BAB II LANDASAN TEORI
A. Pendidikan 1. Pengertian Pendidikan
Berdasarkan buku dalam Dictionary of Education, pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk
tingkah laku lainnya di dalam masyarakat dimana dia hidup, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol
khususnya yang datang dari sekolah sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individual yang
optimum Ditjen Dikti, 1983 : 19. Pendidikan bukan semata-mata sebagai sarana untuk persiapan
kehidupan anak sekarang yang sedang mengalami perkembangan menuju tingkat kedewasaannya. Berdasarkan pengertian tersebut di atas diberikan ciri umum
dalam pendidikan, yaitu : 1.
Pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai yaitu individu yang kemampuan-kemampuan dirinya berkembang sehingga bermanfaat untuk
kehidupannya sebagai seorang individu, warga negara atau warga masyarakat.
2. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidik perlu melakukan usaha yang
disengaja dan berencana dlam memilih isi, strategi kegiatan, teknik penilaian yang sesuai.
3. Kegiatan tersebut dapat diberikan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat, pendidikan formal dan non formal Ditjen Dikti, 1983 : 20. 12
Anak yang sedang mengalami perkembangan menuju ke tingkat kedewasaannya. Yang dimaksud dengan dewasa ialah dapat bertanggung jawab
terhadap diri sendiri baik secara biologis, psikologis, paedagogis dan sosiologis. Biologis, apabila seseorang telah dapat menurunkan keturunan, dengan kata lain
ia telah akil baligh. Psikologis, apabila bermacam-macam fungsi kejiwaanya telah
berkembang sepenuhnya dan telah berdeferensiasi. Dengan kata lain, fungsi- fungsi kejiwaan seseorang telah matang.Paedagogis, apabila telah menyadari dan
mengenal diri sendiri atas tanggung jawab sendiri. Sosiologis, apabila seseorang telah memenuhi syarat untuk hidup bersama yang telah ditentukan masyarakat
Zahara Idris, 1982 : 10. Menurut Tim Pengrembangan MKDK IKIP Negeri Semarang 1989,
fungsi pendidikan secara mikro adalah membantu secara sadar perkembangan jasmani dan rohani peserta didik. Sedang fungsi pendidikan secara makro adalah
sebagai berikut : 1. Pengembangan pribadi
2. Pengembangan kebudayaan 3. Pengembangan warga negara
4. Pengembangan bangsa Pada prinsipnya, mendidik adalah memberi tuntunan, bantuan,
pertolongan kepada peserta didik. Di dalam pengertin memberi tuntunan telah tersimpul suatu dasar pengakuan bahwa anak memiliki potensi untuk
berkembang. Potensi ini secara berangsur-angsur tubuh dan berkembang dari dalam diri anak. Untuk menjamin berkembangnya potensi agar menjadi lancar
dan terarah, diperlukan pertolongan, tuntunan dari luar. Jikalau unsur 13
pertolongan tidak ada, maka potensi tersebut tetap tinggal potensi belaka yang tak sempat diaktualisasikan. Dalam kehidupan manusia dari sejak lahir hingga
tua adalah merupakan proses meniti tahapan-tahapan perkembangan, dimana masing-masing tahap memiliki tugas tertentu yang perlu dilalui untuk menuju
tahapan selanjutnya. Dalam tugas ini pendidikan sangat berfungsi untuk menghantarkan pribadi menuju ke tujuan yang sesuai dengan apa yang
dikehendaki dalam perkembangannya. Pendidikan dan kebudayaan nampaknya sulit untuk dipisahkan sebab
memang keduanya memiliki fungsi yang saling terkait, dimana pendidikan sangat mendukung terhadap kemajuan kebudayaan, sementara kebudayaan
sendiri sebagai sarana pendidikan. Pendidikan dapat merubah pola pikir seseorang dan pada giliranya pola pikir tersebut menentukan perilaku berbudaya.
Seiring dengan fungsi pengembangan pribadi dan pengembangan kebudayaan, pendidikan juga merupakan alat pengembangan warga negara.
Dengan pendidikan, dapat ditingkatkan kecerdasan masyarakat, bangsa dan negara Haryati, 1997 : 7-8.
