Masyarakat Madani dan Demokrasi

Kelima, keadilan sosial. Keadilan sosial merupakan keadilan yang menyebutkan keseimbangan dan pembagian yang proporsional terhadap hak dan kewajiban tiap warga negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan.

3.2 Masyarakat Madani dan Demokrasi

Seharusnya difahami bahwa demokrasi mutlak adalah idealisme yang tidak mungkin tercapai sepenuhnya. Bahkan demokrasi terkenal dengan sikap mengkhianati janji. Berlakunya jurang antara demokrasi yang ideal sebagaimana difahami dengan kenyataan yang berlaku dalam suasana demokrasi hari ini. Janji yang tidak ditunaikan hari ini berbuntut dengan terwujudnya survival politik, kewujudan elitis politik, kepentingan tertentu atas nama perwakilan rakyat, kurangnya penyertaan rakyat dan kegagalan mendidik masyarakat tentang demokrasi dan hak mereka. Banyak penganalisis yang menganggap Malaysia sebagai sebuah negara yang tidak autoktratik tetapi tidak juga demokratik. Malaysia dikenal sebagai sebuah negara demokrasi, namum ia juga mempunyai peraturan-peraturan drakonian yang membatasi pembangkangan dan memberi kuasa yang sangat luas kepada eksekutif. Keputusan pimpinan UMNO sebagai partai pemerintah dalam mempertahankan pembatasan demokrasi yaitu: sensitivitas isu-isu etnik yang jika tidak dibatasi perdebatan tentangnya akan merusak kestabilan sosial, keutamaan meningkatkan taraf hidup rakyat,dan perlu disesuaikan demokrasi dengan pengalaman sejarah dan suasana objektif tempatan. Malaysia dibawah kepemimpinan Mahathir Mohammad menjadi sebuah negara yang tidak membuka kran kebebasan pada rakyat. Mahathir tidak mengenal adanya pembaharuan dalam politik dan juga demokratik. Malah Mahathir terkesan otoriter dalam memerintah, tidak ada kebebasan media pers, jika ada pemimpin yang melakukan perlawanan terhadap setiap kebijakannya,maka Mahathir tidak segan- Universitas Sumatera Utara segan melakukan penangkapan dan penahanan terhadap para pemimpin tersebut,tanpa ada pembuktian kesalahan. Kekuasaan polisi juga sangat besar dan penguasaan pada sistem kehakiman. Namun, menurut Mahathir pengamalan demokrasi di Malaysia mengikuti acuannya sendiri. Walaupun beliau menjalankan demokrasi, namun dalam beberapa hal beliau tidak setuju dan mengikuti demokrasi yang sesuai dengan Barat yang memberi kebebasan mutlak seratus persen kepada rakyat untuk mengeluarkan pendapat dan melakukan apa saja atas nama demokrasi. Mahathir Mohamad dalam Konvesyen UMNO ulangtahun yang ke 50 11 Mei 1996 menjelaskan : “ ramai yang kononnya menerima demokrasi sebagai sistem politik tetapi kerana tidak faham apa ianya demokrasi, mereka telah menjadi mangsa demokrasi tanpa sedikit pun memperolehi manfaat. Harus diingat juga bahawa demokrasi bukan agama Tuhan. Demokrasi adalah ciptaan manusia dan sudah tentu ia jauh daripada sempurna. Bangsa-bangsa Barat cuba mendakwa bahawa demokrasi tidak cacat dan menanggapnya sebagai satu sistem yang tidak siapa boleh mempertikaikan atau mengubahnya.Mereka menciptakan slogan Vox populi, vox Dei iaitu suara ramai adalah suara Tuhan. Tetapi percayalah demokrasi bukan suara Tuhan dan jauh daripada sempurna, bahkan ia penuh dengan kecacatan dan yang boleh membinasakan pengamalnya dan menjadikan mereka mangsa kezaliman sistem demokrasi yang tidak kurang buruknya daripada kezaliman sistem feudal atau pun sistem diktator.” 