Kehadiran PKBM “Pandu” di tengah-tengah masyarakat berawal dari ide
gagasanpemikiran dari warga masyarakat desa Menturus Kecamatan Kudu Kabupaten Jombang yang ingin mendirikan dan menghadirkan suatu wadahorganisasi pembelajaran yang
dapat dijadikan sebagai sarana dan sekaligus sentral pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Tepatnya tanggal 19 Mei 2006 melalui rembug desa lahirlah PKBM dengan nama
“PANDU”. Dipilihnya “Pandu” sebagai nama PKBM dengan harapan bahwa lembaga ini dapat memandu dan mengarahkan warga masyarakat menuju masyarakat yang berdaya, baik berdaya
secara ekonomi maupun sosialnya.
B. Gambaran Obyektif Lembaga
Secara geografis letak PKBM “PANDU” berada diujung utara wilayah Kabupaten Jombang + 25 km. Tepatnya berada di Desa Menturus Kecamatan Kudu Kabupaten Jombang
Jawa Timur Telp 0321 6269960. Keberadaan PKBM “Pandu” dalam demografis Kabupaten Jombang masuk kategori zona “merah”. Dikatakan zona merah dikarenakan ada beberapa
beberapa alasan: 1 tingkat angka kemiskinan tergolong tinggi 38, 2 jumlah keaksaraan fungsionalnya besar 4.586 orang, 3 jumlah angka putus sekolahnya juga tinggi, ini dapat
dilihat dari besarnya peminatjumlah peserta didik yang ikut program kesetaraan, belum lagi mereka yang tidak sekolah danatau tidak ikut program kesetaraan.
Pada awal pendiriannya, pembelajaran dilakukan di tiga tempat yang berbeda, yaitu: 1 untuk program life-skill dilaksanakan di rumah pengurus dan sekaligus merupakan kantor
kesekretariatan, 2 untuk program PAUD dilaksanakan di gedung Posyandu, dan 3 gedung SD untuk program kesetaraan. Alhamdulillah mulai Juni 2010 berkat partisipasi masyarakat dan
bantuan pemerintah daerah, lembaga ini telah memiliki Gedung PAUD dan Tempat Penitipan Anak TPA yang dilengkapi dengan berbagai aneka mainan anak dan kolam renang.
Warga Belajar PKBM Pandu sebagian besar tersebar di 5 wilayah kecamatan, yaitu; Kudu, Ngusikan, Kabuh, Kesamben dan Ploso. Mengingat letak lembaga berada di wilayah perbatasan
Jombang-Mojokerto dan Jombang-Lamongan, maka warga belajarnya ada yang berasal dari dua kabupaten tersebut meskipun jumlahnya tidak banyak.
Sebagai mitra kerja pemerintah dan dunia usaha, PKBM dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui program-program pendidikan nonformal, diharapkan mampu menumbuhkan
masyarakat belajar sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kemandirian, keberdaya didikan, dan inovatif dalam mencari berbagai informasi baru dalam rangka meningkatkan
kehidupannya. Sebagai sebuah pusat pembelajaran, PKBM dibangun atas dasar kebutuhan
masyarakat dengan menitik beratkan swadaya, gotong royong dan partisipasi masyarakat itu sendiri. Terutama berkaitan dengan pentingnya peningkatan kemampuan, keterampilan atau
kecerdasan anggota masyarakat. Untuk itulah PKBM “Pandu” menyelenggarakan program kegiatan berupa:
1. Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Alasan dasar mengapa program ini dikembangkan oleh PKBM “Pandu” karena sampai saat
ini perhatian terhadap pendidikan anak usia dini masih sangat kurang. Padahal, konsep pembangunan sumber daya manusia SDM justru dimulai sejak masa usia dini. Rendahnya
kualitas hasil pendidikan di Indonesia selama ini cerminan rendahnya perhatian terhadap pendidikan anak usia dini, sehingga berdampak terhadap rendahnya kualitas SDM
Indonesia. Oleh sebab itu PKBM “Pandu” memiliki kewajiban untuk mengembangkan program tersebut sejalan dengan tujuan dan fungsi PKBM di tengah-tengah masyarakat.
2. Kejar Paket B dan C Rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia salah satunya diakibatkan oleh
tingginya angka putus sekolah, pada level pendidikan dasar dan level pendidikan menengah. Pada tingkat Sekolah Dasar 25 dari jumlah lulusannya tidak melanjutkan ke jenjang
level yang lebih tinggi atau ke SMPMTs, begitu pula 50 lulusan SMPMTs tidak melanjutkan ke jenjang atau level SMAMA. Hal inilah yang menjadi motivasi kami untuk
menyelenggarakan program kesetaraan Paket B dan C. 3. Kursus Komputer
Program ini dikembangkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mendukung profesi. Program ini selain diikuti oleh mereka yang putus sekolah juga
diikuti oleh para guru dan siswa sekolah formal. 4. Perkoperasian
PKBM selain dijadikan tempatkegiatan pembelajaran juga dapat dijadikan sebagai kegiatan ekonomi. Program ini dikembangkan untuk memberikan kesempatan kepada warga belajar
untuk melakukan kegiatan ekonomi berupa koperasi simpan pinjam. 5. Kursus Menjahit dan Bordir
Program ini dikembangkan untuk memberikan keterampilan kepada masyarakat. Program ini mayoritas diikuti oleh perempuan.
