Pemikiran Anwar Ibrahim tentang Konsep Masyarakat Madani dan Relevansinya dengan Politik di Malaysia

(1)

PEMIKIRAN POLITIK ANWAR IBRAHIM

TENTANG KONSEP MASYARAKAT MADANI

DAN RELEVANSINYA DENGAN POLITIK DI MALAYSIA

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sosial

ANISMA ZULFIANI 040906069

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008


(2)

PERNYATAAN

PEMIKIRAN POLITIK ANWAR IBRAHIM TENTANG MASYARAKAT MADANI

DAN RELEVANSINYA DENGAN POLITIK DI MALAYSIA

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi. Dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Maret 2008

Anisma Zulfiani NIM. 040906069


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh: Nama : Anisma Zulfiani

Nim : 040906069 Departemen : Ilmu Politik

Judul : PEMIKIRAN POLITIK ANWAR IBRAHIM TENTANG MASYARAKAT MADANI DAN

RELEVANSINYA DENGAN POLITIK DI MALAYSIA

Medan, Maret 2008

Menyetujui Ketua Departemen

Ilmu Politik

( Drs. Heri Kusmanto. MA) NIP. 132 215 084

Dosen Pembimbing Dosen Pembaca

(Warjio.SS. MA. Dipl) (Indra Kesuma Nst. SIP.MSi) NIP. 132 316 810 NIP. 132 313 749

Mengetahui Dekan FISIP USU

(Prof. Dr. M. Arif Nasution. MA) NIP. 131 757 010


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Pengesahan

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan panitia penguji skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dilaksanakan pada Hari/Tanggal : Pukul :

Tempat : Ruang Sidang FISIP USU

Tim Penguji Tanda Tangan

Ketua Penguji

Pembimbing I/Penguji


(5)

Lembar Persembahan

Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-rahman : 29-30)

Jika kamu menghitung nikmat Allah,niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya. (Ibrahim: 34)

Sekelumit kata-kata ini takkan mungkin bisa menggantikan keinginan hati yang sebenarnya untuk mengungkapkan terimakasih kepadamu Ibu,kepadamu Ayah. Hanya saja ananda berharap ini bisa mewakili sedikit

perasaan Sekelumit ananda terhadapmu Ibu,terhadapmu Ayah. Ibu, kaulah sumber Cinta,kasih sayang dan perlindungan. Kau ada di saat ananda membutuhkanmu,disaat ananda butuh seorang untuk menjadi

penopang dalam kegalauan dan kerisauan hatiku. Ibu, kaulah yang mengajarkan ananda memahami makna hidup,kaulah yang mengajarkan

ananda untuk dapat berdiri tegak menghadapi segala rintangan dalam hidup ini. Ibu, kaulah yang mengenalkan pada ananda bahwa hidup ini bukan hanya untuk kenikmatan dunia tapi ada akhirat yang kekal. Ibu,

kaulah yang menanamkan dalam hati ananda bahwa ”Setiap kita pasti akan

meninggalkan dunia ini, tapi yang ALLAH lihat adalah amalan kita selama

hidup di dunia”. Ibu, ntah kata apa yang bisa ananda kiaskan untuk

pengorbanan mu,untuk semua yang telah engkau lakukan untuk ananda. Dan Ayah,engkaulah orang yang mengajarkan ketegaran pada ananda. Engkaulah yang memberi ananda kekuatan untuk menjalani segala

ujian yang pernah kita lalui bersama. Ayah, setiap tetes keringatmu adalah perjuanganmu menjadikan ananda seperti ini. Harapanmu yang besar kepada ananda adalah bekal ananda menjalani masa depan yang lebih baik.

Dengan segala cinta dan sayang ananda padamu Ibu,padamu Ayah. Ananda ucapkan TERIMAKASIH yang takkan pernah berakhir,dan inilah persembahan ananda untukmu Ibu,untukmu Ayah. Sebuah karya tulis untuk

ibuku RISMAWATI dan ayahku ZULKIFLI. Semoga ridho ALLAH selalu menyertai langkah dan segenap usahamu untuk menjadikan anak-anakmu


(6)

KATA PENGANTAR

Segenap jiwa bersimpuh sujud dihadapan yang Maha Khalik pemilik alam semesta,pencipta siang dan malam,pemilik udara yang selalu dihirup umat manusia,DIAlah ALLAH SWT yang memberikan akal kepada umat manusia untuk berpikir,memberi hati untuk bisa merasakan kesengsaraan dan kenikmatan di dunia. Yang memberikan nikmat Iman,Islam dan Ihsan sehingga umat manusia dapat menjalankan kehidupan di dunia dengan aturan yang jelas sehingga menjadikan umat manusia sebagai manusia yang beradab dan bermoral. Dan yang memberikan waktu yang terus berputar sehingga umat manusia dapat beribadah kepadaNya dan melaksanakan aktivitas keduniawian. Dan karena rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Pemikiran Anwar Ibrahim tentang Konsep Masyarakat Madani dan Relevansinya dengan Politik di Malaysia. Tidak lupa juga sholawat dan salam dengan sejuta kerinduan ingin berjumpa dengan seorang manusia sederhana yang Ummi dan menjadi penerima wahyu terakhir yang

mengajarkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar,Rasulullah Muhammad SAW sebagai suri tauladan umat manusia dan telah membumikan Al Qur’an sebagai solusi atas segala

permasalahan umat manusia.

Penulisan skripsi ini dilakukan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial pada Departemen Ilmu Politik,Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Universitas Sumatera Utara. Butuh jutaan detik yang berganti menit,jam,hari,minggu dan bulan untuk menyelesaikan skripsi ini. Yang dalam pembuatannya tidak jarang kendala datang menerpa,baik kendala dari luar maupun dari dalam diri sendiri. Menggugah keteguhan untuk berlari ke arah lain.


(7)

Skripsi ini penulis susun berdasarkan literatur yang berkaitan dengan Anwar Ibrahim dan Masyarakat Madani, tentang perjalanan hidupnya,karir politiknya,serta pemikirannya. Ditamba dengan referensi lain yang membantu dalam penulisan skripsi ini.

Tiada kata yang pertama kali penulis ucapkan, kepada ALLAH SWT yang dengan campur tanganNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kepada Rasullullah Muhammad SAW yang perjalanan hidupnya menjadi motivasi bagi penulis untuk terus berjuang dalam penyelesaian skripsi ini sebagai bentuk sebuah

perjuangan kecil untuk agama ini (Islam rahmatan lil a’lamin). Kepada kedua

orangtua penulis Ibunda RISMAWATI dan Ayahanda ZULKIFLI (semoga kita semua kuat melalui ujian yang Allah beri kepada keluarga kita sebagai tanda cinta dan kasihNya kepada kita,amin). Terimakasih kepada adik-adik penulis yang selalu

mengirimkan doa’-doa’ nya dari jauh, BAYU ZULFANSYAH, ZUL FITRA JAYA DAN MUHAMMAD ZUL ADLIANSYAH (terimakasih telah menjadi pandawa -pandawa kakak, i love u all).

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Warjio. SS.MA. Dipl (terimakasih atas semua bimbingannya), Bapak Indra Kesuma Nst. SIP,MSi (sebagai dosen pembaca) yang telah bersedia membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik masukan,kritikan-kritikan atau koreksi atas kekurangan dan kesalahan penulis. Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution,MA. Selaku Dekan FISIP USU 2. Bapak Drs. Heri Kusmanto. MA, selaku Ketua Departemen Ilmu Politik 3. Seluruh staff pengajar Departemen Ilmu Politik yang membukakan jendela


(8)

untuk semua pencerahan yang diberikan. Khususnya untuk Ibu Rosmery Sabri yang menjadi dosen wali penulis selama menuntut ilmu di Departemen Ilmu Politik.

4. Untuk kak Uci dan bang Rusdi yang bersedia diganggu waktunya untuk membantu penulis dalam hal administrasi.

5. My Teddy Bear yang selalu memberikan semangat disaat anis mulai di rasuki penyakit malas,yang tak pernah bosan mengingatkan anis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Denganmu penulis bisa lebih tegar menghadapi semua rintangan dan hambatan dalam hidup ini. Satu kalimat

yang akan selalu anis ingat darimu ”Orang yang ingin maju tidak akan pernah putus asa dan selalu berusaha menjadi lebih baik dari hari ke hari”. Thank’s for everything. Terimakasih atas kesabaranmu dalam menghadapi tingkah polah anis yang terkadang sangat egois. Makasi juga atas semua nasehatnya yang buat anis lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak.  6. Untuk teman-temanku di IlPol’04 yang menghadirkan suasana persaudaraan

yang baru dalam hidupku. Terimakasih atas dukungan yang selalu kalian beri untuk anis. Anis tidak akan melupakan kebersamaan kita yang penuh canda tawa dan terkadang dibarengi dengan perselisihan-perselisihan kecil. To:Aris, Hari, Andri, Agung, Fuad Lbs, Ilham yang entah dimana sekarang,kemana aja sih am? (makasih dah jadi teman diskusi anis), The Kincit yang selalu buat anis ketawa. Amel,Heni, Fera, Irna, Cut (tetap istiqomah dengan jilbabnya ya..., untuk Lia (kapan neh bisa berhijab?). Dan juga teman-teman yang lain,maaf ya gak disebutin disini,yang penting nama kalian ada di hati anis.


(9)

7. Untuk adik-adik ku di Ilmu Politik, Ika, Novi, Wulan, Vina dan yang lainnya. Adik-adikku di Komunikasi, Arifah,Afifah,Dea,Wana. Adik-adikku di Kessos, Dewi, Adel. Tetap istiqamah ya dek? Tetap semangat!!!!

8. Untuk teman-teman seperjuangan anis di UKMI As-Siyasah FISIP USU. Astifa (afwan ya ukh,anis ambil start duluan wisudanya. Ayo cepetan wisudanya), Saras mitha yang lucu,ayo neng lekas-lekas di selesaikan skripsinya, Iffah maaf ya kalau anis sering mengecewakan Iffah (jangan males ngerjain skripsinya dong Fah,ayo harus bisa bagi waktu). Yelmis (kapan ni nyusul?), Siti,Fiqi,Widi,Indah,Nazlia,Eli,Siska. Tetap semangat

ya! Ingat ! ”Dakwah gak butuh kita tapi kita yang butuh dakwah”. Teruskan

perjuangan kita untuk menjadikan FISIP sebagai kampus Islami. Allahu Akbar!!!!!!!!!!  afwan ya kalau ada nama yang gak disebut.

9. Untuk Kawan-kawan di CERIC FISIP USU, Siti, Fiqi, Iffah, Iqbal, Mulya, Rasadi, Arif. Maaf ya belakangan ini kakak hilang ditelan bumi.

10.Untuk saudara-saudara anis di YP2M. Bu Teteh, Kak Anim, Kak Dijah, Kak Nuri, Asti, Iffah, Yolanda. Terimakasih atas kebersamaannya. Dan juga kepada mbak-mbak jamu di Halat dan Karya Tani,terimakasih karena anis banyak belajar dari kalian 

11.Untuk kawan-kawan di FLP, kak Yuyun, Kak Ifa, Bang Fadli, Bang Sukma, Robi, Asti dan yang lainnya. Maaf ya anis gak pernah muncul lagi ni di Rumcay. Dah kangen ni sama kalian semua. 

12.Buat nenekku tersayang,makasi atas semua doa’ yang tak pernah berhenti untuk cucumu yang bendel ini. Untuk Umi ku terkasih, anis Cuma mo bilang


(10)

13.Untuk keluarga besar ku di Medan, keluarga Pakde Lilik, Pakde Indun dan semuanya yang gak bisa disebutin satu persatu disini.

