Analisis Anggaran Kas pada PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Medan

(1)

i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH RETURN ON ASSET DAN TOBIN’S Q RATIO TERHADAP TRADING VOLUME ACTIVITY PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2009-2011

Oleh:

NAMA : CRONIKA LUMBANTORUAN

NIM : 090503068

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

MEDAN 2013


(2)

i

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :”Pengaruh Return on Asset dan Tobin’s Q Ratio Terhadap Trading Volume Activity Pada Perusahaan

Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011”, adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang telah diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 18 Agustus 2013 Yang Membuat Pernyataan

Cronika Lumbantoruan NIM: 090503068


(3)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat, dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang karena hikmat dan penyertaanNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Pengaruh Return on Asset dan Tobin’s Q Ratio Terhadap

Trading Volume Activity Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011”.

Adapun skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini.

1. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar M.Si, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Fc., Ac., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail MM, Ak. selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

iii 5. Bapak Drs. Chairul Nazwar M.Si., Ak. selaku dosen pembaca yang telah

memberikan saran dan masukan kepada penulis.

6. Orang tua penulis, Bapak L. Lumbantoruan dan Ibu T. Nababan serta kakak dan adik penulis Martha, Yohana, Lidya, Josua, dan Mayolika yang telah memberi motivasi kepada penulis.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan karya ilmiah ke depannya. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 18 Agustus 2013 Penulis,

Cronika Lumbantoruan NIM: 090503068


(5)

iv

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara return on asset

dan tobin’s Q ratio terhadap trading volume activity baik secara simultan maupun secara parsial. Sampel penelitian adalah perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Data yang digunakan berasal dari laporan keungan perusahaan sampel.

Data yang digunakan telah diaudit dan dipublikasikan melalui website

purposive sampling

dengan kriteria : (1) perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011, (2) perusahaan-perusahaan real estate dan properti tersebut tidak delisting pada periode tersebut, (3) perusahaan-perusahaan real estate dan properti tersebut telah mempublikasikan laporan keuangannya secara rutin dari tahun 2009-2011 dan diaudit serta memiliki data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Analisis data dilengkapi dengan uji asumsi klasik (uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan, baik return onasset maupun tobin’s q ratio tidak berpengaruh terhadap trading volume activity. Hal ini tampak dari nilai F hitung 0,341 < nilai F tabel 3,15 serta nilai signifikansi sebesar 0,712 > daripada 0,05. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa baik return on asset dan tobin’s ratio tidak berpengaruh terhadap trading volume activity. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian return on asset terhadap trading volume activity secara parsial diperoleh nilai t hitung -0,100 < nilai t tabel 2,002 serta nilai signifikansi 0,920 > 0,05. Hasil pengujian tobin’s q ratio terhadap

trading volume activity secara parsial menunjukkan nilai t hitung -0,0,782 < t tabel 2,002 serta nilai signifikansi 0,437 > 0,05.


(6)

v

ABSTRACT

The goal of this research is to show the correlation between return on asset and tobin’s q ratio with trading volume activity either simultaneously or partially. The samples of this research are real estate and property companies listed on Indonesia Stock Exchange between 2009 to 2011. The data used are the financial statement of the compnies sampled.

The data used have been audited and published on the website www.idx.co.id. The sampling method was purposive sampling method with the following criteria: (1) real estate and property companies listed on the Stock Exchange in the year 2009 to 2011, (2) real estate companies and property are not delisted in the period, (3) the company-corporate real estate and the property has published their financial statements on a regular basis from the year 2009-2011 and audited and have the necessary data in this study. Analysis of the data used the classical assumption (normality test, autocorrelation, multicollinearity test and heteroscedasticity test).

The results of this research indicate that simultaneously, both return on assets and tobin's q ratio has no effect on trading volume activity. It is showed from the calculated F value of 0.341 < F table 3,15 with a significance level of 0.712 > 0.05. The partial results of the study showed that both return on assets and tobin's q ratio has no effect on trading volume activity. It can be seen from the test results return on assets of the trading volume activity partially obtained t value -0.100 < t table 2.002 and significance value 0.920 > 0.05. The test results of tobin's q ratio of the trading volume activity partially shows t value -0,782 < t table 2.002 and significance value 0.437 > 0.05.


(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR ...ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal ... 6

1. Gambaran Umum Pasar Modal ... 6

2. Karakteristik, Fungsi, dan Manfaat Pasar Modal ... 9


(8)

vii

b. Fungsi Pasar Modal... 10

c. Manfaat Pasar Modal... 12

3. Instrumen Pasar Modal ... 12

B. Analisis Rasio Keuangan ... 17

1. Pengertian dan Manfaat Analisis Rasio Keuangan ... 17

2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan ... 18

3. Return on Asset ... 24

4. Tobin’s Q Ratio ... 25

a. Pengertian Tobin’s Q Ratio... 25

b. Keunggulan Tobin’s Q Ratio... 26

c. Pengukuran Tobin’s Q Ratio... 27

C. Trading Volume Activity ... 29

D. Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 31

E. Kerangka Konseptual ... 33

F. Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 36

B. Populasi dan Sampel ... 36

C. Sumber dan Metode Pengumpulan Data ... 38

D. Definisi Operasional dan Pengukuran ... 39

E. Metode Analisis Data ... 39

1. Statistik Deskriptif ... 39

2. Pengujian Asumsi Klasik ... 40


(9)

viii

b. Uji Autokorelasi... 40

c. Uji Multikolinieritas... 41

d. Uji Heterokedastisitas... 41

3. Pengujian Hipotesis ... 42

a. Model Regresi Linier Berganda... 42

b. Uji Signifikansi Parameter simultan (uji statistik F)... 43

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (uji statistik T)... 44

d. Koefisien Determinasi... 45

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46

1. Statistik Deskriptif ... 46

2. Uji Asumsi Klasik ... 47

a. Uji Normalitas Data... 47

b. Uji Multikoliniearitas... 51

c. Uji Autokorelasi... 52

d. Uji Heterokedastisitas... 53

3. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis ... 55

a. Persamaan Regresi... 55

b. Pengujian Hipotesis... 57

c. Koefisien Determinasi... 60

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66


(10)

ix

B. Ketebatasan Hasil Penelitian ... 67

C. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(11)

x

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu... 31

Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan ... 37

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif... 46

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas I...48

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas II... 49

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas... 52

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi... 53

Tabel 4.6 Variable Entered/Removed... 55

Tabel 4.7 Hasil Analisis Linier Berganda... 56

Tabel 4.8 Hasil Uji F... 58


(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 34

Gambar 4.1 Histogram... 50

Gambar 4.2 Normal P-Plot... 51


(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nama Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan...72

Lampiran 2 Daftar Return on Asset Perusahaan...73

Lampiran 3 Daftar Tobin’s Q Perusahaan Tahun 2009...74

Lampiran 4 Daftar Tobin’s Q Perusahaan Tahun 2010...74

Lampiran 5 Daftar Tobin’s Q Perusahaan Tahun 2011...75

Lampiran 6 Daftar Trading Volume Activity Tahun 2009...75

Lampiran 7 Daftar Trading Volume Activity Tahun 2010...76

Lampiran 8 Daftar Trading Volume Activity Tahun 2011...77

Lampiran 9 Descriptive Statistic...77

Lampiran 10 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 78

Lampiran 11 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 78

Lampiran 12 Histrogram ... 79

Lampiran 13 Normal P-Plot ... 80

Lampiran 14 Uji Multikoliniearitas ...80


(14)

xiii

Lampiran 16 Scatterplot ... 81

Lampiran 17 Variables Entered/Removed ... 82

Lampiran 18 Hasil Analisis Linier Berganda ... 82

Lampiran 19 Hasil Uji F ...82

Lampiran 20 Koefisien Determinasi ... 83

Lampiran 21 Tabel T... 83

Lampiran 22 Tabel Durbin-Watson... 87


(15)

iv

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara return on asset

dan tobin’s Q ratio terhadap trading volume activity baik secara simultan maupun secara parsial. Sampel penelitian adalah perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Data yang digunakan berasal dari laporan keungan perusahaan sampel.

Data yang digunakan telah diaudit dan dipublikasikan melalui website

purposive sampling

dengan kriteria : (1) perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011, (2) perusahaan-perusahaan real estate dan properti tersebut tidak delisting pada periode tersebut, (3) perusahaan-perusahaan real estate dan properti tersebut telah mempublikasikan laporan keuangannya secara rutin dari tahun 2009-2011 dan diaudit serta memiliki data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Analisis data dilengkapi dengan uji asumsi klasik (uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan, baik return onasset maupun tobin’s q ratio tidak berpengaruh terhadap trading volume activity. Hal ini tampak dari nilai F hitung 0,341 < nilai F tabel 3,15 serta nilai signifikansi sebesar 0,712 > daripada 0,05. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa baik return on asset dan tobin’s ratio tidak berpengaruh terhadap trading volume activity. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian return on asset terhadap trading volume activity secara parsial diperoleh nilai t hitung -0,100 < nilai t tabel 2,002 serta nilai signifikansi 0,920 > 0,05. Hasil pengujian tobin’s q ratio terhadap

trading volume activity secara parsial menunjukkan nilai t hitung -0,0,782 < t tabel 2,002 serta nilai signifikansi 0,437 > 0,05.