Di dalam Al Qur’an ada beberapa ayat tentang pendidikan,salah satunya Q.S. Al Baqoroh : 151 yang berbunyi:
Artinya : Sebagaimana kami telah menyempurnakan kepadamu. Kami telah mengutus kepadamu Rosul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat
kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al Hikmah serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum
kamu ketahui. Al-Qur’an dan terjemahannya, :23. 2. Pentingnya Pendidikan dan Ilmu Pendidikan
Kata pendidikan bagi awam atau pembaca umumnya langsung mengaitkanya dengan masalah sekolah dalam arti pertemuan guru dan siswa.
Sehingga orang tua merasa berkewajiban untuk mendidik anaknya baik secara langsung maupan tidak langsung lewat persekolahan.
Mengapa pendidikan itu penting? Hal ini dapat disoroti lewat : 1. Segi anak
Anak adalah makhluk yang sedang tumbuh, oleh karena itu pendidikan penting sekali karena mulai sejak bayi belum dapat berbuat sesuatu untuk
kepentingan dirinya sendiri, semua kebutuhan tergantung orang tua. 2. Segi orang tua
Pendidikan adalah karena dorongan orang tua yaitu hati nuraninya yang terdalam yang mempunyai sifat kodrati untuk mendidik anaknya Ahmadi,
Uhbiyati 1991 : 74. Pendidikan dilakukan baik segi phisik, sosial, emosi maupun inteligensinya
agar memperoleh keselamatan, kepandaian, agar mendapat kebahagiaan hidup yang mereka idam-idamkan, sehingga ada tanggung jawab moral atas hadirnya
anak tersebut yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk dapat dipelihara dan dididik dengan sebaik-baiknya.
Manusia bukanlah seekor makhluk biologis, melainkan seorang pribadi, seorang person, seorang subyek, artinya ia mengerti akan dirinya,ia mampu
menempatkan dirinya dalam situasinya, ia dapat mengambil sikap dan menentukan dirinya, nasibnya ada ditangan sendirriAhmadi, Uhbiyati 1991 :
71 Mendidik adalah memanusiakan manusia muda, mendidik itu adalah
proses hominisasi dan humanisasi, yaitu pemanusiaan manusia dari taraf potensial, ketaraf “maksimal” telah mampu berbuat sebagai selayaknya
manusia, dan menunjukkan perkembangan yang lebih tinggi. Pemanusiaan disini mempunyai dua arti : pendidikan memanusiakan
anak didik, dan anak didik memanusiakan dirinya. Pemanusiaan itulah yang merupakan proses dalam pendidikan. Proses itu akan berakhir, jika anak sudah
dapat memanusiakan dirinya sendiri sebagai manusia purnawan. Disamping hal- hal yang telah diuraikan diatas, pendidikan juga memandang bahwa anak didik
itu memiliki sifat-sifat : Individualitas, sosialitas, moralitas dan unisitas. Pengingkaran salah satu saja dari keempat hal itu, maka pendidikan akan
mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya. Menurut pendapat Notonagoro, bahwa pendidikan itu dapat di mulai
sejak anak itu masih dalam kenangan. Muda-mudi dapat mepersiapkan diri dengan jalan mendidik dirinya sendiri, sehingga mereka dapat menjadi bibit dan
persemaian yang lebih baik, dan pendidikan itu berlangsung sepanjang hayat Ahmadi, Uhbiyati 1991 : 75. Ilmu Pendidikan merupakan ilmu pengetahuan
rohani, karena situasi pendidikan berdasar atas tujuan manusia, tidak membiarkan anak kepada keadaan alamnya melainkan memandangnya sebagai
makhluk susila dan akan dibawa kearah manusia yang berbudaya. Pada umumnya tiap-tiap bangsa dan negara sependapat tentang pokok-
pokok tujuan pendidikan, yaitu : mengusahakan supaya tiap-tiap orang sempurns 16
pertumbuhan tubuhnya, sehat otaknya, baik budi pekertinya dan sebagainya. Sehingga ia dapat mencapai puncak kesempurnaan dan berbahagia hidupnya
lahir batin. 3. Pentingnya Mempelajari Ilmu Pendidikan
Pentingnya mempelajari ilmu pendidikan dapat di jelaskan sebagai berikut : 1 Untuk Pengembangan Individu :
Manusia sebagai makhluk berbudaya dapat mengembngkan dirinya sedemikian rupa sehingga mampu membentuk norma dan tatanan kehidupan
yang didasari oleh nilai-nilai luhur untuk kesejahteran hidup, baik perorangan maupun untuk kehidupan bersama. Hal ini disebabkan oleh :
a. Adanya kemampuan-kemampuan atau potensi dasar yang ada pada manusia.
