commit to user 23
sebelum pelaksanaan tes melempar bola basket, loncat tegak, lari kelincahan, lari cepat 40 meter dan lari multi tahap.
5. Identifikasi Bakat dan Karakteristik Anak Pada Siswa Putra Kelas I SMP
dalam Cabang Olahraga
Pembibitan atau pencarian atlet-atlet baru yang berbakat dapat dilakukan dengan pengidentifikasian bakat. Seperti yang dikemukakan oleh M. Furqon H. 2002:
4 bahwa: “pembibitan atlet dapat dilakukan dengan melaksanakan identifikasi bakat talent Identification, kemudian dilanjutkan dengan tahap pengembangan bakat
Talent Development. Dengan cara demikian , maka proses pembibitan diharapkan akan lebih baik.”
Identifikasi bakat dalam cabang olahraga merupakan salah satu upaya mencari bibit-bibit atlet yang memiliki potensi untuk mencapai prestasi olahraga yang setinggi-
tingginya dikemudian hari. Identifikasi bakat dalam cabang olahraga pada anak usia muda merupakan usia yang tepat. Seperti yang dikemukakan oleh Yusuf Adisasmita
dan Aip Syarifudin 1996: 92 ”Pengembangan atlet sejak usia dini akan lebih baik berhasil dibandingkan dengan apabila dimulainya telah terlambat, sebab atlet muda
masih belum banyak pengaruh negatif yang menimbulkan hambatan yang masuk.”
selanjutnya dengan berlatih tekun, disiplin dan terarah dibawah bimbingan pelatih yang berkualitas, pada masa dini, maka penguasaan komonenn pendukung dalam
berolahraga akan lebih mudah dicapai sehingga pada akhirnya akan menghasilkan atlet-atlet yang berkualitas.
Pencapaian prestasi yang setinggi-tingginya merupakan puncak dari segala proses pembinaan, karena prestasi olahraga merupakan puncak penampilan atlet yang
dicapai dalam suatu perlombaan atau pertandingan, setelah melalui berbagai macam latihan maupun uji coba. Berikut adalah tabel Usia mulai berolahraga, Spesialisasi, dan
Usia pencapaian prestasi puncak dalam berbagai cabang olahraga.
commit to user 24
Tabel 1. Usia mulai berolahraga, Spesialisasi, dan Usia pencapaian prestasi puncak dalam berbagai cabang olahraga.
No. Cabang Olahraga Usia
Mulai Berolahraga
Usia Spesialisasi Usia Pencapaian Prestasi
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
Atletik Bola Basket
Tinju Balap Sepeda
Loncat Indah Anggar
Senam Putri Senam Putra
Dayung Sepakbola
Renang Tenis
Bola Voli Agkat Besi
Gulat Ski
10-12 8-9
13-14 14-15
6-7 8-9
6-7 6-7
12-14 10-12
3-7 6-8
11-12 11-13
13-14 6-7
13-14 10-12
15-16 16-17
8-10 10-12
10-11 12-14
16-18 11-13
10-12 12-14
14-15 15-16
15-16 10-11
18-23 20-25
20-25 21-24
18-22 20-25
14-18 18-24
22-24 18-24
16-18 22-25
20-25 21-28
24-28 20-24
Kemudian apabila melihat kenyataan dilapangan, dari siswa putra Kelas I di SMP se Kecamatan Jumantono usianya antara 12-14 tahun. Secara teori usia tersebut
merupakan kelompok umur yang rata-rata masuk dalam usia spesialisasi sesuai dengan tabel Usia mulai berolahraga, Spesialisasi, dan Usia pencapaian prestasi puncak dalam
berbagai cabang olahraga. Dan juga di usia antara 12-14 tahun anak telah mencapai puncak dari perkembangan geraknya.
