Pengujian Fisik 1. Kekuatan Tekan Compressive Strength

V = Volum cm 3

2.8.2. Pengujian Fisik 1. Kekuatan Tekan Compressive Strength

Pemerikasaan kuat tekan mortar dilakukan untuk mengetahui secara pasti akan kekuatan tekan mortar dari mortar yang sebenarnya apakah sesuai dengan kuat tekan yang direncanakan atau tidak. Standar yang digunakan pada pengujian ini adalah ASTM C 270-04 dan ASTM C 780. Alat yang digunakan pada tes uji tekan mortar adalah Hydraulic Compressive Strength Machine tipe MAC-200. Pembebanan diberikan sampai benda uji runtuh, yaitu pada saat beban maksimum bekerja. Beban maksimum dicatat sebagai P max . Besarnya kekuatan tekan suatu bahan merupakan perbandingan besarnya beban maksimum yang dapat ditahan bahan dengan luas penampang bahan yang mengalami gaya tersebut. Secara matematis besarnya kekuatan tekan suatu bahan : A P maks = C : Tekan Kekuatan σ .............................................................2.2 P maks adalah beban tekan maksimum N yang menyebabkan beban hancur A = luas penampang m 2

2. Kekuatan Patah

Kekuatan patah sering disebut Modulus of Rapture MOR yang menyatakan ukuran ketahanan bahan terhadap tekanan mekanis dan tekanan panas thermal sterss Universitas Sumatera Utara Persamaan kekuatan patah Banding Strength suatu bahan dinyatakan sebagai berikut : 2 bd 2 PL 3 Patah Kekuatan = 2.3 Dimana P = gaya penekan N L = jarak 2 penumpuan m b dan d = dimensi sampel m

3. Densitas dan Penyerapan Air

Untuk pengukuran densitas dan penyerapan air digunakan metoda Archimedes dan dihitung dengan persamaan : Densitas = Pair W W W W k g b s − − 2.4 Dimana W s = berat sampel kering g W b = berat sampel setelah direndam air g W g = berat sampel digantung di dalam air g 100 kering sampel berat kering sampel berat - jenuh sampel berat air Penyerapan x = 2.5 P L b d Dimensi Sampel Universitas Sumatera Utara

2.9. Pemikiran Dasar.

Genteng beton merupakan bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen ,agregat,air dan dengan atau tanpa bahan tambah genteng dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai bahan penutup atap. Salah satu kelemahan genteng beton mempunyai sifat getas,dan kurang mampu menahan tegangan tarik.Dwiyono – 2000Genteng beton merupakan bentuk aplikasi sebagai bahan bangunan non structural secara otomatis memiliki kelemahan yang sama.Upaya dalam memperbaiki sifat beton salah satunya dengan penambahan bahan kedalam adukan mortar.Dalam hal ini peneliti menambahkan fly ash dan serat tebu. Penambahan serat tebu sebagai bahan pengisi dan fly ash sebagai subsitusi semen bertujuan agar menghasilkan genteng yang ringan dan baenilai ekonomis.Serat baggase yang dipergunakan jangan terlalu pendsek dan jangan terlalu panjang karena akan menghasilkan genteng beton yang tidak standart.Serat baggase yang terlalu pendek tidak akan mengikat bahan pengikat dan terlalu panjang juga kurang efektif karena akan terjadi penggumpalan serat dan penyebaran serat tidak merata Sudarmoko. 1993 Pemikiran ini sangat beralasankarena secara mekanik penambahan bahan limbah akan mengisi ruang kosong rongga diantara butiran – butiran semen dan secara kimiawi akan membirikan sifat hidrolik bebas. Universitas Sumatera Utara