Universitas Sumatera Utara
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kelima house journal ini adalah house journal yang dibuat dengan sangat baik dengan strategi manajemen
yang baik. Bahkan 3 dari 5 house journal, dinyatakan Elvira baik dalam menggunakan model two way symmetrical communication dari James Grunig,
karena para karyawan dapat dengan leluasa mengekspresikan pendapat, saran, keluhan mereka dan langsung mendapatkan tanggapan atau feedback dari manajer
www.prsa.org. Selain itu juga isu-isu internal yang paling sering dibahas adalah informasi
dari setiap cabang perusahaan, kontribusi karyawan, berita perusahaan dan penghargaan sedangkan untuk isu eksternal seperti olahraga, rekreasi, sosial, dan
lain-lain. Secara keseluruhan, 60 dari artikel yang ada ditujukan kepada isu internal sedangkan 40 lainnya ditujukan kepada isu eksternal. Dengan kata lain,
secara umum house journal South Africa memiliki keseimbangan dalam mempublikasikan informasi baik itu secara internal maupun eksternal. Dalam hal
penampilan fisik house journal, kelima house journal dikatakan kreatif dalam desain, pengeditan tulisan, layout, foto, dan lain sebagainya www.prsa.org.
Namun dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti tentang komposisi informasi yang disajikan di dalam house journal. Banyak perusahaan
mengeluarkan house journal perusahaan tapi sebenarnya tidak mengetahui tentang berapa komposisi idealnya informasi yang akan disajikan di dalam house journal
perusahaan. Bahkan terkadang perusahaan tidak memperhatikan keseimbangan informasi yang disampaikan di dalamnya, apakah sudah seimbang atau belum.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin melihat bagaimana komposisi informasi yang ada di dalam house journal
“Gema Pelabuhan” PT Pelabuhan Indonesia I Persero Medan.
I.2 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan
diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut yakni sebagai berikut : 1.
Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis isi, yaitu untuk melihat komposisi informasi house journal
“Gema Pelabuhan” PT Pelabuhan Indonesia I Persero Medan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2. Objek penelitian ini adalah house journal “Gema Pelabuhan” PT
Pelabuhan Indonesia I Persero Medan. 3.
House Journal “Gema Pelabuhan” yang akan diteliti dari edisi 2009-2011 sebanyak 30 majalah.
I.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah Komposisi Informasi pada House
Journal “Gema Pelabuhan” PT Pelabuhan Indonesia I Persero Medan Edisi
2009 –2011?”.
I.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui dan menganalisis komposisi informasi house journal “Gema Pelabuhan” PT Pelabuhan Indonesia I Persero edisi 2009-2011.
2. Untuk mengetahui sasaran dari house journal
“Gema Pelabuhan” lebih
ditujukan kepada manajerial atau karyawan atau kepada keduanya. I.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Secara akademis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memperluas perkembangan penelitian Departemen Ilmu Komunikasi
FISIP USU dan dapat dijadikan bahan referensi oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi lainnya.
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan penerapan
khususnya berkaitan dengan aplikasi two way communication dalam penerapan house journal di dalam organisasiperusahaan dalam melihat
hubungan antara sebuah organisasiperusahaan terhadap publiknya. 3.
Secara praktis, melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti, serta dapat menjadi masukan bagi
PT Pelabuhan Indonesia I Persero dalam mengembangkan media internal house journal.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
II.1 Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka
teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian disorot. Uraian di dalam kerangka teori merupakan hasil berpikir
rasional yang dituangkan secara tertulis meliputi aspek-aspek yang terdapat di dalam masalah ataupun sub-sub masalah Nawawi, 2002:39-40.
Suatu teori ialah seperangkat konstruk konsep, batasan, proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan memperinci
hubungan-hubungan antar variabel untuk menjelaskan dan memprediksikan gejala itu Ardianto, 2011:27. Namun dengan begitu, secara umum teori merupakan
bahan dasar yang digunakan untuk meramalkan atau memprediksi atas permasalahan penelitian. Teori menjelaskan mengenai hubungan antar konsep,
antar variabel serta berbagai penjelasan mengenai gejala sosial yang ada Martono, 2010:29.
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara
menghubungkan antar konsep. Menurut defenisi ini, teori mengandung tiga hal, yaitu pertama, teori adalah serangkaian proposisi antar konsep yang saling
berhubungan. Kedua, teori menerangkan secara sistematis suatu fenomena sosial dengan cara menentukan hubungan antar konsep. Ketiga, teori menerangkan
fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya Singarimbun,
1995:37.
11
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
II.1.1 Komunikasi
Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini
maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna
mengenai apa yang dipercakapkan. Dikatakan komunikatif, apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang
dipercakapkan. Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dimaksud diatas bersifat mendasar, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung
kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga persuasif
Effendy, 2006:9. Setiap langkah dalam memulai percakapan, menciptakan informasi yang
akan disampaikan, sampai nantinya akan dipahami oleh penerima atau komunikan disebut dengan proses komunikasi. Komunikasi adalah sebuah proses kegiatan
yang dilakukan antara komunikator dengan komunikan yang berlangsung secara kontinu
berkesinambungan. Banyak
bermunculan defenisi
mengenai komunikasi, salah satunya dari Joseph De Vito, menyatakan komunikasi adalah
transaksi, bahwa komunikasi merupakan suatu proses dimana komponen- komponen saling terkait. Bahwa para pelaku komunikasi beraksi dan bereaksi
sebagai satu kesatuan dan keseluruhan. Dalam setiap transaksi, setiap elemen berkaitan, saling bergantung, tidak pernah independen, dan saling mengait satu
dengan komponen yang lain Suprapto, 2011:7. Selain itu, Carl I. Hovland juga menyatakan bahwa komunikasi adalah
proses dimana seorang individu atau komunikator mengoperkan stimulan yang biasanya dengan lambang-lambang bahasa, baik verbal maupun non-verbal,
dengan tujuan untuk mengubah tingkah, perilaku orang lain. Dalam hal untuk mengubah perilaku dan tingkah laku orang lain maka komunikasi yang dilakukan
haruslah komunikasi yang efektif Effendy, 2006:10.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dari kesemua defenisi diatas, dapat digolongkan ada tiga pengertian utama dalam komunikasi, yaitu:
1. Secara etimologis, komunikasi dipelajari menurut asal usul kata,
yaitu komunikasi berasal dari bahasa Latin “communication”
dan perkataan ini bersumber pada kata “communis” yang berarti
sama makna mengenai suatu hal yag dikomunikasikan. 2.
Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
3. Secara paradigmatis, komunikasi berarti pola yang meliputi
sejumlah komponen berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan tertentu Suprapto, 2011:7.
Ini menunjukkan bahwa komunikasi adalah penyampaian pesan dari seorang komunikatorpengirim kepada seorang komunikan dengan menggunakan
lambang-lambang baik secara verbal maupun non-verbal dengan tujuan untuk mengubah sikap, opini, perilaku orang lain terhadap pesan yang disampaikan.
Harapan ini sesuai dengan ruang lingkup ilmu komunikasi yang ditinjau dari tujuan komunikasi, yaitu sebuah proses komunikasi yang diharapkan dapat
mengubah sikap, mengubah pendapat, mengubah perilaku, dan perubahan sosial. Untuk mencapai tujuan komunikasi, maka diperlukan metode komunikasi yang
dapat dilakukan, yaitu a Jurnalistik, b Hubungan Masyarakat public relations, c Periklanan advertising, d Pameran, e Propaganda, dan f
Penerangan Effendy, 2003:56.
II.1.2 Public Relations
II.1.2.1 Pengertian Public Relations
Di kehidupan sehari-hari, praktek public relations sebenarnya sering dilakukan. Bergabung dalam organisasi, menjawab setiap telepon, surat dan
menghadiri undangan, pertemuan, merupakan kegiatan public relations. Public relations mempengaruhi hampir setiap orang yang mempunyai hubungan dengan
orang lain. Di dalam suatu organisasi, praktek public relations dilakukan oleh praktisi public relations atau disebut praktisi hubungan masyarakat. Dulu, praktisi
public relations belum menjadi profesi seperti akuntan, praktisi hukum, dokter, karena profesi tersebut belum memiliki lembaga yang secara formal melakukan
sertifikasi. Namun, seiring berjalannya waktu, perkembangan public relations semakin berkembang pesat. The Public Relations Society of America atau
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Perhimpunan Public Relations Amerika PRSA, beranggotakan 18.500 dengan 109 cabang, telah mengakreditasi sekitar 13 anggotanya melalui ujian
standarisasi. PRSA juga telah memiliki lisensi sah untuk praktisi public relations, sama seperti akuntan, pengacara, dan dokter Nova, 2009:29-30.
Istilah public relations atau disingkat PR, atau disebut juga Provincial, yang di Indonesia secara umum diterjemahkan menjadi hubungan masyarakat atau
disingkat humas, kini tampak semakin berkembang baik dalam kegiatan studi secara akademik maupun dalam kegiatan operasionalnya di badan pemerintahan
ataupun lembaga dan perusahaan swasta. Perkembangan istilah public relations sebenarnya baru dikenal pada abad ke-20, namun gejalanya sudah tampak sejak
abad-abad sebelumnya. Gejala tersebut tampak dengan adanya hubungan harmonis diantara individu-individu yang ada, individu dengan kelompok,
ataupun antar kelompok di dalam pergaulan hidup mereka. Arti kata harmonis disini bahwa adanya saling pengertian, penyesuaian antara satu dengan yang lain,
sehingga satu sama lain merasa senang. Hanya saja pada waktu itu, masyarakat belum menemukan istilah yang tepat untuk melukiskan kegiatan yang dimaksud.
Suhandang, 2004:16. Ivy Ledbetter Lee merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan
istilah public relations pada tahun 1906, sehingga ia dianggap sebagai the father of public relations bapak public relations. Ivy Lee berhasil mengembangkan
public relations untuk dijadikan objek studi ilmiah. Selain itu, Ivy Lee juga berhasil mengemukakan gagasannya declarations of principle yang memuat
keberadaan publik tidak bisa dianggap enteng oleh manajemen industri dan dianggap tidak bisa apa-apa oleh pers. Dalam deklarasinya, Ivy Lee juga
menyiarkan kepada pers bahwa di kantornya tidak ada fakta yang ditutupi atau rahasia karena segalanya bersifat terbuka. Gagasan Ivy Lee dianggap sensasional
pada masa itu karena melawan kelaziman yang selama ini berlaku di Amerika Serikat, namun dengan tindakan jujur Ivy Lee, dia mampu membina hubungan
baik dengan pers, mengatasi pemogokan di pabrik-pabrik besar dan membina hubungan dengan masyarakat Soemirat dan Elvinaro, 2004:10. Akhirnya dengan
gagasan itu pula, semakin banyak bermunculan konsep mengenai public relations yang lebih efektif lagi dan semakin banyak dipergunakan di berbagai bidang
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dengan tujuan untuk membina dan memelihara saling pengertian antara pihak perusahaan atau organisasi dengan masyarakatnya.
