Implementasi Kebijakan Publik KEBIJAKAN PERUM PERHUTANI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN SARADAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT

xxxix Formasi kebijakan publik yang baik berorientasi pada implementasi dan evaluasi. Sebab, seringkali para pengambil kebijakan beranggapan bahwa formulasi kebijakan publik adalah sebuah uraian yang sarat pesan ideal dan normatif tapi tidak membumi. Padahal sebuah formulasi kebijakan publik yang baik itu adalah sebuah uraian atas kemantapan pembacaan realitas sekaligus alternatif solusi yang fleksibel terhadap realitas, kendati pada akhirnya tidak sepenuhnya presisi dengan nilai-nilai ideal normatif. Itu tidak masalah asalkan kebijakan publik itu presisi dengan realitas di lapangan T. Saiful Bahri. Hasel Nogi S. Tangkilisan, Mira Subandini, 2004 : 61-62. Menurut Don K. Price dalam Solichin Abdul Wahab, 2004 : 58 menyebutkan bahwa yang bertanggung jawab dalam proses pembuatan kebijakaan publik adalah para pihak antara lain kelompok ilmuan, pemimpin, organisasi profesional, para administrator dan para politikus. Teori kebijakan publik diperlukan karena Perum Perhutani yang telah ditunjuk oleh pemerintah melalui PP No. 53 Tahun 1999 tentang Perum Perhutani guna mengelola sumber daya hutan di pulau Jawa sehingga dengan demikian maka segala tindakan Perum Perhutani dalam melaksanakan tugasya mengelola sumber daya hutan di pulau Jawa dapat disebut sebagai kebijakan publik sekalipun Perum Perhutani sendiri berbentuk Perusahaan Umum

2. Implementasi Kebijakan Publik

Berdasarkan definisi kebijakan publik diatas maka pada dasarnya kebijakan publik memiliki implikasi sebagai berikut : 1. Bahwa kebijakan publik itu bentuk awalnya adalah penetapan tindakan pemerintah. 2. Bahwa kebijakan publik tersebut tidak cukup dinyatakan dalam bentuk teks-teks formal belaka namun juga harus dilaksanakan atau diimplementasikan secara nyata. xl 3. Bahwa kebijakan publik tersebut pada hakekatnya harus mempunyai tujuan-tujuan dan dampak-dampak, baik jangka pendek maupun jangka panjang yang telah di pikirkan secara matang terlebih dulu. 4. Dan pada akhirnya seluruh proses yang ada diatas di peruntukkan bagi pemenuhan kepentingan masyarakat Muchsin Fadillah Putera, 2004 : 28 Dari empat hal diatas yang penting adalah poin terakhir, yakni keterkaitan antara kebijakan publik dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, sebab pada fokus ini kita dapat melihat secara sangat sensitif tentang alasan keberadaan dari pada kebijakan publik tersebut. Kenyataan bahwa sebuah kebijakan publik sebagai sarana pemenuhan kebutuhan masyarakat, itu berarti bahwa ukuran sukses tidaknya sebuah kebijakan publik bergantung pada penilaian masyarakat, bila masyarakat menilai bahwa kebutuhannya telah terpenuhi maka dengan sendirinya kebijakan publik itu akan dianggap telah menjalankan fungsinya dengan sukses. Namun sebaliknya, bila oleh kebijakan publik tersebut masyarakat merasa bahwa kebutuhan dan kepentingan tidak terpenuhi, atau bahkan dirugikan, maka dengan sendirinya masyarakat akan menganggap bahwa kebijakan publik tersebut tidaklah sukses atau gagal. Berbicara tentang kinerja dari suatu kebijakan publik, pada dasarnya juga berbicara tentang bagaimana proses yang ada di dalam keseluruhan dimensi kebijakan publik itu, yaitu baik pada formulasi, implementasi maupun evaluasinya. Dalam hal ini sesungguhnya sedang diteliti dinamika internal adalah berkaitan dengan bagaimana struktur, organisasi maupun orang-orang yang ada di dalam proses kebijakan publik itu bekerja. Dalam melihat kenerja ini maka mau tidak mau akan dilihat pula sampai sejauh mana efektifitas efisiensi dan produktifitas dari elemen-elemen yang ada di dalam proses kebijakan publik tersebut. Pada saat membicarakan hasil out put dari xli sebuah kebijakan publik artinya adalah segala apa yang ada pada proses kebijakan publik tersebut diharapkan akan menghasilkan sebuah produk tertentu. Selanjutnya apakah hasil yang di capai melalui proses internal sejalan dengan apa yang dikehendaki oleh masyarakat atau belum, hal inilah yang dimaksud dengan dampak out come . Kebijakan publik pada akhirnya harus dapat memenuhi kebutuhan dan mengakomodasi kepentingan masyarakat. Oleh karena itu penilaian akhir dari sebuah kebijakan publik adalah pada masyarakat. Hanya saja seringkali antara dua konsep tersebut out put dengan out came tidaklah selamanya seiring sejalan. Terkadang sebuah proses kebijakan publik yang ada telah mencapai hasil out put yang ditetapkan dengan baik, namun tidak memperoleh respon atau dampak out came yang baik dari masyarakat atau kelompok sasarannya. Sebaliknya, ada sebuah kebijakan publik yang pada dasarnya tidaklah maksimal dalam mencapai hasil yang telah ditetapkan, namun dampaknya cukup memuaskan bagi masyarakat secara umum Muchsin dan Fadillah Putra, 2002 : 29-34.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan kebijakan Publik Nigrro and

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERUM PERHUTANI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN (Studi Di Wilayah Perum Perhutani KPH Malang)

1 8 17

Penggunaan Teknik Kriteria Ganda Dalam Pemilihan Metode Pengaturan Hasil Pada Tingkat Kesatuan Pengelolaan Hutan (Studi Kasus Pada Tiga Kesatuan Pemangkuan Hutan Perum Perhutani)

1 11 152

Upaya Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Barat dalam Mengurangi Laju Kerusakan Hutan

9 49 120

Pengelolaan hutan lindung bersama masyarakat di kesatuan pemangkuan hutan perhutani Bandung Selatan analisis perilaku ekonomi rumahtangga

0 16 440

Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui pendekatan kelompok kasus pengelolaan hutan bersama masyarakat pada areal hutan produksi Perum Perhutani Unit I Provinsi Jawa Tengah

3 81 325

Partisipasi Masyarakat Desa Hutan dalam Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di KPH Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

0 9 114

Analisis Efektivitas Kelembagaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara Jawa Barat

4 28 104

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) PERUM PERHUTANI BAGIAN KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN TEMANGGUNG DALAM RANGKA PELESTARIAN HUTAN LINDUNG DI GUNUNG SUMBING SINDORO

2 11 67

PEMBERIAN HAK KELOLA LAHAN OLEH PERHUTANI KEPADA MASYARAKAT DESA HUTAN MELALUI PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI PERUM PERHUTANI KPH BLORA.

0 0 1

PELESTARIAN HUTAN MELALUI PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DI BAGIAN KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN (BKPH) SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN.

0 0 3