Kewajiban Membangun Kekuatan Militer.

Semua agama mempunyai cara-cara tersendiri dalam mengungkap tentang pentingnya pertahanan sebuah negara dan agama, terlebih agama Islam dengan konsep jihad yang ditawarkan sehingga dapat dipahami bahwa mempertahankan sebuah Negara adalah sebuah keharusan bagi semua umat manusia, lemahnya sebuah negara akan membuat lemahnya pemberdayaan umat.

C. Kewajiban Membangun Kekuatan Militer.

Eric A. Nordlinger mengatakan bahwa Angkatan Bersenjata atau militer merupakan lambang kedaulatan negara dan pertahanan utama bagi kemungkinan serangan negara, baik dari luar maupun dari dalam. Jean Jaurus, bapak ideologi sosialisme Perancis menyatakan bahwa “Perdamaian hanya bisa dijaga dengan pertahanan yang hebat sehingga semua pikiran dan keinginan untuk melakukan agresi menjadi binasa. 21 Dalam Islam kewajiban untuk membangun kekuatan militer bagi kaum muslim secara jelas diperintahkan oleh Allah, Langkah ini dilakukan guna mempersiapkan menghadapi musuh, dari luar maupun dari dalam baik yang jelas maupun yang samar-samar. Firman Allah Swt. 0: 0 0  PQ2 S T U GBV12 W XY 9: Z6ES6 [\1 ] =2 _ 0  `a Jb0  0 cd=e P f0g 21 Debby A. Nasution, Kedudukan Militer Dalam Islam, ,hal 401 hi   f1,;32  ja  ,;32 A 1J Kk2 l ` m ZE DT `a n 1 E PQf0 0 hi [\1,;3 J2 M 4 Artinya ”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka musuh kekuatan apa saja yang kalian sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang,- yang dengan persiapan itu-kalian membuat gentar musuh kalian tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kalian nafkahkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan sempurna pada kalian dan kalian tidak akan dianiaya dirugikan”. QS. Al-Anfal: 60 Sayyid Quthb mengatakan bahwa melakukan persiapan dengan berbagai macam kekuatan militer merupakan kewajiban yang mendampingi kewajiban berjihad. 22 Ibnu Katsir juga menegaskan bahwa ayat ini merupakan perintah allah kepada kaum muslimin untuk mempersiapkan berbagai jenis persenjataan untuk bertempur melawan musuh-musuh mereka. Untuk itu mereka harus mengerahkan semua kekuatan dan kemampuan yang ada.. Rasulullah Saw. Pernah membaca ayat ini ketika berkhutbah di atas mimbar, kemudian beliau berkat “Ingatlah, sesungguhnya yang dimaksud kekutan adalah melontarIngatlah sesungguhnya kekuasaan itu adalah melontar. “ 23 Yang dimaksud melontar disini pada masa itu, ialah kemampuan memanah dengan sasaran yang tepat. Sedangkan pengertiannya 22 Anthony Black, Pemikiran Politik Islam, Terj. Abdullah Ali dan Maryana Ariestiyawati.Jakarta: Serambi 2006,hal 573-582 23 Al-Imam Abul-Fida Ismail bin Katsir Al-Qursyi Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibn Katsir, juz II Beirut: Dar aljayl,t.th, hal 321 untuk masa sekarang, tentu kemampuan menembak dengan menggunakan berbagai macam peralatan militer modern Kemudian isi ayat selanjutnya menerangkan tujuan dari mempersiapkan kekuatan militer yang solid, yaitu menimbulkan ras takut dan gentar di hati musuh- musuh mereka, baik musuh yang datang dari luar maupun dari dalam. Di ujung ayat, Allah menegaskan bahwa semua biaya atau anggaran yang dikeluarkan untuk kepentingan ini akan dibalas oleh Allah dengan pembalasan yang sempurna. Sayid Quthb menyatakan bahwa Islam harus memiliki kekuatan militer yang mendampinginya di permukaan bumi untuk membebaskan semua manusia, maka tugas pertama kekuatan militer ini dilapangan dakwah adalah ialah menghilangkan semua rintangan dan kezaliman yang menghalangi kebebasan manusia untuk memilih akidah Islam atau tetap pada keyakinannya semula dan kemudian melindungi setiap individu yang telah memilihnya. Kedua, menimbulkan rasa gentar terhadap orang- orang yang memusuhi agama ini sehingga mereka tidak pernah berpikir untuk menyerang negara yang telah dijaga oleh kekuatan militer ini. Yang ketiga, meningkatkan rasa gentar tersebut dalam hati para musuh sehingga mereka tidak pernah berpikir untuk menahan langkah maju Islam, yang terus bergerak membebaskan manusia di seluruh permukaan bumi. Dan tugas ke empat dari kekuatan militer Islam ialah menghancurkan semua kekuatan lain di muka bumi yang menempatkan dirinya sebagai tuhan, menindas manusia serta tidak mau mengakui ke- Tuhan-an allah satu-satunya; yang dari situ tegaknya pemerintah-Nya, Dia yang Maha Esa dan Maha Suci. 24 Syaikhul-Islam Ibnu Taymiyyah menegaskan, bahwa kedaulatan sebuah pemerintahan Negara ditopang oleh dua buah tiang. Tiang yang pertama adalah kekuata militer dan tiang yang kedua ialah Amânah sebagaimana firman allah swt: { , ˆ ; { 0‰Šp ; =4•6` T „\ q =e M =•6` T :‡1 6  + Q‹ MŒ Artinya “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja pada kita, karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja pada kita ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. Surah