Semakin berkembangnya konsep mengenai public relations, semakin berkembang pula defenisi public relations. Berbicara mengenai defenisi, secara
etimologi public relations merupakan gabungan dari dua kata “public” dan
“relations”. Perkataan “public” yang ada dalam public relations merupakan peminjaman istilah dari ilmu sosiologi. Oleh karenanya, publik adalah
sekelompok individu yang terikat oleh satu masalah, kemudian timbul perbedaan pendapat terhadap masalah tadi dan berusaha untuk menanggulangi persoalan
dengan jalan diskusi sebagai jalan keluarnya Danandjaja, 2011:11. Istilah relations pada hakikatnya dimaksudkan dengan kegiatan
membentuk suatu pertalian relasi atau menjalin hubungan satu sama lain. Lebih teknis lagi kegiatan dimaksud merupakan komunikasi dalam menciptakan
hubungan yang harmonis di antara dua pihak, di mana satu dengan yang lainnya sama-sama memperoleh keuntungan sehingga terikat dalam suatu hubungan
kekeluargaan yang akrab Suhandang, 2004:34. Huruf “s” di belakang istilah relations, pada hakikatnya berfungsi untuk
menunjukkan kepada identitas, ciri-ciri atau karakteristik dari public relations yaitu,:
1 Hubungan atau relasi antar publik;
2 Sifat komunikasinya timbal balik two way communication;
3 Ruang lingkup atau scope public relations mencakup kepada
dua kegiatan yaitu internal public relations dan external public relations Danandjaja, 2011:12-13.
Institute of Public Relations IPR menyatakan public relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam
rangka menciptakan dan memelihara niat baik goodwill dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Sedangkan Jefkins
menyatakan public relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana,baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian Jefkins, 2003:9-10.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Selain dari Institute of Public Relations IPR dan Jefkins, pengertian public relations pernah dirumuskan pada pertemuan asosiasi-asosiasi public
relations seluruh dunia di Mexico City, Agustus 1978 dengan menetapkan bahwa public relations adalah seni dan disiplin ilmu sosial yang bertujuan menganalisis
berbagai kecenderungan, memprediksikan setiap kemungkinan konsekuensi dari setiap kegiatannya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin
organisasi, dan mengimplementasikan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan atau kepentingan khalayaknya
Anggoro, 2000:2. Sejarawan Amerika, Robert Heilbroner menggambarkan public relations
sebagai perkumpulan 100.000 orang yang terkait dengan profesinya namun memiliki kesulitan karena tidak ada satu pun diantara mereka yang memiliki
defenisi yang sama terhadap profesinya. Namun, salah satu penentuan defenisi Public Relations secara umum dibebankan ke Foundation for Public Relations
Research and Education, tahun 1975. Sebanyak 65 ahli Public Relations berpartisipasi dalam studi tersebut, menganalisa 472 defenisi yang berbeda, dan
menyimpulkan defenisi Public Relations dengan 88 kata-kata berikut, : Public Relations is a distinctive management function which helps
establish and maintain mutual lines of communications, understanding,
acceptance, and
cooperation between
an organization and its publics; involve the management of problems or
issues; helps management to keep informed on and responsive to public opinion; defines and emphasizes the responsibility of
management to serve the public interest; helps management to abreast of and effectively utilize change, serving as an early warning
system to help anticipate trends and uses researdh and sound and ethical communication techniques as its principal tools Nova, 2009:
31
– 32 Dari defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa public relations atau
hubungan masyarakat merupakan salah satu fungsi manajemen yang menjadi jembatan antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya. Dengan demikian
publik diharapkan dapat memahami, menerima, dan bekerjasama apabila terdapat suatu masalah yang berkaitan dengan kepentingan publik. Dalam hal ini, publik
dapat membantu manajemen dengan memberikan sistem peringatan dini agar di masa yang akan datang, perusahaan atau organisasi dapat mengantisipasi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan adanya krisis. Dari defenisi diatas, juga terlihat bahwa public relations berfungsi membantu organisasi atau perusahaan dan publiknya untuk
saling menyesuaikan dan membantu agar kelompok orang di dalam perusahaan atau organisasi dapat bekerja sama dengan baik.
II.1.2.2 Publik dalam Public Relations
Sebuah perusahaan atau organisasi dalam menjalankan perusahaan atau organisasinya, memiliki publiknya masing-masing. Seorang public relations akan
menjadi mediator dalam menghubungkan, mengkomunikasikan kedua belah pihak yang ada untuk mencapai kesepahaman bersama. Berbicara mengenai publik
dalam public relations, dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori yaitu,: 1.
Publik internal dan publik eksternal Publik Internal adalah publik yang berada di dalam organisasi atau
perusahaan, yang
secara langsung
berkaitan dengan
perusahaanorganisasinya, seperti supervisor, karyawan, pelaksana, manajer, pemegang saham dan direksi perusahaan. Publik Eksternal adalah
publik yang tidak berkaitan langsung dengan perusahaan seperti pers, konsumen, pemerintah, pendidikdosen, pelanggan, komunitas dan
pemasok. 2.
Publik primer, sekunder, dan marginal Publik primer bisa sangat membantu atau merintangi upaya suatu
perusahaan atau mereka yang memiliki potensi paling strategis, baik yang mendukung maupun menghalangi kesuksesan organisasi atau perusahaan.
Publik sekunder adalah publik yang cukup berpengaruh terhadap perusahaan atau organisasi, dan publik marginal adalah publik yang tidak
begitu penting terhadap perusahaan atau organisasi. 3.