14.Untuk keluarga Abah dan Uwak Utun , Kak Afni dan Bang Zen, Tari dan Arif di Perawang. Anis kangen ni pengen kesana lagi  Oya untuk si kecil Salsabila, gak pernah ketemu ni kakak pengen nyubit pipinya. Tunggu kakak di perawang ya.

15.Untuk teman yang tidak akan pernah anis lupakan, chayo buat teman-teman di asrama. Buat Sari (bibik yang mentel,ayo cepetan dong seminar biar cepet nyusul ni), Amah (si kiting yang baik hati,target harus dicapai

buk!), Amel (kurangi volume suara mel), K’ Riri (wisudanya barengan ni), Siah (Ayo cepetan nyusul), K’Dina, Lili, Lia, Tika, K’ Umi (walaupun dah gak sama-sama lagi,mudah2an ukhuwah kita tetap terjaga ya kak), Leni (Kangen ni ), dan buat kakakku yang cerewet tapi selalu ngingetin anis kalau anis salah,kak wirwir, walaupun dirimu nun jauh disana tapi terasa dekat di hati,mudah2an ukhuwah kita terus terjalin ya kak. Bu dosen kapan ni launching gaji pertama? 

16.Dan yang tidak bisa anis lupakan sahabat anis Ari dan Afni. I luv u all. Amah, Mira, Heni, Lia dan semua temen-temen SMUNDA, kapan kita reunian lagi?


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan………. i

Pernyataan……….. ii

Persembahan... iii

Kata Pengantar... iv

Daftar Isi... vii

Lampiran... ix

Abstrak... x

BAB I : PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah………... 1

1.2Perumusan Masalah………... 8

1.3Pembatasan Masalah……….. 9

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 9

1.4.1 Tujuan Penelitian………. 9

1.4.2 Manfaat Penelitian………... 10

1.5Tinjauan Pustaka……….... 10

1.5.1 Konsep Masyarakat Sipil……… 10

1.5.2 Konsep Masyarakat Madani………... 16

1.6Metodologi Penelitian……….... 22

1.6.1 Jenis Penelitian……….……….…... 22

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data….………... 25

1.6.3 Teknik Analisa Data………... 25

BAB II : BIOGRAFI POLITIK ANWAR IBRAHIM 2.1 Latar Belakang Pendidikan... 28

2.2 Pendirian ABIM... 30

2.3 Karir Politik Anwar Ibrahim... 32

2.3.1 Karir Politik Anwar di Pemerintahan... 35

2.3.2 Karir Politik Anwar di UMNO... 37

2.4 Pemecatan Anwar Ibrahim dan Suara Reformasi... 40

2.5 Karir Politik Anwar setelah Keluar dari Penjara... 51


(12)

2.5.1.1 Latar Belakang Partai Rakyat Malaysia (PRM)... 54

2.5.1.2 Latar belakang Partai Keadilan Nasional (KeADILan)... ... 56

2.5.1.3 Kerjasama KeADILan dan PRM... 57

2.5.2 Pemilihan Umum Malaysia... 59

BAB III ANALISIS DATA 3.1 Pemikiran Politik Anwar Ibrahim tentang Konsep Masyarakat Madani... 61

3.1.2 Perkembangan Masyarakat Madani... 66

3.2 Masyarakat Madani dan Demokrasi... 78

3.3 Relevansi Masyarakat Madani dengan Politik di Malaysia... 90

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan... 101

4.2 Saran... 104

DAFTAR PUSTAKA


(13)

LAMPIRAN

Foto-foto Anwar Ibrahim

 Anwar Ibrahim

 Anwar Ibrahim digandeng masuk ke Mahkamah

 Anwar Ibrahim dalam tahanan Polisi ”Mesra”

 Anwar Ibrahim setelah bebas

 Wan Azizah Wan Ismail (Istri Anwar Ibrahim)

 Anwar bersama Istri di Munich setelah operasi tulang belakang (2004)

 Anwar di Perhimpunan BERSIH

 Anwar Ibrahim bersama Kofi Anan

 Anwar Ibrahim bersama anaknya di washington DC

 Anwar Ibrahim bersama anaknya di Afrika Selatan setelah bebas dari penjara

 Anwar Ibrahim di Stanford

 Anwar Ibrahim bersama masyarakat Islam Cape

 Anwar Ibrahim bersama komunitas India di Ijok

 Anwar Ibrahim bersama Partai Keadilan Rakyat merayakan tahun baru cina

 Dialog di London School of Economic

 Anwar Ibrahim dalam seminar tentang Demokrasi di Negara Muslim

 Anwar Ibrahim di Bangkok,Thailand

 Anwar Ibrahim di Manila, Filipina

 Bendera Barisan Alternatif (BA)

 Petikan Wawancara Anwar Ibrahim dengan Ahmad Muhajir yang diterbitkan di Media Indonesia

 Tulisan Anwar Ibrahim yang berjudul ”Politik Perbandingan :Perbandingan


(14)

ABSTRAKSI

Judul : Pemikiran Politik Anwar Ibrahim Tentang Masyarakat Madani dan Relevansinya dengan Politik di Malaysia

Nama : Anisma Zulfiani Nim : 040906069 Departemen : Ilmu Politik

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pemikiran politik adalah bagian dari studi politik yang mengkaji pemikiran seorang tokoh. Salah satu bentuk kajian dalam pemikiran tokoh adalah studi tokoh. Studi tokoh adalah pengkajian secara sistematis terhadap pemikiran/gagasan seorang pemikir,keseluruhannya atau sebahagiannya. Pengkajian meliputi latar belakang internal,eksternal,perkembangan pemikiran,hal-hal yang diperhatikan dan kurang diperhatikan,kekuatan dan kelemahan pemikiran tokoh,serta kontribusinya bagi zamannya,dan masa sesudahnya.

Kajian mengenai studi tokoh menjadi demikian penting di setiap zaman. Itulah sebabnya mengapa banyak sekali studi yang dilakukan para sarjana mengenai tokoh-tokoh besar sepanjang sejarah. Salah satu tokoh yang hidup di era sekarang yang mempunyai nama di dunia Internasional dan memberi pengaruh yang luar biasa terhadap orang banyak dengan pemikirannya adalah Anwar Ibrahim seorang tokoh muslim dari Malaysia.

Penelitian ini bertujuan untuk menggali pemikiran Anwar Ibrahim tentang konsep masyarakat Madani,perkembangan masyarakat madani serta relevansi masyarakat madani dengan politik di Malaysia. Metode yang dipakai adalah Library research dengan bentuk analisa deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Semoga tulisan ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan mengenai studi tokoh khususnya ilmu politik.


(15)

ABSTRAKSI

Judul : Pemikiran Politik Anwar Ibrahim Tentang Masyarakat Madani dan Relevansinya dengan Politik di Malaysia

Nama : Anisma Zulfiani Nim : 040906069 Departemen : Ilmu Politik

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pemikiran politik adalah bagian dari studi politik yang mengkaji pemikiran seorang tokoh. Salah satu bentuk kajian dalam pemikiran tokoh adalah studi tokoh. Studi tokoh adalah pengkajian secara sistematis terhadap pemikiran/gagasan seorang pemikir,keseluruhannya atau sebahagiannya. Pengkajian meliputi latar belakang internal,eksternal,perkembangan pemikiran,hal-hal yang diperhatikan dan kurang diperhatikan,kekuatan dan kelemahan pemikiran tokoh,serta kontribusinya bagi zamannya,dan masa sesudahnya.

Kajian mengenai studi tokoh menjadi demikian penting di setiap zaman. Itulah sebabnya mengapa banyak sekali studi yang dilakukan para sarjana mengenai tokoh-tokoh besar sepanjang sejarah. Salah satu tokoh yang hidup di era sekarang yang mempunyai nama di dunia Internasional dan memberi pengaruh yang luar biasa terhadap orang banyak dengan pemikirannya adalah Anwar Ibrahim seorang tokoh muslim dari Malaysia.

Penelitian ini bertujuan untuk menggali pemikiran Anwar Ibrahim tentang konsep masyarakat Madani,perkembangan masyarakat madani serta relevansi masyarakat madani dengan politik di Malaysia. Metode yang dipakai adalah Library research dengan bentuk analisa deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Semoga tulisan ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan mengenai studi tokoh khususnya ilmu politik.


(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Malaysia adalah satu diantara negara-negara di Asia yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus. Di bawah kepemimpinan Mahathir Mohammad, Malaysia menjadi sebuah negara yang cukup disegani di pentas politik Internasional. Banyak kebijakan pemerintahan Mahathir Mohammad yang memberikan perubahan terhadap kehidupan politik dan ekonomi masyarakat

Malaysia. Salah satunya adalah kebijakan ”melihat ke timur dan meninggalkan barat”.

Suatu kebijakan yang membuat Malaysia menjadi negara mandiri yang tidak bergantung kepada negara-negara Barat. 1

Malaysia adalah sebuah negara yang sistem politiknya relatif stabil dan didukung oleh keberhasilan pembangunan ekonomi. Dalam hal pelembagaan kehidupan politik dan kenegaraan, Malaysia juga termasuk yang lebih berhasil di kalangan negara-negara Asia Tenggara. Tetapi sistem politik ini menghadapi masalah yang mengancam integrasi nasionalnya, yaitu potensi konflik antar etnik yang jumlahnya hampir seimbang. Pada kenyataannya kehidupan politik Malaysia, bahkan sejak masih bernama Persekutuan Tanah melayu, sering diwarnai oleh masalah etnik ini.2

Di Malaysia, sepanjang tahun 1945-1960 perkara identitas kebangsaan yang diasaskan pada Islam menjadi isu yang hangat dalam proses pembangunan politik.

1

Mahathir adalah tokoh yang tidak suka bergantung dengan Negara asing, beliau berusaha untuk membuat kebijakan yang mengangkat martabat bangsa Melayu dan Malaysia di mata dunia. Dan strategi Mahathir ini tergolong berhasil. Karena Malaysia dapat bangkit dari keterpurukan ekonomi. Bersama dengan Anwar Ibrahim sebagai menteri keungan ketika itu,Mahathir membuat kebijakan-kebijakan ekonomi yang memajukan Malaysia. Ini dapat dilihat mislanya dalam Zulfan Heri. Suara Reformasi dari Negeri Jiran. Pekanbaru : UNRI Press. 2001. Dan dapat juga dilihat pada Stanley S. Bedlington. Proses Politik di Malaysia. Dalam Mochtar Mas’oed dan Colin Mac Andrews. Per bandingan Sistem Politik. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. 2001.

