BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Layout Pengukuran Tingkat Kebisingan pada Masing-masing Titik
Pengukuran
Penentuan titik pengukuran ialah langkah awal sebelum melakukan pengukuran tingkat kebisingan pada departemen Precured Liner. Tujuanya agar
kondisi keseluruhan dari departemen Precured Liner dapat dianalisis secara menyeluruh sehingga didapatkan hasil pengukuran yang merata pada departemen
Precured Liner. Penentuan jumlah titik pengukuran dengan menggunakan teknik peta kontur berdasarkan European Commission Working Group Assessment of
Exposure to Noise atau WG-AEN dengan membuat area pengukuran 3 x 3 m pada denah departemen Precured Liner. Pemilihan ukuran tersebut bertujuan untuk
mempermudah peneliti dalam mengukur tingkat kebisingan di departemen Precured Liner. Pengukuran dilakukan pada selama 10 hari mulai pukul 08.00-
16.00. Penentuan area pengukuran pada departemen Precured Liner dari 9 titik yang telah ditentukan dengan mengeplot 3 x 3 m pada area departemen Precured
Liner dapat dilihat pada Gambar 5.1. Alat yang digunakan dalam pengukuran tingkat kebisingan ialah Four in One Multi Function Environment Meter.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.1. Layout Pengukuran Tingkat Kebisingan pada Departemen Precured Liner
5.1.1. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan
Setelah menentukan titik pengukuran maka dilanjutkan dengan pengukuran tingkat kebisingan dengan menggunakan Four in One Multi Function
Environment Meter. Pengukuran ini dilakukan selama 10 hari dengan 9 titik pengukuran. Setiap pengukuran harus dapat mewakili selang waktu tertentu
dengan penetapannya sebagai berikut: 1.
L1 diambil pada jam 08.00 – 10.00 2.
L2 diambil pada jam 10.00 – 12.00 3.
L3 diambil pada jam 13.00 – 16.00
Rekapitulasi hasil pengukuran tingkat kebisingan dari titik 1 sampai titik 10 untuk setiap jam 08.00-10.00 WIB, 10.00-12.00 WIB, 13.00-16.00 WIB
selama 10 hari pengamatan dapat dilihat pada Tabel 5.1, 5.2, dan 5.3 dibawah ini.
Tabel 5.1. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan Pukul 08.00-10.00 WIB
Universitas Sumatera Utara
No Tingkat Kebisingan
dB
Pengukuran Ke- 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1 94,9
96,2 94,4
97,6 95,4
93,8 95,2
89,7 89,2
2 95,6
97,2 95,7
97,4 95,6
91,4 93,4
90,8 89,6
3 94,6
96,4 94,4
96,3 94,6
93,3 94,2
90,6 89,4
4 94,8
96,5 95,9
97,7 95,8
92,5 95,4
90,1 89,8
5 95,7
96,2 95,8
96,4 94,4
91,4 93,6
90,5 89,7
6 95,2
97,5 93,5
96,7 95,7
91,2 93,5
90,2 90,4
7 94,6
97,6 94,5
97,2 94,7
92,2 93,2
89,4 90,7
8 94,4
97,5 96,7
94,5 93,7
93,7 95,7
90,4 89,3
9 95,4
96,5 95,8
97,3 93,7
91,6 94,3
92,2 91,4
10 95,3
96,5 95,6
96,7 95,6
91,3 95,8
92,5 91,8
Rata-rata 96,8
96,8 95,2
96,8 94,9
92,2 94,4
90,6 90,1
Tingkat kebisingan rata-rata pada masing-masng titik pengukuran, dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Tingkat Kebisingan Rata-rata
Titik Pengukuran
Tingkat Kebisingan dB Waktu Pengukuran WIB
08.00-10.00 10.00-12.00
13.00-16.00
1 96,8
94,4 95,2
2 96,8
96,9 97,0
3 95,2
94,1 93,7
4 96,8
96,9 96,9
5 94,9
94,3 94,9
6 92,2
92,9 92,5
7 94,4
94,4 94,4
8 90,6
90,8 91,0
9 90,1
90,5 90,5
Berdasarkan data pada Tabel 5.4 dilakukan uji statistik untuk melihat hubungan waktu pengukuran tingkat kebisingan terhadap paparan bising. Grafik
tingkat kebisingan terhadap waktu pengukuran dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.2. Grafik Tingkat Kebisingan Setiap Waktu Pnegukuran
5.2. Perhitungan Tingkat Kebisingan Equivalen