Latar Belakang Masalah IDENTIFIKASI BAKAT OLAHRAGA SISWA PUTRA KELAS 1 DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2008 2009

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman yang saat ini dialami bangsa Indonesia, ternyata bidang olahraga juga mengikuti perkembangan dan kemajuan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya fasilitas-fasilitas maupun sarana olahraga yang telah tersedia, bangunan-bangunan yang berdiri guna menunjang kegiatan-kegiatan keolahragaan yang hampir merata di seluruh wilayah Indonesia, baik di kota maupun di pelosok desa. Adanya masyarakat yang mayoritas mencintai dan gemar dengan olahraga, juga keinginan dari masyarakat yang ingin melihat prestasi olahraga di Indonesia semakin baik, maka sangat perlu untuk diperhatikan dan ditindak lanjuti oleh pembina maupun pelatih dengan mengupayakan langkah-langkah yang tepat, diantaranya mengadakan pembinaan maupun seleksi untuk pembibitan atlet-atlet muda yang jangka panjangnya memiliki prestasi yang maksimal. Problematika yang selalu menghambat upaya optimalisasi prestasi dalam cabang olahraga salah satunya yaitu terletak pada sulitnya menemukan atlet-atlet muda yang berbakat. Bakat sendiri merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat mendukung dan sangat diperlukan dalam pencapaian prestasi olahraga. Upaya untuk mendapatkan atlet-atlet berbakat hendaknya dilakukan pemanduan bakat sejak usia muda. Pemanduan bakat tersebut dapat dilakukan pada anak-anak sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut Yusuf Adisasmit a dan Aif Syarifudin 1996: 33 menyatakan bahwa “Pemanduan bakat harus diperbanyak dan diperluas, sehingga diperoleh bibit-bibit atlet yang potensial yang harus dibina secara terus menerus dan berencana, agar dapat mencapai prestasi yang tinggi.” Sebagai langkah maupun upaya yang tepat dalam pemanduan bakat salah satunya melalui bangku sekolah. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Saiful Aristanto 1990: 8 yang menyatakan bahwa “Pemain berbakat dapat ditemukan di 1 Sekolah-sekolah, 2 Perkumpulan-perkumpulan olahraga, 3 Organisasi-organisasi commit to user 2 pemuda, dan 4 Keluarga.” Dalam hal ini orang-orang yang berkompetensi dalam pemanduan bakat guru, Pembina, pelatih atau orang tua harus memiliki kemampuan untuk dapat mengadakan proses melihat dan memperhatikan terhadap bakat olahraga peserta didiknya yang dilakukan secara teliti. Dengan kata lain guru atau pelatih harus mampu untuk mengadakan pemantauan bakat peserta didiknya. Kemudian perlu diupayakan proses pencarian bakat atau keahlian yang dimiliki peserta didik yang tentunya sesuai dengan karakteristik anak. Sejalan dengan pernyataan tersebut M. Furqon H 2001:1 menerangkan bahwa “Pembinaan olahraga sebaiknya dimulai sejak anak pada usia dini sehingga tidak terjadi keterlambatan dan selalu berkesinambungan, akan tetapi pembinaan tersebut harus mempertimbangkan kondisi anak atau disesuaikan dengan kondisi anak.” Setiap anak atau peserta didik pada dasarnya dapat belajar berbagai bentuk gerakan, akan tetapi tidak semua anak di kemudian hari dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi. Oleh sebab itu di olahraga sangat penting untuk menemukan anak-anak yang sangat berbakat yaitu untuk memilih atlet-atlet pada usia muda, dengan memperhatikan mereka secara terus menerus dan mendorong mereka untuk mencapai tingkatan prestasi yang lebih tinggi. Selanjutnya untuk mendapatkan bibt-bibit atlet yang berbakat, maka perlu