2 Mochtar Mas’oed, dan Colin Mac Andrews.

Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 2001. Hal. 233


(17)

Sebagaimana diketahui konsep keMelayuan dan keIslaman telah menjadi ikatan kehidupan masyarakat dalam perbagai bidang kehidupan. Dalam bidang politik, politik orang Melayu tidak bisa dipisahkan dengan Islam, dan selama orang Melayu beragama Islam, tuntutan-tuntutan politik Islam mempengaruhi perkembangan politik Melayu. Islam sebagai suatu kepercayaan yang lengkap, semestinya menyentuh kehidupan dan budaya politik serta berkembangnya nilai-nilai dalam masyarakat Melayu.3

Islam pada dasarnya memainkan peranan yang besar dalam pembentukan iklim politik di Malaysia. Ini dapat dibuktikan melalui penyertaan golongan ulama dalam kebangkitan kesadaran bangsa dari era dahulu. Sebagai contoh, golongan ulama seperti Syeikh Syed Al Hadi dan Sheikh Tahir Jalalluddin adalah golongan intelektual pertama yang menggagaskan peranan Islam dalam politik. Penumbuhan partai politik kebanggaan seperti UMNO juga pada dasarnya mendapat dukungan para ahli agama. Karena ia berfungsi sebagai media politik bagi orang Melayu yang rata-rata beragama Islam. 4

Kaitan antara etnik Melayu dan Islam begitu erat sehingga tidak mengherankan jika dalam pelaksanaan sistem pemerintahan Malaysia tidak dapat dipisahkan dengan Islam. Dan kaitan ini adalah suatu hal yang sangat menarik untuk dikaji lebih dalam.5

3

Warjio. Per juangan Ideologi Islam Dua Parti Politik: Kajian Kes Masyumi (Indonesia) dan Parti Islam Semalaysia (PAS) 1945-1969. Universitas Sains Malaysia. 2005. Hal. 5-6

4

Mohd. Rizal Hamdan. Aplikasi Politik Islam di Malaysia : Halangan dan Cabaran. http://www. Khairuummah. Com/index.php?option=com_content & task=view &id=197&itemid=iod. Rabu, 2 May 2007

5

Melayu identik dengan Islam,oleh karena Melayu adalah etnik terbesar di Malaysia maka system pemerintahan Malaysia tidak dapat dipisahkan dari Islam,selama bangsa Melayu beragama Islam maka selama itu pula Islam menjadi bagian dari system politik Malaysia. Hal ini ditandai dengan munculnya partai Islam di Malaysia sebagai partai oposisi sebagai bentuk dari keinginan untuk melaksanakan system Islam secara keseluruhan di Malaysia yaitu PAS (Partai Islam SeMalaysia). Mengenai PAS dapat dilihat dalam Warjio. Hubungan Pemilu,Kerusuhan Etnik dan Partai Islam: Studi Kasus Partai Islam SeMalaysia (PAS). Dalam Politea.Jurnal Ilmu Politik. Medan :Jurusan Ilmu Politik FISIP USU. 2005


(18)

Kajian mengenai hubungan Melayu-Islam dan negara di Malaysia telah dilakukan oleh R.I Winzeler (1970). Karya ini merupakan karya yang sangat dasar dalam menelaah bagaimana hubungan etnik Melayu yang mengakar kuat dengan keIslaman. Kajian ini juga menjelaskan proses pembentukan maupun perumusan ideologi negara dalam masyarakat Malaysia yang terdiri dari perbagai etnik. Walaupun kajian ini dilakukan di Kelantan, R.I Winzeler telah berhasil menjelaskan bagaimana sebenarnya etnik Melayu yang dianggap telah mengakar kuat keIslamannya dengan persoalan-persoalan kenegaraan. 6

Berangkat dari apa yang dinyatakan oleh Winzeler, walaupun Islam telah mengakar kuat dalam tubuh masyarakat Malaysia khususnya etnik Melayu sebagai etnik mayoritas di Malaysia, namun kenyataannya aplikasi Islam dalam politik Malaysia pada pelaksanaannya tidak menyeluruh dan hanya bersifat menjawab polemik politik saja. Pelaksanaan Islam dalam politik Malaysia menghadapi berbagai tekanan akibat dari pertentangan dengan ide-ide politik dan aplikasinya dalam iklim politik Malaysia.

Hal ini terjadi karena pertentangan keras antara aliran politik Islam dan sekuler di Malaysia. Kenyataannya, gerakan Islam dalam politik mulai memunculkan kesadaran kepada semua pihak setelah pemikiran para revivalis Muslim seperti Maududi, Hasan al-Banna, dan Sayyid Qutb mulai mempengaruhi pemikiran sarjana muslim di negara ini. Kejayaaan revolusi Islam Iran, dimana semangatnya menjadi inspirasi terhadap pertumbuhan politik juga menjadi faktor pendorong untuk memulai perjuangan menegakkan prinsip Islam di Malaysia. 7

Yang tidak ketinggalan dalam menerapkan Islamisasi dalam iklim politik Malaysia adalah kehadiran tokoh Islam ketika itu yaitu Anwar Ibrahim, telah

6

Warjio.Op. Cit, Hal. 20

7


(19)

menyemarakkan kembali ide pelaksanaan Islam dalam politik Malaysia. Antara lain yang diperkenalkan yaitu, prinsip masyarakat madani,yaitu penerapan prinsip Islam dalam pembentukan masyarakat yang harmoni.

Masyarakat madani dapat didefinisikan sebagai sebuah masyarakat yang mengamalkan budaya hidup berdasarkan keadilan, keihsanan dan kebenaran dalam semua aspek kehidupan seperti sosio-budaya, ekonomi dan politik. Masyarakat madani adalah masyarakat yang menghormati hak-hak asasi manusia dan pelaksanaan demokrasi yang berdasarkan pada kehidupan beragama, berakhlak dan keutamaan melaksanakan tanggung jawab individu dan masyarakat dalam memelihara serta mempertahankan kesejahteraan dan keamanan berlandaskan UU.

Masyarakat madani juga sebuah masyarakat yang memberi keutamaan kepada keperluan asas, dinamika budaya, kecerdasan dan perkembangan ekonomi, masyarakat yang menjunjung tinggi perkembangan ilmu pengetahuan, pembentukan pribadi mulia, kaya dengan daya cipta yang kreatif dan inovatif. Model masyarakat madani dalam persfektif Islam meletakkan kedaulatan rakyat terbanyak sewajarnya dihormati tetapi tidak bertentangan dengan kedaulatan Allah SWT menekankan kepada hak asasi berlandaskan kemanusiaan, bentuk kerajaan yang berlandaskan keadilan. Menurut Anwar, masyarakat madani menjadi penting dalam proses transformasi menghadapi penjajahan barat. Dengan demikian, pribadi Asia yang akan muncul hasil pertentangan dengan budaya barat akan mempertahankan pandangan hidup, peradaban dan prinsip akhlaknya.

”Salah satu tanda transformasi tersebut adalah perdebatan yang rancak tentang demokrasi dan masyarakat madani. Telah timbul kesadaran bahwa tidak memadai Asia muncul sebagai negara ekonomi, ia juga perlu bergerak untuk membina kekuatan moral dalam pembentukan desa sejagat. Perdebatan ini berlaku di kalangan generasi baru, cendekiawan,


(20)

aktivis masyarakat, seniman dan ahli politik yang memiliki keyakinan diri dan mendukung kesejagatan nilai demokrasi. Meskipun perkara ini sering di hubungkan dengan barat tetapi bagi Asia pembahasan ini sebenarnya berakar umbi pada tradisi dan budayanya yang kaya”. (Anwar, Gelombang Kebangkitan Asia,1997:43)8

Anwar memberikan pengertian bahwa masyarakat madani adalah satu konsep masyarakat sivil yang bebas dari acuan dan pengalaman demokrasi barat dan senantiasa mementingkan musyawarah. Ia didasarkan oleh prinsip akhlak dan pemerintahan berlandaskan hukum agama bukannya tindakan yang lahir dari nafsu manusia semata-mata. Masyarakat madani penuh dengan semangat kebebasan, kemerdekaan diri dan mengembalikan nilai kemanusiaan. Dengan demikian, dapat dikatakan masyarakat madani mempunyai perbedaan asas dengan gagasan yang diungkapkan oleh pemikir barat. Penduduk Asia mempunyai pandangan berbeda terutama melihat agama bukan sekedar persoalan pribadi tetapi mempunyai peranan besar dalam masyarakat dan memberikan arah moral dalam dunia politik dan ekonomi. Umumnya, menurut Anwar, masyarakat madani merujuk kepada sebuah masyarakat bertamaddun, beradab, berilmu, memiliki kehidupan bermasyarakat yang teratur dan tertib dalam peraturan hukum dan perundang-undangan. 9

Melihat kondisi sistem politik Malaysia yang sangat identik dengan Islam adalah kondisi yang sangat wajar jika konsep masyarakat Madani ini diterapkan disana. Namun pada kenyataannya pelaksanaan Islam di Malaysia tidak dilaksanakan secara menyeluruh karena masih banyak pimpinan di negara ini yang tidak memahami politik Islam dan lebih tertarik dengan politik Barat yang sudah jelas tidak tepat dengan Islam dan tidak mementingkan aspek keagamaan dan moral dalam mengelola

8

Anwar Ibrahim. Masyarakat Madani vs masyarakat Sivil. http://syaitan. Wordpres. Com/2007/05/21/anwar-ibrahim-masy-madani-vs-masy-sivil/. Selasa, 21 May 2007

9


(21)

negara. Pelaksanaan Islam yang dilakukan di Malaysia adalah sekedar retorika politik partai-partai politik saja tanpa usaha positif kearah memajukan Islam dalam politik negara. Walaupun begitu, tetap ada beberapa pemikir politik di negara ini yang tetap konsisten dan berusaha untuk terus memajukan politik Islam di Malaysia diantaranya yaitu Anwar Ibrahim.

Menurut Anwar Ibrahim ajaran Islam tidaklah dipahami hanya sebagai ritual

melainkan ”sebuah jalan kehidupan”. Toleransi terhadap agama tidak bisa diyakini

sebagai toleransi terhadap korupsi, dekadensi moral, atau bahkan toleransi terhadap sikap fanatik. Ketegasan sikap pemahaman keagamaan Anwar Ibrahim mendapat penilaian beberapa tokoh politik Malaysia bahwa pandangan keIslaman Anwar Ibrahim sangat membumi. Warna nasionalisme politik hampir tidak kentara,karena itu Anwar Ibrahim menyatakan bahwa untuk mendapatkan inspirasi mengenai Islam, Malaysia tidak perlu mencarinya di Timur Tengah. Islam di Malaysia sudah memiliki akar di bumi sendiri.

Pemikiran Anwar Ibrahim dan juga karirnya dalam politik Malaysia yang cukup cemerlang membawa Anwar kepada suatu keadaan dimana beliau mendapat dukungan penuh dari rakyat Malaysia. Ambisi politiknya yang ingin menjadikan Malaysia sebagai negara yang bisa menjalankan Islam secara keseluruhan dalam berbagai aspek kehidupan seperti sosio budaya, ekonomi dan politik telah menarik simpati rakyat Malaysia khususnya etnik Melayu. Berada di bawah kepemimpinan Anwar Ibrahim sebagai wakil perdana menteri ketika itu, membuat masyarakat melayu merasa dihargai setelah sekian lama berada dalam alienasi karena tidak dianggap ada.

Di bawah kepemimpinan Mahathir dan juga Anwar lah masyarakat Melayu Malaysia memperoleh tempatnya di ranah sendiri karena banyak kebijakan politik


(22)

yang di cetuskan oleh ”dwi tunggal” ini yang mendukung kepada rakyat miskin etnis Melayu.

Di samping dikenal sebagai seorang yang progresif dan mandiri, Anwar Ibrahim

dinilai mempunyai obsesi yang sama dengan Mahathir : ”Membangun Kejayaan Malaysia dan membangkitkan kebesaran kaum Melayu dengan kesadaran barunya.”

Bentuk perwujudan Anwar terhadap penegakan Islam di Malaysia adalah pendirian Bank Islam ketika beliau menduduki posisi menteri keuangan di pemerintahan, kemudian membangun Universitas Islam pertama di Malaysia dan mencetuskan konsep tentang masyarakat madani.

