Tidak bisa melakukan hubungan kontak fisik

37 ”Aku tak bisa, Paul...,” desis Aster, Tangisnya pecah.” Situmorang, 2012:202-203. Kutipan di atas menggambarkan bahwa Aster tidak bisa melanjutkan hubungan yang lebih serius dengan Paul karena hubungan mereka dilarang oleh banyak pihak, termasuk adat. Padan membuat Aster merasa frustasi karena mau tak mau dirinya harus mengakhiri hubungan mesra yang telah dibangun bersama Paul. Aster tidak menyangka bahwa padan telah memberikan batas-batas yang keras kepada mereka untuk tidak berpacaran. Hubungan Aster dan Paul harus segera diakhiri. Ketika Aster dan Paul masih tetap mempertahankan hubungan tersebut maka mereka akan mendapat banyak penolakan, baik dari adat maupun dari keluarga kedua belah pihak yang bersangkutan.

2. Tidak bisa melakukan hubungan kontak fisik

Ketika seseorang berpacaran dengan penyesuaian normatif maka hubungan tersebut akan menghasilkan sesuatu yang baik. Menurut Paul dan White dalam Pujiati, 2014, pacaran dalam penyesuaian normatif adalah masa yang dapat dipandang sebagai masa persiapan untuk menguji kemampuan dan menyalurkan kebutuhan seksual secara normatif, terhormat, dan sesuai dengan norma masyarakat. Namun hal yang berbeda justru telah dilakukan oleh Aster dan Paul. Bukan hanya berpacaran tetapi mereka juga telah melakukan hubungan kontak fisik. Nugraha 2010 mengemukakan adanya beberapa hubungan kontak fisik sebagai berikut: 38 1. Kissing Ciuman ini adalah ciuman yang sering dilakukan dan umum. French Kiss adalah berciuman dengan bibir, mulut terbuka, dan menggunakan lidah. 2. Necking Ini adalah ciuman yang digambarkan dengan ciuman dan pelukan mesra yang lebih mendalam. Ciuman ini biasanya ke arah wajah dan leher. 3. Petting Hal ini biasanya untuk merasakan dan mengusap-usap tubuh pasangan yang berorientasi ke arah lengan, dada, buah dada, kaki, atau kadang-kadang di daerah kemaluan, baik itu di luar atau di dalam pakaian. Hubungan kontak fisik yang dilakukan oleh Aster dan Paul adalah necking. Mereka saling berciuman dan berpelukan mesra dengan perasaan yang mendalam. Mereka melakukan hal tersebut karena mereka tidak ingin berpisah. Seseorang yang telah diikat dengan padan tidak boleh melakukan hubungan kontak fisik karena perbuatan itu sangat memalukan. Aster dan Paul tetap tidak peduli dengan larangan padan tersebut. Aster dan Paul melakukan necking saat mereka hendak memutuskan untuk berpisah karena perbuatan tersebut dilakukan atas dasar suka sama suka. Terlihat dari kutipan di bawah ini: Aster tidak bisa menahan tangisnya. Mimpinya musnah seketika. Hanya saat itu Paul tidak bisa menampilkan ketenangan dan kemampuannya menahan emosi. Dipeluknya Aster yang menangis, direngkuhnya erat, dan kemudian di ciumnya dengan penuh perasaan. Ciuman perpisahan yang dalam dan lama, yang perih, memilukan, dan mengerikan bagi Aster. Entah darimana, ternyata Mama mengetahui kejadian itu. Mama pun berang. Aster segera disidang di depan kami semua, anak-anaknya. 39 ”Aster, kelakuanmu sungguh tak pantas”. Ujar Mama murka.” Tidak pantas disebutkan sebagai sikap boru ni raja. Kau boru ni raja, kau putri raja” Situmorang, 2012:217. Tidak pantas bagi seorang saudara untuk melakukan hubungan kontak fisik yang sebenarnya sangat tidak diperbolehkan oleh adat, termasuk padan. Namun Aster dan Paul tetap melanggar hal tersebut sehingga membuat orang tua Aster, yaitu sang Mama menjadi sangat marah kepada Aster. Melakukan hubungan kontak fisik terhadap seorang saudara merupakan kesalahan terbesar yang tidak dapat ditoleransi karena menyangkut harga diri dari kedua belah pihak marga yang terikat dengan padan. Sebagai seorang wanita, Aster tidak mampu menolak untuk melakukan hubungan kontak fisik dengan Paul karena pada saat itu adalah masa dimana dirinya dan Paul harus berpisah. Mereka sama-sama terbawa gejolak perasaan yang membuat mereka melakukan hubungan kontak fisik. Apapun alasannya hal itu tidak dapat dibenarkan karena selain dipandang orang kurang baik, perbuatan tak senonoh yang dilakukan oleh Aster membuat gelar boru ni raja br. di depan marganya menjadi tercoreng karena melakukan hubungan kontak fisik terhadap saudara yang diikat oleh padan adalah sesuatu yang sangat pantang tongka bagi masyarakat Batak Toba.

3. Tidak bisa saling mencintai