xxvi d Keputusan Menteri Agama RI No. 519 Tahun 2001 tentang Lembaga
Pelaksana Pemeriksa Pangan Halal; Sedangkan bahan hukum sekunder yang digunakan penulis adalah buku teks,
jurnal, koran, dan artikel dari internet, yang berkaitan dengan penelitian ini.
5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik pengumpulan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan yaitu peraturan perundang-undangan, buku-buku, karangan
ilmiah, makalah, dan koran. Selain melalui dokumen-dokumen maupun data-data tertulis, penulis juga menggunakan cyber media,yaitu bahan melalui internet
untuk mendapatkan perkembangan berita terkini.
6. Teknik Analisis Bahan Hukum
Penulis mengguanakan interpretasi dan logika deduksi sebagai teknik analisis bahan hukum dalam penelitian ini. Interpretasi atau penafsiran merupakan salah
satu metode penemuan hukum yang memberikan penjelasan yang gamblang mengenai teks undang-undang agar ruang lingkup kaidah dapat ditetapkan
sehubungan dengan peristiwa tertentu. Adapun berdasarkan penemuan hukum oleh hakim terdapat beberapa jenis interpretasi, diantaranya adalah interpretasi
gramatikal, interpretasi teleologis atau sosiologis, interpretasi sistematis, interpretasi historis, interpretasi komparatif, dan interpretasi futuristik.
Interpretasi gramatikal yaitu penafsiran berdasarkan bahasa, interpretasi teleologis atau sosiologis yaitu penafsiran berdasarkan tujuan kemasyarakatan
atau perundang-undangan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang baru, penafsitan sistematis sistematis adalah dengan menafsirkan undang-undang
sebagai bagian dari keseluruhan sistem perundang-undangan dengan jalan menghubungkannya dengan undang-undang lain. Interpretasi historis yaitu
xxvii makna undang-undang dapat dijelaskan dan ditafsirkan dengan jalan menelusuri
sejarah yang terjadi. Ada dua jenis interpretasi sejarah, diantaranya penafsiran menurut sejarah undang-undang dan penafsiran menurut sujarah hukum.
Berikutnya ada penafsiran komparatif yaitu interpretasi yang hendak memperoleh penjelasan dengan jalan memperbandingkan hukum, interpretasi
futuristik merupakan metode penafsiran yang bersifat antisipatif yaitu hendak memperoleh penjelasan dari ketentuan perundang-undangan dengan berpedoman
pada undang-undang yang belum mempunyai kekuatan hukum. Beberapa jenis interpretasi pada kenyataannya sering digunakan bersama-sama atau campur
aduk. Dapat dikatakan bahwa dalam setiap interpretasi atau penjelasan undang- undang mencakup beberapa jenis penafsiran Sudikno Mertokusumo, 2003:170-
173 Berkenaan dengan pengkajian masalah penelitian dalam penelitian ini, penulis
menggunakan teknis analisis interpretasi teleologis atau sosiologis dan penafsiran sistematis. Melalui interpretasi teleologis, penulis berupaya untuk menganalisis
keberadaan peraturan perundangan yang terkait dengan legitimasi kehalalan produk dengan melihat perkembangan kondisi masyarakat saat ini, terkususnya
masyarakat muslim di Indonesia, yang berdampak pada tingkat pemalsuan sertifikasi dan labelisasi halal produk. Penggunaan interpretasi sistematis
mencoba menganalisis peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kehalalan produk dengan kaidah-kaidah perundangan yang berlaku.
F. Sitematika