KOMPOSISI INFORMASI HOUSE JOURNAL (Studi Analisis Isi pada House Journal “Gema Pelabuhan” PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan Tahun 2009-2011)

(1)

KOMPOSISI INFORMASI

HOUSE JOURNAL

(Studi Analisis Isi pada

House Journal

“Gema Pelabuhan” PT

Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan Tahun 2009

2011)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Sarjana (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara

Nelly F.Kembaren 090904052 Hubungan Masyarakat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

MEDAN

2013


(2)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika dikemudian

hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Nelly F. Kembaren

NIM : 090904052

Tanda Tangan :


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Nelly F. Kembaren

NIM : 090904052

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : KOMPOSISI INFORMASI HOUSE JOURNAL (Studi Analisis Isi pada House Journal “Gema Pelabuhan” PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan Tahun 2009-2011)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji

Ketua Penguji :

Penguji :

Penguji Utama :

Ditetapkan di : Tanggal :


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU). Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua saya R.Kembaren dan B.Marbun dalam mendukung saya menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas dukungan yang diberikan baik secara moril maupun materil, serta seluruh doa yang tiada hentinya. Semoga Tuhan selalu memberikan yang terbaik kepada beliau.

2. Ketua Departemen Ilmu Komunikasi, Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, MA yang telah memberikan kesempatan dan dukungan bagi saya untuk menyelesaikan penyelesaian skripsi ini.

3. Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi, Ibu Dra. Dayana, M.Si yang juga memberikan kesempatan dan dukungan untuk menyelesaikan penyelesaian skripsi ini.

4. Dosen Pembimbing, Kak Yovita Sabarina Sitepu, M.Si yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu saya menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih telah mengarahkan dan membimbing saya dari awal pembuatan judul sampai akhirnya siap menjadi skripsi. Terima kasih juga buat buku-buku kakak yang boleh dipinjam.

5. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan khususnya corporate secretary bagian hubungan masyarakat, yang telah bersedia menerima saya melaksanakan penelitian terhadap house journal“Gema Pelabuhan”. 6. Mbak Lailatul Qomariyah selaku salah satu tim humas PT Pelabuhan


(5)

sudah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk saya melakukan wawancara mengenai house journal“Gema Pelabuhan”.

7. Kepada abang, kakak dan adikku yang juga banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Tri Kembaren ( Abang ), Martha Kembaren dan Paul Maurids ( Kakak dan suami ), Friska Kembaren ( Kakak ), serta Ricky Jonna Kembaren ( Adik ). Terima kasih untuk motivasi dan nasehatnya kepada penulis.

8. Kak Puan, Kak Hanim, dan Bang Iqbal yang banyak membantu saya dalam memahami perhitungan menggunakan SPSS dan juga nasehatnya. 9. Kak Maya dan Kak Icut, yang banyak membantu dalam urusan

administrasi penyelesaian skripsi ini.

10.Teman-teman Rangers yang juga banyak memotivasi saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Dana A.Anjani, selaku coder 2 terima kasih juga telah bersedia menjadi coder 2 saya. Sheila Sultana, Novia Sabrina, Juliawaty, terima kasih untuk motivasinya.

11.Teman-teman seperjuangan yang juga banyak memotivasi Lya, Reno, Sarah, Rittar, yang tidak bisa disebutkan semuanya. Terima kasih untuk semuanya.

12.Semua orang yang berjasa dalam hidup penulis yang selalu memberikan semangat, nasehat dan omelan ketika penulis down. Terima kasih buat semuanya.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Medan, April 2013


(6)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Unversitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nelly F. Kembaren

NIM : 090904052

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Sumatera Utara

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksusif (Non-ekslusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

KOMPOSISI INFORMASI HOUSE JOURNAL

(Studi Analisis Isi pada House Journal“Gema Pelabuhan” PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan Tahun 2009-2011)

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan. Dengan Hak Bebas Royalti Non-ekslusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelolla dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.


(7)

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan

Pada Tanggal : April, 2013

Yang Menyatakan


(8)

ABSTRAK

NELLY F. KEMBAREN, KOMPOSISI INFORMASI HOUSE JOURNAL (Studi Analisis Isi pada House Journal “Gema Pelabuhan” PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan Tahun 2009-2011)

Dalam perusahaan/organisasi, seorang public relations akan dibutuhkan untuk menyampaikan informasi dari manajerial kepada karyawan dan begitu pun sebaliknya. Public relations bertugas untuk menjadi mediator/menjembatani hubungan antara manajerial-karyawan dan sebaliknya. Dalam melakukan tugasnya, public relations akan menggunakan alat/media komunikasi. Salah satu media komunikasinya adalah majalah internal (house journal). Skripsi ini berisi penelitian mengenai komposisi informasi house journal “Gema Pelabuhan” PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. House journal“Gema Pelabuhan” adalah majalah perusahaan yang dibuat oleh tim di bagian hubungan masyarakat. Penelitian ini menggunakan teknik analisis isi kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana komposisi informasi house journal “Gema Pelabuhan” dan juga untuk melihat sasaran/muatan informasi house journal “Gema Pelabuhan” lebih ditujukan kepada manajerial atau karyawan atau kepada keduanya. Adapun house journal yang akan diteliti sebanyak 30 majalah (2009-2011), dimana yang menjadi unit analisisnya adalah semua rubrik yang ada di dalam house journal “Gema Pelabuhan”. Sampel yang digunakan adalah keseluruhan populasi sebanyak 244 sampel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sasaran/muatan informasi house journal “Gema Pelabuhan” ditujukan kepada kedua belah pihak, manajerial dan karyawan. Kemudian, sifat informasi yang paling banyak diberitakan adalah informasi yang hiburan-informatif, kemudian informatif, informatif-edukatif, edukatif-hiburan, dan edukatif. Informasi yang ada di dalam house journal“Gema Pelabuhan” tidak hanya berita perusahaan, penghargaan, kerja sama, tetapi juga informasi pendidikan, dan hiburan.

Kata kunci :


(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… i

LEMBAR PENGESAHAN………. ii

KATA PENGANTAR………. iii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH……... iv

ABSTRAK……… v

DAFTAR ISI……… vi

DAFTAR TABEL……… vii

DAFTAR GAMBAR……… viii

DAFTAR LAMPIRAN……… ix

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah... ... 1

I.2 Pembatasan Masalah... .... 9

I.3 Perumusan Masalah... 10

I.4 Tujuan Penelitian... 10

I.5 Manfaat Penelitian... 10

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Kerangka Teori... 11

II.1.1 Komunikasi... 12

II.1.2 Public Relations... 13

II.1.2.1 Pengertian Public Relations... 13

II.1.2.2 Publik dalam Public Relations... 17

II.1.2.3 Fungsi Public Relations... 18

II.1.2.4 Kegiatan Public Relations... 19

II.1.2.5 Media Internal... 22

II.1.3 Two Way Symmetrical... 27

II.2 Kerangka Konsep... 31

II.3 Defenisi Operasional... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 34


(10)

III.1.1 Sejarah PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan... 34

III.1.2 Logo,Visi, Misi, dan Corporate Values... . 35

III.1.3 Kegiatan Usaha PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan... . 37

III.1.4 Public Relations PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan... . 37

III.1.5 Sekilas Tentang House Journal”Gema Pelabuhan”... . 41

III.2 Metode Penelitian... 43

III.3 Populasi dan Sampel... .. 43

III.3.1 Populasi... .. 43

III.3.2 Sampel... ... 47

III.4 Teknik Pengumpulan Data... ... 47

III.5 Teknik Analisis Data... .. 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian... . 52

IV.2 Deskripsi House Journal”Gema Pelabuhan”... . 53

IV.3 Tingkat Reliabilitas... . 59

IV.4 Analisis Tabel Tunggal... . 60

IV.4.1 Kategori Sifat Informasi... .. 60

IV.4.2 Kategori Sasaran Informasi... 60

IV.5 Uji Silang Sifat Informasi dengan Sasaran Informasi... 65

IV.5 Pembahasan... 69

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan... .. 73

V.2 Saran... ... 74

V.2.1 Saran Akademis... 74


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Matriks Proporsi House Journal 27 2.2 Four Models of Public Relations 29 2.3 Kerangka Konsep Proporsi House Journal 31

2.4 Defenisi Operasional 32

3.1 Daftar Populasi 44

4.1 Matriks Proporsi House Journal“Gema Pelabuhan” 59 4.2 Jumlah Frekuensi Kategori Sifat Informasi 60 4.3 Jumlah Frekuensi Kategori Sasaran Informasi 62 4.4 Trend Sifat Informasi Tahun 2009-2011 64 4.5 Sifat Informasi*Sasaran Informasi Crosstabulation 66 4.6 Trend Sifat Informasi dalam Setiap Rubrik 67


(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Two-way symmetrical 30

3.1 Logo PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan 35 3.2 Struktur Organisasi PT Pelabuhan Indonesia I 38 3.3 Struktur Organisasi Corporate Secretary 39 4.1 Grafik Trend Sifat Informasi Tahun 2009-2011 65 4.2 Grafik Trend Sifat Informasi dalam Setiap Rubrik 67


(13)

ABSTRAK

NELLY F. KEMBAREN, KOMPOSISI INFORMASI HOUSE JOURNAL (Studi Analisis Isi pada House Journal “Gema Pelabuhan” PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan Tahun 2009-2011)

