31
3.3 Spesifikasi Perangkat Penelitian
Adapun Perangkat keras yang digunakan untuk menjalankan simulasi pada Tugas Akhir ini adalah satu buah laptop ASUS K43SD dengan spesifikasi yang
ditunjukkan oleh Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Spesifikasi perangkat penelitian
Processor Core i3-2350M 2,3GHz,4 CPU
Memory 4 GB DDR3
HDD 500 GB
3.4 Parameter Umum Simulasi
Tabel 3.2 menunjukkan parameter yang digunakan dalam simulasi. Adapun parameter yang nilainya akan diatur yaitu jumlah elemen array. Adapun jumlah
maksimum dari elemen yang digunakan sebanyak 12 elemen. Sudut datang sinyal desired angle sebesar 45
° dan sudut interferensi interference angle sebesar 60°.
Tabel 3.2. Parameter yang digunakan dalam simulasi
No Parameter dalam simulasi
Nilai yang digunakan 1
Frekuensi kerja antena 800 MHz
2 Jumlah elemen array
2 elemen – 12 elemen
3 Sudut datang sinyal
45 °
4 Sudut interferensi
60 °
5 Step size
0,05 6
Spacing antar elemen 0,
5λ
Universitas Sumatera Utara
32
Dalam perancangan sistem smart antenna, spacing antar elemen yang digunakan harus lebih kecil dari
λ. Spacing antar elemen yang digunakan dalam simulasi yakni sebesar
0.5λ. Hal ini dilakukan karena dalam implementasinya, semakin besar jarak antar elemen, maka akan menyebabkan munculnya sidelobe
yang tidak diinginkan. Hal ini disebut juga sebagai grating lobes. Gambar 3.3 menunjukkan grating lobes.
Gambar 3.3 Grating lobes
3.5 Parameter Analisis
Adapun parameter yang akan dianalisis adalah speed of convergence algoritma LMS. Speed of convergence adalah lama waktu yang diperlukan untuk
melakukan proses iterasi desired signal sampai iterasi k-th sehingga mencapai titik konvergen. Semakin cepat speed of convergence, maka semakin cepat antena akan
melacak dan menemukan user yang diinginkan. Weight update dari algoritma LMS diberikan oleh Persamaan 3.2 [9].
� � + = � � + � − �� �
3.2
Universitas Sumatera Utara
33
dimana matrix kovarians R diberikan oleh Persamaan 3.3. � = [� � � �
�
] 3.3
Speed of convergence biasanya tergantung pada nilai step size µ yang digunakan. Besar nilai step size yang digunakan biasanya berada pada rentang
,5 ����
. Dalam banyak aplikasi seperti channel equalization, konvergen harus secepat
mungkin. Adapun alternatifnya dengan menggunakan algoritma LMS yang diterapkan dalam rangkaian filter adaptif dengan konvergen yang cepat.
Algoritma LMS merupakan algoritma pengolahan sinyal digital yang banyak digunakan untuk adaptive filter. Algoritma LMS pun juga sering diterapkan
pada sistem smart antenna. Adapun hubungan antara dk, ek dan yk ditunjukkan oleh blok diagram pada Gambar 3.4. Desired signal digunakan untuk
menghitung besar error antara dk dan yk dan kemudian error ini akan digunakan untuk menghitung besar mean square error yang akan dikomputasi
menggunakan adaptive algorithm. Selanjutnya adaptive algorithm akan mengatur weight untuk masing-masing elemen array untuk membuat pola sorotan yang
adaptif sesuai dengan arah yang diinginkan.
Gambar 3.4 Blok diagram adaptive filter dengan algoritma LMS
Universitas Sumatera Utara
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Umum