Pemikiran tentang masyarakat madani adalah salah satu bentuk sumbangan pemikiran dari Anwar Ibrahim untuk Malaysia guna membangun suatu usaha untuk memajukan dan mengembangkan prinsip Islam dalam perpolitikan di Malaysia. Ini adalah salah satu bukti dari keinginan kuat Anwar Ibrahim untuk menciptakan politik Malaysia yang seiring sejalan dengan Islam, karena menurutnya Malaysia mempunyai akar sendiri yang bisa membawa Malaysia lebih baik di masa depan. Pemikiran Anwar Ibrahim dan juga usaha-usaha yang dilakukannya untuk memajukan Islam dan etnik melayu telah membawa Anwar sebagai sosok yang meraih dukungan besar dari rakyat Malaysia. Dukungan yang diperolehnya bukan hanya dari para tokoh ulama Islam ataupun dari masyarakat ekonomi melayu tetapi juga dari kalangan kaum muda Malaysia.

Perjalanan politik Anwar Ibrahim yang cukup panjang dalam konstelasi politik Malaysia telah menjadikan Anwar Ibrahim sebagai salah satu pemimpin Asia yang cukup disegani baik di dalam negeri Malaysia maupun di dunia Internasional. Berbagai macam gagasan yang dilahirkan Anwar Ibrahim memberikan sumbangan pemikiran terhadap politik Malaysia, khususnya untuk perkembangan pemikiran


(23)

politik Islam. Untuk itu penulis mencoba untuk menganalisa pemikiran politik Anwar Ibrahim dan mengangkatnya dalam skripsi dengan judul ”Pemikiran Politik Anwar Ibrahim tentang Konsep Masyarakat Madani dan Relevansinya dengan Politik di

Malaysia”.

1.2Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan penjelasan mengenai alasan mengapa masalah yang dikemukakan dalam penelitian itu dipandang menarik, penting dan perlu diteliti. Perumusan masalah juga merupakan suatu usaha yang menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahannya. Perumusan masalah merupakan penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan.10 Atau dengan kata lain perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Perumusan masalah yang baik berarti telah menjawab setengah masalah dalam penelitian.11

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah diatas, maka dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pemikiran Anwar Ibrahim tentang konsep Masyarakat Madani dan relevansinya dengan politik di Malaysia?

1.3Pembatasan Masalah

Beragam pemikiran yang diungkapkan Anwar Ibrahim semasa karir politiknya dalam konstelasi politik Malaysia telah memberikan warna tersendiri bagi jalannya sistem politik Malaysia. Tidak banyak pemikir/tokoh di Malaysia yang memiliki

10

Husani Usman dan Purnomo. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung : Bumi Aksara. 2004. Hal. 26

11


(24)

komitmen cukup tinggi untuk menjalankan Islam dalam sistem politik Malaysia,seperti yang diungkapkan dalam latar belakang masalah bahwa Islam hanya dijadikan sebagai polemik saja, Islam tidak dijalankan sepenuhnya karena masih banyak pemikir yang lebih tertarik dengan sistem politik barat.

Agar pembahasan tidak terlalu meluas sehingga tujuan penelitian tidak tercapai dan pembahasan menjadi ambigu dan tidak orisinal, maka penulis membuat pembatasan masalah dalam penelitian ini, yaitu :

” Gagasan –gagasan Anwar Ibrahim tentang Konsep Masyarakat Madani dan

Relevansinya dengan Politik di Malaysia”.

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisa pemikiran Anwar Ibrahim mengenai

Konsep Masyarakat Madani dan bagaimana relevansinya dengan politik di Malaysia.

2. Untuk mengetahui latar belakang pemikiran Anwar Ibrahim

3. Untuk mengetahui perjuangan Anwar Ibrahim dalam

konstelasi politik Malaysia.

4. Untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi jatuhnya Anwar Ibrahim dari kursi kekuasaan Pemerintahan Malaysia.

1.4.2Manfaat Penelitian

Setiap Penelitian, diharapkan mampu memberikan manfaat, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, terlebih lagi untuk perkembangan Ilmu pengetahuan. Untuk itu, yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah :


(25)

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat mengasah kemampuan penulis dalam membuat karya tulis ilmiah dan melatih penulis untuk membiasakan diri dalam membuat dan mmebaca karya tulis. Melalui penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti.

2. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan Ilmu Politik dalam hal pemikiran politik Islam mengenai pemikiran Anwar Ibrahim tentang konsep masyarakat Madani dan diharapkan mampu memberikan manfaat bagi Ilmu Sosial lainnya secara umum.

3. Menambah rujukan bagi mahasiswa departemen Ilmu Politik FISIP USU mengenai penelitian studi tokoh.

1.5Tinjauan Pustaka

1.5.1 Konsep Masyarakat Sipil

Konsep masyarakat sipil digunakan dengan luas sebagai konsep deskriptif untuk menilai keseimbangan antar kuasa negara dan persatuan atau badan privat. Bagi tradisi liberal, masyarakat sipil dikaitkan dengan pilihan, kebebasan dan tanggung jawab individu. Ini menjelaskan mengapa masyarakat sipil yang sehat dan kuat merupakan ciri penting dari demokrasi liberal dan liberal klasik khususnya mempunyai panduan moral dari masyarakat sipil terhadap negara yang diterjemahkan


(26)

melalui keinginan untuk meminimalkan ruang kuasa negara dan memaksimalkan ruang privat. Kelompok-kelompok relawan, pergerakan sosial, media massa, dan institusi di luar kerajaan dapat berfungsi tanpa pengawasan negara.

Tradisi Marxis juga menggunakan istilah masyarakat sipil untuk menggambarkan keadaan tidak adil yang mengaitkan penguasa kelas memerintah terhadap golongan pekerja serta bawahan dan mewujudkan ketidakadilan sosial. Dengan itu, masyarakat sipil menjadi salah satu konsep di dalam politik modern yang seringkali dibahas dan didebatkan di dalam masyarakat kontemporari sejajar dengan tindakan demokrasi, peraturan UU, HAM, kewarganegaraan,keadilan dan pasar bebas. Kemunculan masyarakat madani sebagai suatu konsep masyarakat sipil berlandaskan Islam memberi harapan ke arah mewujudkan satu masyarakat sipil yang sejalan dengan ajaran Islam berdasarkan hubungan manusia dengan pencipta (hablun min Allah) dan hubungan manusia dengan masyarakat (hablun min nas). Yang menjadi landasan dari masyarakat madani adalah ajaran Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW melalui hadist-hadist yang menyeru umat Islam utnuk berinteraksi secara positif dengan manusia lain dan menjalankan kerja-kerja sosial untuk meningkatkan keadilan sosial yang memberi menfaat kepada semua.12

Konsep civil society berasal dari sejarah peradaban Barat. Di tempat asalnya, Eropa Barat, konsep ini sudah tidak banyak dibicarakan. Civil Society kembali mengemuka ketika gerakan solidaritas di Polandia pimpinan Lech Walesa melancarkan perlawanan terhadap dominasi pemerintahan Jenderal Jeruzelski. Dalam perlawanan tersebut, solidaritas memakai civil society sebagai dasar sekaligus arah perjuangan dengan tekanan utama pada perlawanan terhadap otoritarianisme negara. Pola yang dipakai solidaritas ini menjalar ke beberapa negara Eropa Timur lain,

12


(27)

seperti bekas Chekoslovakia,seiring dengan runtuhnya rezim komunis di Uni Soviet. Keberhasilan dari gerakan-gerakan tersebut kemudian menjadi pemicu ramainya perbincangan civil society di berbagai belahan dunia/termasuk Amerika Utara dan Eropa Barat sendiri.13

Secara historis civil society berakar kuat dalam perjalanan intelektual dan sosial Eropa Barat. Inti dari konsep ini adalah penolakan terhadap segala jenis Otoritarianisme dan totalitarianisme. Wujud civil society dapat ditemukan pada episode-episode tertentu dalam sejarah Eropa. Misalnya, pada masa kerajaan Romawi pada saat kekuasaan dipegang oleh beberapa tangan, yakni raja, bangsawan dan penduduk. Ketiganya memiliki kekuasaan relatif yang sanggup menangkal terjadinya hegemoni atau dominasi antara satu kekuatan terhadap yang lain. Masing-masing pihak mempunyai kekuatan tawar menawar, sehingga mekanisme kontrol kekuasaan berjalan baik.14

Untuk memahami makna dari civil society tersebut,maka ada beberapa pengertian yang diberikan oleh para ahli,diantaranya Ferguson dalam bukunya An Essay on The History of Civil Society (1767), memaknai civil society sebagai ”suatu masyarakat yang terdiri dari lembaga-lembaga otonom yang cukup kuat mengimbangi kekuasaan negara, sehingga terhindar dari dominasi dan despotisme negara”. Dalam

pengertian Ferguson,civil society adalah masyarakat yang ”polity”, fase akhir dari ”savage” ke ”barbarian” menuju ke ”commercial” dan ”polite”.15

Pengertian lainnya dari masyarakat sipil adalah kemampuan untuk hidup bersama secara umum dan kebiasaan berkumpul itu menggalakkan ketertiban tindakan masyarakat di dalam sebuah kegiatan politik yang demokratik. Ini

13

Hendro Prasetyo,dkk. Islam dan Civil Society, pandangan muslim Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 2002. Hal. 1-2.

14

Ibid., Hal. 2

15


(28)

dikemukakan oleh Adam Ferguson di pertengahan abad ke-18 dengan latar belakang kemunculan masyarakat kapitalisme yang mengalami pengikisan dari segi tanggung jawab sosial dan berkembangnya pengaruh individualisme. Dengan itu, Ferguson mengibaratkan masyarakat sipil sebagai masyarakat yang hidup dengan ciri-ciri solidaritas yang kuat, bermoral tinggi dan sebagainya.16

Selain itu, Ernest Gellnerr memberi pengertian bahwa masyarakat sipil sebagai masyarakat yang terdiri dari berbagai institusi non pemerintah yang cukup kuat untuk mengimbangi negara. Walaupun tidak bertujuan menghalangi negara dalam memenuhi dan melaksanakan perannya sebagai penjaga keamanan dan keselamatan serta bertindak sebagai hakim antara negara dan rakyat. Masyarakat sipil tetap dapat menghalangi usaha-usaha negara dalam mendominasi warganya. Model ini dikembangkan oleh Alexis de Tocqueville berdasarkan pengalaman demokrasi di Amerika Serikat yang merupakan perwujudan kelompok-kelompok relawan dalam masyarakat yang membuat keputusan di tingkat bawah dan menghindari campur tangan pemerintah. Gerakan masyarakat sipil dikenal sebagai wadah penyaluran aspirasi rakyat dalam perbagai kegiatan seperti politik,sosial dan ekonomi disamping mampu memberi kesan kepada hubungan negara dan rakyat.17

Bagi tradisi Marxis,masyarakat sipil adalah ideologi kelas dominan yang dikemukakan oleh Karl Marx setelah dicetuskan oleh Hegel. Masyarakat sipil dipahami sebagai masyarakat borjuis yang menjadi produk kapitalis dan harus dihapuskan untuk mewujudkan masyarakat tanpa kelas.18

Sedangkan menurut Locke, civil society diibaratkan dengan masyarakat dalam keadaan alamiah. Dalam karyanya Two Treaties of Government mengemukakan tentang asal muasal pemerintahan. Menurutnya, asal muasal pemerintahan adalah

16

Anwar Ibrahim.Op Cit. http:// syaitan.wordpress.com/2007

17

Ibid.,

18


(29)

suatu keadaan alamiah. Dalam keadaan alamiah itu terdapat hukum alam yang tidak lain berisi hukum tuhan. Hukum alam itulah yang mengatur keadaan alamiah. Keadaan alamiah menurut Locke merujuk pada keadaan dimana manusia hidup dalam kedamaian, kebajikan, saling melindungi,penuh kebebasan, tidak ada rasa takut dan penuh kesetaraan. Manusia dalam keadaan alamiah yang pada dasarnya baik, selalu terobsesi untuk berdamai dan menciptakan perdamaian, saling tolong, dan memiliki kemauan baik dan telah mengenal hubungan-hubungan sosial. Manusia dalam keadaan alamiah juga tidak akan merusak kehidupan, kesehatan, kebebasan dan hak-hak pemilikan manusia lainnya.19

Dengan demikian civil society bukanlah entitas sosial yang terdiri dari kumpulan manusia. Ia juga bukan manifestasi dari sistem komunal yang dikenal luas dalam masyarakat tradisional. Civil society merupakan ruang publik yang berisikan manusia sebagai individu-individu dengan segala atribut intrinsiknya. Oleh karenanya, civil society memiliki karakteristik yang juga terdapat dalam konsep manusia sebagai individu. Jika individu merupakan ruang pribadi, civil society merupakan ruang publik. Karena itu, di dalam civil society juga harus terdapat kebebasan, kesederajatan dan nilai-nilai lain yang terkait seperti otonomi, kesukarelaan atau keseimbangan. Ciri-ciri tersebut harus terwujud dalam gerak anggota yang ada di dalamnya maupun dalam relasi civil society dengan civil society lain dan bahkan dalam hubungannya dengan negara.20

Di Indonesia, masyarakat sipil mengalami penerjemahan yang berbeda-beda dengan sudut pandang yang berbeda pula, diantaranya adalah masyarakat sipil,

19

Jhon Locke. Two Treaties of Government. New York dan Toronto: The New American Library. 1965. dalam Ahmad Suhelmi. Pemikiran Politik Barat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2001. Hal. 190

20


(30)

masyarakat kewargaan, masyarakat warga, civil society (tanpa diterjemahkan), masyarakat madani dan lain sebagainya.