Dalam perusahaan/organisasi, seorang public relations akan dibutuhkan untuk menyampaikan informasi dari manajerial kepada karyawan dan begitu pun sebaliknya. Public relations bertugas untuk menjadi mediator/menjembatani hubungan antara manajerial-karyawan dan sebaliknya. Dalam melakukan tugasnya, public relations akan menggunakan alat/media komunikasi. Salah satu media komunikasinya adalah majalah internal (house journal). Skripsi ini berisi penelitian mengenai komposisi informasi house journal “Gema Pelabuhan” PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. House journal“Gema Pelabuhan” adalah majalah perusahaan yang dibuat oleh tim di bagian hubungan masyarakat. Penelitian ini menggunakan teknik analisis isi kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana komposisi informasi house journal “Gema Pelabuhan” dan juga untuk melihat sasaran/muatan informasi house journal “Gema Pelabuhan” lebih ditujukan kepada manajerial atau karyawan atau kepada keduanya. Adapun house journal yang akan diteliti sebanyak 30 majalah (2009-2011), dimana yang menjadi unit analisisnya adalah semua rubrik yang ada di dalam house journal “Gema Pelabuhan”. Sampel yang digunakan adalah keseluruhan populasi sebanyak 244 sampel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sasaran/muatan informasi house journal “Gema Pelabuhan” ditujukan kepada kedua belah pihak, manajerial dan karyawan. Kemudian, sifat informasi yang paling banyak diberitakan adalah informasi yang hiburan-informatif, kemudian informatif, informatif-edukatif, edukatif-hiburan, dan edukatif. Informasi yang ada di dalam house journal“Gema Pelabuhan” tidak hanya berita perusahaan, penghargaan, kerja sama, tetapi juga informasi pendidikan, dan hiburan.

Kata kunci :


(14)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan public relations sebenarnya baru dikenal pada abad ke–20, namun gejalanya sudah tampak sejak abad-abad sebelumnya, bahkan sejak manusia masih primitif. Unsur-unsur dasar seperti memberi informasi, membujuk, dan mengintegrasikan khalayak, selalu tampak dalam kehidupan masyarakat zaman dulu. Dimana kehidupan masyarakat zaman dulu, jika ingin berhubungan dengan orang lain yang berjauhan tempatnya, maka akan melakukan suatu kegiatan komunikasi timbal balik melalui tanda-tanda berupa asap api di atas gunung dan tabuh-tabuhan. Kegiatan komunikasi ini tiada lain bertujuan untuk menarik perhatian dalam rangka memberitahukan informasi/sesuatu kepada masyarakat lain atas dasar untuk memelihara hubungan baik dengan sesamanya.

Dalam memelihara hubungan baik dengan sesama inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya public relations. Public relations yang pada hakekatnya adalah suatu kegiatan komunikasi yang menghubungkan antara masyarakat satu dengan yang lain, individu dengan individu lain, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok, pada prinsipnya membutuhkan komunikasi dua arah. Sesuai dengan ciri hakiki dari komunikasi public relations sendiri bahwa kegiatan ini membutuhkan respon atau komunikasi dua arah/timbal balik (two way communication). Arus komunikasi timbal balik inilah yang harus dilakukan dalam kegiatan public relations, sehingga menciptakan umpan balik/respon yang merupakan prinsip pokok dalam public relations (Soemirat dan Elvinaro, 2004:11).

Dalam sebuah perusahaan atau organisasi, komunikasi merupakan suatu kebutuhan mendasar karena keberhasilan perusahaan atau organisasi dapat dilihat dari pola komunikasi yang diterapkan atau digunakan antara perusahaan atau organisasi dengan publik internal maupun eksternal perusahaan atau organisasi. Dalam hal ini, publik internal adalah publik yang berada di dalam organisasi atau perusahaan seperti supervisor, karyawan pelaksana, manajer, pemegang saham dan direksi perusahaan. Sedangkan publik eksternal adalah publik yang tidak


(15)

berkaitan langsung dengan perusahaan atau organisasi seperi pers, pemerintah, pendidik/dosen, pelanggan, komunitas.

Jika dalam perusahaan atau organisasi, pola komunikasi yang diterapkan tidak dapat menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen yang ada pada suatu perusahaan atau organisasi, maka akan sulit untuk menumbuhkan partisipasi, motivasi, dan pengertian di dalam perusahaan atau organisasi tersebut. Padahal fungsi dari public relations itu salah satunya adalah untuk mengkomunikasikan atau menghubungkan informasi yang ada antara top manajemen dengan karyawannya atau perusahaan dengan publiknya sehingga terjadi keselarasan komunikasi.

Pola komunikasi yang digunakan untuk mencapai keselarasan komunikasi dalam perusahaan atau organisasi, dituntut untuk lebih baik lagi seiring dengan perkembangan demokrasi yang ada. Seiring dengan kemajuan yang ada dan perkembangan demokrasi, akhirnya public relations semakin banyak dipergunakan, dipelajari, dan diteliti oleh berbagai badan pemerintahan, perusahaan, ataupun instansi-instansi masyarakat.

Perkembangan tersebut akhirnya mendorong lahirnya public relations dalam bentuk modern di Amerika Serikat. Public relations yang awalnya merupakan kegiatan tanpa disadari, kini sudah menjadi suatu profesi, suatu ilmu pengetahuan yang diteliti dan dikaji secara khusus. Bahkan di Amerika Serikat, public relations adalah bisnis multi jutaan dolar dengan melibatkan 159.000 profesional Public Relations, berdasarkan catatan biro statistik Amerika Serikat (Soemirat dan Elvinaro, 2004:4).

Ivy Ledbetter Lee merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan istilah public relations pada tahun 1906, sehingga dia dianggap sebagai the father of public relations (bapak public relations). Gagasan Lee pada waktu itu dinamakannya declarations of principle yang memuat keberadaan publik tidak bisa dianggap enteng oleh manajemen industri dan dianggap tidak bisa apa-apa oleh pers. Gagasan Lee dianggap sensasional karena melawan kelaziman yang selama ini berlaku di Amerika Serikat. Namun, dengan gagasan itu pula semakin banyak bermunculan konsep public relations yang lebih efektif lagi, yang


(16)

diarahkan pada hal yang menyangkut hubungan antara perusahaan dengan para karyawannya, pelanggannya, dan publiknya (Suhandang, 2004:24).

Kemajuan penggunaan public relations semakin pesat sesudah Perang Dunia II, kegiatan public relations semakin banyak dipergunakan di berbagai bidang dengan tujuan untuk membina dan memelihara saling pengertian antara organisasi atau perusahaan dengan masyarakatnya. Bahkan di Indonesia profesi public relations atau hubungan masyarakat, beberapa tahun belakangan juga sudah mulai dikenal oleh masyarakat. Banyak perusahaan swasta dan badan pemerintahan sudah mulai menggunakan public relations dalam menjaga, meningkatkan citra organisasi atau perusahaan. Mereka sudah mulai menyadari bahwa peran seorang public relations itu penting adanya dalam menumbuhkan dan mengembangkan good will (kerjasama) publiknya serta memperoleh opini publik yang menguntungkan.

Seorang public relations akan menggunakan komunikasi dua arah/timbal balik (two way communication) dalam upaya menumbuhkan kerjasama, mencapai citra positif dan opini publik yang menguntungkan kepada publiknya. Komunikasi yang berlangsung antara top manajemen dengan karyawannya atau perusahaan dengan publiknya diharapkan tidak hanya secara tatap muka tetapi dapat menggunakan media komunikasi lain. Agar lebih efisien dalam menyebarkan informasi, membentuk citra, dan opini publik yang menguntungkan, public relations akan memerlukan media komunikasi dalam organisasi atau perusahaannya. Media komunikasi yang digunakan pun tergantung dari kebijakan perusahaan, apalagi di masa sekarang ini media komunikasi sangat beragam. Perusahaan atau organisasi harus dapat memilih secara tepat media mana yang akan digunakan paling efektif dalam menjangkau publik perusahaan atau organisasi untuk kepentingan korporasi dalam mencapai tujuan atau sasaran yang ditentukan (Soemirat dan Elvinaro, 2004:11).

Keberadaan sebuah media di dalam perusahaan atau organisasi yang menjadi alat seorang public relations, sekiranya dapat memenuhi kebutuhan informasi dan mengakomodir informasi yang ada antara top manajemen dan karyawan atau perusahaan dengan publiknya. Media komunikasi bisa menjadi jembatan komunikasi yang baik, dalam memelihara hubungan dan komunikasi


(17)

antara perusahaan atau organisasi dengan publik internal dan publik eksternal. Media penyebaran informasi ini, dikenal dengan media internal dan media eksternal.

Media internal adalah media yang digunakan untuk berkomunikasi dengan publik internal, dan media eksternal adalah media yang digunakan untuk berkomunikasi dengan publik eksternalnya. Media internal bisa juga disebut dengan house journal dan majalah “Ing-griya”, merupakan suatu terbitan yang ditujukan untuk publik internal yang berisi tentang informasi perusahaan, sifatnya top down maupun bottom up, dengan tujuan untuk menciptakan kondisi yang baik dan membina loyalitas antara karyawan dengan perusahaan (Kusumastuti, 2002:33).

Salah satu media komunikasi public relations yang diterbitkan sendiri adalah house journal (seperti bulletin, majalah, surat kabar, newsletter, atau koran dinding perusahaan). House journal adalah salah satu bentuk media komunikasi public relations yang telah ada sekitar 150 tahun yang lalu dan merupakan media komunikasi public relations yang paling tua dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi public relations. Dalam bukunya yang berjudul American Notes, yang diterbitkan di London pada tahun 1982, sastrawan Charles Dickens mengisahkan penerbitan Lowell Offering, yang berisikan informasi-informasi internal dari sebuah perusahaan pemintalan di New England, yang disunting oleh bagian internal (wanita-wanita) yang bekerja disana. Ketika I.M Singer mulai menjajakan mesin-mesin jahit buatannya di Amerika Serikat pada tahun 1855, ia menerbitkan Gazette untuk mengajarkan cara pemakaian mesin jahit kepada para konsumennya (Jefkins, 2003:4).