(16)

v

ABSTRACT

The goal of this research is to show the correlation between return on asset and tobin’s q ratio with trading volume activity either simultaneously or partially. The samples of this research are real estate and property companies listed on Indonesia Stock Exchange between 2009 to 2011. The data used are the financial statement of the compnies sampled.

The data used have been audited and published on the website www.idx.co.id. The sampling method was purposive sampling method with the following criteria: (1) real estate and property companies listed on the Stock Exchange in the year 2009 to 2011, (2) real estate companies and property are not delisted in the period, (3) the company-corporate real estate and the property has published their financial statements on a regular basis from the year 2009-2011 and audited and have the necessary data in this study. Analysis of the data used the classical assumption (normality test, autocorrelation, multicollinearity test and heteroscedasticity test).

The results of this research indicate that simultaneously, both return on assets and tobin's q ratio has no effect on trading volume activity. It is showed from the calculated F value of 0.341 < F table 3,15 with a significance level of 0.712 > 0.05. The partial results of the study showed that both return on assets and tobin's q ratio has no effect on trading volume activity. It can be seen from the test results return on assets of the trading volume activity partially obtained t value -0.100 < t table 2.002 and significance value 0.920 > 0.05. The test results of tobin's q ratio of the trading volume activity partially shows t value -0,782 < t table 2.002 and significance value 0.437 > 0.05.


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan dunia usaha mengakibatkan banyaknya perusahaan yang muncul sehingga menimbulkan persaingan yang ketat. Perusahaan real estate dan properti merupakan bidang usaha yang turut mengalami perkembangan pesat. Persaingan yang pesat di industri real estate dan properti disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk sedangkan supply tanah bersifat tetap. Mengingat perusahaan yang bergerak pada sektor real estate dan properti tersebut adalah perusahaan yang sangat peka terhadap pasang surut perekonomian, maka seiring perkembangannya, sektor real estate dan properti dianggap menjadi sektor yang mampu bertahan dari kondisi ekonomi secara makro di Indonesia.

Memenuhi kebutuhan dana guna mengembangkan perusahaan agar tetap dapat bersaing dapat dilakukan perusahaan dengan menjual saham kepada masyarakat melalui pasar modal. Penjualan saham ataupun obligasi mampu membantu perusahaan menghimpun dana karena fungsi pasar modal sendiri diantaranya menurut Hartono (2003:12) dan Suad (1998:4) adalah menyediakan kebutuhan dana. Di dalam pasar modal, transaksi perdagangan saham untuk perusahaan pada suatu sesi akan tampak pada volume perdagangannya karena volume perdagangan menggambarkan pertempuran antara permintaan dan penawaran saham oleh pelaku pasar. Oleh karena itu volume perdagangan


(18)

2 menjadi parameter penting untuk menunjukkan transaksi yang terjadi dalam aktivitas perdagangan saham di pasar modal.

Tinggi rendahnya volume perdagangan saham dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor secara makro dalam artian pengaruh internal perusahaan seperti penggantian direktur, perubahan kebijakan manajemen dan pengaruh eksternal seperti fluktuasi, laju inflasi, kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi negara dapat mempengaruhi tinggi rendahnya volume perdagangan saham. Utomo (2013) melakukan penelitian untuk melihat pengaruh antara informasi arus kas terhadap volume perdagangan saham. Hasil penelitian Utomo menunjukkan arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan secara simultan terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham. Hal ini mengindikasikan bahwa investor melihat variabel aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Secara parsial, hanya arus kas dari aktivitas operasi dan arus kas dari aktivitas investasi yang memiliki pengaruh signifikan terhadap volume perdaganngan saham.

Otok et al (2006) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi volume perdagangan saham menggunakan Multivariate Adaptive Regression Splines (MARS). Faktor-faktor tersebut antara lain Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), right issue, kurs dollar, dan Singapore International Bank Offered Rate (SIBOR). Hasil analisis data dan pembahasan dengan menggunakan pendekatan MARS menunjukkan bahwa IHSG, kurs dollar, right issue, dan SIBOR secara bersama-sama mempengaruhi volume perdagangan saham.


(19)

3 Perusahaan-perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di pasar modal ini kemudian harus mengeluarkan laporan keuangan setiap tahun yang memuat informasi kekayaan perusahaan, termasuk laporan keuntungan dan pembayaran dividen perusahaan. Mempublikasikan laporan keuangan dilakukan selain karena ketentuan yang ditetapkan dalam pasar modal, juga dilakukan karena laporan keuangan merupakan sarana pengomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar perusahaan yang merangkum aktivitas-aktivitas perusahaan pada periode tertentu (Kieso : 2002). Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui laporan keuangan yang disajikan secara teratur setiap periode (Juliana dan Sulardi: 2003). Oleh sebab itu, laporan keuangan harus disajikan dengan benar, sehingga para pelaku bisnis dapat menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan dalam memahami informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan. Untuk menganalisis laporan keuangan, dapat digunakan rasio keuangan. Analisis rasio keuangan menjelaskan dan memberikan gambaran kepada para pemakai laporan keuangan tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode lainnya.

Analisis rasio keuangan memudahkan penggunanya mengetahui hal-hal apa saja dalam perusahaan yang mengalami masalah, dan juga membantu mengetahui kinerja perusahaan secara keseluruhan. Secara umum, rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas (Bambang: 1995). Akan tetapi untuk melihat kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba, rasio yang digunakan lebih kepada rasio profitabilitas,


(20)

4 karena bagi investor, perusahaan yang menjual sahamnya di pasar modal harus memiliki kemampuan menghasilkan laba sehingga dapat membagikan dividen dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Hal ini sejalan dengan tujuan perusahaan yang dikemukakan oleh Keown et al (2004 : 3), yaitu perusahaan haruslah bertujuan memaksimalkan kekayaan perusahaan.

Menurut Kieso et al (2002 :223) terdapat beberapa rasio untuk mengukur profitabilitas, salah satunya adalah return on asset (ROA). ROA menurut Kieso et al (2002 : 223) merupakan “rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas aktiva secara keseluruhan”. Semakin positif nilai ROA (semakin besar), maka semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan laba. Sebaliknya, ROA yang negatif (semakin kecil) menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan, perusahaan tidak mampu menghasilkan laba.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Haosana (2012), ROA memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap trading volume activity. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Holidiyah (2009) dan Kusumahadi (2008). Penelitian yang dilakukan oleh Holidiyah dan Kusumahadi menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan saham.

Beberapa penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan diantaranya yang dilakukan oleh Ulupui (2007), Carlson dan Bathala (1997) dalam Suranta dan Merdistusi (2004). Teori yang mendasari penelitian-penelitian tersebut adalah semakin tinggi kinerja keuangan, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan, nilai perusahaan yang tinggi meningkatkan minat investor


(21)

5 terhadap saham perusahaan. Melalui rasio-rasio keuangan tersebut dapat dilihat seberapa berhasilnya manajemen perusahaaan mengelola asset dan modal yang dimilikinya untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Apabila ROA sebagai pengukur kinerja operasional perusahaan, maka untuk menilai kinerja eksternal perusahaan digunakan tobin’s q ratio. Tobin’s q ratio

merupakan suatu rasio yang menawarkan penjelasan nilai dari suatu perusahaan di pasar di mana nilai pasar suatu perusahaan seharusnya sama dengan biaya ganti aktivanya. Jika nilai tobin’s q perusahaan lebih dari satu, berarti nilai pasar perusahaan tersebut lebih besar daripada aktiva perusahaan yang tercatat. Oleh karena itu, pasar akan menilai baik perusahaan yang memiliki nilai tobin’s q yang tinggi. Sebaliknya, jika nilai tobin’s q kurang dari satu, mengindikasikan bahwa biaya ganti aktiva lebih besar daripada nilai pasar perusahaan sehingga pasar akan menilai kurang terhadap perusahaan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Haosana (2012) menunjukkan bahwa secra parsial, tobin’s q ratio tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan saham.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya dan adanya perbedaan pendapat mengenai pengaruh ROA dan tobin’s q ratio terhadap trading volume activity menyebabkan penulis tertarik untuk mengangkat judul “Pengaruh

Return on Asset dan Tobin’s Q Ratio Terhadap Trading Volume Activity

Perusahaan Real Estate dan Properti Yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011”.