102 Bagi Mahathir, kejayaan sebuah negara bukan bergantung kepada sistem demokrasi saja tetapi ide-ide, wawasan, perencanaan yang rapi dan pengolah yang terbaik dalam melaksanakan pembangunan negara. Menurutnya, demokrasi harus 102 Mohd. Rumaizuddin Ghazali. Malaysia Demokrasi Islam? Pengamalan Demokrasi di Malaysia. http:www.abim.org.mymadanicontentview1302 Diakses pada tanggal 26 Februari 2008 Universitas Sumatera Utara disesuaikan dan diselaraskan dengan keadaan setiap negara dan budayanya. Beliau istilahkan sebagai ‘Demokrasi Asia’, ‘Nilai Asia Baru’ atau ‘Demokrasi ala Malaysia’ yang mementingkan disiplin dan mendahulukan kepentingan rakyat sebagai kunci untuk mencapai persatuan negara dan pertumbuhan ekonomi. Mahathir juga percaya untuk membawa keutuhan sebuah negara memerlukan demokrasi dan autoritariannisme secara beriringan. Apapun pembahasan diatas, Malaysia dapat dikatakan sebagai contoh dari ”Demokrasi Islam” dengan syarat kelemahan-kelemahan dalam demokrasi diperbaiki dengan nilai-nilai yang Islami. Salah satu contohnya adalah satu dari ciri demokrasi adalah kedaulatan mutlak ada di tangan rakyat. Tentu ini sangat bertentangan dengan Islam karena kedaulatan mutlak hanya berasal dari Allah SWT. Masa depan demokrasi di Malaysia banyak bergantung kepada kekuatan golongan islamis dalam mengawal aotoritarianisme dan demokrasi yang dijalankan oleh pemerintahan agar ia serasi dengan nilai-nilai Islami. Oleh karena itu, dalam mewujudkan landasan baru politik muslim dan demokrasi Islam maka timbal balik antara golongan Islamis dan pemerintah sangat diperlukan dan kerjasama itu akan menguntungkan rakyat. Pada tahun 1990an, PAS juga mengubah perhatian kepada isu-isu keadilan sosial dan reformasi demokratik dalam paradigma Islamik untuk dipersembahkan kepada rakyat sebagai alternatif yang lebih baik daripada UMNO untuk memimpin Malaysia. PAS tidak lagi menggunakan pendekatan fiqih yang simplistik tetapi ia sejalan dengan kumpulan protes yang lain untuk menyifatkan suasana politik setelah pemecatan Anwar sebagai ‘demokrasi sedang terancam’ malahan reformasi tahun 1998 berarak di jalan raya menuntut reformasi demokrasi yang lebih baik bukan sebuah negara Islam. Universitas Sumatera Utara Sementara UMNO juga terus mengatur strategi untuk memastikan kerelevanan partai itu menghadapi hambatan baru. Insiatif Islamisasi pemerintah pasti akan berkelanjutan karena ia adalah partai pemerintah dan menyesuaikan diri dengan arus tuntutan demokrasi yang lebih islami. Pertempuran kedua pihak tentang perjalanan demokrasi menjanjikan kemungkinan terwujudnya sikap demokrasi Islami dalam pratik politik muslim dengan asas norma sistem bersama yang autentik dari sudut Islam dan demokrasi yang dapat diterima oleh masyarakat majemuk Malaysia. Anwar Ibrahim yang ketika itu berkedudukan sebagai wakil perdana menteri dan juga merangkap sebagai menteri keuangan telah mencetuskan suatu konsep masyarakat madani untuk diterapkan di Malaysia sebagai sebuah negara dengan mayoritas terdiri dari etnik Melayu dan identik dengan agama Islam. Dalam bukunya ”Renaissans Asia”, Anwar membahas mengenai kebangkitan Asia dan didalamnya juga tidak luput pembahasan mengenai masyarakat madani dan demokrasi. Menurut Anwar wacana tentang masyarakat madani dan demokrasi dipengaruhi oleh norma-norma dan kebiasaan-kebiasaan moral yang terdapat dalam kebudayaan Asia. ” Ringkasnya seperti yang ditulis oleh Alexis de Tocquiville, wacana itu adalah suatu perdebatan yang dipengaruhi oleh ”adat-istiadat” keseluruhan kondisi intelektual dan moral, termasuk ”kebiasaan-kebiasaan hati” masyarakat yang keragaman agama, kebuadayaan dan etnisnya jauh melampaui keragaman sejenis yan g terdapat di belahan dunia lain manapun.” 103 Menurut Anwar Ibrahim, konsensus yang dianut di Asia adalah bahwa agar masyarakat madani bisa berkembang, maka perekonomian harus kuat dan tangguh, dan ini pada gilirannya juga tergantung kepada ketersediaan tatanan sosial dan politik 103 Anwar Ibrahim. Renaissans Asia, Gelombang Reformasi di Ambang Alaf Baru. Bandung: Mizan. 