Menurut Jefkins, bentuk-bentuk media internal cukup bervariasi, antara lain bulletin, majalah, koran, newsletter, dan majalah dinding. Media komunikasi house journal ini diperlukan untuk mencapai citra positif dan opini publik yang mendukung, selain daripada penggunaan media yang tidak bisa dikendalikan langsung oleh seorang public relations yaitu media massa atau pers. Dalam pembuatan sebuah media komunikasi house journal, misi dan visi house journal bisa mencerminkan kebijakan manajemen, alat manajemen, atau provokasi buruh dari perusahaan atau organisasi (Soemirat dan Elvinaro, 2004:27).


(18)

Pada perusahaan swasta di negara maju terdapat house journal yang merupakan alat provokasi buruh/karyawan. Sedangkan di Indonesia sendiri, kebanyakan house journal masih berkisar untuk kepentingan atau alat manajemen. Bahkan di Indonesia, tidak bisa dipungkiri bahwa tidak semua perusahaan, lembaga pemerintahan, atau instansi-instansi membuat house journal dan merasa memerlukan house journal sebagai media komunikasi. Mereka masih belum menyadari pentingnya seorang public relations dan media komunikasi house journal dalam mengembangkan perusahaan atau organisasinya.

Media komunikasi house journal dalam pembuatannya, idealnya dapat mencerminkan dua sisi kepentingan yang ada, antara kepentingan manajemen dan karyawan di dalam perusahaan atau organisasi. Sehingga informasi yang akan disampaikan tidak akan timpang antara sisi satu dengan yang lainnya, sesuai dengan tujuan awal dari pembuatan house journal yaitu untuk menjadi jembatan antara manajemen dengan karyawan maupun karyawan dengan manajemen.

Pembuatan house journal di dalam perusahaan atau organisasi, akan terdiri dari beberapa rubrik yang telah ditentukan oleh tim pembuat house journal. Rubrikasi inilah yang akan diisi dengan berbagai informasi dari perusahaan atau organisasi, baik itu yang sifatnya mendidik, menghibur ataupun sekedar menginformasikan kepada manajerial maupun untuk karyawan. Muatan informasi yang disajikan dalam rubrikasi house journal seyogyanya dapat disesuaikan, agar dapat mencerminkan dua sisi kepentingan yang ada. Dalam hal ini, Elvinaro dan Soemirat merumuskan muatan informasi di dalam house journal, antara lain manajerial 50% dan karyawan 50% atau 60% dan 40%, 70% dan 30%, 80% dan 20% atau komposisi ini bisa dibalik (Soemirat dan Elvinaro, 2004:28).

Muatan informasi yang dirumuskan Elvinaro dan Soemirat adalah contoh bentuk ideal dari sebuah house journal yang seyogyanya menjadi jembatan antara manajemen dengan karyawan serta sebaliknya. Namun, dalam kenyataannya tidak semua tim pembuat house journal mengetahui hal ini, bahkan mereka tidak mengetahui berapa sebenarnya persentase atau proporsi informasi yang disampaikan di dalam house journal. Inilah yang terkadang menimbulkan masalah karena tidak terjadinya keselarasan komunikasi antara top manajemen dengan


(19)

karyawan atau perusahaan dengan publiknya yang merupakan salah satu fungsi dari public relations.

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) yang disingkat dengan Pelindo I merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga memanfaatkan house journal sebagai salah satu media komunikasi mereka. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 dengan Akta Pendirian/Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) yang dibuat dihadapan Notaris Imas Fatimah, SH Nomor 1 tanggal 1 Desember 1992 sebagaimana dimuat dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia tanggal 01 Nopember 1994 Nomor 87 kemudian diubah sebagaimana dimuat dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 01 tanggal 02 Januari 1999 dan kemudian diubah dengan Akta Notaris Agus Sudiono Kuntjoro, SH Nomor 01 tanggal 15 Agustus 2008 yang telah disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor AHU-85564.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 13 November 2008 dan Akta Notaris Junita Ritonga, SH Nomor 26 tanggal 31 Juli 2009 serta Akta Notaris Rahmad Nauli Siregar, SH Nomor 90 tanggal 22 Agustus 2011 yang telah disahkan berdasarkan Surat Kementerian Hukum dan HAM RI Nomor AHU-AH.01.10-30810 tanggal 28 September 2011 (www.inaport1.co.id).

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melaksanakan kegiatan di bidang pelayanan jasa kepelabuhan di Indonesia di bawah pengelolaan kantor Menteri Pemberdayaan BUMN. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) menyediakan jasa kepelabuhan dan logistik serta melaksanakan pembangunan di bidang usaha jasa kepelabuhan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas (www.inaport1.co.id).

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) memiliki 4 provinsi wilayah kerja yaitu Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Riau dan Kepulauan Riau. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) membawahi 14 pelabuhan cabang, 12 Pelabuhan Perwakilan dan 4 Unit Usaha lainnya. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) memiliki kantor pusat di Jln. Gunung Krakatau Ujung No. 100 Medan (www.inaport1.co.id).


(20)

Divisi Humas PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) juga memanfaatkan media internal dalam menyampaikan informasi antara karyawan dan manajemen. Majalah internal atau house journalmereka diberi nama “Gema Pelabuhan” terbit setiap bulannya, yang berisi artikel yang disertai gambar, foto, artikel, dan feature. Dalam menerbitkan majalah internal, divisi humas tidak menutup kemungkinan jika tulisan yang dimuat berasal dari karyawan. Karyawan dapat membuat tulisan dan mengirimkannya kepada pihak divisi humas, jika memang layak terbit maka tulisan akan diterbitkan. Karyawan yang dimaksud pun tidak hanya karyawan yang ada di pusat tetapi juga karyawan dari setiap cabang yang ada.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada salah seorang staf humas PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), yang saat ini memegang bagian media internal “Gema Pelabuhan” menyatakan bahwa pembagian “Gema Pelabuhan” akan dibagikan ke dalam beberapa bagian. Pembagian house journal “Gema Pelabuhan” akan dibagikan kepada setiap direksi, bagian/divisi, unit usaha yang tersebar di 14 pelabuhan cabang, 12 pelabuhan perwakilan, dan 4 unit usaha lainnya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan sekitar bulan Oktober tahun lalu, didapati juga bahwa awalnya house journal “Gema Pelabuhan” ini hanya ditujukan untuk kalangan internal PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Namun, seiring berjalannya waktu house journal “Gema Pelabuhan” pun dibagikan juga kepada cabang Pelindo yang lain untuk saling bertukar informasi antar setiap cabang, menjalin kerja sama, menjalin silaturahmi antara mitra kerja, dan perusahaan pelayaran.

House journal “Gema Pelabuhan” memiliki beberapa rubrik, pada tahun 2009 rubrik yang dimiliki antara lain : “Pandu”, “Menara”, “Lensa Gema”, “Sandar”, “Labuh”, “Curah”, “Tambat”, dan “Ujung baru”. Sedangkan untuk tahun 2010, rubrik “Ujung baru” diubah menjadi rubrik “Terminal” dan pada September 2010 ada tambahan rubrik “Value Corner”, yang berisi tentang motivasi untuk mendukung kinerja karyawan yang diterjemahkan dari value perusahaan. Namun, dalam keadaan tertentu ada tambahan rubrik, seperti “Kaleidoskop” tahunan, dimana rubrik ini berisi tentang kegiatan-kegiatan penting perusahaan selama setahun sebelumnya, baik itu kegiatan internal maupun eksternal. Rubrik-rubrik ini akan menampilkan informasi yang informatif,


(21)

edukatif, dan hiburan, yang nantinya akan berguna bagi manajemen dan karyawan setiap bulannya. Sehingga informasi dari top manajemen akan sampai ke bawah, begitupun umpan balik dari karyawan ke pimpinan.

Melalui media internal public relations, khususnya house journal, seluruh karyawan dan publik perusahaan, akan mengetahui bagaimana pertumbuhan dan perkembangan perusahaan, program atau kebijakan-kebijakan tertentu perusahaan dan informasi yang berkaitan dengan perusahaan atau berkaitan dengan kepentingan karyawan. Pengakomodiran informasi yang dilakukan oleh public relations dapat terlihat dalam media house journal yang digunakannya. Menunjukkan bahwa informasi yang tersaji di dalam media house journal tidak hanya memperlihatkan informasi manajerial, melainkan menyeimbangkan dengan informasi karyawan. Keseimbangan informasi inilah yang nantinya dapat menumbuhkan kerja sama dan saling pengertian antar karyawan dengan manajerial maupun sebaliknya.

Penelitian mengenai house journal sebenarnya sudah banyak dilakukan di luar negeri, namun di Indonesia belum banyak peneliti yang meneliti tentang house journal. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Elvira Wood pada tahun 2006. Untuk mendapatkan gelar doctor dari North-West University, Elvira Wood meneliti tentang 5 publikasi (house journal) yang terkemuka di South Africa. Kelima perusahaan itu adalah Abacus (Absa Bank), Harmonise (Harmony Gold Mining Company),Hello The Future (MTN), Pick’n Patter (Pick and Pay), dan Sandaba (Sanlam) (www.prsa.org).