Masyarakat sipil merupakan penurunan langsung dari term civil society, istilah ini banyak diungkapkan oleh Mansour Fakih untuk menyebutkan prasyarat masyarakat dan negara dalam rangka proses penciptaan dunia secara mendasar baru dan lebih baik. 21

Masyarakat kewargaan,konsep ini pernah digulirkan dalam sebuah seminar Nasional Asosiasi Ilmu Politik Indonesia XII di Kupang,NTT. Wacana ini digulirkan

oleh Muhammad Ryas Rasyid dengan tulisannya ” Perkembangan Pemikiran Masyarakat Kewargaan”, Riswanda Immawan, dengan karyanya ”Rekruitmen Kepemimpinan dalam Masyarakat Kewargaan dalam Politik Malaysia”. Konsep ini

merupakan respon dari keinginan untuk menciptakan warga negara sebagai bagian integral negara yang mempunyai andil dalam setiap perkembangan dan kemajuan negara (state).

Civil Society, term ini (dengan tidak menerjemahkannya) merupakan konsep yang digulirkan oleh Muhammad AS Hikam. Menurutnya konsep civil society yang merupakan warisan wacana yang berasal dari Eropa Barat, akan lebih mendekati substansinya jika tetap disebutkan dengan istilah aslinya.22 Menurutnya, pengertian

civil society (dengan memegang konsep de’ Tocquiville) adalah merupakan wilayah-wilayah kehidupan sosial yang terorganisir dan bercirikan antara lain kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self-generating), dan keswadayaan (self-supporting),

21

Tim ICCE UIN Jakarta. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta : Prenada Media. 2003. Hal.241

22


(31)

kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara dan keterikatan dengan norma-norma dan nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya.23

1.5.2 Konsep Masyarakat Madani

Masyarakat madani, konsep ini merupakan penerjemahan istilah dari konsep civil society yang pertama kali digulirkan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim dalam ceramahnya pada Simposium Nasional dalam rangka Forum Ilmiah pada acara Festival Istiqlal,26 September 1995 di Jakarta. Konsep yang diajukan oleh Anwar Ibrahim ini hendak menunjukkan bahwa masyarakat yang ideal adalah kelompok masyarakat yang memiliki peradaban maju.

Paradigma dengan pemilihan term masyarakat madani ini dilatarbelakangi oleh konsep kota ilahi, kota peradaban atau masyarakat kota. Disisi lain, pemaknaan masyarakat madani ini juga dilandasi oleh konsep tentang Al-Mujtama’ Al Madani yang diperkenalkan oleh Prof. Naquib Al-Attas, seorang ahli sejarah dan peradaban Islam dari Malaysia dan salah seorang pendiri Institute For Islamic Thought and Civilization (ISTAC), yang secara definitif masyarakat madani merupakan konsep masyarakat ideal yang mengandung dua komponen besar yakni masyarakat kota dan masyarakat yang beradab.24

Kemudian konsep masyarakat madani ini yang pertama kali dicetuskan oleh Anwar Ibrahim dikembangkan di Indonesia oleh para tokoh indonesia seperti Nurcholis Madjid, M. Dawam Rahardjo, Azyumardi Azra, dan sebagainya.

Penggunaan masyarakat madani sebagai penerjemahan civil society menurut Muhammad AS Hikam adalah bukan sekedar soal pengalihbahasaan, ia adalah suatu

konsep yang bersifat khusus dan ada perbedaan soal cakupan.”Masyarakat madani”

23

Muhammad AS Hikam. Demokrasi dan Civil Society. Jakarta: LP3ES. 1997. Dalam Adi Suryadi Culla. Masyarakat madani: Pemikiran, Teori dan Relevansinya dengan cita-cita Reformasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 1999. Hal. 122

24


(32)

lebih merupakan penggunaan paradigma yang bersifat partikularistik,khususnya Islam dengan menggunakan momentum dimana kajian civil society sudah dilupakan. 25

Menurut Anwar (Anwar Ibrahim,pen), masyarakat madani merujuk kepada sebuah masyarakat bertamadun, beradab, berilmu, memiliki kehidupan bermasyarakat yang teratur dan tertib dalam kawalan hukum serta undang-undang dan penguatkuasaan keadilan. Ia juga dikaitkan dengan tamadun yang digambarkan sebagai kehidupan insan yang bermasyarakat dan telah mencapai suatu kehalusan tatasusila dan kebudayaan luhur bagi seluruh masyarakat. Ia juga mempunyai sistem sosial yang subur dengan prinsip-prinsip moral yang dapat menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat serta mendorong kepada daya usaha dan inisiatif individu. Era kebangkitan Islam yang melanda dunia Islam pada 1960-an turut menyumbang kepada perkembangan masyarakat madani sebelum membuat perbandingan dengan masyarakat sipil yang berasal dari pengalaman politik Barat.26

Masyarakat Madani merujuk pada Madinah, sebuah kota yang sebelumnya bernama Yastrib di wilayah Arab. Dimana masyarakat Islam di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW masa itu pernah membangun peradaban tinggi.27 Nabi Muhammad SAW memberi teladan kepada umat manusia ke arah pembentukan masyarakat berperadaban. Setelah belasan tahun berjuang di Makkah tanpa hasil yang terlalu menggembirakan, Allah memberinya petunjuk untuk hijrah ke kota Yastrib, kota wahah atau Oase yang subur sekitar 400 km sebelah utara kota Makkah. Setelah mapan dalam kota hijrah itu,Rasulullah mengubah nama Yastrib menjadi al-Madinah

25

Muhammad AS Hikam. Nahdlatul Ulama, Civil Society dan Proyek Pencerahan. Dalam Pengantar Ahmad Baso. Civil Society Versus Masyarakat Madani.Bandung : Pustaka Hidayah.1999. Hal. 9-11

26

Anwar Ibrahim.Op Cit. http:// syaitan.wordpress.com/2007

27

Rusdy Setiawan Putra. Masyarakat Madani, Barat, dan Islam. http://jurnalnasional.com/?med=Koran%20 Harian&sec=Opini&rbk=&id=29623. Senin, 7 Januari 2008. Diakses pada 13 Januari 2008.


(33)

artinya ”kota” yang kemudian seringkali dilengkapkan menjadi Madinah an-Nabi (Kota Nabi). 28

Secara konvensional, perkataan madinah memang diartikan sebagai kota. Tetapi,

secara ilmu kebahasaan, perkataan itu mengandung makna ”peradaban”. Dalam bahasa Arab, ”peradaban” memang diungkapkan dalam kata-kata madaniyyah atau tamaddun, selain juga dalam kata hadharah. Karena itu, tindakan Nabi Muhammad SAW mengubah nama Yastrib menjadi Madinah, pada hakikatnya adalah sebuah pernyataan niat atau proklamasi bahwa beliau bersama para pendukungnya yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar hendak mendirikan dan membangun masyarakat beradab. 29

Tidak bisa dilupakan bahwa prinsip terciptanya masyarakat madani bermula sejak Hijrahnya Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya dari Makkah ke Madinah. Hal tersebut terlihat dari tujuan hijrah sebagai sebuah refleksi gerakan penyelamatan akidah dan sebuah sikap optimisme dalam mewujudkan cita-cita membentuk masyarakat yang madaniyyah (beradab). Selang dua tahun pasca hijrah atau tepatnya 624 M, setelah Rasulullah mempelajari karakteristik dan struktur masyarakat di Madinah yang cukup plural, beliau kemudian melakukan beberapa perubahan sosial. Salah satu di antaranya adalah mengikat perjanjian solidaritas untuk membangun dan mempertahankan sistem sosial yang baru. Sebuah ikatan perjanjian antara berbagai ras, suku, dan etnis seperti Bani Qainuqa, Bani Auf, Bani al-Najjar dan lainnya yang beragama saat itu, juga termasuk Yahudi dan Nasrani.30

Perjanjian itu disebut dengan Piagam Madinah (Mitsaq al-Madinah). Dalam dokumen itulah umat manusia untuk pertama kalinya diperkenalkan antara lain

28

Nurcholis Madjid. Menuju Masyarakat Madani. Dalam Tim MAULA (Ed). Jika Rakyat Berkuasa : Upaya Membangun Masyarakat Madani dalam Kultur Feodal. Bandung : Pustaka Hidayah. 1999. Hal. 321

29

Ibid., hal. 321-322

30


(34)

kepada wawasan kebebasan, terutama di bidang agama dan ekonomi, serta tanggung jawab sosial dan politik, khususnya pertahanan secara bersama. Dan di Madinah itu pulalah sebagai pembelaan kepada masyarakat madani, Nabi Muhammad SAW dan kaum beriman diizinkan mengangkat senjata berperang membela diri dalam menghadapi musuh-musuh peradaban. 31

Melalui Piagam Madinah tersebut, tampak Rasulullah hendak menegakkan sebuah konstitusi yang mampu dijadikan pijakan dasar bersama dalam konteks hidup bermasyarakat. Titik balik peradaban yang dilakukan Nabi Muhammad SAW pada gilirannya mengantarkan masyarakat Yatsrib menjadi masyarakat yang madaniyyah. Sebuah masyarakat yang erat kaitannya dengan nilai-nilai atau karakter yang adil, egaliter, partisipatif, humanis, toleran dan demokratis. Masyarakat tersebut juga patuh dan tunduk kepada kepatuhan (din) dan dinyatakan dalam supremasi hukum dan paeraturan. Atau dalam pandangan senada, Robert N Bellah berpendapat bahwa masyarakat Madinah saat itu sarat dengan nilai, moral, maju, beradab, dan sangat menghargai nilai-nilai kemanusiaan.32

Menurut Anwar Ibrahim, konsep masyarakat madani di Madinah menjadi asas kepada satu kehidupan bertamaddun dengan kombinasi elemen perundangan, penyertaan politik dari berbagai kalangan rakyat serta kesediaan memenuhi keperluan berbagai budaya. Azizuddin (2002) berpendapat masyarakat madani dinilai dan diamalkan berasaskan kepada prinsip-prinsip agama, nilai dan rohaniah Islam. Revolusi kerohanian dan akliah yang dibawa Islam kemudian menggerakkan tradisi sosial yang meletakkan asas susunan baru kemasyarakatan dan kenegaraan. Ia memperkenalkan cita-cita keadilan sosial dan pembentukan masyarakat madani yaitu sebuah masyarakat sipil yang bersifat demokratik. Ia menghubungkan keadaan sosial,

31

Nurcholis Madjid. Menuju Masyarakat Madani. Op Cit. Hal. 322

32


(35)

kebudayaan, agama dan politik di dalam kerangka moral sosial yang dikehendaki pada peringkat individu dan masyarakat.