1998. Hal.46 Universitas Sumatera Utara yang stabil. Meskipun benar jika dikatakan bahwa kebebasan dan demokrasi mempunyai nilai-nilai intrinsik dan bahwa prinsip-prinsip dasarnya harus dipahami dan diperjuangkan, namun prioritas-prioritas tetaplah harus secara tepat. Asia Timur tidak mungkin mencapai kemajuan ekonomi yang mengesankan seperti yang dialami sekarang tanpa adanya stabilitas. Kepedulian besar yang diberikan oleh orang-orang Asia kepada pembangunan ekonomi harus sepenuhnya bisa dipahami. Kemiskinan dan pendistribusian peluang ekonomi yang tidak adil merupakan sumber berbagai kejahatan sosial. Hal itu melahirkan kekecewaan, frustasi, dan kemarahan,serta dapat menghancurkan landasan pokok kehidupan masyarakat. Karena itu, kebebasan dan demokrasi akan benar-benar dilecehkan bila diterapkan tanpa mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi dan upaya pemeliharaan tatanan sosial politik yang stabil. Kini, ketika Asia merasa sudah mantap dengan stabilitas dan ketangguhan ekonominya, sudah tiba saatnya memulai upaya-upaya baru untuk menemukan kembali tatanan sosial dan politiknya. Perjuangan demi membangun demokrasi dan masyarakat madani dewasa ini merupakan bagian integral dari rangkaian pergerakan untuk mencapai kemerdekaan nasional dan penetuan nasib bangsa sendiri, yang dimulai pada pertengahan abad ini. Dalam pencarian yang diperbarui itu, Asia memamah kembali berbagai cita-cita dan nilai yang telah dikembangkan oleh para filosofnya dimasa lalu dan diperjuangkan oleh tokoh-tokoh awal renaissansnya, para penyair, pemikir dan negarawan, seperti Rabindranath Tagore, Muhammad Iqbal, Jose Rizal, Sun Yat Sen, dan Mahatma Gandhi. Mereka membuktikan bahwa Asia dan tradisi-tradisi Asia merupakan bagian dan paket dari sebuah dunia yang dibangun berdasarkan martabat manusia, sebuah cita-cita luhur yang belum lama ini diklaim sebagai milik eksklusif Barat. 104 104 Ibid., Hal. 47 Universitas Sumatera Utara Dalam bukunya ini, Anwar menjelaskan beberapa hal yang harus dibangun untuk membentuk sebuah masyarakat madani di Asia khususnya di Malaysia. 1. Maratabat Manusia Penciptaan sebuah masyarakat madani di Asia akan berlangsung secara bertahap, dan jalan ke arah itu penuh dengan tantangan. Yang terutama harus tetap di perhatikan adalah penciptaan dan pemeliharaan tatanan sosial, yang tanpanya hanya akan timbul kekacauan Chaos. Dalam situasi semacam itu, kebebasan hanya akan merupakan ilusi. Dalam sebuah rezim yang benar-benar demokratis, tatanan semacam itu dicapai melalui penggunaan otoritas yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan dengan menggunakan kekuasaan koersif negara. 105 Proposisi dasar yang mengarahkan demokrasi dan masyarakat madani adalah gagasan mengenai martabat manusia. Gagasan itu memerlukan waktu lama untuk berkembang. Demokrasi seharusnya tidak menjadi tujuan pada dirinya sendiri, tetapi semata-mata alat untuk menjamin tegaknya pemerintahan yang manusiawi humane governance pemulihan martabat manusia dan pemuasan kebutuhan akan keadilan. Martabat manusia tidak akan dapat dicapai dalam kemiskinan, kesakitan, ketercerabutan, kebutahurufan, dan kejahilan. Juga tidak akan martabat jika kaum perempuan terus-menerus ditolak haknya untuk memperoleh status,peluang,dan upah yang setara dengan mitra laki-laki mereka. Tidak akan ada keadilan jika individu ditekan, ditindas dan hak-hak asasinya diabaikan dan dilanggar, serta ketika seluruh penduduk terperangkap ke dalam perang dan saling bunuh tanpa arti. Ketika tatanan dunia didominasi oleh sekelompok kecil manusia yang mendakwahkan demokrasi di negeri mereka sendiri tetapi jelas-jelas mengabaikannya di luar negeri, ketika 85 persen kekayaan dunia dinikmati oleh hanya 20 persen penduduk dunia, itu hanya 105 Ibid., Hal. 48 Universitas Sumatera Utara menandakan satu hal: kita masih jauh dari cita-cita penegakan martabat atau keadilan. Tujuan utama kita seharusnya tidak boleh kurang dari penegasan umum ini, terciptanya sebuah masyarakat yang adil dna egaliter. 