Media yang digunakan di Pusat

59 2014, ada 5 SKPD Percontohan yang terus dibimbing oleh Code for Bandung. Dengan dorongan yang kuat dari mereka, akhirnya berhasil keluar sekitar 51 data set. Dari berbagai kegiatan dan inovasi Open Data yang telah difasilitasi Code for Bandung, telah dihasilkan beberapa aplikasi yang siap dimanfaatkan, antara lain: 1 Disposisi Surat Online. Meskipun yang bersangkutan tidak ada di tempat, surat akan tetap masuk dan sampai pada dia; 2 Informasi mengenai Transportasi Publik seperti waktu tunggu dan trayek bus kota dan informasi halte; 3 Pelaporan Bencana Modelnya seperti LAPOR namun khusus untuk bencana; 4 Dashboard untuk Investasi; 5 Portal informasi layanan publik, semacam Satulayanan.id namun versi aplikasi telepon genggam dan versi Kota Bandung. Dari semua aplikasi yang sudah dihubungkan tersebut, yang baru digunakan ialah Surat Online. Namun itu pun belum terlihat dampaknya karena masih sangat baru dioperasikan sekitar bulan Oktober 2015. Sementara aplikasi lainnya, kekurangannya ialah sulit untuk diadopsi oleh Pemerintah.

2.4. Media yang Digunakan dalam Implementasi Open Government Indonesia

2.4.1. Media yang digunakan di Pusat

Berdasarkan hasil wawancara mendalam BAPPENAS dengan beberapa pihak, media yang digunakan untuk mengimplementasikan OGI sangat beragam. Media-media tersebut biasanya berbasis IT, misalnya website, mailing list, media sosial, newsletter, dan sebagainya. Umumnya pemerintah pusat sangat mengandalkan media sosial dan website untuk sosialisasi. Uniknya, Kementerian Pertanian memiliki media yang berbeda dalam hal penyebaran informasi pada petani. Kementerian Pertanian menggunakan sistem pendekatan kelompok, sehingga distribusi informasi dilakukan melalui triple down effect. Sebagai contoh, ada satu petani yang dianggap sebagai pemimpin atau panutan kelompok yang digunakan sebagai corong informasi, untuk menyebarkan pada seluruh petani di kelompoknya. Selain pemanfaatan kelompok organik yang bersifat grassroot, Kementerian Pertanian juga memanfaatkan asosiasi 60 berbasis profesi lainnya seperti KTNA Kontak Tani Nelayan Andalan. 71 Kelompok- kelompok ini dapat menjadi solusi penyebaran informasi, karena jumlah petugas penyuluh yang terbatas di lapangan. Selain itu dapat dimanfaatkan pula tokoh-tokoh yang berpengaruh. Semua gerakan ini seharusnya dapat berjalan serempak, sehingga mekanisme penyebaran informasi dapat lebih cepat. Agak berbeda dengan pemerintah, OMS memiliki media masing-maisng dalam mensosialisasikan OGI. Dalam FGD yang dilakukan BAPPENAS, IPC menjelaskan bahwa pihaknya menggunakan bulletin online dan publikasi buku sebagai media sosialisasi selain menggunakan website. Pattiro menggunakan mailing list dan media sosial untuk sosialisasi. Kopel juga memiliki media yang digunakan hampir sama dengan OMS lain. Namun, KOPEL juga memiliki kelompok dampingan yang disebut Parliament Group, terdiri dari petani dan nelayan, bersifat grassroot dan berperan dalam sosialisasi dan juga melakukan berbagai kegiatan di daerah, termasuk pengawasan parlemen. Media konvensional yang digunakan antara lain buku, dan juga sosialisasi di media lainnya. Seknas FITRA juga menggunakan media yang hampir sama dengan OMS lainnya, serta saat ini tengah mengembangkan komik, infografis dan videografis. Penyebaran media dilakukan berdasarkan target audience. Selain itu, Seknas FITRA juga memiliki website nfo Anggaran , yaitu portal yang memuat dan mempublikasikan data APBD seluruh KabupatenKota di Indonesia selama 4 tahun berturut-turut. 72

2.4.2. Media yang digunakan di Daerah