Kelima perusahaan ini dipilih Elvira Wood berdasarkan hasil pengamatan dan data dari SA Publication Forum’s Annual Corporate Publication Competition, yang menunjukkan bahwa kelima house journal ini adalah house journal yang banyak menerima penghargaan selama dua tahun berturut-turut dan merupakan 5 house journal yang memimpin di South Africa. House journal yang diteliti oleh Elvira dimulai dari tahun 2000 sampai dengan 2003. Dalam penelitian ini, Elvira meneliti tentang persentase informasi antara kelima house journal, baik itu informasi internal maupun eksternal. Selain itu, Elvira juga meneliti tentang tema apa saja yang sering dipublikasikan serta perbedaan fisik antara kelima house journal, baik itu desain, layout, foto, dan lain-lain (www.prsa.org).


(22)

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kelima house journal ini adalah house journal yang dibuat dengan sangat baik dengan strategi manajemen yang baik. Bahkan 3 dari 5 house journal, dinyatakan Elvira baik dalam menggunakan model two way symmetrical communication dari James Grunig, karena para karyawan dapat dengan leluasa mengekspresikan pendapat, saran, keluhan mereka dan langsung mendapatkan tanggapan atau feedback dari manajer (www.prsa.org).

Selain itu juga isu-isu internal yang paling sering dibahas adalah informasi dari setiap cabang perusahaan, kontribusi karyawan, berita perusahaan dan penghargaan sedangkan untuk isu eksternal seperti olahraga, rekreasi, sosial, dan lain-lain. Secara keseluruhan, 60% dari artikel yang ada ditujukan kepada isu internal sedangkan 40% lainnya ditujukan kepada isu eksternal. Dengan kata lain, secara umum house journal South Africa memiliki keseimbangan dalam mempublikasikan informasi baik itu secara internal maupun eksternal. Dalam hal penampilan fisik house journal, kelima house journal dikatakan kreatif dalam desain, pengeditan tulisan, layout, foto, dan lain sebagainya (www.prsa.org).

Namun dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti tentang komposisi informasi yang disajikan di dalam house journal. Banyak perusahaan mengeluarkan house journal perusahaan tapi sebenarnya tidak mengetahui tentang berapa komposisi idealnya informasi yang akan disajikan di dalam house journal perusahaan. Bahkan terkadang perusahaan tidak memperhatikan keseimbangan informasi yang disampaikan di dalamnya, apakah sudah seimbang atau belum. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin melihat bagaimana komposisi informasi yang ada di dalam house journal “Gema Pelabuhan” PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.

I.2 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut yakni sebagai berikut :

1. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis isi, yaitu untuk melihat komposisi informasi house journal “Gema Pelabuhan” PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.


(23)

2. Objek penelitian ini adalah house journal “Gema Pelabuhan” PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.

3. House Journal “Gema Pelabuhan” yang akan diteliti dari edisi 2009-2011 sebanyak 30 majalah.

I.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah Komposisi Informasi pada House Journal “Gema Pelabuhan” PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan Edisi 2009–2011?”.

I.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis komposisi informasi house journal “Gema Pelabuhan” PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) edisi 2009-2011. 2. Untuk mengetahui sasaran dari house journal “Gema Pelabuhan” lebih

ditujukan kepada manajerial atau karyawan atau kepada keduanya. I.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara akademis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memperluas perkembangan penelitian Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU dan dapat dijadikan bahan referensi oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi lainnya.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan penerapan khususnya berkaitan dengan aplikasi two way communication dalam penerapan house journal di dalam organisasi/perusahaan dalam melihat hubungan antara sebuah organisasi/perusahaan terhadap publiknya.

3. Secara praktis, melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti, serta dapat menjadi masukan bagi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dalam mengembangkan media internal house journal.


(24)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian disorot. Uraian di dalam kerangka teori merupakan hasil berpikir rasional yang dituangkan secara tertulis meliputi aspek-aspek yang terdapat di dalam masalah ataupun sub-sub masalah (Nawawi, 2002:39-40).

Suatu teori ialah seperangkat konstruk (konsep), batasan, proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan memperinci hubungan-hubungan antar variabel untuk menjelaskan dan memprediksikan gejala itu (Ardianto, 2011:27). Namun dengan begitu, secara umum teori merupakan bahan dasar yang digunakan untuk meramalkan atau memprediksi atas permasalahan penelitian. Teori menjelaskan mengenai hubungan antar konsep, antar variabel serta berbagai penjelasan mengenai gejala sosial yang ada (Martono, 2010:29).

Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara menghubungkan antar konsep. Menurut defenisi ini, teori mengandung tiga hal, yaitu pertama, teori adalah serangkaian proposisi antar konsep yang saling berhubungan. Kedua, teori menerangkan secara sistematis suatu fenomena sosial dengan cara menentukan hubungan antar konsep. Ketiga, teori menerangkan fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya (Singarimbun, 1995:37).


(25)

Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

II.1.1 Komunikasi

Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Dikatakan komunikatif, apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dimaksud diatas bersifat mendasar, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga persuasif (Effendy, 2006:9).

Setiap langkah dalam memulai percakapan, menciptakan informasi yang akan disampaikan, sampai nantinya akan dipahami oleh penerima atau komunikan disebut dengan proses komunikasi. Komunikasi adalah sebuah proses kegiatan yang dilakukan antara komunikator dengan komunikan yang berlangsung secara kontinu (berkesinambungan). Banyak bermunculan defenisi mengenai komunikasi, salah satunya dari Joseph De Vito, menyatakan komunikasi adalah transaksi, bahwa komunikasi merupakan suatu proses dimana komponen-komponen saling terkait. Bahwa para pelaku komunikasi beraksi dan bereaksi sebagai satu kesatuan dan keseluruhan. Dalam setiap transaksi, setiap elemen berkaitan, saling bergantung, tidak pernah independen, dan saling mengait satu dengan komponen yang lain (Suprapto, 2011:7).

Selain itu, Carl I. Hovland juga menyatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana seorang individu atau komunikator mengoperkan stimulan yang biasanya dengan lambang-lambang bahasa, baik verbal maupun non-verbal, dengan tujuan untuk mengubah tingkah, perilaku orang lain. Dalam hal untuk mengubah perilaku dan tingkah laku orang lain maka komunikasi yang dilakukan haruslah komunikasi yang efektif (Effendy, 2006:10).


(26)

Dari kesemua defenisi diatas, dapat digolongkan ada tiga pengertian utama dalam komunikasi, yaitu:

1. Secara etimologis, komunikasi dipelajari menurut asal usul kata, yaitu komunikasi berasal dari bahasa Latin “communication” dan perkataan ini bersumber pada kata “communis” yang berarti sama makna mengenai suatu hal yag dikomunikasikan.

2. Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

3. Secara paradigmatis, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah komponen berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Suprapto, 2011:7).

Ini menunjukkan bahwa komunikasi adalah penyampaian pesan dari seorang komunikator/pengirim kepada seorang komunikan dengan menggunakan lambang-lambang baik secara verbal maupun non-verbal dengan tujuan untuk mengubah sikap, opini, perilaku orang lain terhadap pesan yang disampaikan. Harapan ini sesuai dengan ruang lingkup ilmu komunikasi yang ditinjau dari tujuan komunikasi, yaitu sebuah proses komunikasi yang diharapkan dapat mengubah sikap, mengubah pendapat, mengubah perilaku, dan perubahan sosial. Untuk mencapai tujuan komunikasi, maka diperlukan metode komunikasi yang dapat dilakukan, yaitu (a) Jurnalistik, (b) Hubungan Masyarakat (public relations), (c) Periklanan (advertising), (d) Pameran, (e) Propaganda, dan (f) Penerangan (Effendy, 2003:56).

II.1.2 Public Relations

II.1.2.1 Pengertian Public Relations

Di kehidupan sehari-hari, praktek public relations sebenarnya sering dilakukan. Bergabung dalam organisasi, menjawab setiap telepon, surat dan menghadiri undangan, pertemuan, merupakan kegiatan public relations. Public relations mempengaruhi hampir setiap orang yang mempunyai hubungan dengan orang lain. Di dalam suatu organisasi, praktek public relations dilakukan oleh praktisi public relations atau disebut praktisi hubungan masyarakat. Dulu, praktisi public relations belum menjadi profesi seperti akuntan, praktisi hukum, dokter, karena profesi tersebut belum memiliki lembaga yang secara formal melakukan sertifikasi. Namun, seiring berjalannya waktu, perkembangan public relations semakin berkembang pesat. The Public Relations Society of America atau


(27)

Perhimpunan Public Relations Amerika (PRSA), beranggotakan 18.500 dengan 109 cabang, telah mengakreditasi sekitar 1/3 anggotanya melalui ujian standarisasi. PRSA juga telah memiliki lisensi sah untuk praktisi public relations, sama seperti akuntan, pengacara, dan dokter (Nova, 2009:29-30).

Istilah public relations atau disingkat PR, atau disebut juga Provincial, yang di Indonesia secara umum diterjemahkan menjadi hubungan masyarakat atau disingkat humas, kini tampak semakin berkembang baik dalam kegiatan studi secara akademik maupun dalam kegiatan operasionalnya di badan pemerintahan ataupun lembaga dan perusahaan swasta. Perkembangan istilah public relations sebenarnya baru dikenal pada abad ke-20, namun gejalanya sudah tampak sejak abad-abad sebelumnya. Gejala tersebut tampak dengan adanya hubungan harmonis diantara individu-individu yang ada, individu dengan kelompok, ataupun antar kelompok di dalam pergaulan hidup mereka. Arti kata harmonis disini bahwa adanya saling pengertian, penyesuaian antara satu dengan yang lain, sehingga satu sama lain merasa senang. Hanya saja pada waktu itu, masyarakat belum menemukan istilah yang tepat untuk melukiskan kegiatan yang dimaksud. (Suhandang, 2004:16).

