Indikator Pencapaian Kompetensi ANTROPOLOGI KELOMPOK KOMPETENSI J
5 -
Guru kurang menyadari akan pentingnya menyusun bahan ajar yang sesuai kebutuhan, manfaat bahan ajar dalam penyiapan perangkat pembelajaran
dan pelaksanaan pembelajaran -
Guru kurang memahami mekanisme dan teknis menyusun bahan ajar yang benar
- Terbatasnya sarana TIK di sekolah dan terbatasnya kemampuan guru dalam
pemanfaatannya Sebagai respon atas permasalahan tersebut, maka dalam upaya membantu
guru dalam mengembangkan bahan ajar, perlu adanya informasi tentang penyusunan bahan ajar.
Berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 8 disebutkan bahwa “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.” Kompetensi Guru sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang tersebut meliputi kompetensi pedagogis,
kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Kompetensi-kompetensi inti yang wajib dimiliki seorang guru atau dosen di antaranya adalah “mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang
pengembangan yang diampu” dan “menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik” untuk kompetensi pedagogis, serta “mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif” dan “memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dan mengembangk
an diri” untuk kompetensi profesional.
Berdasarkan tuntutan-tuntutan tersebut, maka guru ataupun dosen dituntut mampu menyusun bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum, perkembangan
kebutuhan peserta didik, maupun perkembangan teknologi informasi.
Pengertian Bahan Ajar
Beberapa pengertian bahan ajar sebagai berikut Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan bahan Ajar:
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guruinstruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.