Publik tradisional dan publik masa depan Karyawan dan pelanggan adalah publik tradisional, mahasiswa atau
pelajar, peneliti, konsumen potensial, dosen, dan pejabat pemerintah adalah publik masa depan.
4. Proponents, opponent, dan uncommitted
Di antara publik terdapat kelompok yang menentang perusahaan opponents, yang memihak proponents dan ada yang tidak peduli
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
uncommitted. Perusahaan perlu mengenal publik yang berbeda-beda ini agar dapat dengan jernih melihat permasalahan.
5. Silent majority dan vocal minority
Dilihat dari aktivitas publik dalam mengajukan complaint keluhan atau mendukung perusahaan, dapat dibedakan antara yang vocal aktif dan
silent pasif. Publik penulis di surat kabar umumnya adalah the vocal minority, yaitu aktif menyuarakan pendapatnya Soemirat dan Elvinaro,
2004:15.
II.1.2.3 Fungsi Public Relations
Fungsi public relations jika dijelaskan secara sederhana, pada dasarnya adalah untuk menghubungkan publik atau pihak yang berkepentingan di dalam
atau di luar suatu instansi. Menurut Bertram R.Canfield dalam bukunya “Public
Relations Principles and Problems” mengemukakan 3 fungsi dari public relations, :
1. Mengabdi kepada kepentingan publik It should serve the public’s
interest 2.
Memelihara komunikasi yang baik Maintain good communication 3.
Menitikberatkan kepada moral dan tingkah laku yang baik Stress good morals and manners Danandjaja, 2011:19.
Kemudian menurut pakar public relations internasional, Cutlip Centre, dan Canfield merumuskan fungsi public relations, sebagai berikut :
1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan
bersama fungsi melekat pada manajemen lembagaorganisasi. 2.
Membina hubungan yang harmonis antara badanorganisasi dengan pihak publiknya, sebagai khalayak sasarannya.
3. Mengidentifikasikan yang menyangkut opini, persepsi, dan
tanggapan masyarakat
terhadap badanorganisasi
yang diwakilinya, atau sebaliknya.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran
kepada pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik two way
communication dan mengatur informasi, publikasi serta pesan dari badanorganisasi ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi
tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak Ruslan, 2001:20.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Sebagai fungsi manajemen, fungsi public relations melekat dan tidak dapat dilepaskan dari manajemen organisasi. Tujuannya adalah untuk membentuk
goodwill, toleransi tolerance, saling kerja sama mutual symbiosis, saling percaya mutual confidence, saling pengertian mutual understanding, dan saling
menghargai mutual appreciation. Selain itu, juga memperoleh opini publik yang favorable dan image yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang
harmonis, baik hubungan ke dalam internal relations, maupun ke luar external relations. Secara garis besar, public relations berfungsi untuk mengabdi kepada
kepentingan umum, suatu perilaku yang positif dalam rangka membantu masyarakat untuk memperoleh manfaat bersama benefit. Dalam kegiatannya,
public relations juga harus menekankan pada moral dan perilaku yang baik dengan melakukan komunikasi timbal balik dengan publik Nova, 2009:44.
II.1.2.4 Kegiatan Public Relations
Sebuah perusahaan atau organisasi memiliki berbagai macam kegiatan di dalamnya dengan tujuan untuk memajukan perusahaan atau organisasi. Kegiatan
yang harus dilakukan haruslah dibagi secara jelas, dalam hal ini bentuk kegiatan dari public relations terbagi atas dua yaitu :
1. Internal Public Relations
Internal Public Relations, dimaksudkan salah satu bentuk kegiatan dari public relations yang menitikberatkan kegiatannya ke dalam. Istilah ke
“dalam” maksudnya kegiatan tersebut hanya berlaku kepada bentuk hubungan dengan publik yang ada dalam instansi atau perusahaan tersebut.
Seperti misalnya hubungan dengan publik karyawan, publik pemegang saham, dan publik dari masing-masing biro atau departemen.
2. External Public Relations
External Public Relations adalah salah satu bentuk dari kegiatan public relations yang ditujukan kepada publik yang berada diluar perusahaan atau
instansi. Dalam prakteknya, external public relations bertujuan untuk mencari serta mendapatkan dukungan dari publik yang berada di luar
perusahaan. Seperti misalnya hubungan dengan pers, pemerintah, pelanggan, masyarakat, dan lain sebagainya Danandjaja, 2011: 31.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Semua kegiatan yang dilakukan di dalam perusahaan atau organisasi, haruslah memiliki tujuan dan sasaran yang jelas. Menurut Henry Fayol, ada
beberapa sasaran kegiatan public relations, yaitu: 1.
Membangun identitas dan citra perusahaan atau organisasi building corporate identity and image
a. Menciptakan identitas dan citra perusahaan atau organisasi yang
positif. b.
Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah two way communication dengan berbagai pihak.
2. Menghadapi krisis facing of crisis
Menangani keluhan dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan memperbaiki citra yang rusak.