Ivy Ledbetter Lee merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan istilah public relations pada tahun 1906, sehingga ia dianggap sebagai the father of public relations (bapak public relations). Ivy Lee berhasil mengembangkan public relations untuk dijadikan objek studi ilmiah. Selain itu, Ivy Lee juga berhasil mengemukakan gagasannya declarations of principle yang memuat keberadaan publik tidak bisa dianggap enteng oleh manajemen industri dan dianggap tidak bisa apa-apa oleh pers. Dalam deklarasinya, Ivy Lee juga menyiarkan kepada pers bahwa di kantornya tidak ada fakta yang ditutupi atau rahasia karena segalanya bersifat terbuka. Gagasan Ivy Lee dianggap sensasional pada masa itu karena melawan kelaziman yang selama ini berlaku di Amerika Serikat, namun dengan tindakan jujur Ivy Lee, dia mampu membina hubungan baik dengan pers, mengatasi pemogokan di pabrik-pabrik besar dan membina hubungan dengan masyarakat (Soemirat dan Elvinaro, 2004:10). Akhirnya dengan gagasan itu pula, semakin banyak bermunculan konsep mengenai public relations yang lebih efektif lagi dan semakin banyak dipergunakan di berbagai bidang


(28)

dengan tujuan untuk membina dan memelihara saling pengertian antara pihak perusahaan atau organisasi dengan masyarakatnya.

Semakin berkembangnya konsep mengenai public relations, semakin berkembang pula defenisi public relations. Berbicara mengenai defenisi, secara etimologi public relations merupakan gabungan dari dua kata “public” dan

“relations”. Perkataan “public” yang ada dalam public relations merupakan peminjaman istilah dari ilmu sosiologi. Oleh karenanya, publik adalah sekelompok individu yang terikat oleh satu masalah, kemudian timbul perbedaan pendapat terhadap masalah tadi dan berusaha untuk menanggulangi persoalan dengan jalan diskusi sebagai jalan keluarnya (Danandjaja, 2011:11).

Istilah relations pada hakikatnya dimaksudkan dengan kegiatan membentuk suatu pertalian relasi atau menjalin hubungan satu sama lain. Lebih teknis lagi kegiatan dimaksud merupakan komunikasi dalam menciptakan hubungan yang harmonis di antara dua pihak, di mana satu dengan yang lainnya sama-sama memperoleh keuntungan sehingga terikat dalam suatu hubungan kekeluargaan yang akrab (Suhandang, 2004:34).

Huruf “s” di belakang istilah relations, pada hakikatnya berfungsi untuk menunjukkan kepada identitas, ciri-ciri atau karakteristik dari public relations yaitu,:

(1) Hubungan atau relasi antar publik;

(2) Sifat komunikasinya timbal balik (two way communication); (3) Ruang lingkup atau scope public relations mencakup kepada

dua kegiatan yaitu internal public relations dan external public relations (Danandjaja, 2011:12-13).

Institute of Public Relations (IPR) menyatakan public relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Sedangkan Jefkins menyatakan public relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana,baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian (Jefkins, 2003:9-10).


(29)

Selain dari Institute of Public Relations (IPR) dan Jefkins, pengertian public relations pernah dirumuskan pada pertemuan asosiasi-asosiasi public relations seluruh dunia di Mexico City, Agustus 1978 dengan menetapkan bahwa public relations adalah seni dan disiplin ilmu sosial yang bertujuan menganalisis berbagai kecenderungan, memprediksikan setiap kemungkinan konsekuensi dari setiap kegiatannya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, dan mengimplementasikan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan atau kepentingan khalayaknya (Anggoro, 2000:2).

Sejarawan Amerika, Robert Heilbroner menggambarkan public relations sebagai perkumpulan 100.000 orang yang terkait dengan profesinya namun memiliki kesulitan karena tidak ada satu pun diantara mereka yang memiliki defenisi yang sama terhadap profesinya. Namun, salah satu penentuan defenisi Public Relations secara umum dibebankan ke Foundation for Public Relations Research and Education, tahun 1975. Sebanyak 65 ahli Public Relations berpartisipasi dalam studi tersebut, menganalisa 472 defenisi yang berbeda, dan menyimpulkan defenisi Public Relations dengan 88 kata-kata berikut, :

Public Relations is a distinctive management function which helps establish and maintain mutual lines of communications, understanding, acceptance, and cooperation between an organization and its publics; involve the management of problems or issues; helps management to keep informed on and responsive to public opinion; defines and emphasizes the responsibility of management to serve the public interest; helps management to abreast of and effectively utilize change, serving as an early warning system to help anticipate trends and uses researdh and sound and ethical communication techniques as its principal tools (Nova, 2009: 31 – 32)

Dari defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa public relations atau hubungan masyarakat merupakan salah satu fungsi manajemen yang menjadi jembatan antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya. Dengan demikian publik diharapkan dapat memahami, menerima, dan bekerjasama apabila terdapat suatu masalah yang berkaitan dengan kepentingan publik. Dalam hal ini, publik dapat membantu manajemen dengan memberikan sistem peringatan dini agar di masa yang akan datang, perusahaan atau organisasi dapat mengantisipasi


(30)

kemungkinan adanya krisis. Dari defenisi diatas, juga terlihat bahwa public relations berfungsi membantu organisasi atau perusahaan dan publiknya untuk saling menyesuaikan dan membantu agar kelompok orang di dalam perusahaan atau organisasi dapat bekerja sama dengan baik.

II.1.2.2 Publik dalam Public Relations

Sebuah perusahaan atau organisasi dalam menjalankan perusahaan atau organisasinya, memiliki publiknya masing-masing. Seorang public relations akan menjadi mediator dalam menghubungkan, mengkomunikasikan kedua belah pihak yang ada untuk mencapai kesepahaman bersama. Berbicara mengenai publik dalam public relations, dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori yaitu,:

1. Publik internal dan publik eksternal

Publik Internal adalah publik yang berada di dalam organisasi atau perusahaan, yang secara langsung berkaitan dengan perusahaan/organisasinya, seperti supervisor, karyawan, pelaksana, manajer, pemegang saham dan direksi perusahaan. Publik Eksternal adalah publik yang tidak berkaitan langsung dengan perusahaan seperti pers, konsumen, pemerintah, pendidik/dosen, pelanggan, komunitas dan pemasok.

2. Publik primer, sekunder, dan marginal

Publik primer bisa sangat membantu atau merintangi upaya suatu perusahaan atau mereka yang memiliki potensi paling strategis, baik yang mendukung maupun menghalangi kesuksesan organisasi atau perusahaan. Publik sekunder adalah publik yang cukup berpengaruh terhadap perusahaan atau organisasi, dan publik marginal adalah publik yang tidak begitu penting terhadap perusahaan atau organisasi.

3. Publik tradisional dan publik masa depan

Karyawan dan pelanggan adalah publik tradisional, mahasiswa atau pelajar, peneliti, konsumen potensial, dosen, dan pejabat pemerintah adalah publik masa depan.

4. Proponents, opponent, dan uncommitted

Di antara publik terdapat kelompok yang menentang perusahaan (opponents), yang memihak (proponents) dan ada yang tidak peduli


(31)

(uncommitted). Perusahaan perlu mengenal publik yang berbeda-beda ini agar dapat dengan jernih melihat permasalahan.

5. Silent majority dan vocal minority

Dilihat dari aktivitas publik dalam mengajukan complaint (keluhan) atau mendukung perusahaan, dapat dibedakan antara yang vocal (aktif) dan silent (pasif). Publik penulis di surat kabar umumnya adalah the vocal minority, yaitu aktif menyuarakan pendapatnya (Soemirat dan Elvinaro, 2004:15).

II.1.2.3 Fungsi Public Relations

Fungsi public relations jika dijelaskan secara sederhana, pada dasarnya adalah untuk menghubungkan publik atau pihak yang berkepentingan di dalam atau di luar suatu instansi. Menurut Bertram R.Canfield dalam bukunya “Public

Relations Principles and Problems” mengemukakan 3 fungsi dari public relations, :

1. Mengabdi kepada kepentingan publik (It should serve the public’s interest)

2. Memelihara komunikasi yang baik (Maintain good communication) 3. Menitikberatkan kepada moral dan tingkah laku yang baik (Stress

good morals and manners) (Danandjaja, 2011:19).

Kemudian menurut pakar public relations internasional, Cutlip & Centre, dan Canfield merumuskan fungsi public relations, sebagai berikut :

1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi). 2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi

dengan pihak publiknya, sebagai khalayak sasarannya.

3. Mengidentifikasikan yang menyangkut opini, persepsi, dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya.

4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat bersama.

5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik (two way communication) dan mengatur informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak (Ruslan, 2001:20).


