Infiltrasi dan Permeabilitas Tanah Sebagai Indikator Fungsi Hidrologi

commit to user 8 Sub DAS Samin, merupakan anak Sungai Bengawan Solo Hulu, Propinsi Jawa Tengah, merupakan salah satu contoh daerah yang mengalami kerusakan lingkungan yang serius Nugraha dkk., 2006 cit. Dewi dkk., 2008; Nugraha dkk., 2007 cit. Dewi dkk., 2008. DAS Samin merupakan salah satu dari 8 delapan sub DAS lain yang memberi input air ke badan sungai Bengawan Solo Hulu Ahmad, 2008 cit. Dewi dkk., 2008. DAS Samin ini meliputi wilayah seluas 32.378,79 ha, dengan bagian hulu dari lereng Gunung Lawu sebelah barat, melalui wilayah Kabupaten Karanganyar, dan bagian hilir di sebagian wilayah Sukoharjo Nugraha dkk., 2006 cit. Dewi dkk., 2008. Sebagian besar daerahnya merupakan kawasan hutan lindung yang terletak di bagian barat Gunung Lawu, namun telah banyak mengalami konversi menjadi lahan pertanian dan permukiman. Sebagian besar penduduk di DAS Samin mengandalkan sumberdaya alam sebagai sumber mata pencahariannya Nugraha dkk., 2006 cit. Dewi dkk., 2008; Nugraha dkk., 2007 cit. Dewi dkk., 2008.

B. Infiltrasi dan Permeabilitas Tanah Sebagai Indikator Fungsi Hidrologi

Tanah Hubungan antara tutupan lahan oleh pohon baik secara penuh dalam bentuk hutan alam maupun tutupan sebagian seperti agroforestri dengan fungsi hidrologi dapat dilihat dari daya sangga DAS terhadap debit puncak pada berbagai skala waktu. Peran sistem penggunaan lahan terhadap fungsi hidrologi pada suatu bentang lahan lansekap dapat dinilai dari laju infiltrasi dan permeabilitas tanah yang berhubungan dengan kondisi fisik tanah Van Noordwijk et al., 2004. Infiltrasi adalah proses masuknya air ke dalam tanah yang umumnya melalui aliran ke bawah yang menembus sebagian atau seluruh permukaan tanah. Laju proses masuknya air, relatif mempercepat penambahan air, menentukan banyaknya air yang akan masuk ke dalam zona perakaran, dan besarnya limpasan air permukaan Hillel, 1998. commit to user 9 Permeabilitas merupakan suatu ukuran kemudahan aliran melalui suatu media berpori. Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan dengan koefisien permeabilitas k. Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya. Jika tanahnya berlapis-lapis, permeabilitas untuk aliran sejajar lebih besar dari pada permeabilitas untuk aliran tegak lurus. Lapisan permeabilitas lempung yang bercelah lebih besar dari pada lempung yang tidak bercelah Pasaribu, 2005. Menurut klasifikasi Booker Agriculture International BAI, kisaran nilai optimum laju infiltrasi untuk permukaan tanah yang teririgasi adalah 0,7 sampai 3,5 cm.jam -1 , walaupun kisaran normalnya nilai optimum laju infiltrasi 0,3 sampai 6,5 cm.jam -1 Landon, 1984 cit. Mardiastuning, 2003. Klasifikasi laju infiltrasi tanah menurut BAI tertera pada Tabel 1. Tabel 2.1 Kategori Infiltrasi oleh BAI Kelas Kategori infiltrasi Laju infiltrasi cmjam 1 Sangat lambat 0,1 2 Lambat 0,1 – 0,5 3 Agak lambat 0,5 – 2,0 4 Sedang 2,0 – 6,0 5 Agak cepat 6,0 – 12,5 6 Cepat 12,5 – 25,0 7 Sangat cepat 25,0 Sumber : Landon, 1984 dalam Mardiastuning, 2003 Menurut Purwowidodo 1992, kisaran nilai pengharkatan permeabilitas tanah tertera pada Tabel 2. commit to user 10 Tabel 2.2 Pengharkatan permeabilitas tanah Kelas Kategori infiltrasi Permeabilitas cm 2 jam 1 Sangat lambat 0,125 2 Lambat 0,125 – 0,50 3 Agak lambat 0,50 – 2,00 4 Cukup 2,00 – 6,50 5 Cukup cepat 6,50 – 12,50 6 Cepat 12,50 – 25,00 7 Sangat cepat 25,00

C. Peran Pohon Dalam Mempengaruhi Infiltrasi dan Permeabilitas Tanah