ditempuh langkah langkah yang tepat. Sebagai pihak guru, pembina maupun pelatih harus memahami dan menguasai aspek-aspek apa saja yang erat kaitannya untuk mengadakan pemantauan terhadap bakat olahraga. Yusuf Adisasmita dan Aif Syarifudin 1996: 36 menyatakan bahwa “aspek-aspek yang perlu dipahami dan dikuasai unutk mendapatkan atlet-atlet berbakat melalui 1 pemasalan olahraga 2 pemanduan bakat dan 3 kriteria bibit unggul.” Perkembangan cabang olahraga khususnya di tingkat sekolah sangat perlu mendapat perhatian dari pembina maupun pelatih. Selanjutnya melalui perhatian tersebut, diharapkan para pembina maupun pelatih dapat menyeleksi peserta didik untuk menjadi atlet yang berbakat dan berpotensi ke masa depannya dalam pencapaian prestasi yang maksimal, sebagai wujud regenerasi atlet yang telah mapan. Salah satu ilmu yang berkembang dalam pemanduan bakat olahraga terkini adalah penggunaan metode sport search. M. Furqon H dan Muchsin Doewes 1999: 1 menyatakan bahwa “Sport search adalah suatu paket komputer interaktif yang memungkinkan anak commit to user 3 menyelesaikan antara ciri-ciri fisik dan pilihan olahraga yang disesuaikan dengan potensi olahraga anak.” Saat ini perkembangan olahraga khususnya pada wilayah Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar, kurang baik. Hal ini justru terjadi pada tingkat- tingkat Sekolah Lanjutan Pertama SMP, yang memperoleh hasil yang kurang bagus pada kejuaraan-kejuaraan tingkat Kabupaten. Kejuaraan-kejuaraan yang diselenggarakan di tingkat Kabupaten Karanganyar sendiri diantaranya: Pekan Olahraga Daerah POPDA tingkat sekolah maupun umum, Kejuaraan yang diselenggarakan oleh bupati, DPRD maupun instansi-instansi di Kabupaten Karanganyar. Dengan melihat hasil yang diperoleh dari tingkat SMP di Kecamatan Jumantono, maka perlu mendapat perhatian khusus bagi pembina maupun pelatih- pelatih olahraga. Langkah-langkah yang perlu diambil oleh pembina maupun pelatih diantaranya perlu adanya pemanduan bakat peserta didik untuk menemukan bibit atlet yang berpotensi dan berbakat dalam cabang olahraga. Oleh sebab itu pembina maupun pelatih perlu mengupayakan langkah yang tepat untuk menemukan bibit-bibit atlet yang berbakat, dan selanjutnya diberi pembinaan maupun pelatihan. Saat ini di wilayah Kecamatan Jumantono, khususnya di tingkat sekolah, belum diterapkan adanya suatu model pemanduan bakat dalam bidang keolahragaan pada peserta didiknya. Salah satu bentuk atau model pemanduan bakat yang perlu digunakan dalam pengidentifikasian bakat pada peserta didik, yaitu menggunakan model sport search. Dimana teknik ini belum banyak dikenal oleh pembina maupun pelatih khususnya di wilayah Kecamatan Jumantono. Pada tingkat Kecamatan Jumantono sendiri terdapat tiga SMP yaitu : SMPN 1 Jumantono, SMPN 2 Jumantono, SMPN 3 Jumantono. Selanjutnya setelah memperoleh hasil dari pemanduan bakat tersebut perlu adanya pembinaan maupun pelatihan yang serius sehingga diharapkan mampu mencetak atlet-atlet yang berprestasi dari SMP di wilayah Kecamatan Jumantono. Dengan beberapa alasan yang telah dikemukakan di atas, maka perlu adanya suatu penelitian yang lebih lanjut, tentang pemanduan bakat pada siswa SMP Negeri khususnya di wilayah Kecamatan Jumantono. commit to user 4 Bertolak dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dalam penelitian ini mengambil judul “Identifikasi Bakat Olahraga pada Siswa Putra Kelas I SMP Negeri se-Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar.”

B. Identifikasi Masalah