(32)

Sebagai fungsi manajemen, fungsi public relations melekat dan tidak dapat dilepaskan dari manajemen organisasi. Tujuannya adalah untuk membentuk goodwill, toleransi (tolerance), saling kerja sama (mutual symbiosis), saling percaya (mutual confidence), saling pengertian (mutual understanding), dan saling menghargai (mutual appreciation). Selain itu, juga memperoleh opini publik yang favorable dan image yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis, baik hubungan ke dalam (internal relations), maupun ke luar (external relations). Secara garis besar, public relations berfungsi untuk mengabdi kepada kepentingan umum, suatu perilaku yang positif dalam rangka membantu masyarakat untuk memperoleh manfaat bersama (benefit). Dalam kegiatannya, public relations juga harus menekankan pada moral dan perilaku yang baik dengan melakukan komunikasi timbal balik dengan publik (Nova, 2009:44). II.1.2.4 Kegiatan Public Relations

Sebuah perusahaan atau organisasi memiliki berbagai macam kegiatan di dalamnya dengan tujuan untuk memajukan perusahaan atau organisasi. Kegiatan yang harus dilakukan haruslah dibagi secara jelas, dalam hal ini bentuk kegiatan dari public relations terbagi atas dua yaitu :

1. Internal Public Relations

Internal Public Relations, dimaksudkan salah satu bentuk kegiatan dari public relations yang menitikberatkan kegiatannya ke dalam. Istilah ke “dalam” maksudnya kegiatan tersebut hanya berlaku kepada bentuk hubungan dengan publik yang ada dalam instansi atau perusahaan tersebut. Seperti misalnya hubungan dengan publik karyawan, publik pemegang saham, dan publik dari masing-masing biro atau departemen.

2. External Public Relations

External Public Relations adalah salah satu bentuk dari kegiatan public relations yang ditujukan kepada publik yang berada diluar perusahaan atau instansi. Dalam prakteknya, external public relations bertujuan untuk mencari serta mendapatkan dukungan dari publik yang berada di luar perusahaan. Seperti misalnya hubungan dengan pers, pemerintah, pelanggan, masyarakat, dan lain sebagainya (Danandjaja, 2011: 31).


(33)

Semua kegiatan yang dilakukan di dalam perusahaan atau organisasi, haruslah memiliki tujuan dan sasaran yang jelas. Menurut Henry Fayol, ada beberapa sasaran kegiatan public relations, yaitu:

1. Membangun identitas dan citra perusahaan atau organisasi (building corporate identity and image)

a. Menciptakan identitas dan citra perusahaan atau organisasi yang positif.

b. Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah (two way communication) dengan berbagai pihak.

2. Menghadapi krisis (facing of crisis)

Menangani keluhan dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan memperbaiki citra yang rusak. 3. Mempromosikan aspek kemasyarakatan (promotion public causes)

a. Mempromosikan hal-hal yang menyangkut kepentingan publik. b. Mendukung kegiatan kampanye sosial, seperti anti merokok dan

menghindari obat-obatan terlarang (Nova, 2009:43-44).

Menjalankan kegiatan untuk memajukan perusahaan atau organisasi, maka akan membutuhkan kerja sama yang baik antara semua personel yang ada di dalam perusahaan atau organisasi tersebut. Seorang public relations, merupakan jembatan, mediator, dan wakil organisasi atau perusahaan, diharapkan mampu menciptakan dan membina komunikasi dua arah, baik secara vertikal maupun horizontal. Public Relations Officer harus mampu menyebarkan informasi seluas-luasnya kepada para karyawan, selain itu juga harus mampu menampung segala keluhan, pandangan, saran, keinginan para karyawan kemudian untuk menyampaikannya kepada pimpinan perusahaan atau organisasi untuk memecahkan segala permasalahannya. Ia bertindak sebagai mediator di dalam perusahaan atau organisasi, untuk menjaga kelancaran jalannya perusahaan atau organisasi maka dilakukan kegiatan komunikasi.


(34)

Komunikasi yang dilaksanakan dapat dilakukan melalui beberapa jalur, yaitu:

1. Komunikasi arus ke bawah (downward communication), yakni komunikasi yang dilakukan dari pihak perusahaan kepada para karyawannya. Komunikasi ini bisa berupa instruksi, perintah, informasi, yang disampaikan dengan menggunakan media bentuk lisan maupun tulisan.

2. Komunikasi arus ke atas (upward communication), yakni komunikasi yang dilakukan dari pihak karyawan kepada pihak perusahaan. Komunikasi yang dilakukan bisa berupa laporan pelaksanaan tugas, saran dan masukkan, yang dapat disampaikan baik berupa tulisan maupun lisan.

3. Komunikasi sejajar (sideways communication), yakni komunikasi yang berlangsung antar karyawan. Misalnya informasi mengenai pekerjaan atau menyangkut kegiatan pendidikan dan pelatihan, dan kegiatan lain yang berada di luar pekerjaan (Ruslan, 2003:257).

Dalam melaksanakan kegiatan komunikasi ke bawah (downward communication), informasi dapat dilakukan dengan mengadakan rapat, memasang pengumuman, menerbitkan majalah internal atau house journal, dan lain sebagainya. Dalam rangka membina komunikasi ke atas (upward communication) untuk mengetahui opini para karyawan dapat dilakukan dengan, mengadakan pertemuan untuk menampung pendapat, mengadakan rubrik khusus dalam majalah internal, semacam kontak pembaca, tetapi khusus diisi oleh para karyawan, mengadakan kotak saran untuk menampung saran-saran bagi kepentingan organisasi dan karyawan (Effendy, 2006:136).

Pengakomodiran informasi dari bawah ke atas maupun sebaliknya untuk mencapai keselarasan komunikasi di dalam perusahaan atau organisasi, dapat dilakukan dengan salah satunya menerbitkan media internal atau house journal di dalam perusahaan atau organisasi tersebut. Kehadiran media internal yang merupakan alat dari public relations ini sekiranya dapat memenuhi kebutuhan informasi dan mengakomodir informasi yang ada antara top manajemen dan karyawan atau perusahaan dengan publiknya.


(35)

II.1.2.5. Media Internal

Majalah organisasi (house magazine, house organ, company publication) merupakan sarana yang penting dalam kegiatan public relations dalam rangka memelihara dan membina hubungan yang harmonis antara pimpinan organisasi dengan publik internal maupun dengan publik eksternal. Berdasarkan publik yang dituju, maka majalah organisasi diklasifikasikan sebagai, majalah internal, majalah eksternal, dan majalah eksternal-internal. Majalah internal berarti majalah tersebut hanya akan ditujukan kepada internal dari perusahaan atau organisasi. Majalah eksternal, majalah yang akan ditujukan kepada eksternal dari perusahaan atau organisasi, sedangkan untuk eksternal-internal ditujukan kepada kedua belah pihak publik yang ada baik secara internal maupun eksternal (Effendy, 1993:156).

Sebuah majalah internal di dalam perusahaan atau organisasi harus mampu menampung dan mengakomodir informasi yang ada, sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi antara top manajemen dan karyawan atau perusahaan dengan publiknya. Selain itu, majalah internal juga harus mampu membuat para karyawan merasa dirinya “termasuk organisasi” (belong to organization) dan memupuk rasa saling pengertian dan tenggang rasa antara pimpinan dengan karyawan dan antara karyawan dengan karyawan. Ketika ini dijalankan dengan baik, maka komunikasi dua arah (two way communication) akan terjalin dengan baik di dalam perusahaan atau organisasi. Karena untuk menjalankan komunikasi dua arah (two way communication) di dalam sebuah perusahaan atau organisasi membutuhkan iklim yang penuh rasa saling percaya satu sama lain (Cutlip, 2009:273).

Salah satu media komunikasi public relations yang diterbitkan sendiri adalah house journal (bulletin, majalah, surat kabar, newsletter, atau koran dinding perusahaan). House journal adalah salah satu bentuk media komunikasi public relations yang paling tua, telah ada sekitar 150 tahun yang lalu. Orang-orang Amerika menjadi pionir dalam pembuatan media internal dengan munculnya house journal bernama The Lowell Offering (1842), The I.M

Singer&Co’s Gazette (1855) dan The Travelers Insurance Companies dengan Protector (1865) (Soemirat dan Elvinaro, 2004:21). Kehadiran house journal ini membuktikan bahwa penerbitan media internal ini bukan kegiatan baru bagi


(36)

public relations atau hanya kegiatan penunjang saja melainkan sebuah kegiatan yang memang penting adanya di dalam perusahaan atau organisasi.

Frank Jefkins menyebutkan terdapat lima bentuk utama house journal, yaitu:

1. The Sales Bulletin, sebuah bulletin sebagai media komunikasi regular antara seorang sales manajer dengan salesman-nya di lapangan. Terbit secara mingguan.

2. The Newsletter, berisi pokok-pokok berita yang diperuntukkan bagi pembaca yang sibuk.

3. The Magazine, berisikan tulisan berbentuk feature, artikel dan gambar, foto, diterbitkan setiap bulan atau triwulan.

4. The Tabloid Newspaper, mirip surat kabar popular (umum) dan berisikan pokok-pokok berita yang sangat penting, artikel pendek, dan ilustrasi. Diterbitkan mingguan, dwimingguan, bulanan, atau setiap dua bulan sekali.

5. The Wall Newspaper, bentuk media komunikasi staf/karyawan di satu lokasi pabrik, perusahaan, atau pasar swalayan. Di Indonesia lebih dikenal dengan surat kabar/majalah dinding (Jefkins, 2003:147). House Journal adalah media korporat atau media perusahaan yang dipergunakan oleh public relations officer untuk keperluan publikasi dan sarana komunikasi yang ditujukan untuk kalangan terbatas, seperti karyawan, relasi bisnis, nasabah, atau konsumennya dan tidak untuk diperjualbelikan seperti halnya media massa (Ardianto, 2011:141). House Journal sudah seharusnya diarahkan kepada pencapaian tujuan dari perusahaan atau organisasi itu sendiri, yaitu membangun citra positif publik terhadap perusahaan atau organisasi dengan harapan untuk mendapat dukungan dari publiknya. Selain itu juga, keberadaan media internal seperti house journal diharapkan dapat membangun hubungan komunikasi internal yang baik antara individu dalam perusahaan/organisasi.