(22)

6

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : apakah return on asset dan tobin’s q ratio

berpengaruh terhadap trading volume activity baik secara simultan maupun secara parsial?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah return on asset

dan tobin’s q ratio berpengaruh terhadap trading volume activity baik secara simultan maupun secara parsial.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila dimintai pendapat mengenai pengaruh return on asset dan tobin’s q ratio terhadap trading volume activity, 2. bagi calon investor, penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan

dalam pengambilan keputusan investasi pada suatu perusahaan,

3. bagi akademisi, sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang sejenis.


(23)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PASAR MODAL

1. Gambaran Umum Pasar Modal

Menurut Fabozzi (1999 : 7), ada banyak cara menggolongkan jenis – jenis pasar keuangan, misalnya berdasarkan waktu jatuh temponya. Berdasarkan waktu jatuh temponya, pasar keuangan terdiri atas pasar modal dan pasar uang. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk instrumen berharga jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, sedangkan pasar uang (money market) merupakan pasar untuk instrumen berharga jangka pendek. Pengertian jangka pendek ini ditafsirkan berada dalam kurun waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun. Pasar uang lebih banyak dimanfaatkan oleh perbankan dan sebagian kecil perusahaan – perusahaan besar.

Pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar (Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1548/KMK/90, tentang peraturan pasar modal). Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 memberikan pengertian Pasar Modal yang lebih spesifik, yaitu “Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat


(24)

8 berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.

Di pasar modal, perusahaan akan melakukan beberapa kegiatan untuk mendapatkan dana, misalnya dengan melakukan penawaran umum baik saham maupun obligasi di pasar perdana. Pasar perdana (primary market) adalah pasar untuk surat – surat berharga yang baru diterbitkan. Selanjutnya, kegiatan akan berlanjut dengan hiruk pikuk perdagangan saham atau obligasi di pasar sekunder atau di kenal dengan nama Bursa Efek. Pasar sekunder (secondary market) adalah pasar untuk sekuritas yang telah dimiliki oleh pemegang sekuritas. Di pasar sekunder ini, uang tidak lagi mengalir ke perusahaan penerbit efek tetapi antara pemegang sekuritas yang satu dengan yang lain.

Pasar modal di Indonesia yang kita kenal sekarang ini, sebenarnya sudah ada sejak jaman pemerintahan kolonia Belanda. Tujuan pemerintah kolonial Belanda mendirikan pasar modal pada waktu itu adalah untuk menghimpun dana guna menunjang ekspansi usaha perkebunan milik orang-orang belanda di Indonesia. Munculnya pasar modal di Indonesia secara resmi diawali dengan didirikannya

Vereniging voor de Effectenhandel di Jakarta pada tanggal 14 Desember 1912. Perkembangan pasar modal di Jakarta pada waktu itu cukup menggembirakan, sehingga pemerintah kolonial Belanda terdorong untuk membuka bursa efek di kota lain, yaitu di Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925, dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925.

Pada awal tahun 1939 terjadi gejolak politik di Eropa yang mempengaruhi perdagangan efek di Indonesia. Melihat situasi yang tidak menguntungkan ini,


(25)

9 pemerintah kolonial Belanda menutup bursa efek di Surabaya maupun di Semarang dan kemudian memusatkan perdagangan efek di Jakarta. Kemudian, pada tanggal 10 Mei 1940 bursa efek di Jakarta juga ditutup, yang disebabkan oleh Perang Dunia II. Dengan penutupan ketiga bursa efek tersebut, maka kegiatan perdagangan efek di Indonesia menjadi terhenti.

Tanggal 1 september 1951, setelah adanya pengakuan kedaulatan dari pemerintah Hindia Belanda, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Darurat N0.13 tentang bursa untuk mengaktifkan kembali Bursa Efek Indonesia. Undang-undang tersebut kemudian ditetapkan sebagai Undang-Undang no.15 tahun 1952. Sejak itu bursa efek dibuka kembali, dengan memperdagangkan efek yang dikeluarkan sebelum PD II. Namun keadaan ini haya berlangsung sampai dengan tahun 1958. Pada tanggal 10 Agustus 1977, Presiden RI secara resmi membuka kembali pasar modal di Indonesia yang ditandai dengan go public PT. Semen Cibinong. Penutupan bursa efek saat itu berlatar belakang politis, terutama dengan tujun agar sistem perekonomian nasional lebih mengarah ke sistem sosial.

Sejak diaktifkan kembali kegiatan pasar modal Indonesia pada tanggal 10 Agustus 1977, bursa efek terus berkembang. Pemerintah memberi beberapa kemudahan tentang pelaksanaan bursa efek. Terakhir, pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyusun Undang-Undang N0. 8 tahun 1995 tentang pasar modal. Dengan lahirnya undang-undang ini, mekanisme transaksi bursa efek di Indonesia beserta lembaga-lembaga penunjangnya memperoleh kepastian hukum dalam menjalankan usahanya.


(26)

10 Perkembangan pasar modal di Indonesia setelah tahun 1988 menunjukkan jumlah perkembangan yang sangat signifikan. Bahkan pernah dikatakan bahwa pasar modal Indonesia merupakan bursa berkembang tercepat di dunia, meskipun hal tersebut belum pernah dibuktikan secara empiris. Akibat perkembangan tersebut, perdagangan dengan cara manual sudah tidak efisien lagi. Sehingga mengharuskan Bursa Efek Jakarta untuk mengotomatisasi operasi perdagangan efek terpadu, yaitu sistem perdagangan efek berbasis komputer yang disebut dengan Jakarta Automated Trading System (JATS). Implementasi JATS dilaksanakan mulai tanggal 22 Mei 1995.

2. Karakteristik, Fungsi, dan Manfaat Pasar Modal a. Karakteristik Pasar Modal

Setelah mengetahui pengertian pasar modal secara definitif, kiranya perlu dikemukakan beberapa klasifikasi daripada karakteristik pasar modal (Basjiruddin A. Sarida, 1981).

1. Dari sudut pandangan para pemakain dana, maka terdapat berbagai macam pihak terlibat di dalam kegiatan pasar modal. Dengan adanya dana yang tersedia bagi pihak-pihak yang membutuhkannya, maka berbagai instrumen menjembatani antara mereka yang membutuhkan dana dengan para penanam modal (investor).

2. Dari sudut pandang jenis instrumen yang ditawarkan melalui pasar modal, yakni apakah instrumen utang jangka panjang/menengah atau instrumen modal perusahaan (equity).

3. Dari sudut jatuh temponya instrumen yang diperdagangkan di pasar modal. Sebagaimana diketahui, transaksi surat-surat berharga yang jatuh temponya dalam waktu kurang dari satu tahun dilakukan dalam pasar uang (money market) atau pasar dana-dana jangka pendek (short term market).Sehingga bagi dana-dana menengah (intermediate term funds)

dan dana jangka panjang (long term funds), perdagangannya dilakukan di dalam pasar modal. Meskipun kedua pasar tersebut tidak dapat dibedakan begitu saja. Oleh karena rumitnya permasalahan baik pada pasar uang maupun pasar modal, maka terdapat faktor-faktor lain yang sulit untuk dapat membedakannya secara teliti, menyeluruh dan lengkap.


(27)

11 4. Dari sudut pandangan tingkat sentralisasi. Sebagaimana telah diketahui,

bahwa ruang lingkup suatu pasar modal ternyata mencakup permasalahan yang cukup luas dan tersebar. Suatu pasar modal adalah sarana bagi dunia perbankan dan asuransi guna meminjamkan dana-dananya yang menganggur

(idle), sarana untuk memperjualbelikan saham ataupun obligasi suatu perusahaan, sarana bagi pemodal kecil seperti perorangan, rumah tangga, dan sebagainya.

5. Dari sudut pandang transaksinya, maka dalam suatu pasar modal transaksi yang dilakukan oleh para pemodal dan pemakai dana terjadi dalam suatu pasar yang sifatnya terbuka (open market) dan tidak langsung. Hal tersebut merupakan suatu karakteristik dari pasar modal di mana para pembeli maupun penjual dana diwajibkan menggunakan jasa para perantara perdagangan efek (brokers) ataupun agen-agen penjual (dealers) yang berfungsi sebagai perantara pemasaran surat-surat berharga (marketing intermediaries) yang diperjualbelikan di pasar modal. Jadi berbeda dengan transaksi-transaksi yang dijalankan oleh lembaga keuangan perbankan ataupun nonbank, dimana transaksi berlangsung secara langsung dan pribadi

(direct and personal).

6. Di dalam mekanisme pasar modal dikenal adanya penawaran pada pasar perdana dan pasar sekunder/bursa. Hal tersebut menimbulkan perbedaan antara transaksi pada pasar perdana dengan transaksi pada pasar sekunder atau bursa. Di Indonesia, harga-harga suatu efek (saham/obligasi) pada pasar perdana dirundingkan bersama oleh penjamin emisi dan perusahaan yang menerbitkannya dan setelah mendapatkan persetujuan dari Bapepam ditetapkan sebagai harga penawaran umum (offering price) pada masa penawaran umum atau harga perdana. Sedangkan transaksi pada pasar sekunder atau bursa berlaku harga atau kurs efektif yang dibentuk oleh kekuatan permintaan dan penawaran terhadap suatu jenis efek.

b. Fungsi Pasar Modal

Pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu negara, yang pada dasarnya peranan tersebut mempunyai kesamaan antara satu negara dengan negara yang lain. Hampir semua negara di dunia ini mempunyai pasar modal, yang bertujuan menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Terkecuali dalam negara dengan perekonomian sosialis ataupun tertutup, pasar modal bukanlah suatu keharusan.


