Jihad Sebagai Sistem Pertahanan

B. Jihad Sebagai Sistem Pertahanan

Sejak dunia mengenal bentuk kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak ada suatu negara pun yang tidak memiliki undang-undang pertahanan dan keamanan, yang dengannya setiap negara mengatur cara dan bentuk negara bersangkutan dalam menjalankan pertahanan, melakukan penyerangan, dan meningkatkan upaya memelihara keamanan guna melindungi wilayah negara dan warga negaranya. Sebagaimana halnya, tidak mungkin suatu negara tanpa angkatan perang, persenjataan dan latihan perang.terhadap undang-undang demikian, tidak ada manusia yang berakal sehat menyatakan kecamannya dan menganggapnya sebagai pelanggaran atas Hak-hak Asasi Manusia, apalagi mengecamnya sebagai kekuatan yang mengancam keamanan dan keselamatan negara lain. Juga, tidak ada yang menganggapnya sebagai tindakan teroris atau agresi. Tetapi, justru diterima sebagai hal yang rasional, bahkan termasuk salah satu piagam PBB yang membenarkan perang sebagai alat untuk mendamaikan pihak-pihak yang saling bertempur namun ironis bila ada sebuah negara hanya berbekal kecurigaan adanya negara lain yang membahayakan negerinya, lalu dengan tidak adil, menghancur-leburkan negara yang dianggap sebagai sarang teroris atau lawan yang berbahaya. Mengapa Syari’at Jihad dalam perspektif Islam, Syari‘at Jihad merupakan alat pertahanan dan keamanan negara. Al-Qur’an menyebutkan filosofi jihad dengan kata- kata berikut “Kalau sekiranya tidak ada tangkisan Allah terhadap sebagian manusia oleh sebagian yang lainnya, niscaya gereja-gereja, biara-biara, sinagog-sinagos, dan masjid-masjid di mana nama Tuhan disebutkan, pasti telah tumbang.” Q.S. Al Hajj 22 ayat 40. c a 1d=eo ]d=p g q =  Z]r si \0 1 1J B [ : ja hi 1 t6Cg `a uk vw 2 yz2 { ] |}G t  1 • lt E €  1;3 • 0  4•p =hbE wq C  T `a kq= ƒhb „\ q…Mk g ja K;q…M „\ a †1 L‡ d‡  M4 Artinya “yaitu orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: Tuhan Kami hanyalah Allah. dan Sekiranya Allah tiada menolak keganasan sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah- rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong agama- Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa”. Q.S. Al Hajj 22 ayat 40 Ayat ini menjelaskan filsafat dan keharusan perang. Berbagai umat, berbagi bangsa, dan berbagai kelompok memperoleh kekuasaan dan berkembang di muka bumi. Mereka tetap berkuasa dan mengendalikan kepentingan umatnya sampai mereka mulai melakukan penyimpangan dan kesewenang wenangan terhadap mereka. Berangsur-angsur mereka kehilangan kekuasaan dan kaum lain yang lebih baik dan adil menggantikan mereka, dan menetapkan diri mereka di muka bumi. Proses ini berlangsung terus di mana orang yang berbuat mungkar dan aniaya akan selalu digantikan oleh umat dan kaum yang lebih baik. Ayat ini mengacu pada prinsip ketuhanan universal ini, menurut prinsip di mana tidak seorang pun dibenarkan untuk memegang kekuasaan di muka bumi ini untuk selama-lamanya, karena hal itu dapat menyebabkan kekacauan dan penindasan di muka bumi. Filsafat jihad diringkaskan dalam ayat Al-Quran: “Dan perangilah mereka sampai tidak ada lagi penindasan dan sampai agama Allah ditegakkan. Tetapi jika mereka menghentikan perlawanan, maka tidak ada permusuhan lagi, kecuali terhadap para penindas.” QS. Al-Baqarah 2 ayat 193. Kekuatan ini ditujukan pada Nabi Muhammad oleh musuh yang menyudutkannya sedemikian rupa sehingga beliau hanya tinggal memiliki dua pilihan, mati atau mempertahankan keyakinan dan nyawanya. Beliau memilih jalan kedua dengan penuh semangat dan kekuatan serta pertongan allah, beliau akhirnya berhasil. 19 Jihad memainkan peranan yang sangat penting dalam mempertahankan ideologi Islam, dan Al-Quran telah memberikan penekanan yang besar pada keutamaan konsep ini. Dapat diutarakan bahwa dalam hal ini semua usaha dan tenaga dilakukan semata-mata untuk mencari keridaan Allah semata. Tidak boleh ada unsur lainnya, betapa pun kecilnya yang melekat dalam usaha ini, yang berbau pengultusan pribadi, kemegahan, atau keuntungan pribadi dalam bentuk apa pun juga. Al Qur’an menegaskan Syari’at Jihad dimaksudkan antara lain: Pertama, menegakkan kebenaran dan keadilan ketika kebenaran dan keadilan dihancurkan oleh golongan dzhalim dan sesat. Keadilan dan kebenaran merupakan pilar-pilar penjamin ketenteraman dan 19 Ulumul Qur’an Nomor 7 volume II19901411,hal. 59. keselamatan hidup umat manusia. Bila hal ini terancam, maka Islam mengijinkan Jihad. Kedua, menjamin kebebasan umat manusia merasakan cahaya kebenaran dan hidayah Islam tanpa ada perasaan takut sedikit pun terhadap tekanan dan ancaman dari mana pun. Bila ada kekuatan-kekuatan yang menghalangi kebebasan ini, maka Islam membenarkan dilakukannya Jihad dengan harta dan jiwa. Ketiga, membangun harga diri umat Islam dalam berhadapan dengan musuh-musuhnya supaya tidak dihinakan dan dipermainkan. Guna mencegah kesewenangan musuh-musuh Islam terhadap kaum Muslimin, maka Jihad merupakan sarana paling ampuh untuk menggentarkan niat tercela musuh-musuh Islam Qs. Muhammad: 35. Keempat, membebaskan golongan lemah dari penindasan penguasa tiran, supaya kaum tiran menghentikan tindakan tiraninya kepada golongan lemah. Maka, senjata yang paling ampuh untuk menundukkan kelompok tiran adalah dengan Jihad Qs. An Nisaa: 75. Dan kelima, memelihara kewibawaan Islam di hadapan musuh-musuhnya agar umat Islam tidak dirampas hak-haknya dan Islam dapat memelihara suasana perdamaian dan kesejahteraan dunia Qs. Al Anfaal: 60. 20 Lima hal tersebut di atas merupakan realitas yang ada dalam kehidupan manusia sepanjang zaman. Sehingga, Islam harus memberikan respon dan solusi yang sejalan dengan tuntutan dinamika kehidupan manusia di mana saja dan kapan saja. Yaitu, adanya undang-undang pertahanan diri dari penyerangan musuh yang bersifat universal, rasional, dan realistis sejalan dengan tabiat dasar manusia. 20 Imam Al-Mawardi, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, Terj. Fadli Bahri, Jakarta: Darul Falah, 2007, hal 101-116. Semua agama mempunyai cara-cara tersendiri dalam mengungkap tentang pentingnya pertahanan sebuah negara dan agama, terlebih agama Islam dengan konsep jihad yang ditawarkan sehingga dapat dipahami bahwa mempertahankan sebuah Negara adalah sebuah keharusan bagi semua umat manusia, lemahnya sebuah negara akan membuat lemahnya pemberdayaan umat.

C. Kewajiban Membangun Kekuatan Militer.