3. Mempromosikan aspek kemasyarakatan promotion public causes
a. Mempromosikan hal-hal yang menyangkut kepentingan publik.
b. Mendukung kegiatan kampanye sosial, seperti anti merokok dan
menghindari obat-obatan terlarang Nova, 2009:43-44. Menjalankan kegiatan untuk memajukan perusahaan atau organisasi, maka
akan membutuhkan kerja sama yang baik antara semua personel yang ada di dalam perusahaan atau organisasi tersebut. Seorang public relations, merupakan
jembatan, mediator, dan wakil organisasi atau perusahaan, diharapkan mampu menciptakan dan membina komunikasi dua arah, baik secara vertikal maupun
horizontal. Public Relations Officer harus mampu menyebarkan informasi seluas- luasnya kepada para karyawan, selain itu juga harus mampu menampung segala
keluhan, pandangan, saran, keinginan para karyawan kemudian untuk menyampaikannya kepada pimpinan perusahaan atau organisasi untuk
memecahkan segala permasalahannya. Ia bertindak sebagai mediator di dalam perusahaan atau organisasi, untuk menjaga kelancaran jalannya perusahaan atau
organisasi maka dilakukan kegiatan komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi yang dilaksanakan dapat dilakukan melalui beberapa jalur, yaitu:
1. Komunikasi arus ke bawah downward communication, yakni
komunikasi yang dilakukan dari pihak perusahaan kepada para karyawannya. Komunikasi ini bisa berupa instruksi, perintah,
informasi, yang disampaikan dengan menggunakan media bentuk lisan maupun tulisan.
2. Komunikasi arus ke atas upward communication, yakni komunikasi
yang dilakukan dari pihak karyawan kepada pihak perusahaan. Komunikasi yang dilakukan bisa berupa laporan pelaksanaan tugas,
saran dan masukkan, yang dapat disampaikan baik berupa tulisan maupun lisan.
3. Komunikasi sejajar sideways communication, yakni komunikasi yang
berlangsung antar karyawan. Misalnya informasi mengenai pekerjaan atau menyangkut kegiatan pendidikan dan pelatihan, dan kegiatan lain
yang berada di luar pekerjaan Ruslan, 2003:257. Dalam melaksanakan kegiatan komunikasi ke bawah downward
communication, informasi dapat dilakukan dengan mengadakan rapat, memasang pengumuman, menerbitkan majalah internal atau house journal, dan lain
sebagainya. Dalam rangka membina komunikasi ke atas upward communication untuk mengetahui opini para karyawan dapat dilakukan dengan, mengadakan
pertemuan untuk menampung pendapat, mengadakan rubrik khusus dalam majalah internal, semacam kontak pembaca, tetapi khusus diisi oleh para
karyawan, mengadakan kotak saran untuk menampung saran-saran bagi kepentingan organisasi dan karyawan Effendy, 2006:136.
Pengakomodiran informasi dari bawah ke atas maupun sebaliknya untuk mencapai keselarasan komunikasi di dalam perusahaan atau organisasi, dapat
dilakukan dengan salah satunya menerbitkan media internal atau house journal di dalam perusahaan atau organisasi tersebut. Kehadiran media internal yang
merupakan alat dari public relations ini sekiranya dapat memenuhi kebutuhan informasi dan mengakomodir informasi yang ada antara top manajemen dan
karyawan atau perusahaan dengan publiknya.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
II.1.2.5. Media Internal
Majalah organisasi house magazine, house organ, company publication merupakan sarana yang penting dalam kegiatan public relations dalam rangka
memelihara dan membina hubungan yang harmonis antara pimpinan organisasi dengan publik internal maupun dengan publik eksternal. Berdasarkan publik yang
dituju, maka majalah organisasi diklasifikasikan sebagai, majalah internal, majalah eksternal, dan majalah eksternal-internal. Majalah internal berarti majalah
tersebut hanya akan ditujukan kepada internal dari perusahaan atau organisasi. Majalah eksternal, majalah yang akan ditujukan kepada eksternal dari perusahaan
atau organisasi, sedangkan untuk eksternal-internal ditujukan kepada kedua belah pihak publik yang ada baik secara internal maupun eksternal Effendy, 1993:156.
Sebuah majalah internal di dalam perusahaan atau organisasi harus mampu menampung dan mengakomodir informasi yang ada, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan informasi antara top manajemen dan karyawan atau perusahaan dengan publiknya. Selain itu, majalah internal juga harus mampu membuat para karyawan
merasa dirinya “termasuk organisasi” belong to organization dan memupuk rasa saling pengertian dan tenggang rasa antara pimpinan dengan karyawan dan antara
karyawan dengan karyawan. Ketika ini dijalankan dengan baik, maka komunikasi dua arah two way communication akan terjalin dengan baik di dalam perusahaan
atau organisasi. Karena untuk menjalankan komunikasi dua arah two way communication di dalam sebuah perusahaan atau organisasi membutuhkan iklim
yang penuh rasa saling percaya satu sama lain Cutlip, 2009:273. Salah satu media komunikasi public relations yang diterbitkan sendiri
adalah house journal bulletin, majalah, surat kabar, newsletter, atau koran dinding perusahaan. House journal adalah salah satu bentuk media komunikasi
public relations yang paling tua, telah ada sekitar 150 tahun yang lalu. Orang- orang Amerika menjadi pionir dalam pembuatan media internal dengan
munculnya house journal bernama The Lowell Offering 1842, The I.M SingerCo’s Gazette 1855 dan The Travelers Insurance Companies dengan
Protector 1865 Soemirat dan Elvinaro, 2004:21. Kehadiran house journal ini membuktikan bahwa penerbitan media internal ini bukan kegiatan baru bagi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
public relations atau hanya kegiatan penunjang saja melainkan sebuah kegiatan yang memang penting adanya di dalam perusahaan atau organisasi.
Frank Jefkins menyebutkan terdapat lima bentuk utama house journal, yaitu:
1. The Sales Bulletin, sebuah bulletin sebagai media komunikasi regular
antara seorang sales manajer dengan salesman-nya di lapangan. Terbit secara mingguan.