Al-Qashsash 28: 26 Selanjutnya Syaikhul-Islam Ibnu Taymiyyah mengatakan, bahwa tiap-tiap propinsi atau daerah dari pemerintahan harus memiliki kekuatan militer yang memadai. Adapun ta’rif definisi “kekuatan” dalam ayat ini – menurut beliau – bila ditujukan bagi para komandan militer mengacu kepada keberanian, pengetahuan yang lengkap tentang berbagai macam taktik dan cara bertempur dan pemahamannya yang baik terhadap berbagai macam peralatan militer serta kegunaannya. Inilah yang ditunjukkan oleh firman allâh: 0: 0 0  PQ2 S T U GBV12 W XY 9: Z6ES6 [\1 ] =2 _ 0  `a 24 Sayyid Quthb, Fi Zilalil Qur’an jilid IV, Terj. Ahmad Sudzai Jakarta: Gema Insani Pers, 2007, hal. 49 Jb0  0 cd=e P f0g hi   f1,;32  ja  ,;32 A 1J Kk2 l ` m ZE DT `a n 1 E PQf0 0 hi [\1,;3 J2 M 4 Artinya “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang yang dengan persiapan itu kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya dirugikan . Surah Al-Anfâl 8: 60 Pengertian “kekuatan” bila ditujukan dalam hal menjalankan pemerintahan di tengah-tengah masyarakat, mengacu kepada pengetahuan akan ukuran keadilan yang sesuai dengan Kitabullâh dan Sunnah Rasûlullâh Saw. serta kemampuan melaksanakan dan menegakkan berbagai macam peraturan dan undang-undang. Adapun “Amânah” pengertiannya mengacu kepada rasa takut kepada allah, tidak menjual ayat-ayat allah dengan harga yang sedikit dan tidak merasa gentar terhadap manusia. 25 Tiga hal ini telah Allah wajibkan bagi semua aparat penegak hukum, sebagaimana firman-Nya: aŠf k6 ‡f0 ˆ : 1• wq C ‡Ž 2] I:1f 0 A  6 m w- [\1g G c a 1,;3T0 c 0g] 1g p•V= •: D Q‹ , 1…J K T 43p Q `a 1f hb 0 6E;3  a wJ• A h C •1 ‘’  u 1 ‘e hi 0 0q “ ‘;Z l4”p ` ,0P Ž g 3 A P 25 Nurcolis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban Jakarta: Paramadina, 2000 hal, 557 P 6 m a, . ‡f0 ja •Šp ‰0o‰ C  2] 0= Kp 6 M Artinya “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya ada petunjuk dan cahaya yang menerangi, yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang- orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, tetapi takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang- orang yang kafir. Surah Al-Mâidah 5: 44 Menjaga batas wilayah negara merupakan bagian penting dari sistem pertahanan, sehingga sudah menjadi ketentuan dimana setiap negara yang menghendaki negaranya aman maka langkah awal untuk menjaga adalah dengan menjaga batas wilayah dari suatu negara, Al-mawardi mengemukakan bahwa menjaga batas wilayah merupakan tugas dan tanggung jawab dari seorang imam. Al- mawardi lebih lanjut menyebut tugas dan tanggungjawab seorang imam adalah: 1. Menjaga prinsip-prinsip agama yang mapan dan menjadi consensus generasi Islam awal 2. Melaksanakan hukum peradilan di kalangan masyarakat, dan melerai pertengkeran antara dua kelompok yang bertikai 3. Memelihara kehidupan perekonomian masyarakat sehingga rakyat memiliki rasa aman atas diri dan hartanya 4. Menegakkan hukuman untuk menjaga hak-hak manusia dari penindasan dan perampasan 5. Membentengi perbatasan negara untuk mencegah serbuan serangan musuh 6. Melakukan jihad melawan musuh Islam, melalui dakwah agar mereka menjadi muslim atau menjadi ahl al- dhimmah non muslim yang tinggal di bawah kekuasaan Islam 7. Mengumpulkan fa’i rampasan dari musuh bukan dengan perang dan zakat baik yang wajib menurut syariah maupun yang wajib menurut ijtihad 8. Mengatur kekayaan negara taqdir al-ataya yang ada di bait al-mal, dengan memperhatikan keseimbanagan tidak boros dan tidak pelit, tapi seimbang dan proposional 9. Mengikuti nasehat orang yang bijaksana dan menyerahkan urusan pemerintahan dan keuangan kepada orang- orang yang bisa dipercaya 10. Melakukan pengawasan terhadap urusan-urusan pemerintahan dan mengawasi keadaan, untuk mengatur kehidupan umat dan memelihara agama 26 Menurut Al-Mawardi, selama seorang imam mampu melaksanakan tanggungjawab dan kewajibannya dan tetap memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan, maka rakyat wajib memberikan loyalitas dan dukungan terhadap kepemimpinan. Dari pemaparan yang dikemukakan Al-Mawardi di atas menjadi jelas bahwa masalah perbatasan wilayah dalam pandangan Islam sangat erat hubungannya dengan tugas dan tanggungjawab dari pemimpin. Oleh sebab itu pemimpin harus memilki kemampuan dan kecerdikan dalam mengelola pertahanan negara. Sehingga bisa dikatakan bahwa pembuatan aturan melalui undang-undang tentang perbatasan negara dari sebuah negara merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kemauan dari seorang kepala negara, sejauh mana kepala negara mampu membuktikan kemampuannya dalam menjaga atau melindungi negaranya dari intervensi pihak asing. 26 Imam Al-Mawardi, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah. Terj. Fadli Bahri Jakarta: Darul Falah, 2007, hal. 23-24

BAB III BATAS WILAYAH NKRI