Imunisasi. Demam Berdarah DB

a. Pelayanan Kesehatan Neonatus, Bayi dan Balita

Sasaran pelayanan kesehatan anak diantaranya adalah neonatus umur 0 - 28 hari, bayi 0-12 bulan, Balita dan anak pra- sekolah. Pelayanan dilaksanakan melalui kegiatan preventif, promotif dan kuratif. Pelayanan kesehatan Balita dan anak pra-sekolah biasa dilakukan dengan kegiatan Deteksi Tumbuh Kembang Balita DTKB yang dilaksanakan pada anak Balita dan anak pra-sekolah PAUD. Hasil DTKB yang mengalami kelainangangguan kesehatan bisa dirujuk ke Puskesmas maupun Rumah Sakit. Hasil kegiatan upaya pelayanan kesehatan anak ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 4.2 Cakupan Program Kesehatan Anak di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-2015 Cakupan KIA 2013 2014 2015 Kunjungan Neonatus 1 KN 1 99 99,5 99,5 Kunjungan Neonatus 3 kali KN lengkap 92,4 94,5 94,1 Kunjungan Bayi 94 91,75 97,8 Bayi diberi ASI ekslusif 56,5 59,5 58,5 Pelayanan anak Balita 91,4 90,0 87,5 S umber data : Dinkes Gunungkidul Kunjungan neonatus menunjukkan angka yang cukup bagus pada Tahun 2014 mengalami sedikit kenaikan dibanding Tahun 2013. Hasil pelayanan kesehatan anak diantaranya, kunjungan bayi minimal 4 kali pada tahun 2014 mengalami penurunan dibanding dua tahun sebelumnya. Pelayanan anak balita pada tahun 2015 mengalami penurunan dibanding tahun 2014.

b. Pelayanan Anak Usia Sekolah SDMI

Skrining atau penjaringan kesehatan untuk siswa Sekolah Dasar dan sederajat dilakukan di seluruh SDMI sebanyak 564 sekolah, dengan sasaran utama adalah siswa kelas I SDMI. Cakupan penjaringan kesehatan pada murid SD kelas 1 di Kabupaten Gunungkidul pada Tahun 2014 sebesar 99,5 dengan rincian menurut jenis kelamin, untuk laki-laki semua dilakukan skrining 99,6 dan cakupan skrining untuk anak perempuan 99,3. Adanya dana bantuan operasional kesehatan BOK dan dukungan dana dari APBD sangat membantu capaian hasil skrining di Kabupaten Gunungkidul.

4.2. Imunisasi.

14 Sasaran program imunisasi meliputi bayi, anak sekolah dan ibu hamil serta calon pengantin. Sebagai sasaran utama adalah bayi dengan indikator Desa dengan UCI Universal Child Imunization merupakan target yang akan dicapai dalam Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Desa UCI adalah desa dengan cakupan imunisasi dasar 97. Imunisasi dasar terdiri dari imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatisis B dengan sasaran utama adalah bayi. Cakupan Desa dengan UCI di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2014 telah mencapai 100. Cakupan imunisasi dasar pada tahun 2014 yang dilaksanakan di Puskesmas dan jaringannya untuk DPT1 + HB1 98,9, DPT3 + HB3 98,9 dan Campak 98,2 dengan drop out rate 0,70. Sedangkan untuk BCG 99. Cakupan imunisasi pada tahun 2014 mengalami peningkatan. Hal ini dimungkinkan karena kelengkapan dan ketepatan laporan dari sarana pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta yang semakin baik. berdasar data dari Puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut : Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Gunungkidul Jenis Imunisasi yang dilakukan pada ibu hamil adalah tetanus toksoid TT. Cakupan TT2+ pada ibu hamil pada tahun 2014 di Kabupaten Gunungkidul sebesar 91.5. . PEMBERANTASAN PENYAKIT 1. Pemberantasan Penyakit Menular

a. Demam Berdarah DB

Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah endemis Demam Berdarah. Jumlah kasus Demam Berdarah di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2014 sebanyak 379 kasus dan mengalami kenaikan dibanding jumlah kasus tahun 2013 310 kasus maupun tahun 2012 78 kasus. 15 Kasus yang ditemukan sebagian berasal dari Rumah Sakit dan Puskesmas. CFR 4,2. Jumlah kasus penyakit Demam Berdarah di Kabupaten Gunungkidul mengalami fluktuasi pada tiap tahun. Berdasar data dari hasil pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul selama sepuluh tahun terakhir, fluktuasi kasus tertinggi terjadi di tahun 2010 974 kasus sedangkan gambar grafik menunjukkan pola peningkatan kasus pada setiap 3 tahun. Data selengkapnya tersaji dalam gambar 4.2 berikut: Gambar 4.2 Jumlah Kasus dan Kematian Demam Berdarah Di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2004-2015 Sumber : Dinkes Kabupaten Gunungkidul Berdasar gambar 4.2 terlihat bahwa, terjadinya kenaikan jumlah kasus DB di Kabupaten Gunungkidul yang sangat mencolok pada tahun 2010 dan turun drastis pada Tahun 2013 dan naik kembali pada tahun 2014. Peningkatan kasus maupun penurunan kasus mengindikasikan adanya peran dari terdapatnya vector nyamuk aedes aegypti, dan virus penyebab penyakit DBD virus Dengue serta perilaku masyarakat yang tidak sehat atau mungkin juga pemberantasan sarang nyamuk yang kurang berhasil. Pola penyakit yang tidak menentu ini bisa menjadi bahan pertimbangan dalam penyelidikan epidemiologi lebih lanjut. Kasus Demam Berdarah menurut waktu bulan pada tiga tahun terakhir disajikan pada gambar gambar berikut : 16 Melihat gambar 4.3 dapat dilihat bahwa, pola kasus menurut waktu bulan untuk penderita DBD di Kabupaten Gunungkidul ternyata kenaikan bermakna terjadi pada Bulan Desember dan Januari.. Dengan demikian, pada bulan-bulan tersebut perlu diwaspadai terjadinya KLB. Kasus DBD sangat erat kaitannya dengan curah hujan. Selain itu, masalah lingkungan, mobilisasi penduduk yang tinggi, serta kepadatan penduduk juga sangat berperan dalam proses penularan penyakit Demam Berdarah.

b. Malaria