2. Klasifikasi Piutang
Piutang diklasifikasikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai piutang usaha dan wesel tagih, sebagai piutang dagang dan piutang non dagang,
sebagai piutang lancar dan non lancar. Piutang usaha account receivable diperkirakan akan tertagih dalam
periode waktu yang relative pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha dimasukkan di neraca sebagai aktiva lancar.
Wesel tagih notes receivable adalah jumlah terutang bagi pelanggan di saat perusahaan telah menerbitkan surat utang formal. Dalam perjanjian
piutang wesel, debitur berjanji secara tertulis untuk membayar kepada kreditur sejumlah dana tertentu di masa yang akan datang pada tanggal jatuh
temponya. Dokumen tertulis disebut surat promes ini berfungsi sebagai bukti piutang. Wesel biasanya digunakan untuk untuk periode kredit lebih dari enam
puluh hari. Sebagai contoh, sebuah dealer mobil atau perabotan rumah tangga biasanya meminta uang muka pada saat penjualan dan menerima wesel untuk
sisanya. Terkadang wesel tagih juga mengharuskan debitur untuk memberikan suatu jaminan tertentu terhadap hutang yang dimilikinya. Apabila dikemudian
hari, debitur tersebut tidak dapat membayar hutangnya, maka debitur berhak untuk mengklaim harta debitur yang dijadikan jaminan tersebut. Wesel tagih
yang akan jatuh tempo dalam waktu satu atau kurang dari satu tahun dikategorikan sebagai aktiva lancar, sedangkan wesel tagih yang waktu jatuh
temponya lebih dari satu tahun dikategorikan sebagai piutang jangka panjang. Beberapa wesel tagih biasanya dibayarkan secara cicilan. Dalam hal ini,
Universitas Sumatera Utara
bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun akan dikategorikan sebagai harta lancar, sedangkan sisanya masih akan dikategorikan sebagai piutang
jangka panjang. Misalkan perusahaan X membeli mobil Starlet dari PT A secara kredit seharga Rp 100.000.000,- yang akan dibayar dalam jangka waktu
5 tahun. Jumlah yang akan jatuh tempo tahun depan sebesar Rp 20.000.000,-, maka yang akan dikategorikan sebagai aktiva lancar dari PT A adalah
Rp 20.000.000,- Piutang lain-lain other receivable yaitu tagihan yang timbul dari
transaksi lain bukan dari transaksi dagang atau usaha. Piutang lain-lain meliputi piutang-piutang seperti piutang bunga dan pinjaman yang diberikan
kepada para karyawan dan anak perusahaan, piutang deviden, klaim pada perusahaan asuransi dan lain-lain. Piutang lain-lain biasanya disajikan secara
terpisah dalam neraca. Jika piutang ini diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika
penagihannya lebih dari satu tahun, maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan dibawah judul investasi. Dalam neraca,
pelaporan wesel tagih yang bersifat jangka panjang dan piutang lain-lain biasanya diletakkan diantara bagian aktiva lancar dengan aktiva tetap seperti
yang terlihat dalam gambar 2.1 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1
PT X NERACA
TANGGAL AKTIVA
KEWAJIBAN EKUITAS
Aktiva Lancar Kas
Piutang Usaha setelah dikurangi penyisihan
piutang tak tertagih Wesel tagih, jangka
pendek Persediaan
Beban dibayar dimuka Total
Investasi Investasi jangka
panjang Wesel tagih, jangka
panjang Piutang Lain-lain
Total Aktiva Tetap
Tanah, bangunan, pabrik
Total Aktiva Rp xxx
Rp xxx Rp xxx
Rp xxx Rp xxx
Rp xxx Rp xxx
Rp xxx Rp xxx
Rp xxx Rp xxx
Rp xxx Rp xxx
Kewajiban Kewajiban Lancar
Hutang usaha Wesel bayar, jangka
pendek Hutang lain-lain
Total Kewajiban Jangka Panjang
Wesel tagih, jangka panjang
Total Kewajiban Ekuitas Pemilik
Modal Total KewajibanEkuitas
Rp xxx Rp xxx
Rp xxx Rp xxx
Rp xxx Rp xxx
Rp xxx Rp xxx
3. Piutang Tak Tertagih