37
Walaupun kontrak jangka panjang dan proporsi bisnis yang lebih besar dari perusahaan membantu dalam mengontrol perilaku
pemasok, hal tersebut tidak selalu menjamin pengiriman tepat waktu. Beberapa pemasok bisa lebih dekat pada pelanggan
berdasarkan geografis untuk menjamin kepercayaannya.
4. Pembelian dalam JIT dan hubungan dengan pemasok
Dalam sistem pembelian klasik, keputusan pembelian didasarkan pada rumus economic order quantity EOQ untuk meminimumkan
biaya yang berarti berapa banyak unit persediaan yang dipesan dan kapan pesananan tersebut harus disimpan. Banyak organisasi selama
beberapa dekade mendasarkan sistem persediaan mereka pada model EOQ. Bagi yang berganti dari EOQ ke model JIT banyak yang memilih
logical path dengan pergerakan yang pelan dan teratur dari pemesanan dengan ukuran lot besar menjadi lebih kecil pada JIT. Hal ini bukan
hanya sesuai dengan prinsip-prinsip persediaan JIT, tetapi sistem dalam JIT sebenarnya membantu dalam mendorong perubahan
tersebut. Pengurangan di semua bagian dari biaya angkut dimulai dengan menggunakan ukuran lot yang lebih kecil dan metode-metode
dalam JIT.
5. Pemasok
Untuk meningkatkan daya saing perusahaan lebih lanjut, hubungan dengan pemasok harus diperhatikan dalam program
perbaikan. Manufaktur dan pemasok harus bekerjasama untuk mengembangkan sistem manufaktur terpadu dengan cara membatasi
38
pemborosan yang biasanya terhimpun pada batasan suatu organisasi. Beberapa pertimbangan penting guna evaluasi pemasok adalah
sebagai berikut: a. Dari segi pemasok, pabrik adalah pelanggan. Pemasok harus
menjamin kualitas, harga, dan pengiriman QCD – Quality, Cost, and Delivery bagi pabrik. Mereka harus bekerja sama untuk
memahami dan menyerap kepentingan pabrik ke dalam pola pelayanannya.
b. Dalam hal pengiriman : kekerapan frekuensi pengiriman, lot yang kecil, dan pengiriman tepat waktu harus menjadi sasaran utama
agar hubungan antara pemasok dan pabrik sangat erat. Untuk itu penerapan sistem kanban antara pabrik dan pemasok, muatan
campur, dan kekerapan pengiriman barang dapat dipraktekkan. c. Dalam hal kualitas: pemahaman ’kualitas pada sumbernya’ harus
diterapkan semaksimal mungkin. Penerapan produk tanpa cacat dan pengendalian kualitas statistik harus dibina.
d. Dalam hal biaya, kegiatan perbaikan yang dijalankan di pabrik juga harus dijalankan oleh pemasok. Saling sumbang saran mengenai
biaya akan membantu memperkokoh posisi daya saing perusahaan.
Dalam menjalin hubungan dengan pemasok, hubungan tidak hanya sekedar mempertahankan hubungan secara kontrak dengan
pemasok, tetapi pabrik induk harus memikirkan bahwa pemasok sebagai perluasan dari operasinya. Hal ini menjadi sangat penting, bila
39
diperhatikan ternyata banyak persaingan bisnis terjadi dalam pola kelompok perusahaan bersaing dengan kelompok perusahaan lain. Jika
jalinan kerja dengan pemasok sangat lemah pada satu kelompok perusahaan, komunikasi antar pemasok dengan pabrik tidak digalang
dengan baik, maka akan timbul masalah yang berhubungan dengan kualitas, pengiriman, dan biaya.
6. Karakteristik kerjasama dalam JIT