Kerangka Teoritis dan Penurunan Hipotesis

tinggi aliran kas dalam perusahaan dapat membayar dividen yang lebih tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggit Satria Pribadi dan R. Djoko Sa mpurno 2012,Lisa Marlina dan Clara Danica 2009, Aqlima Cendera Dewi 2016, Rafael Eka Putra 2013, Desy Natalia 2013, Titie Kharisma Ayu 2013. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan: H 1 : Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. 2. Pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen. Jensen, Solberg dan Zorn 1992 dalam Nuringsih 2005 dikutip dalam Ratih 2010 menemukan mekanisme substitusi antara utang dengan dividen. Jensen dan Meckling 1976 dalam Ratih 2010 mengemukakan teori keagenan yang menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan pemegang saham seringkali bertentangan, sehingga bisa terjadi konflik diantara keduanya. Hal tersebut disebabkan manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer tersebut, karena pengeluaran tersebut akan menambah kos perusahaan yang menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan penurunan dividen yang akan diterima. Pemegang saham menginginkan agar kos tersebut dibiayai oleh utang, tetapi manajer tidak menyukai dengan alasan bahwa utang mengandung risiko yang tinggi. Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan monitoring yang dapat mensejajarkan kepentingan yang terkait tersebut. Namun dengan munculnya mekanisme pengawasan ini menyebabkan timbulnya suatu kos yang disebut agency cost. Pengawasan eksternal yang dilakukan melalui penggunaan hutang. Penambahan hutang dalam struktur modal dapat mengurangi penggunaan saham sehingga meminimalisasi biaya keagenan ekuitas. Akan tetapi, perusahaan memiliki kewajiban untuk mengembalikan pinjaman dan membayarkan beban bunga secara periodik. Selain itu penggunaan hutang yang terlalu besar juga akan menimbulkan konflik keagenan antara shareholders dengan debtholders sehingga memunculkan biaya keagenan hutang. Penggunaan utang yang tinggi akan menyebabkan penurunan dividen karena sebagian besar keuntungan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan utang. Sebaliknya pada tingkat penggunaan utang yang rendah, perusahaan mengalokasikan dividen tinggi sehingga sebagian besar keuntungan digunakan untuk kesejahteraan pemegang saham. Dividen dapat digunakan untuk menurunkan skala konflik antara pemegang saham dan manajemen. Hal ini yang menjadi penyebab perusahaan mencari sumber dana berupa dana eksternal untuk melakukan pembiayaan investasi baru. Dividen dapat digunakan sebagai alat untuk pengawasan atau monitoring serta mengevaluasi kinerja manajemen akan tetapi pembayaran dividen yang tinggi berdampak pada pembiayaan ekstrenal yang mahal. Semakin tinggi leverage perusahaan menunjukan bahwa semakin besar kewajiban dan risiko yang dihadapi perusahaan, sebaliknya semakin rendah leverage perusahaan menunjukan bahwa perusahaan mampu membayar kewajiban serta memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan dengan menggunakan modal sendiri. Tingginya kewajiban yang harus dibayarkan akan mengurangi laba yang didapat perusahaan, sehingga berdampak pada pembagian dividen. Semakin tinggi utang maka semakin rendah tingkat dividen yang akan dibagikan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Luh Fajarini dan Ni Made Dwi 2014, Ita Lopolusi 2013, Komang Ayu Novita dan Luh Komang Sudjarni 2015. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan : H 2 : Leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen. 3. Pengaruh Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen Teori keagenan menyatakan bahwa biaya keagenan dapat diminimalkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan yang terkait tersebut. Kebijakan dividen kas dapat menjadi salah satu bentuk mekanisme pengawasan pemegang saham terhadap pihak manajemen . Pemegang saham berusaha menjaga agar pihak manajemen tidak terlalu banyak memegang kas karena kas yang banyak akan menstimulus pihak manajemen untuk menikmati kas tersebut bagi kepentingan dirinya sendiri. Hal ini yang menyatakan bahwa manajemen mempunyai kepentingan untuk dirinya sendiri, sehingga adanya asimetri informasi akan mendorong manajemen menutupi informasi mengenai kondisi perusahaan yang tidak diketahui oleh principal. Hal ini seharusnya sesuai dengan residual theory of cash dividend yang menyatakan bahwa adanya kelebihan kas perusahaan sebaiknya dibagikan dalam bentuk dividen tunai. Likuiditas suatu perusahaan akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendanai operasional perusahaan serta untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya Bambang, 2001. Likuiditas perusahaan mempunyai pengaruh besar terhadap investasi sehingga kebijakan akan keputusan kebutuhan dana menentukan pilihan akan pendanaan internal atau pendanaan eksternal yang digunakan perusahaan karena pendanaan internal lebih murah. Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lacarnya, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya Mamduh, 2012:37. Semakin besar likuiditas yang dimiliki perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen kepada para pemegang saham. Selain memperhatikan tingkat kesempatan berinvestasi serta sumber pendanaan perusahaan, likuiditas perusahaan juga harus diperhatikan sebelum mengambil keputusan dalam menentukan dividen yang dibayarkan pada pemegang saham. Semakin besar kas maka likuiditas perusahaan akan meningkat. Semakin besar perusahan dapat membayar hutang, semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar deviden. Hasil penelitian ini sejalan dengan Luh Fajarini dan Ni Made 2014, Komang Ayu Novita Sari dan Luh Komang Sudjarni 2015. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan : H 3 : Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen 4. Pengaruh Investment Opportunity Set terhadap Kebijakan Dividen. Ratih 2010 menyatakan bahwa salah satu persamaan antara kebijakan dividen dan keputusan investasi adalah keduanya sama-sama bersumber dari laba perusahaan. Laba perusahaan akan dipergunakan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham dan sisanya akan ditahan sebagai laba ditahan retained earnings yang akan digunakan untuk investasi perusahaan guna pertumbuhan di masa yang akan datang. Sehingga semakin tinggi dana perusahaan dipakai untuk investasi, maka akan semakin kecil pendapatan yang akan diterima para pemegang saham, begitupun sebaliknya. Hasil ini sesuai dengan penelitian Smith dan Watts 1992 yang menyatakan hubungan kebijakan investasi dan kebijakan dividen dapat diidentifikasikan melalui arus kas perusahaan. Semakin besar jumlah investasi dalam suatu periode tertentu, semakin kecil dividen yang diberikan, karena perusahaan yang tumbuh diidentifikasi sebagai perusahaan yang free cash flow-nya rendah. Akibatnya, kebijakan dividen lebih menekankan pada pembayaran dividen yang kecil. Teori signaling dinyatakan bahwa peningkatan dividen merupakan sebuah sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, karena meningkatnya dividen diartikan sebagai adanya keuntungan yang akan diperoleh sebagai hasil dari keputusan investasi yang diambil dari NPV positif Haruman, 2008 dalam Ratih 2010. Oleh karena itu, perusahaan yang menggunakan kesempatan untuk berinvestasi akan memberikan keuntungan besar tidak selalu diartikan membagikan dividen yang relatif kecil atau tidak membayarkan dividen, akan tetapi pertumbuhan perusahaan akan mempengaruhi kebijakan dividen dimana dengan tingkat pertumbuhan yang baik perusahaan tentunya akan megalokasikan dana yang di dapat perusahaan untuk berinvestasi sehingga akan mengurangi pembagian dividen kepada para pemegang saham menurut Brigham 2011:211. Perusahaan biasanya akan lebih senang untuk menahan pendapatannya daripada dibayarkan sebagai dividen dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan, akan semakin besar tingkat kebutuhan dana untuk membiayai ekspansi. Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, akan semakin memungkinkan perusahaan menahan keuntungan dan tidak membayarkannya sebagai dividen. Perusahaan yang sedang tumbuh dan mempunyai kondisi sangat baik cenderung lebih mengutamakan untuk pembelian investasi yang menguntungkan sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membayar dividen tunai kepada para pemegang saham ditahan oleh pihak perusahaan ketika peluang perusahaan dalam berinvestasi besar maka dividen yang dibayarkan rendah. Penelitian ini sejalan dengan Aqlima Cendera Dewi 2016, Dwi dan I Made 2015, Ratih Fitria Sari 2010. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan : H 4 : Investment Opportunity Set berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen

D. Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen : 1. Variabel Dependen terikat Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen dilambangkan dengan Y. 2. Variabel Independen bebas Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini dilambangkan dengan X, variabel yang mempunyai pengaruh positif maupun yang pengaruh negatif dalam penelitian ini adalah : a. Profitabilitas

b. Leverage

c. Likuiditas d. Investment Opportunity Set Gambar 2.I Kerangka Pemikiran Teoritis Likuiditas X 3 Profitabilitas X 1 Leverage X 2 Investment Opportunity Set X 4 H 4 - H 3 + H 2 - H 1 + Kebijakan Dividen Y 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data laporan keuangan pada Indonesian Capital Market Directory ICMD yang dipublikasikan perusahan manufaktur dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.

B. Jenis data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa laporan keuangan perusahaan industri manufaktur. Data yang diperoleh merupakan data sekunder berasal dari BEI.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Sampel penelitian ini adalah sektor industri. Metode pegambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan menggunakan purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik menentukan sampel dengan didasarkan pada kriteria - kriteria tertentu.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Investment Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap Return Saham dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 59 170

Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Voluntary Disclosure, Leverage dan Likuiditas Terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2014)

0 16 193

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015)

0 3 116

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

0 5 116

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, FREE CASH Pengaruh Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, Struktur Modal, Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 5 18

PENGARUH PROFITABILITAS, INVESTMENT OPPORTUNITY Pengaruh Profitabilitas, Investment Opportunity Set, Leverage, Dan Growht Terhadap Kebijakan Dividen ( Study Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ).

0 3 16

PNDAHULUAN Pengaruh Profitabilitas, Investment Opportunity Set, Leverage, Dan Growht Terhadap Kebijakan Dividen ( Study Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ).

0 0 8

PENGARUH PROFITABILITAS, INVESTMENT OPPORTUNITY Pengaruh Profitabilitas, Investment Opportunity Set, Leverage, Dan Growht Terhadap Kebijakan Dividen ( Study Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ).

0 1 14

PENGARUH KEBIJAKAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN PROFITABILITAS TERHADAP INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

5 8 125