Dalam mengelola suatu media internal house journal perusahaan atau organisasi, terdapat beberapa fungsinya, antara lain :

1. Sebagai media hubungan komunikasi internal dan eksternal yang diedarkan secara gratis. Dengan tujuan untuk penyampaian


(37)

pesan-pesan, informasi, dan berita mengenai aktivitas perusahaan, produk barang atau jasa yang ditawarkan, dan publikasi lainnya yang ditujukan kepada publik-publik yang berkaitan dengan perusahaan. 2. Sebagai ajang komunikasi antar karyawan, yang secara tidak langsung

dapat membina komunikasi yang baik. Seperti mengucapkan selamat ulang tahun, merayakan Idul Fitri, Natal, dan hari besar lainnya. Kemudian kegiatan olahraga, wisata, dan hingga berita duka cita serta kegiatan sosial yang dilakukan perusahaan atau organisasi.

3. Sebagai sarana media untuk pelatihan dan pendidikan dalam bidang tulis-menulis bagi karyawan.

4. Terdapat nilai tambah (value added) bagi departemen public relations, untuk menunjukkan kemampuan dalam menerbitkan media internal sendiri yang bermutu, berkesinambungan, dengan penampilan yang profesional baik segi kualitas maupun kuantitas (Ruslan, 2003:180-181).

Dalam membuat dan menerbitkan house journal ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh tim pembuat house journal atau public relations, yaitu :

1. Readers (pembaca)

Pembuat house journal atau redaksi harus mengetahui secara pasti siapa yang menjadi target sasaran pembacanya, apakah manajemen, eksekutif, atau karyawan.

2. Quantity (eksemplar, oplah)

Jumlah oplah dari house journal yang diterbitkan tentunya harus disesuaikan dengan jumlah konsumen. Oplah akan mempengaruhi cara produksi, kualitas bahan dan isi.

3. Frequency (waktu terbit atau edisi)

Dari fasilitas dan biaya yang ada dapat diputuskan untuk menerbitkan sebuah house journal dengan waktu edisi terbit, harian, mingguan, bulanan atau dengan waktu yang jarang, dwibulanan, triwulanan. 4. Policy (kebijakan redaksi)

Menetapkan tujuan penerbitan dari house journal. Hal terpenting adalah house journal yang diterbitkan harus sejalan dengan program


(38)

public relations secara menyeluruh sehingga tercapai sasaran yang hendak dicapai oleh suatu organisasi atau perusahaan dalam memelihara dan meningkatkan citra positif.

5. Title (nama house journal)

Nama dan logo house journal termasuk dalam rancangan, dimana nama itu harus mencerminkan kekhasan atau memiliki karakteristik tersendiri, mudah diingat, dan komunikatif.

6. Proses percetakan

Proses percetakan akan ditentukan oleh faktor-faktor, antara lain bentuk dan lebarnya house journal, jumlah eksemplar, penggunaan warna, dan jumlah gambar atau foto.

7. Style (format/gaya/bentuk)

Hal-hal yang mempengaruhi gaya house journal adalah ukuran halaman, berapa banyak kolom, keseimbangan berita, feature dan artikel.

8. Free issue or cover price

Ada dua pendapat mengenai hal ini, pertama house journal tidak dijual, sedangkan yang lainnya berpendapat bahwa apabila house journal itu ingin dihargai maka harus dijual. Ini bergantung sejauhmana house journal tersebut mewakili kepentingan, baik top manajemen, karyawan, atau pelanggan/pembeli.

9. Advertisement (iklan)

House journal mempu menyerap iklan, hal ini bergantung kepada karakteristik pembaca dan jumlah oplah yang dimiliki house journal agar bisa menarik bagi pemasang iklan. Namun, tidak semua house journal perusahaan menerima iklan, ini tergantung terhadap kebijakan perusahaannya sendiri.

10.Distribution (sirkulasi)

Penyampaian house journal bisa dikirim melalui kurir, via pos, atau digabung dengan sirkulasi pers komersial (Soemirat dan Elvinaro, 2004:24).


(39)

Selain dari hal-hal diatas, di dalam sebuah majalah perusahaan juga biasanya akan terdiri dari:

1. Masthead, berisi tentang informasi penerbitan, susunan para redaktur, alamat, nama percetakan, dan lain sebagainya. Biasanya ini akan ada di halaman depan majalah serta dalam bentuk kotak.

2. Daftar isi majalah, memuat judul tulisan, rubrik dan kolom berita, laporan, artikel hiburan atau pengetahuan, dan lain sebagainya.

3. Kolom pembuka, berisi tentang pengantar dari meja penerbit.

4. Mempunyai sampul muka dan belakang sebagai daya tarik dari majalah perusahaan tersebut. Biasanya akan dilengkapi dengan gambar dengan kualitas yang baik dan dicetak dengan kualitas kertas yang mengkilap.

5. Editorial atau tajuk rencana, memuat bahasan atau pernyataan sikap, opini dari pimpinan redaksi mengenai sesuatu yang sedang aktual, faktual, dan merupakan informasi yang sedang dibicarakan oleh banyak kalangan.

6. Majalah perusahaan diperbolehkan memasang iklan, tetapi dibatasi sekitar 10% dari jumlah halaman seluruhnya. Namun, tidak semua juga majalah perusahaan membuat ini. Selain itu, bahasa yang digunakan adalah bahasa jurnalistik yang baik dan sopan (Ruslan, 2003:196-197).

Untuk pembuatan sebuah house journal, misi dan visi house journal dalam setiap perusahaan atau organisasi bisa mencerminkan kebijakan manajemen, alat manajemen, atau provokasi buruh. Namun, kebanyakan perusahaan di Indonesia masih menggunakan media komunikasi house journal untuk kepentingan atau alat manajemen perusahaan atau organisasi tersebut. Idealnya media komunikasi house journal dapat mencerminkan kepentingan kedua belah pihak yang ada, antara kepentingan manajemen dan karyawan di dalam perusahaan atau organisasi. Sehingga informasi yang akan disampaikan tidak akan timpang antara sisi satu dengan yang lainnya, sesuai dengan tujuan awal dari pembuatan house journal yaitu untuk menjadi jembatan antara manajemen dengan karyawan maupun karyawan dengan manajemen.


(40)

Dalam pembuatan house journal perusahaan atau organisasi, house journal akan terdiri dari beberapa rubrik yang telah ditentukan oleh tim pembuat house journal. Rubrikasi inilah yang akan diisi dengan berbagai informasi dari perusahaan/organisasi, baik itu yang sifatnya mendidik, menghibur ataupun sekedar menginformasikan kepada manajerial maupun untuk karyawan. Muatan informasi yang disajikan dalam rubrikasi house journal seyogyanya dapat disesuaikan, agar dapat mencerminkan dua sisi kepentingan yang ada. Dalam hal ini, Elvinaro dan Soemirat merumuskan muatan informasi di dalam house journal, antara lain manajerial 50% dan karyawan 50% atau 60% dan 40%, 70% dan 30%, 80% dan 20% atau komposisi ini bisa dibalik. Dalam hal karakter informasi media house journal dapat dibagi menjadi tiga sifat informasi, yaitu : informatif, edukatif, dan hiburan (Soemirat dan Elvinaro, 2004:28).

Tabel 2.1

Matriks Proporsi House Journal Jenis Informasi/

Sifat Informasi

Manajerial 60 %

Karyawan 40%

Rubrikasi Rubrikasi Informatif

Edukatif Hiburan

3 Halaman 2 Halaman 1 Halaman

2 Halaman 1 Halaman 1 Halaman Sumber : Soemirat dan Elvinaro, hal 24

II.1.3 Two-Way Symmetrical

James E. Grunig, seorang guru dan ahli public relations yang banyak merumuskan tentang teori mengenai public relations. James mengatakan untuk dapat memberikan pelayanan yang baik kepada publiknya, maka public relations akan menggunakan model yang baik. Salah satu model yang paling banyak dipergunakan adalah Four model of public relations atau empat model public relations. Empat model public relations ini dirumuskannya bersama dengan Todd Hunt dari Universitas Rutgers. Hasil kerja Grunig dan Hunt dalam menggambarkan public relations sebagai sesuatu yang interaktif dan komunikasi


(41)

dua arah memberikan penyempurnaan pada karya sebelumnya yakni Crystallizing Public Opinion karya Edward Bernays. Bernays menyarankan bahwa public relations yang efektif memerlukan dua sisi dengan sasaran dan tujuan suatu perusahaan yang selalu dapat memprediksi munculnya kepercayaan publik dan kepentingan pribadi (Ardianto, 2011:95).

Pada sejarah perkembangan, konsep model public relations tampak bahwa pada mulanya menurut Erc Goldman public relations diawali dengan the public be fooled era (press agentry) dan public be informed (public information era). Awalnya Grunig mengadopsi ide ini tapi menambahkan mengenai tujuan dan arah komunikasi. Grunig pun mengadopsi ide Thayer mengenai komunikasi sinkronik dan diakronik untuk menggambarkan dua pendekatan dalam public relations. Dimana tujuan komunikasi sinkronik adalah mensikronisasikan perilaku publik terhadap organisasi, sehingga organisasi dapat melakukan apa yang diinginkan tanpa campur tangan dari publiknya. Sedangkan tujuan komunikasi diakronik adalah untuk menegosiasikan kebutuhan antara organisasi dengan publiknya. Namun, dalam hal ini Grunig akhirnya mengganti istilah sikronik dan diakronik dengan asymmetrical dan symmetrical (www.digilib.petra.ac.id).

