Tegangan Transmisi dan Rugi-Rugi Daya

BAB II KORONA PADA SALURAN TRANSMISI

II.1 Tegangan Transmisi dan Rugi-Rugi Daya

Transmisi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berperan dalam menyalurkan energi listrik dari pusat pembangkit ke gardu induk. Saluran transmisi merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan tenaga listrik dari pembangkit listrik sampai distribusi hingga sampai pada konsumen pengguna listrik. Saluran udara ataupun saluran bawah tanah yang berguna menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepusat beban atau dari pusat beban satu ke pusat beban yanglain dengan tegangan lebih besar dari 20 kV. Berdasarkan panjang saluran transmisi dayalistrik dibedakan menjadi tiga yaitu: saluran pendek l 80km, saluran menengah 80 km l 250 km dan saluranpanjang l 250 km. Sedangkan menurut jumlah sirkityang digunakan dibedakan menjadi dua yaitu sirkittunggal dan sirkit ganda . Berdasarkan sistem transmisi dan kapasitas tegangan yang disalurkan, terdiri atas: Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 200-500 kV, Saluran Udara Tegangan Tinggi 30-150 kV, Saluran Kabel Tegangan Tinggi 30-150 kV. Universitas Sumatera Utara Saat sistem beroperasi, pada saluran transmisi terjadi rugi-rugi daya. Jika tegangan transmisi adalah tegangan bolak-balik tiga fasa, maka besarnya rugi-rugi daya yang timbul adalah sebagai berikut: ∆P t =3I 2 R 2.1 Dimana: I = Arus jala-jala transmisi ampere R = Tahanan kawat transmisi per fasa ohm Arus jala-jala suatu transmisi arus bolak-balik tiga fasa adalah: I= P √3V r cos δ 2.2 Dimana: P = Daya beban pada ujung penerima transmisi Watt Vr = Tegangan fasa ke fasa ujung penerima transmisi Volt c osδ = Faktor daya beban Jika persamaan 2.2 disubstitusikan ke persamaan 2.1, maka rugi-rugi daya transmisi dapat dituliskan sebagai berikut: ∆� � = � 2 � � � 2 ��� 2 � 2.3 Dari persamaan 2.3 di atas dapat dilihat bahwa rugi-rugi transmisi dapat dikurangi dengan cara meninggikan tegangan transmisi, memperkecil tahanan konduktor, dan memperbesar faktor daya beban. Tetapi cara yang cenderung Universitas Sumatera Utara dilakukan adalah meninggikan tegangan transmisi dengan dasar pertimbangan sebagai berikut: 1. Memperkecil tahanan konduktor dilakukan dengan memperbesar luas penampangnya. Tetapi cara ini memiliki keterbatasan karena penambahan luas penampang konduktor juga ada batasnya 2. Perbaikan faktor daya dilakukan dengan menambah kapasitor kompensasi shunt capasitor. Tetapi, perbaikan yang diperoleh juga ada batasnya 3. Dari persamaan 2.3 di atas terlihat bahwa rugi-rugi daya transmisi berbanding terbalik dengan kuadrat tegangan transmisi, sehingga pengurangan rugi-rugi yang diperoleh karena peninggian tegangan transmisi jauh lebih besar daripada pengurangan rugi-rugi daya karena pengurangan tahanan konduktor Pertimbangan inilah yang mendorong perusahaan pembangkit tenaga listrik lebih cenderung menaikkan tegangan transmisi.

II.2 Masalah Penerapan Tegangan Tinggi pada Transmisi