(28)

12 Seberapa besar peranan pasar modal pada suatu negara dapat dilihat dari 5 (lima) aspek berikut ini (Sunariyah, 1997: 5).

1. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjualbelikan.

2. Pasar modal memberi kesempatan kepada para investor untuk memperoleh hasil (return) yang diharapkan. Keadaan tersebut akan mendorong perusahaan (emiten) untuk memenuhi keinginan para investor untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Jadi, pasar modal menciptakan peluang bagi perusahaan untuk memuaskan keinginan para investor melalui kebijakan deviden dan stabilitas harga sekuritas yang relatif normal, pemuasan yang diberikan kepada pemegang saham tercermin dalam harga sekuritas.

3. Pasar modal memberi kesempatan kepada investor untuk menjual kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya. Dengan beroperasinya pasar modal para investor dapat melikuidasi surat berharga yang dimiliki tersebut setiap saat. Apabila pasar modal tidak ada, maka investor terpaksa harus menunggu pencairan surat berharga yang dimilikinya sampai dengan saat perusahaan dilikuidasi.

4. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian. Masyarakat umum memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan alternatif cara penggunaan uang mereka.

5. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga. Bagi para investor, keputusan investasi harus didasarkan pada tersedianya informasi yang akurat dan terpercaya.

Kelima aspek di atas memperlihatkan aspek mikro yang ditinjau dari sisi kepentingan para pelaku pasar modal. Namun demikian, peranan pasar modal dalam perekonomian nasional (tinjauan secara ekonomi makro) lebih luas jangkauannya. Peranan pasar modal dalam suatu perekonomian negara adalah sebagai berikut, Sunariyah (1997: 5) :

1. fungsi tabungan (savings function),

2. fungsi kekayaan (wealth function),


(29)

13

c. Manfaat Pasar Modal

Manfaat pasar modal (Darmadji & Fakhruddin, 2001: 2) adalah:

1. menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal,

2. memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi,

3. menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi negara,

4. penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah,

5. penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme, menciptakan iklim berusaha yang sehat,

6. menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik,

7. memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek,

8. alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi,

9. membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses kontrol sosial,

10. pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan, mendorong pemanfaatan manajemen profesional,

11. sumber pembiayaan dana jangka panjang bagi emiten.

Manfaat pasar modal bagi investor juga diungkapkan oleh Martono dan Harjito (2005 : 361) sebagai berikut:

a. memperoleh dividen bagi yang memiliki saham dan mendapatkan bunga bagi yang memiliki obligasi,

b. mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) bagi pemegang saham dan mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang obligasi (RUPO) bagi pemegang obligasi,

c. dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi,

d. dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen untuk mengurangi risiko.

3. Instrumen Pasar Modal

Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat – surat berharga yang sering disebut dengan efek, yang umum diperjualbelikan melalui pasar


(30)

14 modal. Pengertian efek menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal “Efek adalah setiap surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, setiap rights, waran, opsi, atau setiap derivatif dari efek, atau setiap instrumen yang ditetapkan sebagai efek.” Untuk memudahkan dalam membahas instrumen pasar modal, pengertian surat berharga pasar modal dirinci sebagai berikut:

1. Saham

Saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu perseroan terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Pemilik saham merupakan pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. Ada dua macam jenis pemilikan saham yaitu saham atas nama dan saham atas unjuk. Sekarang ini, saham yang diperdagangkan di Indonesia adalah saham atas nama, yaitu saham yang nama pemilik tertera di atas saham tersebut.

2. Obligasi

Obligasi pada dasarnya merupakan surat pengakuan utang atas pinjaman yang diterima oleh perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat. Jangka waktu obligasi telah ditetapkan dan disertai dengan pemberian imbalan bunga yang jumlah dan saat pembayarannya juga telah ditetapkan dalam perjanjian. Obligasi ini dapat diterbitkan baik oleh badan usaha milik negara (BUMN), swasta, pemerintah pusat atau daerah (BUMD).

3. Derivatif dari Efek a. Right/Klaim.

Right menunjukkan bukti hak memesan saham terlebih dahulu yang melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham untuk membeli


(31)

15 saham baru yang akan diterbitkan oleh perusahaan, sebelum saham-saham tersebut ditawarkan keepada pihak lain. Jika pemegang saham tidak bermaksud untuk menggunakan haknya (membeli saham), maka bukti right

yang dimiliki dapat diperjualbelikan di bursa. b. Waran.

Menurut peraturan Bapepam, waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan, yang memberi hak kepada pemegang saham untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu untuk enam bulan atau lebih. Waran memiliki karakteristik opsi yang hampir sama dengan Sertifikat Bukti Right (SBR), dengan perbedaan utama pada jangka waktu. SBR merupakan instrumen jangka pendek yaitu kurang dari enam bulan, sedangkan waran adalah jangka panjang yang umumnya antara enam bulan hingga lima tahun.

c. Obligasi Konvertibel.

Obligasi konvertibel adalah obligasi yang setelah jangka waktu tertentu dan selama masa tertentu, dengan perbandingan dan/atau harga tertentu, dapat ditukarkan menjadi saham dari perusahaan emiten.

d. Saham dividen.

Keuntungan perusahaan dapat dibagi dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk saham dividen. Jika perusahaan tidak membagi dividen tunai, perusahaan dapat memberikan saham baru bagi pemegang saham. Dalam kasus ini, bila perusahaan tidak membagi dividen tunai dan dividen tidak realisir oleh pemegang saham berarti kerugian riil bagi pemegang saham tersebut. Alasan perusahaan membagi saham dividen adalah karena


(32)

16 perusahaan ingin menambah laba yang bersangkutan di dalam perusahaan untuk digunakan sebagai modal kerja.

e. Saham Bonus.

Perusahaan menerbitkan saham bonus yang dibagikan kepada pemegang saham lama. Pembagian saham bonus untuk memperkecil harga saham yang bersangkutan, yang akan menyebabkan dilusi (penurunan harga) karena pertambahan saham baru tanpa memasukkan uang baru dalam perusahaan. Dengan harga saham diperkecil, maka pasar lebih luas. Karena lebih banyak investor mampu menjangkau harga yang relatif murah.

f. Sertifikasi ADR/CDR.

American Depository Receipts (ADR) atau Continental Depository Receipts

(CDR) adalah suatu resi (tanda terima) yang memberikan bukti bahwa saham perusahaan asing, disimpan sebagai titipan atau berada di bawah penguasaan suatu bank Amerika. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah transaksi dan mempercepat pengalihan penerimaan manfaat dari suatu efek asing di Amerika.

g. Sertifikat Reksa Dana.

Menurut UU No.8/1995 Tentang Pasar Modal, “Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal.” Selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio oleh manajer investasi. Jadi, sertifikat reksa dana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemodal menitipkan uang kepada manajer investasi sebagai pengelola dana untuk diinvestasikan baik di pasar modal atau pasar uang. Ada dua jenis reksa dana, yaitu reksa dana open end (terbuka), sertifikat ini bisa dijual kembali


(33)

17 kepada manajer investasi, dan reksa dana close end (tertutup). Sertifikat ini tidak bisa dijual kembali kepada manajer investasi tetapi dijual di pasar sekunder.

B. ANALISIS RASIO KEUANGAN

1. Pengertian dan Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Menurut Munawir (2004: 37), “Analisis rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.” Gibson (1992 : 766) memberikan pengertian analisis rasio sebagai “Suatu analisis yang menghubungkan komponen data keuangan yang satu dengan yang lainnya dari laporan keuangan yang berguna sebagai tolak ukur untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi suatu perusahaan.”

Manfaat analisis rasio keuangan sangat penting. Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut.

Membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan. Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan, analis kredit, dan analis saham. Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga


(34)

18 kelompok utama tersebut menurut Brigham dan Houston (2006) adalah sebagai berikut:

a. manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan,

b. analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya,

c. analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.

Analisis rasio keuangan menurut Martono dan Harjito (2005: 52) antara lain berguna dalam:

a. pengambilan keputusan investasi, b. keputusan pemberian kredit, c. penilaian arus kas,

d. penilaian sumber – sumber ekonomi,

e. menganalisis perubahan – perubahan yang terjadi terhadap sumber – sumber dana,

f. menganalisis penggunaan dana.

2. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Ada beberapa jenis rasio keuangan yang sering dipakai, menurut Bambang (2001: 330) apabila dilihat dari sumber dari mana rasio itu dibuat, maka rasio dapat digolongkan dalam 3 golongan, yaitu:

a. rasio-rasio neraca, yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid-test ratio, dan lain sebagainya,

b. rasio-rasio laporan laba-rugi, yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross profit margin, net operating margin, dan lain sebagainya,

c. rasio-rasio antar laporan, yaitu rasio-rasio yan disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya berasal dari income statement, misalnya assets turnover, inventory turnover, dan lain sebagainya.


(35)

19 Bambang (2001 : 331) juga mengelompokan rasio kedalam rasio-rasio likuiditas, rasio-rasio leverage, rasio-rasio aktivitas, dan rasio-rasio profitabilitas sebagai berikut:

a. rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan (current ratio, acid test ratio),

b. rasio leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. (debt to total assets ratio, net worth to debt ratio dan lain sebagainya),

c. rasio-rasio aktivitas yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumbersumber dayanya (inventory turnover, average collection period, dan lain sebagainya),

d. rasio-rasio profitabilitas yaitu rasio-rasio yang menunjukan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on sales, return on total assets, return on net worth dan lain sebagainya.

Rasio keuangan yang utama menurut Kieso et al (2002: 222) diklasifikasikan dalam 4 rasio.

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan yang jatuh tempo, misalnya membayar gaji, membayar biaya operasional, membayar utang jangka pendek dan pembayaran lain yang perlu segera dilakukan. Rasio likuiditas antara lain terdiri atas rasio cakupan utang tunai lancar, rasio cepat (quick ratio), dan rasio lancar (current ratio).

a. Rasio cakupan utang tunai lancar

Rasio cakupan utang tunai lancar mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban lancarnya dalam suatu tahun dari operasinya. Untuk menghitung rasio cakupan utang tunai lancar digunakan rumus berikut.


(36)

20

b. Rasio cepat (acid – test ratio)

Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio cepat mengukur likuiditas jangka sangat pendek. Untuk menghitung rasio cepat digunakan rumus berikut.

c. Rasio lancar (current ratio)

Rasio lancar adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan utang jangka pendek. Rasio lancar digunakan untuk mengukur kemampuan membayar utang jangka pendek. Untuk menghitung rasio lancar digunakan rumus berikut.

2. Rasio Solvabilitas (leverage ratio)

Rasio solvabilitas mengukur sejauh mana perusahaan didanai oleh utang. Perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas rendah mempunyai risiko kerugian yang lebih kecil pada saat perekonomian sedang turun, tetapi memiliki tingkat

Rasio Cakupan Utang Tunai Lancar =

Kas Bersih yang Disediakan oleh Aktivitas Operasi Kewajiban Lancar Rata−rata

Rasio Cepat = Kas, Sekuritas, dan Piutang (bersih) Kewajiban lancar

Rasio Lancar = Aktiva Lancar Kewajiban Lancar


(37)

21

return yang rendah saat perekonomian tinggi. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio utang antara lain.

a. Total utang terhadap total aset

Rasio total utang terhadap total aset digunakan untuk mengukur persentase total aktiva yang diberikan oleh kreditor. Rumus menghitung rasio utang terhadap total aset adalah.

b. TIE (Time Interest Earned)

Rasio TIE digunakan untuk mengukur kemampuan memenuhi pembayaran bunga pada saat jatuh tempo. Rumus untuk menghitung TIE adalah.

3. Rasio Aktivitas/Perputaran

Rasio aktivitas/perputaran digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aset – asetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan. Secara ringkas, rasio aktivitas mengukur tingkat efektifitas pemanfaatan atau penggunaan sumber daya perusahaan. Rumus yang digunakan antara lain.

Total Utang terhadap Total Aset = Total Utang Total Aset

������������������ = EBIT Beban Bunga


(38)

22

a. Perputaran persediaan (inventory turn over)

b. Periode pengumpulan piutang (receivable collection period)

c. Perputaran total aset (Total assets turn over)

d. Perputaran aset tetap (Fixed assets turn over)

4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan atau tingkat efektivitas pengelolaan manajemen dalam menghasilkan keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Menurut Kieso et al (2002 : 223) terdapat beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas.

Perputaran Persediaan = Penjualan Persediaan

��������������������������= Piutang Penjualan per hari

������������������= Penjualan Total Aktiva

�������������������= Penjualan Aktiva Tetap


(39)

23

a. Marjin laba terhadap penjualan

Rasio marjin laba terhadap penjualan digunakan untuk mengukur laba bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. Rumus untuk menghitung rasio marjin laba terhadap penjualan adalah.

b. Tingkat pengembalian atas aktiva (Return on Asset)

Rasio tingkat pengembalian atas aktiva digunakan untuk mengukur profitabilitas aktiva secara keseluruhan. Rumus yang digunakan adalah.

c. Tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa (Return on Equity)

Rasio tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa digunakan untuk mengukur profitabilitas dari investasi pemilik. Rumus yang digunakan untuk menghitung ROE adalah.

Margin Laba Terhadap Penjualan = Laba bersih Penjualan Bersih

������������� = Laba bersih Total aktiva rata−rata

��������������= Laba bersih


(40)

24

d. Laba per saham

Rasio laba per saham digunakan untuk mengukur laba bersih yang dihasilkan oleh setiap lembar saham biasa. Rumus yang digunakan untuk mengukur rasio laba per saham adalah.

3. Return on Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2003). Gibson (1992 : 329), menyatakan bahwa: “Return on Assets measures the firm’s ability to utilize its assets to create profits. This ratio compares profits with the assets that generate the profits.” Semakin tinggi ROA berarti perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan semakin efektif, karena tingkat kembalian akan semakin besar (Brigham, 2006: 90). Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik investor kepada perusahaan.

Rumus yang umum digunakan untuk menghitung ROA adalah dengan membagi laba tahunan perusahaan (laba sebelum bunga) dengan total aset, yang akan ditampilkan dalam bentuk persentase. Rumus untuk menghitung ROA pada umumnya adalah.

Preferen laba per saham =

Laba bersih dikurangi dividen saham

Ekuitas pemegang saham biasa rata−rata


(41)

25 ROA menggambarkan kemampuan aset – aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan laba, setelah disesuaikan dengan biaya – biaya untuk mendanai aset tersebut. ROA yang positif (semakin besar) menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya, ROA yang negatif (semakin kecil) menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan tidak mampu memberikan laba sehingga mendapatkan kerugian.

ROA menyampaikan apa yang dihasilkan laba dari modal yang ditanamkan dalam aset. ROA untuk perusahaan publik dapat berbeda secara substansial dan akan sangat bergantung pada industri tersebut. Itulah sebabnya ketika menggunakan ROA sebagai ukuran perbandingan, yang terbaik adalah membandingkannya dengan ROA pada perusahaan yang sama selama beberapa kurun waktu atau dengan ROA perusahaan lain dalam industri yang sejenis.

4. Tobin’s Q Ratio

a. Pengertian Tobin’s Q Ratio

Pengukuran nilai perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan nilai pasar, yaitu metode pengukuran yang digunakan dalam mengukur nilai pasar biasanya menggunakan metode tobin’s q ratio. Tobin’s q ratio adalah alat pengukuran kinerja perusahaan yang ditemukan oleh James Tobin dari Universitas Yale, penerima Nobel di bidang ekonomi.

������������� = Laba bersih Total aktiva rata−rata


(42)

26 Tobin’s q ratio atau yang dikenal juga sebagai q ratio mengukur kesempatan berkembang suatu perusahaan dengan membandingkan market value dari aset perusahaan dengan replacement value dari aset perusahaan. Tobin’s qmerupakan rasio market value aset perusahaan (diukur dengan market value dari saham yang beredar dan hutangperusahaan) terhadap replacement cost asset perusahaan (Tobin, 1967).

Tobin’s q menawarkan penjelasan nilai dari suatu perusahaan. Tobin’s q mendefinisikan nilai perusahaan sebagai nilai kombinasi antara aktiva berwujud dan aktiva tak berwujud. Nilai tobin’s q perusahaan yang rendah (antara 0 dan 1) mengindikasikan bahwa biaya ganti aktiva perusahaan lebih besar daripada nilai pasar perusahaan tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar menilai kurang perusahaan tersebut. Sedangkan jika nilai tobin’s q suatu perusahaan tinggi (lebih dari 1), maka nilai perusahaan lebih besar daripada nilai aktiva perusahaan yang tercatat.

b. Keunggulan Tobin’s Q

Menurut Wright (2007: 40) keunggulan tobin’s q adalah:

1. tobin’s q mencerminkan aset perusahaan secara keseluruhan,

2. tobin’s q mencerminkan sentimen pasar, misalnya analisis dilihat dari prospek perusahaan atau spekulasi,

3. tobin’s q mencerminkan modal intelektual perusahaan,

4. tobin’s q dapat mengatasi masalah dalam memperkirakan tingkat keuntungan atau biaya marginal.