106 Menurut Anwar Ibrahim, masyarakat madani yang diimpikan oleh bangsa Asia adalah sebuah masyarakat yang didasarkan atas prinsip-prinsip moral,ketika pemerintahan dijalankan berdasarkan aturan hukum, bukan oleh angan-angan manusia, ketika pertumbuhan organisasi-organisasi kewargaan disemai, bukan ditekan, ketika perbedaan pendapat tidak dibungkam, dan ketika pencarian keunggulan dan pengupayaan kebaikan menggantikan mediokritas dan filistinisme. Oleh sebab itu, kita harus menemukan,menghidupkan,dan menyegarkan kembali semangat kebebasan, individualisme,kemanusiaan,dan toleransi dalam jiwa kita. 107 Kenyataan bahwa negara-negara Asia berbeda dalam tingkat perkembangan ekonomi mereka hanya menunjukkan bahwa masing-masing negara akan menempuh jalan mereka sendiri untuk sampai kepada demokrasi dan masyarakat madani. Selanjutnya, hal itu juga akan dipengaruhi oleh keragaman kultural,sistem sosial, dan pengalaman sejarah. Meskipun kita akui bahwa seluruh cita-cita kemanusiaan bersifat universal, kita tidak dapat mengabaikan kenyataan bahwa keragaman kultural sangat mempengaruhi jalannya proses sosial dan politik. Akibatnya, visi Asia tentang masyarakat madani berbeda dalam satu hal mendasar dari visi yang diartikulasikan oleh beberapa pemikir Barat, yang terutama berasal dari filsafat sosial pencerahan. Yang lebih mendasar, pandangan dunia Asia dan sumber daya intelektualnya akan mempengaruhi masyarakat madani menurut arahnya sendiri. Salah satu yang paling penting diantaranya adalah konsep tentang manusia sebagai makhluk moral yang memiliki dimensi transenden, yang dianugerahi 106 Ibid., Hal.49 107 Ibid., Hal.50 Universitas Sumatera Utara tidak hanya hak-hak dasar yang tidak bisa diabaikan, melainkan juga kewajiban- kewajiban yang tidak biasa diabaikan,kepada Tuhan,kepada keluarga,kepada sesama manusia, dan kepada alam. 108

2. Penghargaan akan Kehidupan

Bagi pemerintahan yang manusiawi, salah satu hal yang sangat mendasar adalah bahwa kekuasaan ditanamkan dalam suatu otoritas yang ditentukan secara demokratis, bukan ditangan seorang individu. Kekuasaan yang dipersonalkan adalah kekuasaan yang dirampas dari tangan rakyat. Demokrasi bukanlah barang mewah yang tidak bisa dijangkau oleh bangsa Asia. Sebaliknya, demokrasi adalah prasyarat utama bagi pemrintahan yang etis dan bertanggung jawab. Seperti dikatakan oleh Reinhol d Niebuhr, kemampuan manusia untuk mencapai keadilan memungkinkan demokrasi,ttapi kecenderungan manusia terhadap ketidakadilan mengharuskan demokrasi. 109 Jika ditumbuhkan secara benar,demokrasi akan menjamin ketertiban dan stabilitas. Karena demokrasi memungkinkan yang pada tempatnya untuk dikemukakan, persoaln-persoalan kontroversial dapat diperdebatkan secara terbuka. Demokrasi mencegah akumulasi kekuatan-kekuatan yang berbahaya dan menghancurkan. Upaya mengejar kemakmuran ekonomi bukanlah suatu alasan sebagai pembenar dari tindakan mencabut hak-hak politik dan kewarganegaraan secara terus-menerus dan terang-terangan. Pada kenyataannya, meningkatnya kekayaan seharusnya menjadi kesempatan untuk memperluas kebebasan keseluruh bidang. Dan itulah harapan- harapan dari sebuah masyarakat madani. Landasan moral yang diimpikan masyarakat madani adalah mencakup harapan-harapan bahwa kebebasan dan hak-hak asasi 108 Ibid., Hal. 51 109 Ibid., Universitas Sumatera Utara tertentu tidak boleh dilanggar dan tidak dapat dicabut kecuali melalui proses hukum. 110 Kenyataan bahwa demokrasi sering disalahgunakan yang mengakibatkan timbulnya kekacauan dan kelumpuhan, sama sekali tidak berart bahwa kediktatoran adalah solusinya. Sebaliknya, solusi terletak pada upaya pemurnian demokrasi dari ekses-eksesnya, dan kekuasaan brutal massa di sisi lain. Jadi, demokrasi harus disegarkan kembali dengan menanamkan ke dalamnya prinsip-prinsip etika dan kebenaran moral yang berasal dari cita-cita peradaban dan warisan intelektual Asia. 111