b. Adanya usaha pengembangan potensi manusia tersebut sehingga terwujud kemampuan yang nyata dan adanya usaha penyerahan nilai atau
norma tersebut yang sudah dimiliki oleh kehidupan manusia dari generasi ke generasi berikutnya.
2 Bagi pendidik pada umumnya Dengan memahami pendidikan, pendidik dapat :
a. Memudahkan praktek pendidikan. b. Dapat menimbulkan rasa kecintaan pada diri pendidik terhadap
tugasnya, terhadap anak didik dan terhadap kebenaran. c. Dapat menghindari banyak kesukaran dan kesalahan dalam
melaksanakan praktek pendidikan. 3 Dari segi pembangunan
Begitu pentingnya pendidikan untuk penmbangunan bangsa maka pemerintah telah berusaha keras untuk
a. meningkatkan usaha pemerataan pendidikan b. meningkatkan mutu pendidikan dalam setiap tingkat pendidikan
c. meningkatkan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan kebutuhan akan pelaksanaan pembangunan yang terus dilaksanakan
d. meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan pendidikan di semua jenjang pendidikan
Dari segala jenis usaha pemerintah tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan memang dipandang mempunyai peranan yang besar untuk
menciptakan masa depan yang gemilang yang menjadi idaman kita bersama. 4. Kedudukan Ilmu Pendidikan pada Ilmu Pengetahuan
Al-Ghazali membagi ilmu pengetahuan menjadi dua yaitu : 1 Duniawi :Ilmu hitung, Ilmu kedokteran, Ilmu Ukur, dll.
2 Ukhrowi : a. Mukasyafah : Iman, Islam, dan Ikhsan
b. Mu’amalah: a Batin : Terpuji, Tercela
b Dhohir : Adat, Peribadatan Apabila diperhatikan akan menunjukkan bahwa antara yang MUKASYAFAH
dengan yang MU’AMALAH sangat erat hubungannya, MUKASYAFAH tentang Iman, Islam dan Ikhsan dengan Mu’amalah Dhohir peribadatan atau Mu’amalah
batin terpuji. 5. Jenis-jenis Pendidikan
1. Menurut tempat berlangsungnya pendidikan
Pendidikan di dalam keluarga Pandidikan di dalam sekolah dan
Pendidikan di dalam masyarakat 2.
Menurut sifatnya Pendidikan informal, yaitu pendidikan yang diperoleh seseorang dari
pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar sepanjang hayat. Pendidikan ini dapat berlangsung dalam keluarga dalam pergaulan
sehari-hari maupun dalam pekerjaan, masyarakat, organisasi. Pendidikan formal, yaitu pendidikan yang berlangsung secara teratur,
bertingkat dan mengikuti syarat-syarat tertentu secara ketat. Pendidikan ini berlangsung di sekolah.
Pendidikan non formal, yaitu pendidikan yang dilaksanakan secara tertentu dan sadar tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan yang ketat.
3. Menurut cara berlangsungnya pendidikan
Pendidikan fungsional, yaitu pendidikan yang berlangsung secara naluriah tanpa rencana dan tujuan tetapi berlangsung begitu saja.
Pendidikan intensional, yaitu pendidikan yang berlangsung secara naluriah dengan rencana dan tujuan yang sudah direncanakan
4. Menurut aspek yang disentuh, jadi tidak menyentuh seluruh dari
kepribadian anak didik misalnya pendidikan bahasa, pendidikan kesenian, pendidikan sosial.
B. Nilai-nilai Moral