Pola Tidur Pasien Yang Terpasang infus di Rumah Sakit Umum Daerah dr.Pirngadi Medan

5.2. Pembahasan

Pembahasan pada penelitian ini menjelaskan tentang makna hasil penelitian dan membandingkan dengan penelitian sebelumnya atau dengan literatur yang ada.Pembahasan hasil penelitian menjelaskan tentang karakteristik demografi dan pola tidur pasien yang terpasang infus di Rumah Sakit Umum Daerah dr.Pirngadi Medan.

5.2.1. Pola Tidur Pasien Yang Terpasang infus di Rumah Sakit Umum Daerah dr.Pirngadi Medan

Pola tidur merupakan kebutuhan dan kecukupan tidur yang dialami seseorang tiap hari yaitu durasi tidur dan kualitas tidur dan reaksi pasien dalam pemenuhan kebutuhan pola tidur berbeda setiap orang Potter Perry, 2005. Gangguan pola tidur juga diartikan dengan adanya keluhan verbal dari kesulitan untuk tidur, terbangun lebih cepat atau lebih lama dari keinginan, menunda tidur, keluhan verbal akan tidak merasakan tidur yang baik., perubahan sikap dan penampilan Bellack Edlund, 1992. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasilnya dengan pola tidur pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr.Pirngadi Medan sebanyak 89 orang responden 89,0 memiliki Pola tidur yang buruk dan 11 orang responden 11,0 pola tidur yang baik dari total jumlah responden 100 orang. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Febriana dan Wahyuningsih 2011 di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Baptis Kediri didapatkan 85 pasien mengalami stress hospitalisasi dan 62 pasien mengalami gangguan pola tidur. Menurut Bellack Edlund 1992, faktor yang berhubungan dengan gangguan pola tidur adalah perubahan sensori; internal penyakit dan stress psikologi; eksternal perubahan lingkungan dan isyarat sosial. Berarti rawat inap dirumah sakit sangat mempengaruhi pada pemenuhan tidur pasien tersebut. Didukung oleh data demografinya bawa hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada usia 26-35 tahun yaitu 41 orang 41.0. Dalam Suherman 2000 menyatakan bahwa semakin bertambah umur maka waktu yang digunakan untuk tidur semakin berkurang karena kegiatan fisiknya meningkat. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki yaitu 59 responden 59,0. Pada penelitian Sadeh, Reviv Gruber 2000 juga didapatkan bahwa responden juga lebih banyak laki-laki dibanding perempuan yaitu 72 orang laki-laki dan 68 perempuan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa mayoritas pemasangan infus yang berulang ada sebanyak 67 orang 67 dan penyakit yang diderita secara akut ada sebanyak 71 orang 71 . Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa mayoritas responden dirawat selama 0-7 hari yaitu 35 orang 35,0. Pola tidur pasien terganggu ketika dirawat inap karena hadirnya suatu tempat yang tidak biasanya ditempati yang mengakibatkan adanya ketidaknyamanan di tempat tersebut dan juga semakin banyak waktu untuk hari rawat maka pasien akan beradaptasi terhadap lingkungan tersebut. Adanya alat yang terpasang pada tubuh Universitas Sumatera Utara seperti infus juga dapat mengerungi rasa nyaman pasien sewaktu tidur baik tidur malam maupun siang hari. Sesuai dengan tabel 5.3 bahwa 97 orang responden 97,0 menyatakan bahwa tidak bebas bergerak karena terpasangnnya infuse dibagian tangan. Itu membuktikan bahwa posisi pemsangan abocat pada tubuh harus diperhitungkan supaya tidak menggangu kenyamana tidur pasien. Sesuai teori maslow yaitu rasa aman dan nyaman juga peneliti mendapatkan 94 orang responden 94,0 menyatakan bahwa penyakit yang dideritanya membuat tidak bisa tidur dimalam hari. Ini berarti penyakit yang diderita pasien merasa kesakitan atau terasa perih sehingga membuat pasien tidak tidur dengan nyaman dan juga peneliti mendapatkan 86 orang responden 86,0 menyatakan bahwa dibangunkan pada malam hari karena keperluan pengobatan. Aktivitas yang ada di rumah sakit juga membuat pola tidur pasien terganggu seperti pemberian obat suntikan pada malam hari. Artinya bahwa yang paling besar mempengaruhi pola tidur pasien yang sedang dirwat dirumah sakit adalah ketiga pernyataan yang ada dikuesioner penelitian. Sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Yusnesia 2013 meyatakan bahwa penyakit yang diderita pasien mengakibatkan pola tidur pasien terganggu dan dia juga mengatakan bahwa lingkungan rumah sakit seperti pemberian obat pada saat istirahat sangat mempengaruhi pola tidur pasien yang menyebakan pasien sulit tidur kembali. Tetapi bukan hanya itu masih banyak lagi penyebab lain yang mengakibatkan pola tidur pasien mengalami gangguan yaitu keadaan lingkungan yang sangat ribut karena bukan hanya satu pasian yang ada dirungan tersebut, aktivitas rumah sakit yang membuat kebisingan setiap hari karena melayani pasien yang lain dan juga keaadaan Universitas Sumatera Utara yang sangat panas dengan fasiitas yang minim. Hanya ada satu kipas satu rungan yang. Ini semua mempengaruhi pola tidur pasien yang dirawat di rumah sakit dan juga memperlambat tingkat penyembuhan pasien yang ada di rumah sakit umum daerah Dr.Pingadi medan. Bukan hanya itu peneliti juga mendapatkan keluhan lain yang membuat pola tidur pasien terganggu yaitu seperti pasien sering merasa nyeri pada malam hari dan juga lingkungan tempat tidur yang berubah. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data, dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai pola tidur pasien yang terpasang infus yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr.Pirngadi Medan.

1. Kesimpulan

Sesuai hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pasien dengan pemasangan infus mengalami gangguan tidur selama dilakukan perwatan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan disebabkan babrapa faktor yaitu: 1. Karena adanya alat invasife Infus yang terpasang dibagian tubuh 2. Keadaan lingkungan yang berubah 3. Penyakit yang diderita membuat suli tidur 4. Aktivitas yang ada di rumah sakit seperti pemberian obat pada saat tidur

2. Saran

2.1. Bagi Pelayanan Keperawatan Disarankan agar hasil penelitian ini menjadi suatu bahan referensi dalam pelayanan kesehatan yaitu memperhatikan tempat-tempat penesukan abocat di bagian tubuh yang tidak menggangu mobilisasi pada saat tidur pasien yang sedang dirawat. Universitas Sumatera Utara