Gambaran kualitas hidup pasien luka kaki diabetik

3 3 3

2. Pembahasan

Hasil penelitian ini disajikan dengan mengacu pada tujuan penelitian yaitu menggambarkan kualitas hidup pasien luka kaki diabetik yang menjalani perawatan luka kaki di Asri Wound Care Centre.

2.1 Gambaran kualitas hidup pasien luka kaki diabetik

Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik paling banyak dalam kategori buruk yaitu sebanyak 12 pasien 60. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Almeida, dkk 2013 yang mendapatkan hasil bahwa pasien dengan luka kaki diabetes memiliki kualitas hidup yang rendah jika dilihat dari seluruh domain, dengan domain fungsi fisik, sosial, dan keterbatasan peran karena masalah emosional yang paling mempengaruhi. Zelenikova, dkk 2014 juga mengatakan bahwa luka kaki diabetik menyebabkan dampak yang negatif pada semua aspek kualitas hidup Zelenikova, et al., 2014. Penurunan kualitas hidup pasien dengan luka diabetes disebabkan karena sifat penyakit yang kronik sehingga dapat berdampak pada pengobatan dan terapi yang dijalanim Utami, et al., 2014. Gilpin dan Lagan 2008 mengatakan bahwa berkurangnya mobilitas dan adaptasi dengan perubahan gaya hidup merupakan faktor utama menurunnya kualitas hidup pasien luka kaki diabetik. Luka kaki diabetik merupakan penyakit menahun yang kemungkinan besar mengalami gangguan dalam berbagai aspek kehidupan sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup Utami, et al., 2014. Universitas Sumatera Utara 3 3 3 2.2 Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik berdasarkan aspek fungsi fisik Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik dilihat dari aspek fungsi fisik paling banyak dalam kategori buruk yaitu sebanyak 16 pasien 80. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Zelenikova, dkk 2014 yang mendapatkan hasil bahwa pasien dengan luka kaki diabetik memiliki kualitas hidup yang lebih buruk dilihat dari domain fisik. Luka kaki diabetik menyebabkan keterbatasan mobilitas pasien, sehingga meningkatkan ketergantungan pasien terhadap orang lain, hal ini juga dapat menyebabkan masalah dengan lingkungan sosial dan hubungan interpersonal sehingga menyebabkan menurunnya kualitas hidup pasien. Vileikyte, 2005. 2.3 Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik berdasarkan domain keterbatasan peran karena masalah fisik Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik dilihat dari domain keterbatasan peran karena masalah fisik paling banyak dalam kategori buruk yaitu sebanyak 16 pasien 80. Pasien luka kaki diabetik yang menjadi responden dalam penelitian ini pada umumnya sudah tidak bekerja lagi, hal ini disebabkan karena luka kaki yang diderita maupun karena faktor usia. Penelitian yang dilakukan oleh Walters dan Holloway 2013, yang dilakukan terhadap 66 orang responden menghasilkan bahwa 65,2 pasien tidak lagi bekerja dan 21,2 pasien mengganti jenis pekerjaan karena luka kaki diabetik yang pasien derita. Penelitian yang dilakukan oleh Utami, dkk 2014 mendapatkan hasil bahwa rasa gelisah dan kesakitan terkadang membuat pasien tidak bisa bekerja seperti biasanya dan mengahambat Universitas Sumatera Utara 3 3 3 aktivitas atau rutinitas sehari-hari. Luka kaki diabetik menyebabkan berkurangnya lapangan pekerjaan bagi penderita, sehingga menyebabkan masalah dalam hal ekonomi yang dapat mempengaruhi kualitas hidup Nasirizibia, et al., 2015. 2.4 Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik berdasarkan domain nyeri tubuh Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik dilihat dari domain nyeri tubuh paling banyak dalam kategori buruk yaitu sebanyak 13 pasien 65. Pasien mengatakan rasa nyeri ada pada malam hari pada saat ingin tidur, dan ketika berjalan, sehingga hal ini menggangu aktivitas pasien sehari-hari dan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Bradbury dan Price 2011 yang menyatakan bahwa rasa nyeri yang dirasakan pasien terjadi ketika ingin tidur, berpakaian, berdiri dan berjalan maupun berjalan jarak pendek. Vileikyte 2005 mengatakan bahwa rasa nyeri dapat menyebabkan depresi pada pasien, yang dapat menyebabkan menurunnya kualitas hidup dilihat dari domain kesehatan mental. 2.5 Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik berdasarkan domain kesehatan secara umum Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik dilihat dari domain kesehatan secara umum paling banyak dalam kategori buruk yaitu sebanyak 18 pasien 90. Penelitian yang dilakukan oleh Almeida, dkk 2013 mengatakan bahwa luka kaki diabetik menyebabkan perubahan gaya hidup, perubahan pola tidur, dan penderitaan pada pasien. Kondisi ini mencegah pasien melakukan Universitas Sumatera Utara 3 3 3 aktivitas sehari-hari, rekreasi, maupun kegiatan dengan keluarga, hal ini menyebabkan persepsi pasien tentang kesehatan secara umum tidak baik. 2.6 Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik berdasarkan domain vitalitas energi Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik dilihat dari domain vitalitasenergi paling banyak dalam kategori baik yaitu sebanyak 17 pasien 85. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pasien masih semangat menjalani kehidupan walaupun dengan luka yang pasien derita, sehingga pasien masih rutin menjalani perawatan luka kakinya, Dukungan dari keluarga membuat pasien lebih semangat untuk segera sembuh dari penyakitnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Almeida 2013 yang mengatakan bahwa dukungan sosial dari keluarga, teman atau pasangan merupakan sumber daya dan energi bagi pasien. 2.7 Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik berdasarkan domain fungsi sosial Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik dilihat dari domain fungsi sosial paling banyak dalam kategori buruk yaitu sebanyak 16 pasien 80. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Vileikyte 2005, yang mengatakan bahwa keterbatasan mobilitas menyebabkan masalah dengan lingkungan sosial dan hubungan interpersonal. Berdasarkan hasil penelitian di Asri Woud Care Centre didapatkan bahwa kebanyakan pasien sudah tidak lagi mengikuti kegiatan sosial di lingkungannya. Universitas Sumatera Utara 3 3 3 Pada umumnya pasien akan merasa rendah diri karena ketidakmampuan untuk tampil di lingkungan sosial dan menjalankan perannya dalam keluarga. Pasien menganggap dirinya sebagai beban dalam keluarga, dan pada akhirnya menyebabkan menurunnya kualitas hidup. 2.8 Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik berdasarkan domain keterbatasan peran karena masalah emosional Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik dilihat dari domain keterbatasan peran karena masalah emosional paling banyak dalam kategori buruk yaitu sebanyak 15 pasien 75. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami, Karin, Agrina 2014, peneliti mendapatkan hasil bahwa sebagian besar pasien mengatakan bahwa rasa gelisah dan kesakitan yang terkadang membuat pasien tidak dapat bekerja seperti biasanya dan menghambat aktivitas atau rutinitas sehari-hari. Hasil penelitian Kusumadewi 2011 juga menyatakan bahwa selain fungsi fisik yang terganggu, perasaan cemas dan mudah tersinggung juga menimbulkan keterbatasan dalam aktivitas sosial yang mengakibatkan seseorang kurang sejahtera dan berdampak pada kualitas hidupnya. 2.9 Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik berdasarkan domain kesehatan mental Kualitas hidup seluruh pasien luka kaki diabetik 100 dilihat dari domain kesehatan mental dalam kategori baik. Hasil penelitian didapatkan bahwa kebanyakan pasien memiliki pasangan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Hal tersebut disebabkan karena pasien mendapatkan Universitas Sumatera Utara 3 3 3 dukungan dari pasangannya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggina 2010, yang mendapatkan hasil bahwa dukungan pasangan merupakan segala perilaku dan sikap positif yang diberikan kepada individu yang sakit atau mengalami masalah kesehatan. Vileikyte 2005 mengatakan bahwa tidak ada hubungan depresi dengan luka kaki diabetik, hal ini bisa disebabkan karena pasien yang menderita luka kaki diabetik menerima dukungan keluarga dan pengobatan yang cukup yang dapat mencegah terjadinya depresi. Berbeda dengan pendapat Marcelino Carvalho 2005 dalam Almeida, et al., 2013 yang mengatakan bahwa pasien luka kaki diabetes merasa khawatir, frustasi, dan putus asa,yang disebabkan karena penyakit yang dideritanya dan komplikasi yang menyertainya. Pasien juga mungkin memiliki harga diri yang rendah, cemas, serta depresi. Gilpin Lagan 2008 juga mengatakan bahwa sebagian besar pasien dengan luka kaki diabetes merasa depresi, frustasi, marah, dan merasa berasa bersalah akibat keterbatasan yang disebabkan oleh penyakit tersebut. Hasil penelitian yang berbeda menunjukkan bahwa pasien luka kaki diabetik harus dipantau gejala depresi atau gangguan kesehatan mental lainnya dan diberikan penanganan yang sesuai jika diperlukan Vileikyte, 2005. Universitas Sumatera Utara 45

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Kualitas hidup pasien luka kaki diabetik secara keseluruhan berada dalam kategori buruk. Kualitas hidup berdasarkan domain fungsi fisik, keterbatasan peran karena masalah fisik, nyeri tubuh, kesehatan secara umum, fungsi sosial, dan keterbatasan peran karena masalah emosional berada dalam kategori buruk, tetapi pada domain energivitalitas dan domain kesehatan mental menunjukkan kualitas hidup baik. Keterbatasan fisik akibat dari luka kaki diabetik yang di derita menyebabkan pasien bergantung kepada keluarga maupun orang disekitar dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu dukungan dari keluarga dan orang di sekitar pasien dapat memberikan dampak positif terhadap kualitas hidup pasien luka kaki diabetik. 2. Saran 2.1 Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tentang kualitas hidup pasien luka kaki diabetik, sehingga dapat menambah pengetahuan,dan memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap pasien yang menderita luka kaki diabetik 2.2 Bagi Praktik Keperawatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien memiliki kualitas hidup dalam kategori buruk, maka diharapkan perawat dapat Universitas Sumatera Utara