3. Pers di Asia

Pers di Asia mungkin adalah lembaga yang paling berpengaruh dalam menetapkan agenda bagi kemajuan kearah demokrasi dan perwujudan masyarakat madani. Apalagi di era informasi seperti sekarang ini. Masyarakat Asia berada pada tahap perkembangan dimana mereka membutuhkan pers yang dinamis dan tangguh untuk memberikan dorongan yang niscaya bagi kemajuan dan menjamin bahwa mereka yang tengah berkuasa tidka mengkhianati harapan-harapan rakyat yang sah. Media massa di Asia pada kenyataannya adalah pewaris tradisi jurnalisme yang selalu berdiri di barisan terdepan dalam upaya-upaya Asia mencapai kebebasan dan kemajuan. 112 Secara historis, jurnal-jurnal dan surat kabar-surat kabar di Asia telah menjadi pemantik api antikolonialsime. Di era pasca kemerdekaan, mereka terlibat dalam upaya pembangunan bangsa. Pada umumnya mereka berhasil. Namun demikian,dalam menghadapi realitas-realitas baru di Asia, media massa di masyarakat-masyarakat Asia harus mendefinisikan kembali peran mereka. Pers di 110 Ibid., Hal. 51 111 Ibid., Hal. 54 112 Ibid., Universitas Sumatera Utara Asia harus menemukan jalan tengah antara kebebasan yang terbatas dan kepatuhan yang menjilat. 113 Dalam sebuah masyarakat madani model yang diimpikan adalah sebuah pers bebas yang memiliki komitmen kepada cita-cita kemasyarakatan dan bertahannya nilai-nilai tradisi Asia. Kebebasan tanpa komitmen akan membuat pers kehilangan arah. Pers di Barat memang bebas, tetapi pers itu terombang-ambing tanpa tujuan menyangkut keinginan akan komitmen semacam itu, yang juga mencerminkan kondisi masyarakatnya sendiri. Alih-alih terjerembab ke dalam sensasionalisme, kebencian, kebiasaan mencari-cari keburukan, dan menyebarkan permusuhan, pers di Asia hendaknya berupaya mendorong energi masyarakat ke arah perwujudan cita-cita yang didambakan,keadilan, kebajikan,dan kasih sayang. 114 Nurcholis Madjid seorang pemikir muslim Indonesia yang cukup konsen mengkaji masalah masyarakat madani dan mengembangkan konsep ini di Indonesia,mengatakan bahwa untuk mewujudkan demokrasi dalam wadah yang disebut dengan masyarakat madani ada beberapa hal yang menjadi pandangan hidup yaitu: 1. Pentingnya Kesadaran kamajuan atau pluralisme 2. Berpegang teguh pada prinsip musyawarah 3. Menghindari bentuk-bentuk monolitisme dan absolutisme kekuasaan 4. Cara harus sesuai dengan tujuan sebagai lawan dari tujuan menghalalkan segala cara 5. Meyakini dengan tulus bahwa kemufakatan merupakan hasil akhir dari Musayawarah 113 Ibid., Hal. 55 114 Ibid., Hal. 57 Universitas Sumatera Utara 6. Memiliki perencanaan yang matang dalam memenuhi basic needs yang sesuai dengan cara-cara demokratis 7. Kerjasama dan sikap antar warga masyarakat yang saling mempercayai itikad baik masing-masing 8. Pendidikan demokrasi yang lived ini dalam sistem pandidikan 9. Demokrasi merupakan proses trial and error yang akan menghantarkan pada kedewasaan dan kematangan. 