Secara khusus, tobin’s atau q ratio sering digunakan sebagai alat pengukur nilai intangible asset atau modal intelektual suatu perusahaan seperti kekuatan monopoli, sistem manajerial dan peluang pertumbuhan. Karena adanya modal


(43)

27 intelektual inilah suatu perusahaan sering dinilai lebih oleh pasar. Rupert dalam Juniarti (2009: 23) mengungkapkan bahwa hal tersebut tercermin dari banyaknya perusahaan yang memiliki aktiva berwujud yang tidak signifikan dalam laporan keuangan namun penghargaan pasar terhadap perusahaan – perusahaan tersebut sangat tinggi. Atas dasar itulah sehingga tobin’s q menjadi alat pengukuran kinerja yang populer.

c. Pengukuran Tobin’s Q Ratio

Nilai tobin’s q atau q ratio pada umumnya dapat dihitung dengan membagi nilai pasar suatu perusahaan (yang diukur dengan nilai pasar dari saham yang beredar dan utang) dengan biaya penggantian aktiva. Rumus dasar ini kemudian banyak dikembangkan lagi, diantaranya oleh Wright (2007: 37). Menurut dan Wright, Tobin’s Q dihitung dengan membandingkan rasio nilai pasar saham perusahaan dengan nilai buku ekuitas perusahaan.

�=(���+�) (���+�)

Dimana:

q = Nilai perusahaan

EMV = Nilai pasar ekuitas (EMV = closing price X jumlah saham beredar)

D = Nilai buku dari total hutang


(44)

28 Untuk perhitungan yang lebih akurat, Yan Liu dalam Juniarti (2009 : 27) menambahkan biaya iklan serta R & D sebagai proxy intangible asset, dengan rumus sebagai berikut:

Tobin’s Q = (ME + PS + DEBT) / (TA + Advertising + R & D)

Dimana:

ME = Jumlah saham biasa perusahaan yang beredar dikali dengan harga penutupan saham

PS = Nilai Likuidasi saham preferen perusahaan yang beredar

DEBT = (Total Utang + Persediaan – Aktiva Lancar)

TA = Nilai buku total aktiva perusahaan

Analis keuangan lain yang mengembangkan rumus Tobin’s Q adalah Chung dan Pruitt dalam Darmawati dan Khomsiyah (2003). Mereka mengembangkan rumus tobin’s q karena pada kenyataannya biaya penggantian aktiva seringkali tidak tersedia dan sulit diperhitungkan. Oleh karena itu mereka menyamakan biaya penggantian aktiva dengan nilai buku aktiva sehingga rumus tobin’s q menjadi:

Tobin’s Q = ME + PS + DEBT / TA

Dimana:

ME = Jumlah saham biasa perusahaan yang beredar dikali dengan harga penutupan saham


(45)

29 DEBT = (Total Utang + Persediaan – Aktiva Lancar)

TA = Nilai buku total aktiva perusahaan

Klapper dan Lovelock dalam Darmawati dan Khomsiyah (2003) telah menyesuaikan rumus Tobin’s Q dengan kondisi transaksi keuangan perusahaan – perusahaan di Indonesia. Rumus tersebut sebagai berikut:

Tobin’s Q = ME + DEBT / TA

C. TRADING VOLUME ACTIVITY

Volume perdagangan diartikan sebagai jumlah lembar saham yang diper-dagangkan pada hari tertentu (Abdul dan Nasuhi, 2000). Perdagangan suatu saham yang aktif, yaitu dengan volume perdagangan yang besar, menunjukkan bahwa saham tersebut digemari oleh para investor yang berarti saham tersebut cepat diperdagangkan. Trading volume activity atau volume perdagangan saham merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu.

Pengaruh terhadap tinggi rendahnya volume saham dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti pergantian direksi, kondisi internal perusahaan, laju inflasi, dan lainnya. Dalam penelitian ini, akan dilihat pengaruhnya secara mikro, yaitu dari laporan keuangan sebagai informasi akuntansi yang mendasari penilaian. Informasi dari laporan keuangan inilah yang digunakan oleh investor untuk melakukan penilaian dan mengambil keputusan apakah akan membeli atau menjual. Besar kecilnya transaksi permintaan saham inilah yang kemudian akan mempengaruhi tinggi rendahnya volume saham yang diperdagangkan.


(46)

30 Volume perdagangan merupakan ukuran besarnya volume saham tertentu yang diperdagangkan, mengindikasikan kemudahan dalam memperdagangkan saham tersebut. Besarnya variabel volume perdagangan diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan saham yang dapat dilihat melalui indikator aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity / TVA). Trading volume activity (TVA) merupakan suatu indikator yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar modal. Perubahan volume perdagangan saham di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi investor.

Perhitungan volume perdagangan saham (trading volume activity) dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham beredar perusahaan pada kurun waktu yang sama. Rumus perhitungan TVA ini dapat dituliskan sebagai berikut:

Dimana:

TVAi,t = Trading Volume Activity i pada waktu t i = Nama perusahaan

t = Periode waktu tertentu TVAi, t =

yang diperdagangkan pada waktu tVolume saham perusahaan i ∑Volume saham perusahaan iyang beredar pada waktu t


(47)

31

D. TINJAUAN PENELITI TERDAHULU

Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu N

o Peneliti Variabel Independen Variabel Dependen Hasil Penelitian

1. Haosana (2012) ROA, Tobin’s Q Ratio Trading Volume Activity (TVA)

ROA berpengaruh signifikan terhadap TVA, Tobin’s Q Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap TVA

2 Holidiya h (2009)

ROA, EPS, PER

TVA, Harga Saham

Secara parsial, hanya ROA yang tidak berpengaruh terhadap TVA dan harga saham. Sedangkan EPS dan PER berpengaruh signifikan terhadap TVA dan harga saham

3. Kusuma hadi (2008)

ROA, ROE, NPM, EPS, DPR

TVA Secara parsial, hanya ROE yang

berpengaruh signifikan terhadap TVA. Namun secara simultan tidak ada pengaruh yang signifikan dari rasio keuangan yang diteliti terhadap TVA

4. Juniarti (2009)

EVA Tobin’s Q Ratio

TVA Niai dari Tobin’s Q berbanding lurus dengan penilaian pasar terhadap perusahaan. Semakin tinggi nilai Tobin’s Q maka penilaian pasar terhadap perusahaan tersebut akan semakin tinggi, TVA meningkat

Haosana (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh return on asset dan tobin’s q ratio terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan retail yang terdaftar di BEI. Haosana melakukan uji asumsi klasik untuk mengetahui hubungan antara ROA dan tobin’s q sebagai variabel independen terhadap volume perdagangan saham sebagai variabel dependennya. Hosana juga melakukan uji regresi parsial (uji t) dan uji regresi simultan (uji F) dalam penelitiannya. Dari hasil penelitian Hosana, dapat disimpulkan bahwa hasil uji t menunjukkan


(48)

32 hubungan ROA terhadap TVA memiliki arah signifikan, yang dapat dilihat dari perbandingan pada koefisien konstanta, nilai t hitung lebih besar daripada t tabel (12,136 > 2,13). Sedangkan koefisien slope nilai t hitung lebih besar daripada t tabel (4,611 > 2,13) dan nilai signifikansi lebih kecil daripada 0,05 (0,019 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ROA berpengaruh terhadap TVA. Hasil uji t tobin’s q terhadap TVA menunjukkan perbandingan pada koefisien konstanta ternyata nilai t hitung lebih kecil daripada t tabel (1,612 < 2,13) dan signifikansi lebih besar dari 0,05, yang berarti hubungan tobin’s q terhadap TVA tidak memiliki arah signifikan. Sedangkan koefisien slope nilai t hitung juga lebih kecil daripada nilai t tabel (-1,096 < 2,13) dan nilai signifikansi lebih besar daripada 0,05, maka disimpulkan tobin’s q tidak berpengaruh terhadap TVA.

Holidiyah (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh ROA, EPS, dan PER terhadap harga saham dan TVA. Holidiyah melakukan penelitian dengan analisis regresi berganda terhadap 151 perusahaan manufaktur selama tahun 2005-2007. Hasil penelitian Holidiyah menunjukkan secara parsial, hanya ROA yang tidak berpengaruh terhadap TVA dan harga saham. Sedangkan EPS dan PER berpengaruh signifikan terhadap TVA dan harga saham.

Hasil penelitian Kusumahadi (2008) memberikan hasil yang serupa dengan hasil penelitian Holidiyah (2009). Kusumahadi melakukan penelitian terhadap 20 perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI dengan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan penelitian Kusumahadi, dari hipotesis yang diajukan, secara parsial hanya variabel ROE yang dapat diterima sementara variabel lainnya tidak dapat diterima. Dengan kata lain hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial dari rasio keuangan yang diteliti, hanya ROE yang berpengaruh terhadap TVA.