Masyarakat madani menonjolkan sistem sosial yang adil serta pelaksanaan pemerintahan menurut Undang-Undang. Dengan itu, politik negara akan dipandu oleh prinsip moral, etika dan keIslaman yang mengasaskan masyarakat sipil yang beretika. Ia merupakan satu konsep yang berkembang sejak zaman kebangkitan intelektual Islam seperti al-Farabi, Ibnu Miskawayh dan Ibnu Khaldun yang masing-masing menjelaskan konsep masyarakat Madani sebagai masyarakat yang bertamaddun.

Al- Farabi menjelaskan konsep dalam masyarakat madani tahap rendah, anggota-anggota masyarakat saling bekerjasama tapi dari segi untuk mendapatkan keuntungan pribadi, berdagang. Pada tahap tinggi, tokoh-tokoh masyarakat akan bekerjasama untuk membina tamadun luhur melalui pencarian kebenaran, mencapai kebahagiaan bersama, memupuk kecintaan kepada ilmu dan memakmurkan masyarakat dengan hal-hal mulia. Ibnu Miskawayh berpendapat masyarakat madani adalah masyarakat bertamaddun dan merujuk kepada makna Madaniyyah yaitu keadaaan kota dan kemakmuran yang dicapai melalui kerjasama kebaikan rakyat. Bagi Ibnu Khaldun, masyarakat madani adalah rujukan kepada peradaban dan kemakmuran hidup serta sangat berkait erat dengan masyarakat bertamaddun.33

Berpangkal dari pandangan hidup bersemangat Ketuhanan dengan konsekuensi tindakan kebaikan kepada sesama manusia, masyarakat madani tegak berdiri diatas landasan keadilan. Yang antara lain bersendikan keteguhan berpegang kepada hukum. Masyarakat berperadaban tidak akan terwujud jika hukum tidak ditegakkan dengan adil, yang dimulai dengan ketulusan komitmen pribadi. Masyarakat berperadaban

33


(36)

memerlukan adanya pribadi-pribadi yang dengan tulus mengikatkan jiwanya kepada wawasan keadilan.34

Dengan demikian, masyarakat madani bakal terwujud hanya jika terdapat cukup semangat katerbukaan dalam masyarakat. Keterbukaan adalah konsekuensi dari perikemanusiaan, suatu pandangan yang melihat sesama manusia secara positif dan optimis. 35

1.6Metodologi Penelitian

Mukti Ali pernah mengatakan bahwa metodologi adalah masalah yang sangat penting dalam sejarah pertumbuhan ilmu (dalam kemajuan dan kemunduran). Demikian pentingnya metode tersebut, Mukti Ali pernah mengatakan bahwa yang menentukan dan membawa stagnasi (tidak mengalami kemajuan),kebodohan, atau kemajuan bukan karena ada atau tidaknya orang jenius, melainkan karena metode penelitian dan cara melihat sesuatu.36

Uraian diatas mempertegas bahwa untuk mencapai kemajuan, kejeniusan saja belum cukup jika tidak dilengkapi dnegan ketepatan memilih metode yang akan digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan. Metode yang tepat adalah masalah pertama yang harus diusahakan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Kemampuan dalam menguasai materi keilmuan tertentu, perlu diimbangi dengan kemampuan di bidang metodologi sehingga pengetahuan yang dimilikinya dapat dikembangkan. Untuk itu didalam penelitian ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut :

34

Nurcholis Madjid. Menuju Masyarakat Madani. Op Cit. Hal. 324-325

35

Ibid., Hal. 327

36

Ahmad Taufik,dkk. Metodologi Studi Islam, Suatu Tinjauan Perkembangan Islam Menuju Tradisi Islam baru. Malang: Bayu Media Publishing. 2004. Hal. 7


(37)

1.6.1. Jenis Penelitian

Ada masa tertentu dalam sejarah,boleh jadi pada masa kita, bahwa sebagian besar ulama, tenaga pengajar, dan mahasiswa, lebih banyak memiliki ”budaya lisan” dan seringkali merasa sulit untuk menyampaikan pesan melalui tulisan, dan tidak

memiliki ”budaya tulis”. Sehingga dari zaman ke zaman gagasan seorang tokoh tetap

memberikan tempat tersendiri dalam perjalanan ilmu pengetahuan, oleh karenanya kajian mengenai tokoh menjadi demikian penting di setiap zamannya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode studi tokoh. Pengkajian Studi tokoh yaitu pengkajian secara sistematis terhadap pemikiran/gagasan seorang pemikir, keseluruhannya atau sebahagiannya. Pengkajian meliputi latar belakang internal, eksternal, perkembangan pemikiran, hal-hal yang diperhatikan dan kurang diperhatikan,kekuatan dan kelemahan pemikiran tokoh, serta kontribusinya bagi zamannya dan masa sesudahnya.37

Dalam penelitian studi tokoh metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif dapat digunakan untuk mengungkap dan memahami sesuatu di balik fenomena yang sedikit pun belum diketahui. Metode ini dapat juga digunakan untuk mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang baru sedikit diketahui, metode kualitatif juga dapat memberi rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif.38

Di samping itu, metode kualitatif dapat dipergunakan untuk menyelidiki lebih mendalam mengenai konsep-konsep atau ide-ide. Konsep dan ide yang pernah ditulis dalam karya-karya tokoh akan dapat dikaji dengan melihat kualitas dari tulisan – tulisannya yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan pemikiran selanjutnya.

37

Syahrin Harahap. Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam. Jakarta dan Medan : Istiqamah Mulya Press. 2006. Hal. 7

38

Anselm Strauss dan Juliet Corbin. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, tata langkah dan teknik-teknik teorisasi data. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2003. Hal. 5


(38)

Pengaruh tersebut tidak hanya dalam perkembangan teori, tetapi juga dalam hal praktek sehingga akan dapat dikatakan apakah pemikiran tokoh tersebut dikatakan ilmiah dan memenuhi kriteria ilmu pengetahuan. Dari pengaruh terhadap perkembangan pemikiran tersebut akan terlihat kekuatan dari pemikiran tokoh tersebut.

Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.39 Penelitian kualitatif mengacu kepada berbagai cara pengumpulan data yang berbeda, yang meliputi penelitian lapangan, observasi partisipan, wawancara mendalam, etnometodologi, dan penelitian etnografi.40 Contohnya dapat berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat dan perilaku seseorang, disamping juga tentang peranan organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif. 41

Penelitian studi tokoh dengan metode kualitatif menelusuri pemikiran melalui karya-karya, peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya karya tersebut dan pengaruh dari karya yang dihasilkan. Data kualitatif terdiri dari kutipan-kutipan orang dan deskripsi keadaan, kejadian, interaksi dan kegiatan. Dengan menggunakan jenis data kualitatif, memungkinkan peneliti mendekati data sehingga mampu mengembangkan komponen-komponen keterangan yang analitis,konseptual dan kategoris dari data itu sendiri.42

Pendekatan kepada data menunjukkan adanya interaksi dengan orang yang sednag diselidiki, pemahaman budaya mereka, termasuk nilai, kepercayaan, pola -pola

39

Ibid., Hal. 4

40

Bruce A. Chadwick,dkk. Social Science Research Methods. Terj. Sulistia, dkk. Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial. Semarang : IKIP Semarang Press. 1991. Hal. 234.

41

Anselm Strauss dan Juliet Corbin. Loc Cit.

42


(39)

perilaku dan bahasa dan usaha merasakan atau mengalami motif dan emosi mereka. Peneliti kualitatif dapat memahami perilaku sosial, karena dia :

... menemukan ”definisi situasi” dari pelakunya yakni persepsinya dan interpretasinya tentang realitas dan bagaimana ini mempengaruhi perilakunya... Akhirnya, agar peneliti sampai pada pemahaman semacam itu, dia harus mampu (meskipun tidak sepenuhnya) memasuki jiwa dan pribadi orang lain. (Schwartz dan Jacobs, 1979: 7-9)43

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dipakai adalah studi dokumentasi. Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi.

Dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen primer, jika dokumen ini ditulis oleh orang yang lamngsung mengalami suatu peristiwa dan dokumen sekunder, jika peristiwa yang dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang ini. Otobiografi adalah contoh dokumen primer dan biografi seseorang adalah contoh dokumen sekunder.

Dokumen dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus (case records) dalam pekerjaan sosial, dan dokumen-dokumen lainnya.44

Dalam penelitian studi tokoh ini, penulis memulai dengan mengumpulkan kepustakaan. Pertama, mengumpulkan karya-karya Anwar Ibrahim secara pribadi maupun karya bersama mengenai gagasan-gagasan pemikirannya, dalam hal ini tentang konsep masyarakat madani. Kemudian karya-karya tersebut dibaca dan ditelusuri lebih dalam lagi.

43

Ibid., Hal. 235

44

Irawan Soehartono. Metode Penelitian Sosial,Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahter aan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2004. Hal. 70-71


(40)

Kedua, penulis menelusuri karya-karya orang lain mengenai Anwar Ibrahim dan mengenai masyarakat madani (sebagai data sekunder).

1.6.3 Teknik Analisa Data

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam analisis data penelitian tokoh. Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah interpretasi. Interpretasi dimaksudkan sebagai upaya tercapainya pemahaman yang benar terhadap fakta (yaitu suatu perbuatan atau kejadian), data (pemberian dalam wujud hal atau peristiwa yang disajikan, atau dalam wujud sesuatu yang tercatat tentang hal, peristiwa, atau kenyataan lain yang dapat dijadikan dasar keterangan sealnjutnya), dan gejala ( sesuatu yang nampak sebagai tanda adanya peristiwa atau kejadian).45

Interpretasi merupakan landasan bagi hermeneutika. Hermeneutika (to interpret) yang berarti menginterpretasikan, menjelaskan, menafsirkan atau menerjemahkan. Zygmunt Bauman menjelaskan bahwa hermeneutik adalah upaya menjelaskan dan menelusuri pesan dan pengertian dasar dari sebuah ucapan atau tulisan yang tidak jelas, kabur, remang-remang dan kontradiksi sehingga menimbulkan keraguan dan kebingungan pendengar atau pembaca.

Sedangkan Richard E. Palmer memahami hermeneutik sebagai proses, menelaah isi dan maksud yang mengejewantah dari sebuah teks sampai ditemukan maknanya yang terdalam dan laten.46

Dalam suatu interpretasi perlu disadari adanya Emik dan Etik. Emik adalah data -data, kalimat-kalimat dan teks, sebagaimana dipahami pemikir yang merupakan perumusan kalimat seorang tokoh terhadap masalah yang dipahaminya. Sedangkan

45

Syahrin Harahap. Op Cit. Hal. 59

46


(41)

Etik adalah pemahaman peneliti terhadap pikiran (data, kalimat, teks dan rumusan) tokoh yang diteliti.47

Dalam penelitian ini, penulis juga memakai metode kesinambungan historis artinya dalam melakukan analisis penulis melihat benang merah yang menghubungkan pemikiran-pemikiran Anwar Ibrahim, baik lingkungan historis dan pengaruh-pengaruh yang dialaminya maupun perjalann\an hidupnya sendiri,karena seorang tokoh adalah anak zamannya.