commit to user 25
Menurut M. Furqon H 2002: 14 menjelaskan beberapa karakteristik fisiologis anak usia 11-15 tahun dimana usia 12
–14 tahun termasuk di dalamnya antara lain:
1. Otot-otot penunjang lebih berkembang lagi dari usia sebelumnya
2. Makin menyadari keadaan tubuhnya sendiri
3. Permainan aktif lebih disukai, baik laki-laki maupun perempuan
4. Reaksi geraknya makin membaik
5. Minat terhadap cabang olahraga kompetitif mulai bangkit
6. Perbedaan anak laki-laki dan perempuan jelas sekali
7. Penampilan tubuhnya tampak sehat dan kuat
8. Koordinasi geraknya baik
9. Pada usia ini perkembangan panjang tungkainya lebih cepat daripada
anggota badan bagian atas Dengan memperhatikan usia rata-rata anak yang masuk dalam usia apesialisasi
menurut tabel Usia mulai berolahraga, Spesialisasi, dan Usia pencapaian prestasi puncak dalam berbagai cabang olahraga, dan karakteristik fisiologis pada anak usia 11-
15 tahun tersebut di atas, maka sangat penting untuk mengetahui keberbakatan yang dimiliki anak.
commit to user 26
B.
Kerangka Pemikiran
Bakat merupakan salah satu faktor penting sebagai pendukung dan sangat diperlukan dalam pencapaian prestasi olahraga. Dalam usaha menjadi atlet berprestasi,
seseorang harus mutlak memiliki bakat dalam olahraga yang ditekuninya. Dengan pengertian yang lain bahwa tidak ada satupun cabang olahraga yang tidak memerlukan
bakat dari pelakunya Sebagai salah satu usaha dalam memperoleh atlet yang berprestasi, maka
perlu adanya suatu pemanduan bakat. Saat ini di wilayah Kecamatan Jumantono, khususnya di tingkat sekolah, belum diterapkan adanya suatu model pemanduan bakat
dalam bidang keolahragaan pada peserta didiknya. Oleh sebab itu pembina maupun pelatih perlu mengupayakan langkah yang tepat untuk menemukan bibit-bibit atlet
yang berbakat, dan selanjutnya diberi pembinaan maupun pelatihan. Salah satu bentuk atau model pemanduan bakat yang perlu digunakan dalam pengidentifikasian bakat
pada peserta didik, yaitu menggunakan model sport search. Dimana teknik ini belum banyak dikenal oleh pembina maupun pelatih khususnya di wilayah Kecamatan
Jumantono. Metode sport search pengertiannya yaitu: Suatu metode pengidentifikasian
bakat terdiri 10 butir tes yang bertujuan membantu anak untuk menemukan potensi anak dalam berolahraga yang disesuaikan dengan karakteristik dan potensi anak.
Adapun tes tersebut meliputi: 1.
Tinggi badan 2.
Tinggi duduk 3.
Berat badan 4.
Rentang lengan 5.
Lempar tangkap bola tenis 6.
Lempar bola basket 7.
Loncat tegak 8.
Lari kelincahan 9.
Lari cepat 40 meter 10.
Lari multi tahap
commit to user 27
Dengan demikian pengukuran maupun tes dari 10 butir kondisi anak tesebut, diperoleh hasil data yang selanjutnya dianalisis dalam pengolahan komputer versi
metode Sport Search yang didalamnya telah diklarifikasi beberapa kategori nilai hasil tes yang masuk pada masing-masing cabang olahraga.
commit to user 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di masing-masing tempat yaitu : 1.
SMPN 1 Jumantono Karanganyar di lapangan SMPN 1 Jumantono. 2.
SMPN 2 Jumantono Karanganyar di lapangan SMPN 2 Jumantono. 3.
SMPN 3 Jumantono Karanganyar di lapangan SMPN 3 Jumantono.
2. Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, waktu pengambilan data dari masing-masing Sekolah dilaksanakan pada :
1. SMPN 1 Jumantono pada tgl 27 Agustus 2008 jam 07.30 WIB
2. SMPN 2 Jumantono pada tgl 26 Agustus 2008 jam 07.30 WIB
3. SMPN 3 Jumantono pada tgl 25 Agustus 2008 jam 07.30 WIB
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif denga
n studi kasus. Sugiyanto 1995: 53 menjelaskan bahwa “Studi kasus pada dasarnya merupakan penelitian yang dilakukan secara intensif atau secara
mendalam tentang suatu kasus.”
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas I yang usia rata-rata 12- 14 tahun, pada SMPN se- Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar tahun 2008.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive sampling dengan Quota sampling. Menurut Sutrisno Hadi 1994 : 82
menjelaskan :