(49)

33 Namun secara simultan tidak ada pengaruh yang signifikan dari rasio keuangan yang diteliti terhadap TVA.

Apabila ROA merupakan pengukuran kinerja keuangan perusahaan, maka tobin’s q adalah pengukuran kinerja untuk mengetahui nilai perusahaan di pasar. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Juniarti (2009) terhadap 17 perusahaan

food and beverage dengan analisis regresi berganda, diperoleh hasil nilai dari tobin’s q berbanding lurus dengan penilaian pasar terhadap perusahaan. Semakin tinggi nilai tobin’s q maka penilaian pasar terhadap perusahaan tersebut akan semakin tinggi. Tingginya penilaian pasar ini akan meningkatkan minat terhadap permintaan saham perusahaan yang akan berdampak pada meningkatnya volume saham yang diperdagangkan.

E. KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting. Beberapa faktor fundamental yang mempengaruhi trading volume activity diantaranya adalah earning per share, return on asset, dividend payout ratio, debt to equity ratio,return on equity, dan tobin’s q ratio. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on asset dan tobin’s q ratio.


(50)

34

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Return on asset didefinisikan sebagai kemampuan aset – aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan laba, setelah disesuaikan dengan biaya – biaya untuk mendanai aset tersebut. ROA diperoleh dengan membagikan laba terhadap total aset. Semakin tinggi ROA berarti perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan semakin efektif, karena tingkat kembalian akan semakin besar (Brigham, 2001: 90). Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik investor kepada perusahaan. Daya tarik investor yang tinggi terhadap kinerja perusahaan mengakibatkan perdagangan saham yang meningkat. Dengan demikian ROA berpengaruh positif terhadap trading volume activity.

Sedangkan tobin’s q ratio mendefinisikan nilai perusahaan sebagai nilai kombinasi antara aktiva berwujud dan aktiva tak berwujud. tobin’s q ratio dapat dihitung dengan membagi nilai pasar suatu perusahaan (yang diukur dengan nilai pasar dari saham yang beredar dan utang) dengan biaya penggantian aktiva.

������������� (ROA)

Tobin′s Q �����

������������� Activity (TVA)


(51)

35 Tobin’s q ratio yang tinggi menunjukkan nilai perusahaan lebih besar daripada nilai aktiva perusahaan yang tercatat. Nilai tobin’s q ratio yang tinggi mengakibatkan naiknya minat investor pada perusahaan sehingga menaikkan permintaan saham perusahan tersebut, dengan demikian tobin’s q ratio

berpengaruh positif terhadap Trading Volume Activity.

G. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan kerangka konseptual yang dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: return on asset dan tobin’s q

ratio berpengaruh terhadap trading volume activity baik secara simultan maupun secara parsial.


(52)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. RANCANGAN PENELITIAN

Peneliti menggunakan desain kausal yang berguna untuk menganalisis hubungan antara variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Husein, 2003:30). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA), tobin’s q ratio sebagai variabel independennya, dan trading volume activity sebagai variabel dependennya.

B. POPULASI DAN SAMPEL

Menurut Sugiyono (2006: 72), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan real estate dan properti yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006: 55). Sampel dipilih dengan metode purposive sampling, yaitu mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud dan tujuan penelitian. Pertimbangan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Perusahaaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011.


(53)

37 2. Perusahaan-perusahaan real estate dan properti tersebut tidak delisting

pada periode tersebut.

3. Perusahaan-perusahaan real estate dan properti tersebut telah mempublikasikan laporan keuangannya secara rutin dari tahun 2009-2011 dan diaudit serta memiliki data – data yang diperlukan dalam penelitian ini.

Tabel 3.1

Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan

No KODE Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3

1 ASRI Alam Sutera Realty Tbk √ √ √ 1

2 BAPA Bekasi Ari Pemula Tbk √ √ -

3 BCIP Bhuwanatala Indah Permai Tbk √ √ √ 2

4 BKDP Bukit Darma Property Tbk √ √ -

5 BKSL Sentul City Tbk √ √ -

6 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk √ - √

7 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk √ √ √ 3

8 COWL Cowell Development Tbk √ √ √ 4

9 CTRA Ciputra Development Tbk √ √ -

10 CTRP Ciputra Property Tbk √ √ √ 5

11 CTRS Ciputra Surya Tbk √ √ √ 6

12 DART Duta Anggada Realty Tbk √ √ -

13 DILD Intiland Development

(Dharmala Intiland) Tbk √ √ √ 7

14 DGIK Duta Graha Indah Tbk √ - √

15 DUTI Duta Pertiwi Tbk √ √ √ 8

16 ELTY Bakrieland Development Tbk √ √ √ 9

17 FMII Fortune Mate Indonesia √ √ -

18 GMTD Gowa Makassar Tourism

Development Tbk √ √ √ 10

19 GPRA Perdana Gapuraprima Tbk √ √ √ 11

20 JIHD Jakarta International Hotel &

Development Tbk √ √ -

21 JRPT Jaya Real Property Tbk √ √ √ 12

22 JSPT Jakarta Setiabudi Internal Tbk √ - -

23 KARK Dayaindo Resources International

(Karka Yasa Profilia) Tbk

√ - √


(54)

38

25 KPIG Global Land Development Tbk √ √ √ 13

26 LAMI Lamiatra Nusantara Tbk √ √ √ 14

27 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk √ √ -

28 LPCK Lippo Cikarang Tbk √ √ √ 15

29 LPKR Lippo Karawaci Tbk √ √ √ 16

30 MAMI Mas Murni Indonesia Tbk √ - √

31 MDLN Modernland Relty Ltd Tbk √ √ √ 17

32 OMRE Indonesia Prima Property Tbk √ √ √ 18

33 PJAA Pembangunan Jaya Ancol Tbk √ - √

34 PSAB Pelita Sejahtera Abadi Tbk √ - √

35 PTRA New Century Development

(Putra Surya Perkasa) Tbk √ - -

36 PWON Pakuwon Jati Tbk √ √ √ 19

37 PWSI Panca Wiratama Sakti Tbk √ √ -

38 RBMS Ristia Bintang Mahkota Sejati

Tbk √ √ -

39 RODA Royal Oak Development Asia

Tbk √ - √

40 SCBD Danayasa Arthatama Tbk √ √ -

41 SIIP Suryainti Permata Tbk √ √ -

42 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk √ √ √ 20

43 SMRA Summarecon Agung Tbk √ √ -

C. SUMBER DAN METODE PENGUMPULAN DATA

Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer maupun oleh pihak lain (Husein, 2001: 69). Penelitian ini dilakukan dengan mengunduh data dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) diamati.


(55)

39

D. DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN

1. Variabel Dependen (Tidak Bebas)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah trading volume activity (volume saham yang diperdagangkan).

2. Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel indepen dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA) dan tobin’s q

ratio.

E. METODE ANALISIS DATA

Untuk menganalisis data penelitian, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan regresi dengan bantuan program Statistic Product and Service Solution (SPSS) 19. Langkah – langkah yang dilakukan untuk manganalisis data adalah sebagai berikut:

1. Statistik Deskriptif

Statistik ini digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggunakan data yang sudah terkumpul, namun bukan untuk membuat kesimpulan yang bersifat generalisasi (Sugiyono, 2006). Dalam statistik deskriptif ini hanya akan dilihat nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum.


(56)

40

2. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik, seperti normalitas data, heterokedastisitas, autokorelasi, dan asumsi klasik lainnya agar pengujian tidak bersifat bias dan efisien.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian terdistribusi normal atau tidak sehingga mampu menghindari terjadinya bias pada model regresi. Uji normalitas dapat dilakukan dengan mendeteksi titik – titik data pada sumbu diagonal grafik P-Plot. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas. Model regresi yang baik adalah yang memiliki data normal atau mendekati normal (Sunyoto 2011 : 89). Untuk mendeteksi data berdistribusi normal, digunakan uji statistik Kolmogrov-Smirnov (K-S), yang dijelaskan oleh Ghozali (2005 :115). Bila nilai signifikan < 0.05 berarti data tidak normal. Sebaliknya bila nilai signifikan > 0.05 berarti distribusi normal.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang


(57)

41 bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson, dimana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin-Watson (Sunyoto 2011 : 91).