Untuk melihat latar belakang internal penulis memeriksa riwayat hidup Anwar Ibrahim, pendidikannya, pengaruh yang diterimanya, relasi dengan pemikir-pemikir sezamannya, dan segala macam yang membentuk pengalamannya. Sedangkan untuk melihat latar belakang eksternal, penulis melihat keadaan khusus yang dialami oleh Anwar Ibrahim dari segi ekonomi, politik budaya dan intelektual.

47


(42)

BAB II

BIOGRAFI POLITIK ANWAR IBRAHIM 2.1 Latar Belakang Pendidikan

Anwar Ibrahim dilahirkan dengan nama Anwar bin Datuk Ibrahim Abdul Rahman pada tanggal 10 Agustus 1947 di Cherok Tok Kun, Bukit Martajam, Pulau Pinang. Dari ayah yang bernama Datuk Haji Ibrahim bin Abdul Rahman yang merupakan mantan ahli parlemen dan setiausaha parlemen Kementrian Kesehatan Malaysia dan seorang ibu yang bernama Che Yan Hussein yang merupakan ahli pidato pergerakan Wanita UMNO.48

Anwar Ibrahim bersekolah di Sek Melayu Sungai Bakap, Sek Melayu Cherok Tok Kun dan Sek Ren Stowell, Bukit Mertajam. Setelah berhasil lulus dari SD dengan nilai yang sangat bagus, Anwar terpilih untuk melanjutkan ke Makkah Melayu Kuala Kangsar (MCKK) di tingkatan satu pada tahun 1960. Sewaktu berada di MCKK dari tahun 1960-1966 Anwar Ibrahim telah melibatkan diri dalam perbagai kegiatan yang dianjurkan. Beliau telah mewakili MCKK di dalam pertandingan cerdas cermat antar sekolah. Dan karena sifatnya yang aktif, bijak dan cerdas Anwar Ibrahim dilantik sebagi Ketua Pelajar MCKK.49

Kemudian Anwar melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Malaya pada tahun 1967. Dari tahun 1968 – 1971, sebagai mahasiswa Anwar menjadi presiden dari organisasi pelajar Islam, Persatuan Kebangsaan Pelajar Islam Malaysia (PKPIM) dan Presiden Kesatuan Bahasa Melayu selama masa kuliah.

Pada 13 Mei 1969 pada saat terjadinya peristiwa berdarah yaitu kerusuhan antar etnik yang ada di Malaysia, Anwar Ibrahim memimpin persatuan pelajar dalam usaha mendesak kerajaan menjaga hak dan kepentingan orang Melayu dan umat Islam.

48

Wiki pedia. Anwar Ibrahim. http :/ ms.wikipedia. org/wiki/Anwar_Ibrahim

49


(43)

Beliau telah bertindak bersama Dr. Mahathir Mohammad yang lebih tua 21 tahun darinya menentang Perdana Menteri Tuanku Abdul Rahman. Keberanian Anwar Ibrahim dan semangat pengorbanan menentang kemiskinan masyarakat luar bandar (kota) sangat dikagumi oleh masyarakat Malaysia. Anwar menyatakan bahwa ia dikagumi di dalam dan luar kampus karena tidak ada pelajar indtitusi tinggi sebelumnya yang mempunyai semangat dan keberanian mengkritik kerajaan secara serius demi menegakkan keadilan. 50

Anwar Ibrahim mendirikan Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) pada tahun 1971 dan menjadi presiden organisasi itu sampai tahun 1982. Kemampuan Anwar Ibrahim sebagai pemimpin dapat dilihat dari usaha beliau mendirikan dan memimpin Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) sehingga menjadi sebuah organisasi baru yang berpengaruh dan diterima oleh masyarakat dalam usahanya mendaulatkan Islam sebagai ’ad din –satu cara hidup. ABIM pada masa awal pendiriannya telah menarik minat orang sebanyak 50000 orang untuk ikut serta didalamnya. Keahlian ABIM ini adalah yang kedua terbanyak setelah pemuda UMNO. Anwar Ibrahim mempunyai pikiran dan perhatian yang tajam dan gaya pidato yang dikagumi banyak orang termasuk masyarakat antarbangsa. ABIM dibawah kepemimpinan Anwar telah muncul menjadi organisasi yang terkenal karena sikapnya menentang ketidakadilan dalam kerajaan dan juga diluar negara. 51

Beliau juga terpilih sebagai Presiden dari Majelis Belia Malaysia (MBM). Beliau dikenal baik diantara mahasiswa sebagai pemimpin gerakan, dan memberikan inspirasi dan sebagai simbol dari gerakan Mahasiswa di Malaysia, khususnya di

50

Ibid.,

51


(44)

wilayah tenggara.52 Ketika di Universitas, Anwar Ibrahim dikenal sebagai pemimpin gerakan pelajar yang memperjuangkan keadilan sosial dalam masyarakat Malaysia.

Pada tahun 1971 Anwar Ibrahim menerima Ijazah Sarjana Muda di bidang Sastera dari Universiti Malaya.

2.2 Pendirian ABIM

Angkatan Belia Islam Malaysia atau ABIM didirikan pada tahun 1971. ABIM merupakan hasil pergumulan berbagai peristiwa,isu,dan kepedulian dalam periode pasca-1961 yang memupuk semangat kebangkitan agama pada umumnya dan memobilisasi pemuda pada khususnya. Dibawah kepemimpinan karismatis Anwar Ibrahim,yang menjabat presiden organisasi itu sejak 1974 hingga pengunduran dirinya pada 1982,ABIM menjadi gerakan Islam terkemuka pada 1970-an dan awal 1980-an,yang anggotanya terus bertambah hingga 35.000 orang.

Anwar kemudian mencerminkan profil kebanyakan anggota ABIM,muda, berpendidikan sekular atau Barat (Anwar belajar di University of Malaya yang menggunakan bahasa Inggris dan terpengaruh Inggris),dari kelas menengah yang

tengah berkembang, dan selama pendidikannya di Univeristas ”berpaling” kepada

Islam sebagai pilihan alternatif religio-budaya modern atas pembaratan dan sekuralisme, dan atas Islam konservatif atau tradisionalis peninggalan generasi yang lebih tua. Bertentangan dengan kelompok elite yang lebih berkiblat ke Barat, ABIM menegaskan bahwa Islam menawarkan identitas dan jalan hidup yang lebih membumi dan asli, yang menggabungkan kepatuhan pada ritual agama dan semangat reforma si sosial dan ekonomi. Orientasi Islam ABIM lebih cenderung pada reformasi modern daripada upaya kembali pada kemurnian Islam versi ulama tradisionalis dan juga PAS. Anwar terbukti tampil sebagai seorang pemimpin yang karismatis dan kuat,

52


(45)

cemerlang, berpengetahuan luas, orator ulung (kepribadiannya menawan dengan selera humor yang baik), enerjik,memiliki kemampuan organisasional dan strategis,serta berorientasi akomodatif. Peranan dan kedudukannya yang begitu menentukan terlihat dari prestasi-prestasi ABIM selama kepemimpinannya. ABIM menjadi gerakan dakwah terkemuka yang paling efektif dan paling berhasil secara politis pada 1970-an dan awal 1980-an.53

ABIM bukan sebuah partai politik. Apolitis dalam teorinya, misi dan cita -citanya adalah menyebarkan Islam dan menghidupkan kembali komunitas Muslim di Malaysia melalui khutbah, komunikasi,dan pendidikan. ABIM adalah sebuah gerakan Islam yang akan terus berjuang menegakkan Islam dengan tuntunan prinsip-prinsip Islam melalui dakwah dan tarbiyah (pendidikan). Audiens ABIM adalah orang muslim dan juga non muslim. Ia berupaya menyeru orang-orang yang terlahir sebagai Muslim untuk kembali kepada Islam, yaitu menjadi Muslim yang lebih taat dan ia juga berusaha menarik orang-orang non muslim. ABIM, melalui berbagai program (semisal seminar dan konferensi) dan publikasi, termasuk kaset-kaset audio, berusaha menumbuhkan suatu generasi pemimpin baru yang lebih sadar akan ajaran Islam, yaitu para pemimpin yang berpendidikan modern dan berorintasi Islam. Ia mendirikan sekolah-sekolah yang menggabungkan pendidikan modern dan keagamaan mempersiapkan para pelajarnya untuk menghadapi ujian negara dan tugas-tugas lain. ABIM mengorganisasikan para mahasiswa yang belajar di luar negeri dan memobilisasi para pelajar serta profesional muda Muslim di dalam negeri untuk menyebarkan Islam di Malaysia dan menjalankan reformasi sosio-ekonomi.54

Visi Islam universal ABIM (dakwah kepada kaum Muslim dan non Muslim) membuatnya bersikap kritis terhadap pengertian-pengertian sempit mengenai identitas

53

John L.Esposito dan John O.Voll. Demokrasi di Negara-Negara Muslim. Bandung : Mizan. 1999. Hal.174

54


(46)

Melayu –Muslim. Anwar Ibrahim selaku tokoh ABIM mengecam

komunalisme,rasisme,dan sektarianisme. ”Islam menganggap diskriminasi sebagai

tindak kejahatan sebab hal itu bertentangan dengan seruan Islam untuk menyatukan

komunitas-komunitas yang berbeda dan mendorong terciptanya

toleransi,persahabatan,dan saling menghargai diantara sesama manusia”. Karena

kepekaannya terhadap pelaksanaan syariat disertai pula dengan kecaman terhadap rasisme.

Walaupun ABIM belum menyuarakan untuk mendirikan negara Islam namun ABIM sangat gencar meneriakkan penegakan syariat Islam di Malaysia. ABIM menyatakan bahwa berdirinya sebuah negara Islam akan mendorong bukan menghambat perkembangan demokrasi di Malaysia. Anwar Ibrahim dengan tegas menekankan bahwa dia memilih masyarakat yang demokratis dan multiras.

”Masyarakat masa depan harus lebih memiliki komitmen dan pemahaman yang lebih baik mengenai perjuangan Islam, dengan tujuan menciptakan masyarakat yang adil, masyarakat yang menghargai hak asasi manusia...suatu kebijakan nasional yang menjamin keadilan nyata untuk semua orang ...Islam sangat menjunjung tinggi hak asasi kelompok minoritas, kebebasan untuk beribadah...dengan sistem ekonomi yang adil yang akan menghapuskan perbedaan kelas dan menghilangkan kesadaran komunal yang sempit”.

2.3 Karir Politik Anwar Ibrahim

Anwar Ibrahim telah berperan dalam menjaga hak dan kepentingan orang Melayu dan umat Islam ketika terjadinya peristiwa 13 Mei 1969 di Malaysia dan bekerjasama dengan Mahathir Mohammad menentang Perdana Mentri Tuanku Abdul Rahman.


(47)

Anwar Ibrahim mulai bersentuhan dengan politik semenjak beliau duduk di bangku kuliah. Ketika di Universitas, Anwar Ibrahim dikenal sebagai pemimpin yang militan. Pada tahun 1971, Anwar Ibrahim membentuk Angkatan Belia Islam Malaysia dan menjadi presiden organisasi itu hingga tahun 1982. Selain itu beliau aktif dalam kegiatan organisasi non-pemerintah termasuk Majlis Belia Malaysia. Dalam keadaan krisis ekonomi di negerinya tahun 1970-an dan jatuhnya harga karet yang merupakan tulang punggung ekonomi Malaysia saat itu, Anwar Ibrahim meneriakkan isu kemiskinan dan memimpin demonstrasi anti-kemiskinan di Baling dalam tahun 1974 yang menyebabkannya ditahan dibawah ISA (Internal Security Act) selama 2 tahun.