6. Kelompok Belajar UsahaKelompok Kewirausahaan Program kelompok belajar usaha KBU diperuntukan bagi masyarakat warga belajar
yang minimal telah bebas buta aksara dan atau selesai program kesetaraan, juga masyarakat
lainnya yang merasa perlu untuk meningkatkan dan memperoleh pengetahuan serta keterampilan baru. Untuk saat ini KBUKWU yang dikembangkan adalah pembuatan sol
sepatu dan ampok instan. 7. Pendidikan life skill dan kepemudaan; teknik elektro, teknik pengelasan, sablon, dan
prosesing. Program ini dikembangkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kepada para pemuda. Target utama dari kegiatan ini dalam rangka untuk memberikan
peluang usaha dan dalam rangka untuk mengurangi pengangguran dan tingkat kemiskinan di level pedesaan.
8. Keaksaraan Fungsional KF Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan keaksaraan dasar warga masyarakat
yang masih buta aksara. Saat ini di Indonesia terdapat 5,2 juta orang usia 10-44 tahun yang masih buta huruf, apabila ditambah dengan anak yang putus sekolah drop out maka
jumlah tersebut akan mencapai 6 juta orang. Oleh karena itu sasaran dari kegiatan ini adalah melayani warga masyarakat yang menyandang buta aksara berusia di antara 10-44 tahun,
dengan prioritas usia antara 17-30 tahun. 9. Taman Bacaan Masyarakat TBM
Program ini diadakan dalam rangka untuk memberikan informasi, baik pendidikan maupun keterampilan kepada masyarakat sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar
yang mudah dan murah. Selain itu untuk menumbuhkan kegemaran membaca di kalangan masyarakat yang saat ini memang sangat memperihatinkan.
Sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang pemberdayaan masyarakat tentu memerlukan bantuan dan kerjasama kemitraan dari berbagai pihak, baik dari instansi
pemerintah maupun pihak swasta. Baik sebagai penyandang dana, pemetik manfaat, maupun sebagai rekan dalam melayani pemenuhan kebutuhan belajar, PKBM “Pandu” melakukan
kerjasama kemitraan dengan: 1. Pemerintah Desa yang ada di wilayah sekitar lembaga
2. PC Fatayat NU Jombang 3. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Jombang
4. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Jombang 5. Balai Latihan Kerja Kabupaten Jombang
6. BRI Kantor Kas Tapen 7. UD Lancar Jaya
8. Dinas Kesehatan Puskesmas
Berdasarkan hal diatas, maka terlihat bahwa peran serta masyarakat dalam pendidikan luar sekolah dapat dilakukan melalui PKBM. Melalui pendidikan tersebut masyarakat
diharapkan mampu memberdayakan dirinya. Dalam hal ini PKBM “Pandu” setidak-tidaknya telah melaksanakan fungsi:
1 Sebagai tempat masyarakat belajar, PKBM merupakan tempat masyarakat memperoleh
berbagai ilmu pengetahuan dan bermacam ragam keterampilan fungsional sesuai dengan kebutuhannya, sehingga masyarakat berdaya dalam meningkatkan kualitas hidup dan
kehidupannya. 2
Sebagai tempat tukar belajar, PKBM memiliki fungsi sebagai tempat terjadinya
pertukaran berbagai informasi pengalaman, ilmu pengetahuan dan keterampilan antar warga belajar, sehingga antara warga belajar yang satu dengan yang lainnya bisa saling
mengisi. Sehingga setiap warga belajar sangat dimungkinkan dapat berperan sebagai sumber belajar bagi warga belajar lainnya masyarakat lainnya.
3 Sebagai Pusat pengetahuan dan informasi atau perpustakaan masyarakat, sebagai
perpustakaan masyarakat PKBM harus mampu berfungsi sebagai bank informasi, artinya PKBM dapat dijadikan tempat menyimpan berbagai informasi pengetahuan dan
keterampilan secara aman dan kemudian disalurkan kepada seluruh masyarakat atau warga belajar yang membutuhkan. Disamping itu pula PKBM dapat berfungsi sebagai
pengembang pengetahuan dan keterampilan secara inovatif, misalnya melalui penelitianpengkajian.
4 Sebagai sentra pertemuan berbagai lapisan masyarakat, fungsi PKBM dalam hal ini,
tidak hanya berfungsi sebagai tempat pertemuan antara pengelola dengan sumber belajar dan warga belajar serta dengan tokoh masyarakat atau dengan berbagai lembaga
pemerintah dan swastaLSM, ormas, akan tetapi PKBM berfungsi sebagai tempat berkumpulnya seluruh komponen masyarakat dalam berbagai bidang sesuai dengan
kepentingan, masalah dan kebutuhan masyarakat. 5
Sebagai pusat penelitian masyarakat terutama dalam pengembangan pendidikan nonformal. Pada bagian ini PKBM berfungsi sebagai pusat pengkajian studi, research
bagi pengembangan model-model pendidikan nonformal pada tingkat Kecamatan dan Kabupaten. Dalam hal ini PKBM dapat dijadikan tempat oleh masyarakat, kalangan
akademisi dll sebagai tempat menggali, mengkaji, menelaah menganalisa berbagai persoalan atau permasalahan dalam bidang pendidikan dan keterampilan masyarakat.
Contoh penelitian yang dilakukan oleh Tri Dyah Nastiti dosen UT Surabaya dengan judul:
Peningkatan Pemanfaatan dan Pengolahan Ampok Jagung Instan sebagai Pangan Lokal Potensial Bagi Kelompok Masyarakat Desa Menturus Kecamatan Kudu.
C. Prinsip Pengembangan Program PKBM