14
Stadium 0 : Tidak terdapat lesi. Kulit dalam keadaan baik, tetapi
dengan bentuk tulang kaki yang menonjol charcot arthropathies.
Stadium 1 : Luka superfisial sebagian atau keseluruhan Stadium 2
: Lesi terbuka dengan penetrasi ke tulang atau tendon dengan goa
Stadium 3 : Penetrasi daam, osteomyelitis, pyarhrosis, plantar abses atau infeksi
Stadium 4 : Gangrene sebagian, menyebar hingga sebagian dari jari kaki, kulit sekitarnya selulitis, gangrene lembab kering.
Stadium 5 : Seluruh kaki dalam kondisi nekrotik dan gangrene. 2.4 Patofisiologi Luka Kaki Diabetik
Terjadinya luka kaki diabetik diawali dengan adanya hiperglikemia pada penyandang DM yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pem
buluh darah. Neuropati, baik neuropati sensorik maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan berbagai perubahan pada kulit dan otot, yang
kemudian menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan selanjutnya mempermudah terjadinya luka.
3. Kualitas Hidup
3.1 Pengertian Kualitas Hidup
Kualitas hidup menurut WHO 2004 didefinisikan sebagai persepsi individu mengenai posisi individu dalam hidup, konteks budaya dan sistem
nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar
Universitas Sumatera Utara
15
yang ditetapkan dan perhatian seseorang. Bowling 2003 mengatakan bahwa kualitas hidup merupakan konsep yang dinamis, dimana nilai-nilai dan
evaluasi diri dari kehidupan dapat berubah dari waktu ke waktu dalam
menghadapi kehidupan, kesehatan, dan pengalaman.
Kualitas hidup merupakan konsep multidimensi yang luas yang biasanya meliputi evaluasi subjektif dari domain kehidupan yang positif maupun
negatif. Meskipun kesehatan merupakan salah satu domain penting dari kualitas hidup, ada domain lain juga misalnya, pekerjaan, perumahan,
sekolah, lingkungan, domain budaya, nilai - nilai, dan spiritualitas juga merupakan domain penting dari kualitas hidup CDC, 2011.
Walters 2009 menyatakan bahwa pengukuran kualitas hidup di dalam praktik klinis menjadikan komunikasi dengan pasien menjadi lebih mudah dan
membantu mencari tahu informasi tentang berbagai masalah yang dapat
mempengaruhi pasien.
Verdugo, Navas, Gómez, dan Schalock 2012 mengatakan bahwa kualitas hidup mencerminkan empat prinsip berikut : 1 kualitas hidup terdiri
dari faktor-faktor yang sama untuk semua orang, 2 kualitas hidup merupakan pengalaman seseorang ketika kebutuhannya terpenuhi dan ketika individu
memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengaturan aktivitas hidup, 3 kualitas hidup terdiri dari komponen subjektif dan objektif, dan 4 kualitas
hidup merupakan konsep multidimensi yang dapat dipengaruhi oleh faktor
individu maupun faktor lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
16
Moons, Marquet, Budts, dan de Geest 2004 menyebutkan ada 6 kriteria dalam kualitas hidup: 1 kualitas hidup tidak boleh digunakan secara
bergantian dengan status kesehatan ataupun kemampuan fisik, 2 kualitas hidup lebih bergantung pada penilaian subjektif daripada parameter objektif,
3 tidak ada perbedaan yang jelas antara indikator - indikator kualitas hidup dengan faktor - faktor yang menentukan kualitas hidup, 4 kualitas hidup
dapat berubah dari waktu ke waktu, namun tidak banyak, 5 kualitas dapat dipengaruhi baik secara positif maupun negatif, 6 penilaian kualitas hidup
secara keseluruhan lebih disukai daripada kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan health-related quality of life.
Kualitas hidup merupakan tingkat kepuasaan hidup secara keseluruhan baik positif maupun negatif yang dipengaruhi oleh persepsi individu dari
domain - domain penting bagi kehidupan mereka, yang berhubungan dengan kesehatan maupun tidak Moons, et al., 2004. Faktor – faktor lain seperti
keluarga, pekerjaan, kesehatan, dll mungkin memiliki dampak positif maupun negatif bagi kualitas hidup seseorang.
3.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas hidup 3.2.1 Usia
Kualitas hidup individu dengan usia muda akan lebih baik karena kondisi fisiknya yang lebih baik dibandingkan yang berusia tua Utami,
Karim, Agrina, 2014
Universitas Sumatera Utara
17
3.2.2 Status pernikahan Utami, Karim, dan Agrina 2014 mengatakan bahwa pasien yang
mempunyai pasangan atau sudah menikah memiliki kualitas hidup yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena pasien mendapatkan dukungan
dari pasangannya. 3.2.3 Pekerjaan
Moons dan koleganya 2004 mengatakan bahwa terdapat perbedaan kualitas hidup antara individu yang berstatus sebagai pelajar,
penduduk yang bekerja, individu yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan, dan individu yang tidak mampu bekerja atau
memiliki disablity tertentu. 3.3 Aspek-aspek yang mempengaruhi kualitas hidup pasien luka kaki diabetik
3.3.1 Aspek fisik Luka kaki diabetik memberikan dampak yang signifikan terhadap
kesehatan fisik seseorang, khususnya berkurangnya mobilitas yang diakibatkan oleh luka kaki diabetik Gilpin Lagan, 2008.
3.3.2 Aspek psikologis Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa orang – orang dengan
luka kaki diabetik menghadapi banyak masalah psikologis dan emosional Gilpin dan Lagan 2008. Brod M 1998 dalam Gilpin Lagan, 2008
mengatakan bahwa sebagian besar individu dengan luka kaki diabetik mengalami frustasi, marah dan rasa bersalah yang diakibatkan oleh
penyakit yang di derita.
Universitas Sumatera Utara
18
3.3.3 Aspek sosial Ashford, McGee, Kinmond 2000 dalam Gilpin Lagan, 2008
Menyatakan bahwa seseorang dengan luka kaki diabetik banyak bergantung pada keluarga dan teman – teman mereka untuk melaksanakan
tugas yang tidak mampu mereka lakukan, seperti mengganti balutan luka, dan merawat luka. Hal ini terkadang dapat menyebabkan masalah
hubungan keluarga. Seluruh individu melaporkan bahwa kehilangan mobilitas berarti bahwa mereka tidak dapat melakukan aktivitas sehari-
hari, seperti berbelanja atau mandi. 3.3.4 Aspek ekonomi
Brod M 1998 dalam Gilpin Lagan, 2008 mengatakan bahwa seseorang yang hidup dengan luka kaki diabetik akan berpengaruh
terhadap kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan, yang mengakibatkan adanya masalah pada keuangan. Sekitar 50 individu melaporkan tidak
lagi berkerja karena luka kaki diabetik yang dimilikinya dan 50 lagi mengatakan bahwa karirnya terbatas.
4. Kuesioner SF-36