55

Kepemimpinan dan kecendekiawanannya telah diakui di tingkat Internasional sehingga menerima anugerah Medali Ulama Eqbal Seratus Tahun dari presiden Pakistan Zia Ul-Haq pada tahun 1970 dan mendapat penghormatan menjadi Anggota Kelompok Penasehat Muda PBB pada tahun 1973. Organisasi ini muncul menjadi organisasi yang kemudian populer karena sikapnya menentang ketidakadilan dalam negeri dan juga di dunia Internasional. Beliau telah menunjukkan sifat kepemimpinannya dengan menyatukan penduduk Malaysia yang multietnis dan pluralis dengan menjadi pengurus Jawatankuasa Penyelaras Akta 1981 untuk menentang Akta Pindaan Pertubuhan 1981 yang dianggap menimbulkan ketidakadilan yang melanggar prinsip Islam dan demokrasi. Dalam perjalanannya, Anwar telah berhasil menyatukan 48 organisasi dari berbagai aliran dan bangsa seperti Persatuan Pertubuhan Malaysia, Pusat Profesional Malaysia, ALIRAN, Persatuan Penggna Pulau Pinang dan Majlis Peguam Malaysia, sehingga menyebabkan pihak pemerintah

55


(48)

mengadakan pembicaraan dengan lembaga tersebut dan mengkaji Akta Pertubuhan tersebut.56

Dalam menyikapi perkembangan internasional, beliau menentang invasi Rusia terhadap Afghanistan dalam tahun 1979 dimana ABIM telah mengadakan demonstrasi dihadiri sejumlah 40000 orang untuk menentang invasi menghantar utusan yang diketuai Anwar ke kedutaan Rusia. Utusan itu berhasil meyakinkan pihak kedutaan Rusia akan kesan buruk tindakan Rusia di Afghanistan di mata Internasional. 57

Kiprah politik Anwar Ibrahim tidak hanya diakui di tingkat nasional tetapi juga di tingkat Internasional. Di peringkat Internasional Anwar Ibrahim dilantik sebagai Presiden UNESCO (1989-1991) dan menjadi salah seorang pendiri Institut Pemikiran Islam Antarabangsa (IIIT) di Washington.

Di dalam negeri karir politik Anwar Ibrahim terus mengalami perkembangan, ini dimulai pada tahun 1982, Anwar bergabung dalam United Malays National Organisation (UMNO), dibawah pimpinan Mahathir Mohammad yang menjadi Perdana Mentri pada tahun 1981. Masuknya Anwar Ibrahim ke dalam UMNO memperoleh kritik pedas dari rekan-rekannya di ABIM, juga mendapat protes dari petinggi-petinggi PAS,karena mereka berharap Anwar Ibrahim dapat berjuang bersama-sama dengan PAS. Dinilai bahwa Anwar Ibrahim lebih pantas bergabung dengan PAS karena mempunyai misi yang sama untuk menegakkan Islam dalam politik Malaysia. Bahkan pemimpin PAS ketika itu, Mohd Asri Haji Muda bersedia mengundurkan diri supaya Anwar mau bersama-sama dengan PAS. Namun, Anwar tetap memilih UMNO karena menurutnya UMNO berjanji memberi dia peluang untuk menegakkan Islam, Keadilan, pemberantasan korupsi, membela nasib rakyat, mengangkat taraf hidup rakyat miskin.

56

Ibid.,

57


(1)

reformasi inilah masyarakat madani yang diimpi-impikan mulai menemukan titik terang untuk bisa diterapkan di Malaysia.

Pasca reformasi disuarakan oleh Anwar Ibrahim dan para pendukungnya,banyak bermunculan organisasi-oraganisasi non pemerintah seperti LSM-LSM yang berusaha untuk menegakkan keadilan di Malaysia dan menjadi salah satu faktor pembentuk masyarakat madani.

Harapan untuk mewujudkan masyarakat madani di Malaysia semakin besar dengan semakin terbukanya keran kebebasan walaupun masih dalam batas-batas yang ditentukan pemerintah. Namun pers sudah mulai lebih terbuka,hukum sudah mulai bisa mandiri,kaum intelektual semakin bertambah dengan semakin majunya pembangunan pendidikan di Malaysia,dan juga semakin majunya pembangunan ekonomi menyebabkan kesenjangan masyarakat Malaysia semakin berkurang. Walaupun begitu penyakit kronis dari masa lampau belum dapat terobati yaitu korupsi.

4.2 SARAN

Dengan demikian,diharapkan pemerintah Malaysia dapat lebih serius menangani masalah korupsi yang melanda Malaysia,seluruh elemen pemerintahan dapat menjaga keseimbangan untuk menegakkan hukum yang sehat dan demokrasi. Masyarakat juga harus mengontrol kinerja pemerintah agar tidak bertentangan dengan kehendak masyarakat madani.


(2)

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Baso, Ahmad. Civil Society Versus Masyarakat Madani.Bandung : Pustaka Hidayah.1999

Bedlington, Stainley S. Proses Politik di Malaysia dalam Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta: Gajah mada University Press. 2001.

Chadwick, Bruce A,dkk. Social Science Research Methods. Terj. Sulistia, dkk. Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial. Semarang : IKIP Semarang Press. 1991

Culla, Adi Suryadi. Masyarakat madani : Pemikiran, Teori dan Relevansinya dengan cita-cita Reformasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 1999.

Esposito, John L. dan John O.Voll. Demokrasi di Negara -Negara Muslim. Bandung : Mizan. 1999.

Harahap, Syahrin. Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam. Jakarta dan Medan : Istiqamah Mulya Press. 2006.

Heri, Zulfan. Suara Reformasi dari Negeri Jiran. Pekan Baru : UNRI Press:2001. Ibrahim,Anwar. Renaissans Asia, Gelombang Reformasi di Ambang Alaf Baru.

Bandung: Mizan. 1998.

Manan, Munafrizal. Gerakan Rakyat Melawan Elite. Yogyakarta: Resist Book.2005 Mas’oed, Mochtar dan Colin Mac Andrews. Perbandingan Sistem Politik.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 2001.

Nata, Abuddin . Metodologi Studi Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2000. Prasetyo, Hendro .dkk. Islam dan Civil Society, pandangan muslim Indonesia.


(3)

Rahardjo,M. Dawam Masyarakat Madani,Agama,Kelas Menengah dan Perubahan Sosial. Jakarta : LP3ES. 1999.

Salleh bin Abas, Dato’ Mohammad. Prinsip Per lembagaa n dan Pemerintahan di Malaysia. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. 1968.

Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial,Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2004

Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, tata langkah dan teknik-teknik teorisasi data. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2003 Suhelmi, Ahmad. Pemikiran Politik Barat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

2001

Taufik, Ahmad,dkk. Metodologi Studi Islam, Suatu Tinjauan Perkembangan Islam Menuju Tradisi Islam baru. Malang: Bayu Media Publishing. 2004 Tim ICCE UIN Jakarta. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani.

Jakarta : Prenada Media. 2003.

Tim MAULA (Ed). Jika Rakyat Berkuasa : Upaya Membangun Masyarakat Madani dalam Kultur Feodal. Bandung : Pustaka Hidayah. 1999

Usman, Husani dan Purnomo. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung : Bumi Aksara. 2004.

TESIS

Warjio. Per juangan Ideologi Islam Dua Parti Politik: Ka jian Kes Masyumi (Indonesia) dan Parti Islam Semalaysia (PAS) 1945-1969. Universitas


(4)

JURNAL

Warjio. Hubungan Pemilu,Kerusuhan Etnik dan Partai Islam: Studi Kasus Parta i Islam seMalaysia. Dalam Politea. Jurnal Ilmu Politik.Medan : Jurusan Ilmu Politik FISIP USU. 2005.

INTERNET

Ghazali, Mohd. Rumaizuddin. Malaysia Demokrasi Islam? Pengamalan Demokrasi di Malaysia. http://www.abim.org.my/madani/content/view/130/2/ Diakses pada tanggal 26 Februari 2008/

Hamdan, Mohd. Rizal. Aplikasi Politik Islam di Malaysia : Halangan dan Cabaran. http://www. Khairuummah. Com/index.php?option=com_content & task=view &id=197&itemid=iod. Rabu, 2 May 2007

Hadi, Syamsul. Makna Kebebasan Anwar Ibrahim.

http://www2.kompas.com/kompascetak/0409/04/opini/1248240.htm. Hamiwanto,Saiful,dan M,Ali Said JSD. Masyarakat Madani, Mimpi La ma, Judul

Baru. http://www.mail-archive.com/islam@ssi l. Ssi. Global. Sharp.co.jp/msg00070.html. diakses pada tanggal 25 Februari 2008 Harian Online. Masyarakat Madani modern: dimana Permulaannya?.

http://161.139.39.251/akhbar/islam/1996/bh96927.htm. diakses pada

tanggal 25 Februari 2008.

Hamiwanto, Saiful,dan M,Ali Said JSD. Op Cit.. http://www.mail-archive.com/islam@ssi l. Ssi. Global. Sharp.co.jp/msg00070.html. Halimah, Siti. Membentuk Masyarkat Madani yang Demokratis,Harmonis dan


(5)

Partisipatif.http://jariksumut.wordpress.com/2007/08/31/membentuk-masyarakat-madani-yang -demokratis-harmonis-dan-partisipatif/ tanggal 31 Agustus 2007

Ibrahim, Anwar. Masyarakat Madani vs masyarakat Sivil. http://syaitan. Wordpres. Com/2007/05/21/anwar-ibrahim-masy-madani-vs-masy-sivil/. 21 May 2007

Ibrahim,Anwar from Wikipedia. http:/en.wikipedia.org/wiki/Anwar Ibr ahim. 2 September 1998

Latif, Yudi dan Edwin Arifin. Anwar Ibrahim: Insan Universalis. http://koran tempo.com/korantempo/2004/12/05/Ide/krn,20041205,56.id.html

Putra, Rusdy Setiawan Masyarakat Madani, Barat, dan Islam. http://jurnalnasional.com/?med=Koran%20Harian&sec=Opini&rbk=&id =29623. Senin, 7 Januari 2008. Diakses pada 13 Januari 2008

Wiki pedia. Anwar Ibrahim. http :/ ms.wikipedia. org/wiki/Anwar_Ibrahim

Mahusin,Baharom. Kisah Luka Politik. http://arkib_terpilih .tripod.com/petikan5.htm. 18 Februari 2008

Miharbi, Surdi .Anwar Ibrahim. http://members.tripod.com/SurdiMiharbi/anwr2.html Rahman, Nazim Abdul. Anwar dan Masa Depan Malaysia.

http://www.malaysia.net/lists/sangkancil/19999-07/msg00940.html Rosyadi, Imron. KAMMI,Masyarakat Madani dan Agenda -agenda Gerakan

Mahasiswa.http://www.kammi.or.id/last/lihat.php?d=materi&do=view&i d=44. 1 Maret 2003. Diakses pada tanggal 25 Februari 2008.

Rustam. Par ti Keadilan Rakyat : Kesinambungan Perjuangan Rakyat. http://lokakarya-rustam.blogspot.com/2007/04/parti-keadilan


(6)

-rakyat-Sahrasad, Herdi. Karena Anwar Ibrahim atau Gesekan Politik Etnis. http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail c&id=326669

Suito, Deny. Membangun Masyarakat Madani. http://www.cmm.or.id/cmm-ind_more.php?id=A2342_0_3_0_M. Tanggal 28 July 2006