Proporsi pemberian ASI Ekslusif

Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat. Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium, magnesium. - ASI mengandung zat pelindung antibodi yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C 3 dan C 4 , Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin. - ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. - Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu: - Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan” kepada bayinya. - Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak. - Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil. - Mempercepat berhentinya pendarahan post partum. - Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberpa bulan menjarangkan kehamilan. - Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.

2.3. Proporsi pemberian ASI Ekslusif

Dalam upaya meningkatkan pemberian ASI eksklusif yang terutama ditingkatkan adalah “Menyusui ASI Eksklusif”. Menurut petunjuk Bina Gizi Masyarakat, pengertian ASI eksklusif adalah “hanya ASI sampai bayi berumur 4 bulan dan diberikan kolostrum” yang diberikan Rusmalawaty : Peranan Rumah Sakit Dalam Pelaksanaan Program Asi Eklusif, 2009 kepada anak 4 bulan. Untuk mengetahui anakbayi tersebut menyusui ASI eksklusif atau tidak, ditelusuri dari anak menyusu ASItidak menyusui. Dari anak yang menyusu, ditelusuri anak yang hanya diberi ASI saja dan diberi makanminum, kemudian anak tersebut dalam 24 jam hanya diberi ASI. Dari definisi ini, telah diperoleh gambaran bahwa bayi yang 1 bulan, proporsi menyusu ASI ekslusif justru lebih rendah dari bayi umur 1 bulan. Proporsi ini terjadi di daerah perkotaan dan di pedesaan. Hal ini kemungkinan karena ibu-ibu dalam masa kini banyak melakukan kegiatan untuk memperoleh tambahan pendapatan keluarga. Hal ini didasarkan pada hasil analisis asosiasi bahwa proporsi pemberian ASI eksklusif mempunyai hubungan dengan kegiatan yang dilakukan oleh ibu. Proporsi pemberian ASI eksklusif di perkotaan dan pedesaan untuk umur bayi 1–3 bulan cenderung tidak jauh berbeda. Hal ini kemungkinan terjadi karena para ibu di desa dan di kota telah sama-sama terpapar oleh media, sehingga pengetahuan dan kepedulian mereka terhadap bayi untuk menyusui cukup besar. Jumlah anak umur 0–4 tahun dalam keluarga tampaknya mendukung pemberian ASI eksklusif oleh para ibu. Hal ini didasarkan pada hasil uji regresi bahwa jumlah anak 1–2 dalam keluarga mempunyai pengaruh dibandingkan dengan keluarga yang tidak mempunyai 1–2 anak. Berdasarkan umur, proporsi pemberian ASI eksklusif tampak cukup bervariasi dari umur 1 bulan sampai umur 3 bulan. Hal ini yang menunjukkan bahwa bayi yang berumur 2 bulan mempunyai kemungkinan untuk diberi ASI eksklusif 4 kali dibandingkan dengan yang tidak Rusmalawaty : Peranan Rumah Sakit Dalam Pelaksanaan Program Asi Eklusif, 2009 berumur 2 bulan, tertinggi dibandingkan dengan kemungkinan pada umur 1 bulan dan 3 tiga bulan. Sementara itu, proporsi pemberian ASI eksklusif berdasarkan kategori lokasi di perkotaan, di pedesaan, di desa tertinggal dan di desa tak tertinggal, tidak terjadi perbedaan yang cukup tajam. Hal ini kemungkinan terjadi karena pengaruh modernisasi di desa-desa sehingga para ibu kurang menyadari pentingnya pemberian ASI eksklusif. Di samping itu telah terjadi peningkatan iklan susu buatan yang secara gencar memasarkan produk susunya sebagai pengganti ASI. Dalam pemberian ASI ekslusif walaupun ada kecenderungan bahwa yang pengeluaran rata-rata sebulannya tinggi, rata-rata pengeluaran untuk makan tinggi dan penghasilan bersih dari pekerjaan utama tinggi, tampaknya tidak mempunyai pengaruh langsung pada kemungkinan pemberian ASI eksklusif. Hal ini terbukti dengan tidak adanya pengaruh yang bermakna pada menyusui ASI ekslusif dengan variabel pertolongan pertamakedua waktu melahirkan, terpaparnya dari media radio, TV, serta membaca koran. Oleh karena itu tampaknya masih diperlukan informasi dari sumber lain mengenai faktor-faktor yang menentukan ibu-ibu dalam menyusui ASI, khususnya ASI eksklusif.

2.4. Kebijakan-kebijakan Pemerintah RI sehubungan penggunaan ASI Eksklusif

Dokumen yang terkait

Analisis Determinan Perilaku Ibu Menyusui Dalam Pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013

3 45 188

Pengaruh Pelaksanaan Program Pelayanan Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu

2 46 97

Hubungan Faktor Komitmen Rumah Sakit Dan Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Program Asi Eksklusif Pada Tiga Rumah Sakit Di Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2004

0 40 104

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit tidak menular (Posbindu PTM) dalam Deteksi Dini dan Pencegahan Komplikasi Diabetes Melitus di Puskesmas Glugur Darat Tahun 2014

62 297 119

Pengaruh Media POP UP BOOK Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Intensi ASI Ekslusif Ibu Hamil Di Puskesmas Kecamatan Pesanggarahn Jakarta Selatan Tahun 2013

2 29 254

PELAKSANAAN PROGRAM JAMSOSTEK DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYO PELAKSANAAN PROGRAM JAMSOSTEK DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA.

0 2 13

Pendahuluan PELAKSANAAN PROGRAM JAMSOSTEK DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA.

0 2 16

PELAKSANAAN HUBUNGAN KERJA ANTARA RUMAH SAKIT DENGAN BPJS KESEHATAN DALAM PROGRAM Pelaksanaan Hubungan Kerja Antara Rumah Sakit Dengan BPJS Kesehatan Dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional.

0 6 19

PELAKSANAAN HUBUNGAN KERJA ANTARA RUMAH SAKIT DENGAN BPJS KESEHATAN DALAM PROGRAM JAMINAN Pelaksanaan Hubungan Kerja Antara Rumah Sakit Dengan BPJS Kesehatan Dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional.

1 6 11

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Terhadap Pemberian Asi Eklusif cover

0 0 12