Tujuan Komponen S TE 1002413 Chapter2

Teguh Budiarto , 2016 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI DI TINJAU DARI PERSPEKTIF LEADERSHIP DAN IKLIM ORGANISASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu digunakan untuk menyelesaikan kesulitan siswa dalam memahami masalah belajar. f. Dalam blended learning diperlukan kepemimpinan yang mempunyai waktu dan perhatian untuk terus-menerus berupaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Blended learning dibutuhkan pada saat situasi yang ada menuntut diadakannya kombinasi atau mencapurkan berbagai metode media, dan teknik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya ketika pembelajaran jarak jauh tidak begitu dibutuhkan, maka dibutuhkan pembelajaran tatap muka. Proses pembelajaran blended learning ini dibutuhkan pada peserta didik yang membutuhkan penambahan dan pengkombinasian dalam pembelajaran. Blended learning dibutuhkan pada saat : a. Proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka, namun menambah waktu pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dunia maya. b. Mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-stop antara pengajar dan siswa. c. Siswa dan pengajar dapat diposisikan sebagai pihak yang belajar. d. Membantu proses percepatan pengajaran. Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini, khususnya perkembangan teknologi internet turut mendorong berkembangnya konsep pembelajaran jarak jauh ini. Ciri teknologi internet yang selalu dapat diakses kapan saja, dimana saja, multiuser serta menawarkan segala kemudahannya telah menjadikan internet suatu media yang sangat tepat bagi perkembangan pendidikan jarak jauh selanjutnya.

2.1.6 Tujuan

Blended Learning Adapun tujuan diadakannya blended learning adalah sebagai berikut: a. Membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar. b. Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi guru dan peserta didik untuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang. c. Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi peserta didik, dengan menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan instruksi online . Kelas Teguh Budiarto , 2016 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI DI TINJAU DARI PERSPEKTIF LEADERSHIP DAN IKLIM ORGANISASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para siswa dalam pengalaman interaktif. Sedangkan porsi online memberikan peserta didik dengan konten multimedia yang kaya akan pengetahuan pada setiap saat, dan dimana saja selama peserta didik memiliki akses internet. d. Mengatasi masalah pembelajaran yang membutuhkan penyelesaian melalui penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi

2.1.7 Komponen

Blended Learning Berdasarkan kesimpulan dari para ahli mengenai blended learning , maka belended learning mempunyai 3 komponen pembelajaran yang dicampur menjadi satu bentuk pembelajaran blended learning . a. Online Learning Menurut Terry Anderon dan Fathi Eloumi dalam buku Practise of Online Learning second edition 2004 : “ Online learning as educational material that is presented on a computer ”. Diartikan bahwa online learning merupakan materi pendidikan yang ditanyangkan dengan memanfaatkan komputer. Dalam Asynchronous Online Learning pembelajar dapat mengakses materi pelajaran kapan saja, sedangkan Synchronous Online Learning memungkinkan interaksi nyata real time antara pebelajar dengan pengajar Ally 2007. Rosenberg 2001 menenkankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. E-learning bisa mencakup secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait pengelola e-learning dan pebelajar sendiri. Maka dapat disimpulkan bahwa online learning adalah lingkungan pembelajaran yang menggunakan teknologi internet, intranet, dan berbasis web dalam mengakses materi pembelajaran dan memungkinkan terjadinya interkasi pembelajaran antar sesama peserta didik atau dengan mengajar dimana saja dan kapan saja. Teguh Budiarto , 2016 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI DI TINJAU DARI PERSPEKTIF LEADERSHIP DAN IKLIM ORGANISASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Pembelajaran Tatap muka Pembelajaran tatap muka merupakan model pembelajaran yang sampai saat ini masih terus dilakukan dan sangat seringdigunakan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran tatap muka merupakan salah satu bentuk model pembelajaran konvensional yang mempertemukan guru dengan murid dalam satu ruangan untuk belajar. Menurut Sudirman N dalam Tabrani Rusyan, dkk 1990 Dalam pembelajaran tatap muka guru atau pemelajar akan menggunakan berbagai macam metode dalam proses pembelajarannya untuk membuat proses belajar lebih aktif dan menarik. Yang biasanya digunakan adalah : a. Metode ceramah Metode yang paling sederhana karena guru hanya menyampaikan materi pembelajaran melalui kegiatn berbicaraceramah di depan kelas dan terkadang menggunakan media lain untuk menunjang prose pembelajaran b. Metode penugasan Metode pembelajaran dengan memberikan penugasan untuk dikerjakan didalam kelas, melatih kemandirian dan tanggung jawab siswa. c. Metode tanya jawab Metode pembelajaran yang menimbulkan interaksi antara siswa dengan guru, guru memberikan pertanyaan lalu siswa menjawab pertanyaan atau sebaliknya. d. Metode demonstrasi Metode pembelajaran dimana guru memeragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik yang sebenarnya maupun yang tiruan disertai dengan penjelasan singkat. c. Belajar mandiri Salah satu bentuk aktivitas model pembelajaran pada blended learning adalah individualized learning , yaitu peserta didik dapat belajar mandiri dengan cara mengakses informasi, materi atau pelajaran secara online via internet. Bukan berarti belajar sendiri, tetapi belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif dengan ataupun tanpa bantuan orang lain dalam belajar. Teguh Budiarto , 2016 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI DI TINJAU DARI PERSPEKTIF LEADERSHIP DAN IKLIM ORGANISASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menurut Dodds 1983, menjelaskan bahwa belajar mandiri adalah sistem yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri dari bahan cetak, siaran ataupun bahan pra-rekam yang telah terlebih dahulu disiapkan. Dengan demikian, belajar mandiri sebagai metode dapat didefinisikan sebagai suatu pembelajaran yang memposisikan pebelajaran sebagai penanggung jawab, pemegang kendali, pengambil keputusan atau pengambil inisiatif dalam memenuhi dan mencapai keberhasilan belajarnya sendiri dengan atau tanpa bantuan orang lain. 2.2 LEADERSHIP

2.2.1 Pengertian