2. The Newsletter, berisi pokok-pokok berita yang diperuntukkan bagi
pembaca yang sibuk. 3.
The Magazine, berisikan tulisan berbentuk feature, artikel dan gambar, foto, diterbitkan setiap bulan atau triwulan.
4. The Tabloid Newspaper, mirip surat kabar popular umum dan
berisikan pokok-pokok berita yang sangat penting, artikel pendek, dan ilustrasi. Diterbitkan mingguan, dwimingguan, bulanan, atau setiap
dua bulan sekali. 5.
The Wall Newspaper, bentuk media komunikasi stafkaryawan di satu lokasi pabrik, perusahaan, atau pasar swalayan. Di Indonesia lebih
dikenal dengan surat kabarmajalah dinding Jefkins, 2003:147. House Journal adalah media korporat atau media perusahaan yang
dipergunakan oleh public relations officer untuk keperluan publikasi dan sarana komunikasi yang ditujukan untuk kalangan terbatas, seperti karyawan, relasi
bisnis, nasabah, atau konsumennya dan tidak untuk diperjualbelikan seperti halnya media massa Ardianto, 2011:141. House Journal sudah seharusnya diarahkan
kepada pencapaian tujuan dari perusahaan atau organisasi itu sendiri, yaitu membangun citra positif publik terhadap perusahaan atau organisasi dengan
harapan untuk mendapat dukungan dari publiknya. Selain itu juga, keberadaan media internal seperti house journal diharapkan dapat membangun hubungan
komunikasi internal yang baik antara individu dalam perusahaanorganisasi. Dalam mengelola suatu media internal house journal perusahaan atau
organisasi, terdapat beberapa fungsinya, antara lain : 1.
Sebagai media hubungan komunikasi internal dan eksternal yang diedarkan secara gratis. Dengan tujuan untuk penyampaian pesan-
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
pesan, informasi, dan berita mengenai aktivitas perusahaan, produk barang atau jasa yang ditawarkan, dan publikasi lainnya yang
ditujukan kepada publik-publik yang berkaitan dengan perusahaan. 2.
Sebagai ajang komunikasi antar karyawan, yang secara tidak langsung dapat membina komunikasi yang baik. Seperti mengucapkan selamat
ulang tahun, merayakan Idul Fitri, Natal, dan hari besar lainnya. Kemudian kegiatan olahraga, wisata, dan hingga berita duka cita serta
kegiatan sosial yang dilakukan perusahaan atau organisasi. 3.
Sebagai sarana media untuk pelatihan dan pendidikan dalam bidang tulis-menulis bagi karyawan.
4. Terdapat nilai tambah value added bagi departemen public relations,
untuk menunjukkan kemampuan dalam menerbitkan media internal sendiri yang bermutu, berkesinambungan, dengan penampilan yang
profesional baik segi kualitas maupun kuantitas Ruslan, 2003:180- 181.
Dalam membuat dan menerbitkan house journal ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh tim pembuat house journal atau public relations, yaitu :
1. Readers pembaca
Pembuat house journal atau redaksi harus mengetahui secara pasti siapa yang menjadi target sasaran pembacanya, apakah manajemen,
eksekutif, atau karyawan. 2.
Quantity eksemplar, oplah Jumlah oplah dari house journal yang diterbitkan tentunya harus
disesuaikan dengan jumlah konsumen. Oplah akan mempengaruhi cara produksi, kualitas bahan dan isi.
3. Frequency waktu terbit atau edisi
Dari fasilitas dan biaya yang ada dapat diputuskan untuk menerbitkan sebuah house journal dengan waktu edisi terbit, harian, mingguan,
bulanan atau dengan waktu yang jarang, dwibulanan, triwulanan. 4.
Policy kebijakan redaksi Menetapkan tujuan penerbitan dari house journal. Hal terpenting
adalah house journal yang diterbitkan harus sejalan dengan program
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
public relations secara menyeluruh sehingga tercapai sasaran yang hendak dicapai oleh suatu organisasi atau perusahaan dalam
memelihara dan meningkatkan citra positif. 5.
Title nama house journal Nama dan logo house journal termasuk dalam rancangan, dimana
nama itu harus mencerminkan kekhasan atau memiliki karakteristik tersendiri, mudah diingat, dan komunikatif.
6. Proses percetakan
Proses percetakan akan ditentukan oleh faktor-faktor, antara lain bentuk dan lebarnya house journal, jumlah eksemplar, penggunaan
warna, dan jumlah gambar atau foto. 7.
Style formatgayabentuk Hal-hal yang mempengaruhi gaya house journal adalah ukuran
halaman, berapa banyak kolom, keseimbangan berita, feature dan artikel.
8. Free issue or cover price
Ada dua pendapat mengenai hal ini, pertama house journal tidak dijual, sedangkan yang lainnya berpendapat bahwa apabila house
journal itu ingin dihargai maka harus dijual. Ini bergantung sejauhmana house journal tersebut mewakili kepentingan, baik top
manajemen, karyawan, atau pelangganpembeli. 9.
Advertisement iklan House journal mempu menyerap iklan, hal ini bergantung kepada
karakteristik pembaca dan jumlah oplah yang dimiliki house journal agar bisa menarik bagi pemasang iklan. Namun, tidak semua house
journal perusahaan menerima iklan, ini tergantung terhadap kebijakan perusahaannya sendiri.
