan Sei Batu Ging

0 0 10

ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG TUNGGAL DENGAN PANJANG TIANG 21 METER DAN DIAMETER 0,6 METER SECARA ANALITIS DAN METODE ELEMEN HINGGA (PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN MEDAN – KUALANAMU LOKASI JEMBATAN SEI BATU GINGGING STA. 41 + 630)

0 0 20