115 Dalam Masyarakat madani,warga bekerjasama membangun ikatan sosial,jaringan produktif dan solidaritas kemanusiaan yang bersifat non-govermental untuk mencapai kebaikan bersama public good karena pada independensinya terhadap negara vis a vis the state. Dari sinilah kemudian masyarakat madani juga dipahami sebagai sebuah tatanan kehidupan yang menginginkan kesejahteraan hubungan antara warga negara dengan negara atas prinsip saling menghormati. Masyarakat madani berkeinginan membangun hubungan yang konsultatif bukan konfrontatif antara warga negara dengan negara. Menurut Dawam Rahardjo,salah seorang pemikir muslim Indonesia juga, hubungan antara masyarakat madani dan demokrasi bagaikan dua sisi mata uang, keduanya bersifat ko-eksistensi. Hanya dalam masyarakat madani yang kuatlah demokrasi dapat ditegakkan dengan baik dan hanya dalam suasana demokratislah masyarakat madani dapat berkembang dengan wajar. Menyikapi keterkaitan antara masyarakat madani dengan demokratisasi ini, Larry Diamond secara sistematis menyebutkan ada 6 enam konstitusi masyarakat madani terhadap proses demokrasi. Pertama, ia menyediakan wacana sumber daya politik,ekonomi,kebudayaan dan moral untuk mengawasi dan menjaga keseimbangan 115 Siti Halimah. Membentuk Masyarkat Madani yang Demokratis,Harmonis dan Partisipatif. http:jariksumut.wordpress.com20070831membentuk-masyarakat-madani-yang -demokratis- harmonis-dan-partisipatif tanggal 31 Agustus 2007 Universitas Sumatera Utara pejabat negara. Kedua,Pluralisme dalam masyarakat madani,bila diorganisir akan menjadi dasar yang penting bagi persaingan demokratis. Ketiga,memperkaya partisipasi politik dan meningkatkan kesadaran kewarganegaraan. Keempat, ikut menjaga stabilitas negara. Kelima, tempat menggembleng pimpinan politik. Keenam,menghalangi dominasi rezim. 116 Dalam masyarakat madani terdapat nilai-nilai yang universal tentang pluralisme yang kemudian menghilangkan segala bentuk kecenderungan partikularisme dan sektarianisme. Hal ini dalam proses demokrasi menjadi elemen yang sangat signifikan yang mana masing-masing individu, etnis dan golongan mampu menghargai kebhinekaan dan menghormati setiap kebutuhan yang diambil satu golongan atau individu. Selain itu, sebagai bagian dari strategi demokratisasi, masyarakat madani memiliki persfektif sendiri dalam perjuangan demokrasi dan memiliki spektrum yang luas dan berjangka penjang. Dalam persfektif masyarakat madani demokratisasi tidak hanya dimaknai sebagai posisi diametral dan antitesa negara, melainkan bergantung pada situasi dan kondisinya. Ada saatnya demokratisasi melalui masyarakat madani harus garang dan keras terhadap pemerintah, namun ada saatnya juga masyarakat madani juga harus ramah dan lunak. Masyarakat madani jika dipahami secara sepintas merupakan format kehidupan alternatif yang mengedepankan semangat demokrasi dan menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia. Hal ini diberlakukan ketika negara sebagai penguasa dan pemerintah tidak bisa menegakkan demokrasi dan hak asasi manusia dalam menjalankan roda pemerintahannya. Disinilah kemudian, konsep masyrakat madani menjadi alternatif pemecahan,dengan pemberdayaan dan pengembangan daya kontak 116 Siti Halimah. Op Cit. http:jariksumut.wordpress.com20070831membentuk-masyarakat-madani- yang -demokratis-harmonis-dan-partisipatif Universitas Sumatera Utara masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang pada dasarnya nanti terwujud kekuatan masyarakat sipil yang mampu merealisasikan dan menegakkan konsep hidup yang demokratis dan emngahrgai hak-hak asasi manusia. Sosok masyarakat madani bagaikan barang antik yang memiliki daya tarik amat mempesona. Kehadirannya yang mampu menyemarakkan wacana politik kontemporer dan meniupkan arah baru pemikiran politik, bukan dikarenakan kondisi barangnya yang sama sekali baru, melainkan disebabkan tersedianya momentum kondusif bagi pengembangan masyarakat yang lebih baik.

3.3 Relevansi Masyarakat Madani dengan Politik di Malaysia.