Pada awalnya press agentry digunakan oleh kalangan praktisi public relations pada pertengahan abad 19. Kemudian pada awal abad 20, praktisi mulai menggunakan model the public informed. Keduanya ini merupakan penggambaran dari pendekatan satu arah dimana model ini lebih banyak menggunakan media. Di masa selanjutnya, dengan dipengaruhi oleh pandangan perilaku dan ilmu sosial, dikembangkanlah model two-way asymmetrical yang menekankan pada propaganda dan manipulasi dalam arti yang positif. Maksud dari memanipulasi ini berarti mengelola serta mengarahkan publik kepada tujuan kita melalui cara memahami motivasi mereka. Namun, masa selanjutnya dikembangkan lagi model two-way symmetrical yang mengarah kepada “telling

the truth to publics”. Model komunikasi ini diterapkan kepada publik dengan menggunakan penelitian untuk memfasilitasi apa yang diharapkan oleh publik daripada untuk mengidentifikasikan pesan apa yang dapat digunakan untuk mempersuasi publik (www.digilib.petra.ac.id).


(1)

67

Sandar 1 3 4 3 Sama 68 Labuh 5 3 5 3 Sama 69 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama 70 Curah 1 3 1 3 Sama 71 Tambat 5 3 5 3 Sama 72

Ujung Baru 5 3 5 3

Tidak Sama 73 Pandu 1 3 4 3 Sama 74 Menara 1 3 1 3 Sama 75 Curah 1 3 1 3 Sama 76 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama 77 Sandar 1 3 1 3 Sama 78 Labuh 4 3 4 3 Sama 79 Tambat 5 3 5 3 Sama 80 Ujung Baru 5 3 5 3 Sama 81 Pandu 4 3 4 3 Sama 82 Menara 1 3 1 3 Sama 83 Sandar 1 3 1 3 Sama 84 Labuh 1 3 1 3 Sama 85 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama 86 Tambat 4 3 4 3 Sama 87 Curah 5 3 5 3 Sama 88 Ujung Baru 5 3 5 3 Sama 89 Pandu 1 3 1 3 Sama 90 Menara 1 3 1 3 Sama 91 Sandar 1 3 1 3 Sama 92

Labuh 1 3 4 3

Tidak Sama 93 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama 94 Tambat 1 3 1 3 Sama 95 Curah 4 3 4 3 Sama 96

Ujung Baru 4 3 5 3

Tidak Sama 2010

97

Pandu 4 3 1 5 3

Tidak Sama 98 Menara 1 3 1 3 Sama 99 Sandar 4 3 4 3 Sama 100 Labuh 5 3 5 3 Sama 101 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama 102 Tambat 4 3 4 3 Sama 103 Curah 5 3 5 3 Sama 104 Terminal 5 3 5 3 Sama 105 Pandu 1 3 4 3 Tidak


(2)

Sama 106 Menara 5 3 5 3 Sama 107 Sandar 5 3 5 3 Sama 108 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama 109 Labuh 5 3 5 3 Sama 110 Tambat 5 3 5 3 Sama 111 Curah 5 3 5 3 Sama 112 Terminal 5 3 5 3 Sama 113 Pandu 1 3 1 3 Sama 114 Menara 4 3 4 3 Sama 115 Sandar 4 3 4 3 Sama 116 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama 117 Labuh 5 3 5 3 Sama 118 Tambat 5 3 5 3 Sama 119 Curah 1 3 1 3 Sama 120 Terminal 5 3 5 3 Sama 121 Pandu 1 3 1 3 Sama 122 Menara 1 3 1 3 Sama 123

Sandar 1 3 5 3

Tidak Sama 124 Labuh 5 3 5 3 Sama 125 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama 126 Tambat 5 3 5 3 Sama 127

Curah 1 3 6 3

Tidak Sama 128 Terminal 5 3 5 3 Sama 129 Pandu 4 3 4 3 Sama 130

Menara 1 3 4 3

Tidak Sama 131 Sandar 5 3 5 3 Sama 132 Labuh 4 3 4 3 Sama 133 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama 134 Tambat 5 3 5 3 Sama 135 Curah 5 3 5 3 Sama 136 Terminal 6 3 6 3 Sama 137 Pandu 5 3 5 3 Sama 138

Menara 1 3 5 3

Tidak Sama 139 Sandar 5 3 5 3 Sama 140 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama 141 Labuh 5 3 5 3 Sama 142 Tambat 6 3 6 3 Sama 143 Curah 5 3 5 3 Sama 144

Terminal 5 3 6 3

Tidak Sama


(3)

146 Menara 5 3 5 3 Sama 147 Sandar 5 3 5 3 Sama 148 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama 149 Labuh 5 3 5 3 Sama 150 Tambat 6 3 6 3 Sama 151

Curah 4 3 6 3

Tidak Sama 152

Value Corner 4 3 6 3

Tidak Sama 153 Terminal 5 3 5 3 Sama 154 Pandu 5 3 5 3 Sama 155

Menara 5 3 4 3

Tidak Sama 156

Sandar 1 3 5 3

Tidak Sama 157 Labuh 5 3 5 3 Sama 158 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama 159 Tambat 5 3 5 3 Sama 160 Curah 5 3 5 3 Sama 161

Value Corner 4 3 6 3

Tidak Sama 162 Terminal 6 3 6 3 Sama 163

Pandu 1 3 4 3

Tidak Sama 164

Menara 1 3 4 3

Tidak Sama 165 Sandar 5 3 5 3 Sama 166 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama 167 Labuh 4 3 4 3 Sama 168 Tambat 4 3 4 3 Sama 169 Curah 5 3 5 3 Sama 170

Value Corner 4 3 6 3

Tidak Sama 171 Terminal 5 3 5 3 Sama 172 Pandu 4 3 4 3 Sama 173 Menara 4 3 4 3 Sama 174 Sandar 6 3 6 3 Sama 175 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama 176 Labuh 5 3 5 3 Sama 177

Tambat 1 3 4 3

Tidak Sama 178 Curah 5 3 5 3 Sama 179

Value Corner 4 3 6 3

Tidak Sama 180 Terminal 5 3 5 3 Sama


(4)

2011

181 Pandu 1 3 1 3 Sama 182 Menara 1 3 1 3 Sama 183

Sandar 4 3 5 3

Tidak Sama 184 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama 185 Labuh 5 3 5 3 Sama 186 Tambat 4 3 4 3 Sama 187 Curah 4 3 4 3 Sama 188

Value Corner 2 3 6 3

Tidak Sama 189 Terminal 5 3 5 3 Sama 190 Pandu 4 3 4 3 Sama 191 Menara 4 3 4 3 Sama 192 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama 193 Sandar 5 3 5 3 Sama 194 Labuh 4 3 4 3 Sama 195 Tambat 5 3 5 3 Sama 196 Curah 5 3 5 3 Sama 197

Terminal 6 3 5 3

Tidak Sama 198 Pandu 1 3 1 3 Sama 199 Menara 1 3 1 3 Sama 200

Sandar 1 3 4 3

Tidak Sama 201 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama 202 Labuh 1 3 1 3 Sama 203 Tambat 1 3 1 3 Sama 204

Curah 4 3 5 3

Tidak Sama 205 Terminal 5 3 5 3 Sama 206 Pandu 5 3 5 3 Sama 207 Menara 4 3 4 3 Sama 208 Sandar 5 3 5 3 Sama 209 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama 210 Labuh 5 3 5 3 Sama 211

Tambat 1 3 4 3

Tidak Sama 212 Curah 5 3 5 3 Sama 213 Value Corner 4 3 4 3 Sama 214 Terminal 5 3 5 3 Sama 215 Pandu 1 3 1 3 Sama 216

Menara 1 3 4 3

Tidak Sama 217 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama


(5)

219 Labuh 1 3 1 3 Sama 220 Tambat 1 3 1 3 Sama 221

Curah 1 3 5 3

Tidak Sama 222 Value Corner 4 3 4 3 Sama 223 Terminal 5 3 5 3 Sama 224 Pandu 1 3 1 3 Sama 225 Menara 4 3 4 3 Sama 226 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama 227 Sandar 5 3 5 3 Sama 228

Labuh 4 3 6 3

Tidak Sama 229 Tambat 5 3 5 3 Sama 230 Value Corner 4 3 4 3 Sama 231 Terminal 5 3 5 3 Sama 232 Pandu 4 3 4 3 Sama 233

Menara 1 3 4 3

Tidak Sama 234

Sandar 4 3 5 3

Tidak Sama 235 Labuh 1 3 1 3 Sama 236 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama 237

Tambat 6 3 5 3

Tidak Sama 238 Curah 1 3 1 3 Sama 239

Value Corner 4 3 6 3

Tidak Sama 240 Terminal 6 3 6 3 Sama 241

Pandu 1 3 4 3

Tidak Sama 242 Kaleidoskop 5 3 5 3 Sama 243 Menara 1 3 1 3 Sama 244 Lensa Gema 5 3 5 3 Sama


(6)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp (061) 8217168

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA

: Nelly F. Kembaren

NIM

: 090904052

PEMBIMBING

: Yovita Sabarina Sitepu, M.Si

No.

Tanggal Pertemuan

Pembahasan

Paraf Pembimbing

1.

14 Desember 2012

ACC Seminar Proposal

2.

19 Desember 2012

Seminar Proposal

3.

30 Januari 2013

Bab I-III

4.

06 Februari 2013

Bab I-III

5.

28 Februari 2013

ACC Bab I-III

6.

10 April 2013

Bab I-IV

7.

19 April 2013

ACC I-IV

8.

24 April 2013

Bab I-V