10. Distribution sirkulasi
Penyampaian house journal bisa dikirim melalui kurir, via pos, atau digabung dengan sirkulasi pers komersial Soemirat dan Elvinaro,
2004:24.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Selain dari hal-hal diatas, di dalam sebuah majalah perusahaan juga biasanya akan terdiri dari:
1. Masthead, berisi tentang informasi penerbitan, susunan para redaktur,
alamat, nama percetakan, dan lain sebagainya. Biasanya ini akan ada di halaman depan majalah serta dalam bentuk kotak.
2. Daftar isi majalah, memuat judul tulisan, rubrik dan kolom berita,
laporan, artikel hiburan atau pengetahuan, dan lain sebagainya. 3.
Kolom pembuka, berisi tentang pengantar dari meja penerbit. 4.
Mempunyai sampul muka dan belakang sebagai daya tarik dari majalah perusahaan tersebut. Biasanya akan dilengkapi dengan gambar
dengan kualitas yang baik dan dicetak dengan kualitas kertas yang mengkilap.
5. Editorial atau tajuk rencana, memuat bahasan atau pernyataan sikap,
opini dari pimpinan redaksi mengenai sesuatu yang sedang aktual, faktual, dan merupakan informasi yang sedang dibicarakan oleh
banyak kalangan. 6.
Majalah perusahaan diperbolehkan memasang iklan, tetapi dibatasi sekitar 10 dari jumlah halaman seluruhnya. Namun, tidak semua
juga majalah perusahaan membuat ini. Selain itu, bahasa yang digunakan adalah bahasa jurnalistik yang baik dan sopan Ruslan,
2003:196-197. Untuk pembuatan sebuah house journal, misi dan visi house journal dalam
setiap perusahaan atau organisasi bisa mencerminkan kebijakan manajemen, alat manajemen, atau provokasi buruh. Namun, kebanyakan perusahaan di Indonesia
masih menggunakan media komunikasi house journal untuk kepentingan atau alat manajemen perusahaan atau organisasi tersebut. Idealnya media komunikasi
house journal dapat mencerminkan kepentingan kedua belah pihak yang ada, antara kepentingan manajemen dan karyawan di dalam perusahaan atau
organisasi. Sehingga informasi yang akan disampaikan tidak akan timpang antara sisi satu dengan yang lainnya, sesuai dengan tujuan awal dari pembuatan house
journal yaitu untuk menjadi jembatan antara manajemen dengan karyawan maupun karyawan dengan manajemen.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dalam pembuatan house journal perusahaan atau organisasi, house journal akan terdiri dari beberapa rubrik yang telah ditentukan oleh tim pembuat
house journal. Rubrikasi inilah yang akan diisi dengan berbagai informasi dari perusahaanorganisasi, baik itu yang sifatnya mendidik, menghibur ataupun
sekedar menginformasikan kepada manajerial maupun untuk karyawan. Muatan informasi yang disajikan dalam rubrikasi house journal seyogyanya dapat
disesuaikan, agar dapat mencerminkan dua sisi kepentingan yang ada. Dalam hal ini, Elvinaro dan Soemirat merumuskan muatan informasi di dalam house journal,
antara lain manajerial 50 dan karyawan 50 atau 60 dan 40, 70 dan 30, 80 dan 20 atau komposisi ini bisa dibalik. Dalam hal karakter informasi media
house journal dapat dibagi menjadi tiga sifat informasi, yaitu : informatif, edukatif, dan hiburan Soemirat dan Elvinaro, 2004:28.
Tabel 2.1 Matriks Proporsi
House Journal
Jenis Informasi Sifat Informasi
Manajerial 60
Karyawan 40
Rubrikasi Rubrikasi Informatif
Edukatif Hiburan
3 Halaman 2 Halaman
1 Halaman 2 Halaman
1 Halaman 1 Halaman
Sumber : Soemirat dan Elvinaro, hal 24
II.1.3 Two-Way Symmetrical
James E. Grunig, seorang guru dan ahli public relations yang banyak merumuskan tentang teori mengenai public relations. James mengatakan untuk
dapat memberikan pelayanan yang baik kepada publiknya, maka public relations akan menggunakan model yang baik. Salah satu model yang paling banyak
dipergunakan adalah Four model of public relations atau empat model public relations. Empat model public relations ini dirumuskannya bersama dengan Todd
Hunt dari Universitas Rutgers. Hasil kerja Grunig dan Hunt dalam menggambarkan public relations sebagai sesuatu yang interaktif dan komunikasi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dua arah memberikan penyempurnaan pada karya sebelumnya yakni Crystallizing Public Opinion karya Edward Bernays. Bernays menyarankan bahwa public
relations yang efektif memerlukan dua sisi dengan sasaran dan tujuan suatu perusahaan yang selalu dapat memprediksi munculnya kepercayaan publik dan
kepentingan pribadi Ardianto, 2011:95. Pada sejarah perkembangan, konsep model public relations tampak bahwa
pada mulanya menurut Erc Goldman public relations diawali dengan the public be fooled era press agentry dan public be informed public information era.
