39
”Aster, kelakuanmu sungguh tak pantas”. Ujar Mama murka.” Tidak pantas disebutkan sebagai sikap boru ni raja. Kau boru ni
raja, kau putri raja” Situmorang, 2012:217.
Tidak pantas bagi seorang saudara untuk melakukan hubungan kontak fisik yang sebenarnya sangat tidak diperbolehkan oleh adat, termasuk padan. Namun
Aster dan Paul tetap melanggar hal tersebut sehingga membuat orang tua Aster, yaitu sang Mama menjadi sangat marah kepada Aster. Melakukan hubungan
kontak fisik terhadap seorang saudara merupakan kesalahan terbesar yang tidak dapat ditoleransi karena menyangkut harga diri dari kedua belah pihak marga
yang terikat dengan padan. Sebagai seorang wanita, Aster tidak mampu menolak untuk melakukan hubungan kontak fisik dengan Paul karena pada saat itu adalah
masa dimana dirinya dan Paul harus berpisah. Mereka sama-sama terbawa gejolak perasaan yang membuat mereka melakukan hubungan kontak fisik. Apapun
alasannya hal itu tidak dapat dibenarkan karena selain dipandang orang kurang baik, perbuatan tak senonoh yang dilakukan oleh Aster membuat gelar boru ni
raja br. di depan marganya menjadi tercoreng karena melakukan hubungan kontak fisik terhadap saudara yang diikat oleh padan adalah sesuatu yang sangat
pantang tongka bagi masyarakat Batak Toba.
3. Tidak bisa saling mencintai
Menurut Chandra 2006, cinta adalah suatu daya penyatu yang menghidupkan. Dalam masa berpacaran seorang individu diwajibkan untuk saling
memperhatikan pasangannya. Selain itu, individu tersebut juga harus menerima kekurangan dan kelebihan pasangannya. Pasangan yang saling mencintai akan
40
belajar untuk memahami sikap dan perilaku pasangannya masing-masing. Namun semua itu adalah hal yang terlarang bagi padan. Sesama saudara yang sudah diikat
oleh padan tidak bisa saling mencintai. Bagi Aster sangat tidak masuk akal ketika dirinya harus memutuskan untuk
berpisah dengan Paul karena padan yang melarang hubungan di antara mereka berdua. Aster merasa rugi hanya karena padan yang diikrarkan oleh nenek
moyang terdahulu membuat dirinya tidak bisa mencintai Paul. Mungkin Aster masih menerima jika cintanya dengan Paul harus pupus karena mereka berbeda
agama atau karena alasan lain, hal itu tidak menjadi masalah bagi dirinya tetapi padan justru menyatakan bahwa cinta yang mereka rasakan adalah cinta terlarang.
Terlihat dari kutipan di bawah ini: Cinta terlarang mereka bukan seperti kisa Sitti Nurbaya-perjodohan
oleh orang tua, atau Romeo dan Juliet-pertentangan keluarga, atau Titanic-perbedaan kelas sosial, atau Roswell High Twilight-
perbedaan dua dunia, ataupun Anne Karenina-karena mereka sudah ada yang memiliki.
Seandainya karena perbedaan, atau larangan orang tua, atau cinta terlarang lainnya seperti di film-film, akan lebih mudah bagi
akalnya untuk menerima. Tapi ini adalah cinta terlarang karena perjanjian dua marga, akibat keputusan nenek moyang yang secara
sepihak membuat padan atau kutuk yang berlaku untuk keturunannya, bukan untuk dirinya sendiri saja. Keturunan
kesekian yang tak tahu-menahu dan tak mengerti mengenai adat nenek moyanglah yang kini menjadi korban yang tak bersalah dan
tak tahu apa-apa. Situmorang, 2012:196-197.
Secara normal, cinta yang dirasakan oleh Aster dan Paul sebenarnya tidak salah namun karena padan yang membuat cinta mereka menjadi cinta terlarang.
Cinta yang tumbuh di antara Aster dan Paul harus segera diakhiri agar tidak menimbulkan hal-hal negatif bagi kedua belah pihak untuk selanjutnya. Cinta
41
antara Aster dan Paul adalah cinta yang tidak dapat dipersatukan karena secara padan mereka tidak dibenarkan untuk saling mencintai sebab mereka sudah
ditakdirkan untuk menjadi seorang kakak beradik.
4. Tidak bisa menikah