33
presentasi di hadapan pengiklan untuk memperoleh hasil kerja yang optimal, yaitu untuk sebuah biro iklan.
Sebuah proses komunikasi akan dapat berjalan dengan baik dan lancar, apabila dalam pembuatan iklan mempertimbangkan elemen-elemen yaitu:
1
Atention
perhatian: apa yang disajikan oleh pengiklan mampu menarik perhatian khalayak atau masyarakat misalnya bahasa yang digunakan atau
produk barang tersebut manarik. 2
Interest
minat: pengiklan hendaknya teliti membuat bagaimanakah minat masyarakat terhadap barang yang diiklankan. Hal ini didasarkan pada
masa atau era yang ada pada saat itu. 3
Demand
kebutuhankeinginan: pengiklan mampu melihat kebutuhan atau keinginan masyarakat pada waktu itu. Apakah barang atau jasa yang
ditawarkan sesuai dengan keinginan atau seperti apa yang diharapkan masyarakat.
4
Action
tindakan: iklan yang ditampilkan mampu mempengaruhi calon pembeli sehingga dengan sendirinya akan muncul tindakan konsumen
untuk memutuskan apakah akan membeli atau tidak Rachmadi, 1993: 34. Berdasarkan uraian di atas, dapat kita ketahui elemen-elemen apa saja
yang harus dipertimbangkan, agar iklan yang dibuat merupakan proses komunikasi yang berjalan dengan baik dan lancar. Untuk maksud tersebut,
pengiklan diharapkan dapat mengelaborasi berbagai elemen yang ada.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian sebelumnya yang dinilai relevan antara lain: 1.
Ali Kusno 2004 dalam skripsinya yang berjudul ”Asosiasi Pornografi Pada Iklan di Televisi
”. Dalam skripsinya tersebut, disimpulkan beberapa karakteristik iklan-iklan yang berasosiasi pornografi di televisi yaitu meliputi:
1 bentuk dan wujudnya; 2 pemakaian tanda verbal linguistik menggunakan bahasa sehari-hari yang menunjukkan keintiman hubungan dan memiliki
makna asosiatif dan reflektif dan pemakaian tanda verbal paralinguistik dengan vokal bibir bintang iklan yang sensual dan gestur yang mengarah pada
asosiasi pornografi; 3 pemakaian tanda nonverbal dengan gerakan tubuh bintang iklan yang begitu erotis; 4 pemakaian tanda
fashions
dengan model pakaian yang minim dan ketat memperlihatkan sensualitas tubuh; 5
34
pemakaian tanda lingkungan dengan adanya benda-benda yang kaitannya dengan fisiologi seks.
2. Desy Dyah Astuti 2006 dengan judul skripsi “Analisis Makna Emotif dan
Gaya Bahasa Iklan di Televisi Studi Kasus di Wilayah Surakarta ”. Dalam
penelitiannya tersebut Desy menyimpulkan bahwa: 1 terdapat makna emotif pada tayangan iklan di televisi, yaitu makna emotif positif dan makna emotif
negatif; 2 jenis gaya bahasa yang dijumpai dalam iklan di televisi meliputi gaya bahasa repetisi, simile, hiperbola, asindenton, erotesis, litotes, klimaks,
asonansi, sinekdok, koreksio, aliterasi, eponim, dan pleonasme. Gaya bahasa yang mendominasi pada iklan tersebut adalah gaya bahasa repetisi
penggunaan gaya bahasa perulangan ini bermaksud untuk menekankan bagian penting dari produk yang ditawarkan sehingga dapat memudahkan
produk tersebut diingat oleh pemirsa. Penelitian yang dilakukan penulis kali ini memiliki perbedaan dengan
penelitian sebelumnya meski objek yang dikaji sama yaitu iklan di televisi. Perbedaan tersebut menghadirkan sesuatu yang baru yaitu penulis mencoba
menganalisis pemakaian gaya bahasa serta tanggapan masyarakat terhadap bahasa yang digunakan pada tayangan iklan produk kecantikan perawatan kulit wajah di
televisi.
C. Kerangka Berpikir