Awalnya Grunig mengadopsi ide ini tapi menambahkan mengenai tujuan dan arah komunikasi. Grunig pun mengadopsi ide Thayer mengenai komunikasi sinkronik
dan diakronik untuk menggambarkan dua pendekatan dalam public relations. Dimana tujuan komunikasi sinkronik adalah mensikronisasikan perilaku publik
terhadap organisasi, sehingga organisasi dapat melakukan apa yang diinginkan tanpa campur tangan dari publiknya. Sedangkan tujuan komunikasi diakronik
adalah untuk menegosiasikan kebutuhan antara organisasi dengan publiknya. Namun, dalam hal ini Grunig akhirnya mengganti istilah sikronik dan diakronik
dengan asymmetrical dan symmetrical www.digilib.petra.ac.id. Pada awalnya press agentry digunakan oleh kalangan praktisi public
relations pada pertengahan abad 19. Kemudian pada awal abad 20, praktisi mulai menggunakan model the public informed. Keduanya ini merupakan
penggambaran dari pendekatan satu arah dimana model ini lebih banyak menggunakan media. Di masa selanjutnya, dengan dipengaruhi oleh pandangan
perilaku dan ilmu sosial, dikembangkanlah model two-way asymmetrical yang menekankan pada propaganda dan manipulasi dalam arti yang positif. Maksud
dari memanipulasi ini berarti mengelola serta mengarahkan publik kepada tujuan kita melalui cara memahami motivasi mereka. Namun, masa selanjutnya
dikembangkan lagi model two-way symmetrical yang mengarah kepada “telling
the truth to publics”. Model komunikasi ini diterapkan kepada publik dengan menggunakan penelitian untuk memfasilitasi apa yang diharapkan oleh publik
daripada untuk mengidentifikasikan pesan apa yang dapat digunakan untuk mempersuasi publik www.digilib.petra.ac.id.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Four Models of Public Relations
Model One-Way
Two-Way Press
agentryPubli city
Public Information
Two-Way Asymmetrical
Two-Way Symmetrical
Purpose Propaganda
Dissemination of Information
Scientific Persuasion
Mutual Understanding
Organizational Contribution
Advocacy Dissemination
of information Advocacy
Mediation
Nature of Communication
One-way complete
truth not essential
One-way truth important
Two-way imbalanced
effects Two-way
balanced effects
Communication Model
Source Receiver
Source Receiver Source Receiver Feedback
Group Group
Nature of Research
Little “counting
house” Little,
readability, readerships
Formative evaluative of
attitudes Formative
evaluative of understanding
sumber : Wilcox, hal 50
Empat model public relations dari Grunig-Hunt tersebut, yakni : a.
Publicity or Press Agentry : melakukan propaganda adalah tujuan melalui komunikasi
searah. Dengan
cara memberikan
publisitas yang
menguntungkan, khususnya ketika berhadapan dengan media massa. Terkadang mengabaikan kebenaran dan memberikan informasi yang tidak
jujur, tidak lengkap, dan komunikasi dipandang sebagai mengatakan tidak untuk mendengarkan.
b. Public Information : public relations bertindak sebagai Journalist in
residence, artinya bertindak sebagai wartawan dalam menyebarluaskan informasi kepada publik dan mengendalikan berita atau informasinya
kepada media massa. Tujuan utama public information adalah diseminasi atau peyebarluasan informasi. Komunikasinya bersifat satu arah dan tidak
perlu dengan cara persuasif. c.
Two-way asymmetrical communication : public relations menggunakan komunikasi dua arah berdasarkan hasil riset serta strategi persuasif secara
ilmiah, berupaya untuk membujuk publik agar mau bekerja sama, bersikap terbuka sesuai dengan harapan organisasi, dan menggunakan komunikasi
dua arah dengan ketidakseimbangan efek.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
d. Two-way symmetrical communication : mendapatkan saling pengertian,
pemahaman, adalah tujuan dan komunikasi adalah dua arah dengan efek seimbang. Menggunakan komunikasi dan penelitian untuk mengelola
konflik dan meningkatkan pemahaman dengan publik-publik strategis. Dalam
bahasa sederhana,
two-way symmetrical
communication menjelaskan bahwa lebih baik berbicara dan mendengar dibanding hanya
berbicara saja, serta lebih baik bernegosiasi dengan publik-publik
dibanding mencoba dengan kekuatan untuk mengubah mereka. Two way
symmetric bertujuan untuk memperoleh saling pengertian mutual understanding, dengan komunikasi bersifat dua arah dengan efek yang
seimbang. Dalam hal ini, menggambarkan kampanye dan propaganda melalui komunikasi dua arah timbal balik yang berimbang Ruslan,
2003:54-55.
Balanced Communication
Flow
Two-way symmetrical Gambar 2.1
Sumber : Ruslan, hal 111
Grunig juga menjelaskan bahwa model two-way symmetrical adalah pendekatan yang dapat dikatakan baik dalam public relations karena sejalan
dengan konsep yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa sebuah departemen atau perusahaan dapat dikatakan baik dengan segala karakteristiknya dapat
membuat organisasi menjadi lebih efektif. Grunig juga menyatakan bahwa model public relations yang paling ideal adalah model two-way symmetrical
communication. Artinya, terjadi komunikasi seimbang antara pengirim dan penerima di dalam model tersebut. Dan Grunig juga menyatakan bahwa dalam
model two-way symmetrical communication pemahaman, saling pengertian adalah tujuan utama public relations daripada persuasi Wilcox, 2000:164-165.
Source Organization
Receiver Public
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Pemahaman yang disampaikan Grunig dapat diintikan bahwa komunikasi yang harmonis antara public relations dengan publiknya akan berjalan baik jika
didukung dengan komunikasi yang jujur untuk memperoleh kredibilitas, keterbukaan, dan konsisten terhadap langkah-langkah yang diambil untuk
memperoleh keyakinan orang lain. Adanya langkah-langkah adil untuk mendapatkan hubungan timbal balik dan niat baik harus dilakukan dengan
komunikasi dua arah yang terus menerus agar dapat mencegah keterasingan dan untuk
membangun hubungan
yang lebih
baik dan
harmonis www.digilib.petra.ac.id.
II.2 Kerangka Konsep