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

1) angka D-W di bawah –2 berarti ada autokorelasi positif,

2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi multikolinieritas, yaitu adanya hubungan linear antara variabel independen dalam model regresi. Masalah multikolinieritas akan menyebabkan kesulitan dalam melihat pengaruh variabel independen dengan variabel dependen. Adanya gejala multikolineritas bisa dilihat dari tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF). Apabila VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinieritas, tetapi apabila VIF lebih dari 10 maka terjadi multikolinieritas (Sunyoto 2011 : 79).

d. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Sunyoto (2011 : 82), pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka terjadi


(58)

42 hemoskedastisitas, dan jika berbeda maka terjadi heteroskedastisitas. Konsekuensi dari adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas dalam penelitian dapat dilakukan dengan melihat pola tertentu dari titik – titik data pada

scatterplot, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: 1) bila titik – titik data membentuk pola tertentu (gelombang,

mengumpul, atau melebar) maka terjadi heteroskedastisitas,

2) bila titik – titik data tidak membentuk pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan regresi sederhana. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel independen yaitu ROA dan tobin’s q ratio secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu trading volume activity (volume perdagangan saham). Hal ini dilakukan untuk mencari tingkat signifikansi yang paling tinggi diantara variabel-variabel tersebut. Variabel return on asset dan tobin’s q ratio dengan tingkat signifikansi yang paling tinggi akan diregresi dengan trading volume activity.

a. Metode Regresi Linier Berganda

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen terhadap dengan satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau


(59)

43 memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen, berdasarkan nilai independen yang diketahui [Gujajari (2003) dalam Ghozali (2005)]. Variabel independen dalam penelitian ini adalah

return on asset dan tobin’s q ratio, sedangkan variabel dependennya adalah trading volume activity. Adapun persamaan untuk menguji Model regresi yang digunakan adalah:

�= �+�+ �+�

Dimana:

Y = Trading Volume Activity

β0 = Konstanta

β1β2= Konstanta

X1 = Return on Assets (ROA)

X2 = Tobin’s Q Ratio

b. Uji Signifikansi Parameter Simultan (uji statistik F)

Menurut Ghozali (2005), uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Hipotesis nol (H0) menyatakan bahwa semua variabel independen yang dimasukan dalam model tidak mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen, sedangkan Ha menyatakan bahwa semua variabel independen mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.


(60)

44 H0 ditolak apabila F hitung > F tabel

Ketentuan penolakan atau penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi < 0,05 (koefisien regresi signifikan), hal ini berarti secara simultan variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2) Jika nilai signifikansi > 0,05 (koefisien regresi tidak signifikan), hal ini berarti secara simultan semua variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Menurut Ghozali (2005), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0.05 (α = 5%). Penerimaan atau

penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria berikut.

1) Jika nilai signifikansi t statistik > 0,05 atau t hitung < t tabel, maka

H0 diterima. Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. 2) Jika nilai signifikansi t statistik > 0,05 atau thitung > ttabel, maka H0

ditolak. Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.


(1)

90

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .285 .067 4.260 .000

Return on Asset -.001 .011 -.013 -.100 .920 Tobin's Q Ratio -.034 .043 -.105 -.782 .437 a. Dependent Variable: Trading Volume Activity


(2)

91

Lampiran 19

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .047 2 .024 .341 .712a

Residual 3.945 57 .069

Total 3.992 59

a. Predictors: (Constant), Tobin's Q Ratio, Return on Asset b. Dependent Variable: Trading Volume Activity


(3)

92

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .109a .012 -.023 .2630627723

a. Predictors: (Constant), Tobin's Q Ratio, Return on Asset b. Dependent Variable: Trading Volume Activity


(4)

93

Lampiran 21

T-tabel

d.f. TI NGKAT SI GNI FI KANSI

dua sisi 20% 10% 5% 2% 1% 0,2% 0,1%

sat u sisi 10% 5% 2,5% 1% 0,5% 0,1% 0,05%

1 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657 318,309 636,619

2 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925 22,327 31,599

3 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841 10,215 12,924

4 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604 7,173 8,610

5 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032 5,893 6,869

6 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707 5,208 5,959

7 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499 4,785 5,408

8 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355 4,501 5,041

9 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250 4,297 4,781

10 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169 4,144 4,587

11 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106 4,025 4,437

12 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055 3,930 4,318

13 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012 3,852 4,221

14 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977 3,787 4,140

15 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947 3,733 4,073

16 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921 3,686 4,015

17 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898 3,646 3,965

18 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878 3,610 3,922

19 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861 3,579 3,883

20 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845 3,552 3,850

21 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831 3,527 3,819

22 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819 3,505 3,792

23 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807 3,485 3,768

24 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797 3,467 3,745

25 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787 3,450 3,725

26 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779 3,435 3,707

27 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771 3,421 3,690

28 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763 3,408 3,674

29 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756 3,396 3,659

30 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750 3,385 3,646

31 1,309 1,696 2,040 2,453 2,744 3,375 3,633


(5)

94

35 1,306 1,690 2,030 2,438 2,724 3,340 3,591

36 1,306 1,688 2,028 2,434 2,719 3,333 3,582

37 1,305 1,687 2,026 2,431 2,715 3,326 3,574

38 1,304 1,686 2,024 2,429 2,712 3,319 3,566

39 1,304 1,685 2,023 2,426 2,708 3,313 3,558

40 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704 3,307 3,551

41 1,303 1,683 2,020 2,421 2,701 3,301 3,544

42 1,302 1,682 2,018 2,418 2,698 3,296 3,538

43 1,302 1,681 2,017 2,416 2,695 3,291 3,532

44 1,301 1,680 2,015 2,414 2,692 3,286 3,526

45 1,301 1,679 2,014 2,412 2,690 3,281 3,520

46 1,300 1,679 2,013 2,410 2,687 3,277 3,515

47 1,300 1,678 2,012 2,408 2,685 3,273 3,510

48 1,299 1,677 2,011 2,407 2,682 3,269 3,505

49 1,299 1,677 2,010 2,405 2,680 3,265 3,500

50 1,299 1,676 2,009 2,403 2,678 3,261 3,496

51 1,298 1,675 2,008 2,402 2,676 3,258 3,492

52 1,298 1,675 2,007 2,400 2,674 3,255 3,488

53 1,298 1,674 2,006 2,399 2,672 3,251 3,484

54 1,297 1,674 2,005 2,397 2,670 3,248 3,480

55 1,297 1,673 2,004 2,396 2,668 3,245 3,476

56 1,297 1,673 2,003 2,395 2,667 3,242 3,473

57 1,297 1,672 2 ,0 0 2 2,394 2,665 3,239 3,470

58 1,296 1,672 2,002 2,392 2,663 3,237 3,466

59 1,296 1,671 2,001 2,391 2,662 3,234 3,463

60 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660 3,232 3,460

61 1,296 1,670 2,000 2,389 2,659 3,229 3,457

62 1,295 1,670 1,999 2,388 2,657 3,227 3,454

63 1,295 1,669 1,998 2,387 2,656 3,225 3,452

64 1,295 1,669 1,998 2,386 2,655 3,223 3,449

65 1,295 1,669 1,997 2,385 2,654 3,220 3,447

66 1,295 1,668 1,997 2,384 2,652 3,218 3,444

67 1,294 1,668 1,996 2,383 2,651 3,216 3,442

68 1,294 1,668 1,995 2,382 2,650 3,214 3,439

69 1,294 1,667 1,995 2,382 2,649 3,213 3,437

70 1,294 1,667 1,994 2,381 2,648 3,211 3,435

71 1,294 1,667 1,994 2,380 2,647 3,209 3,433


(6)

95

73 1,293 1,666 1,993 2,379 2,645 3,206 3,429

74 1,293 1,666 1,993 2,378 2,644 3,204 3,427

75 1,293 1,665 1,992 2,377 2,643 3,202 3,425

76 1,293 1,665 1,992 2,376 2,642 3,201 3,423

77 1,293 1,665 1,991 2,376 2,641 3,199 3,421

78 1,292 1,665 1,991 2,375 2,640 3,198 3,420

79 1,292 1,664 1,990 2,374 2,640 3,197 3,418

80 1,292 1,664 1,990 2,374 2,639 3,195 3,416

81 1,292 1,664 1,990 2,373 2,638 3,194 3,415

82 1,292 1,664 1,989 2,373 2,637 3,193 3,413

83 1,292 1,663 1,989 2,372 2,636 3,191 3,412

84 1,292 1,663 1,989 2,372 2,636 3,190 3,410

85 1,292 1,663 1,988 2,371 2,635 3,189 3,409

86 1,291 1,663 1,988 2,370 2,634 3,188 3,407

87 1,291 1,663 1,988 2,370 2,634 3,187 3,406

88 1,291 1,662 1,987 2,369 2,633 3,185 3,405

89 1,291 1,662 1,987 2,369 2,632 3,184 3,403

90 1,291 1,662 1,987 2,368 2,632 3,183 3,402

91 1,291 1,662 1,986 2,368 2,631 3,182 3,401

92 1,291 1,662 1,986 2,368 2,630 3,181 3,399

93 1,291 1,661 1,986 2,367 2,630 3,180 3,398

94 1,291 1,661 1,986 2,367 2,629 3,179 3,397

95 1,291 1,661 1,985 2,366 2,629 3,178 3,396

96 1,290 1,661 1,985 2,366 2,628 3,177 3,395

97 1,290 1,661 1,985 2,365 2,627 3,176 3,394

98 1,290 1,661 1,984 2,365 2,627 3,175 3,393

99 1,290 1,660 1,984 2,365 2,626 3,175 3,392