Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hutan dengan tajuk yang rapat dan berlapis-lapis, perakaran yang intensif dan dalam serta lapisan seresah yang ada di permukaan tanah berfungsi sebagai penjaga keseimbangan sistem hidrologi. Peningkatan konversi hutan menjadi lahan pertanian dan pemukiman dalam beberapa tahun terakhir ini mengindikasikan terjadinya perubahan kemampuan lahan dalam menjaga keseimbangan sistem hidrologi dan pengendali erosi pada berbagai daerah di Indonesia. Salah satu contoh daerah yang mengalami kerusakan lingkungan akibat alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian dan pemukiman adalah DAS Samin, yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo Hulu, Propinsi Jawa Tengah Nugraha dkk., 2006 cit. Dewi dkk., 2008; Nugraha dkk., 2007 cit. Dewi dkk., 2008. Degradasi fungsi hidrologi di daerah tersebut ditunjukkan dengan tingginya erosi dan longsor tanah. Laju erosi tanah di DAS Samin mencapai 250 ton ha -1 th -1 dengan kategori sangat berat, dan banyak kejadian longsor tebing di beberapa tempat di Kabupaten Karanganyar pada bulan Desember 2007 hingga Maret 2008 Nugraha dkk., 2006 cit. Dewi dkk., 2008; Nugraha dkk., 2007 cit. Dewi dkk., 2008. Salah satu penyebab terjadinya erosi atau longsor di wilayah DAS Samin adalah penurunan sifat fisik tanah, berupa rusaknya struktur tanah. Kerusakan struktur tanah umumnya dimulai oleh terbentuknya lapisan seal dan kerak crust di permukaan tanah surface sealing dan crusting . Akibat dua keadaan tersebut dapat menyebabkan pengurangan laju infiltrasi tanah dan permeabilitas tanah. Selanjutnya, penurunan laju infiltrasi dan permeabilitas tanah tanah dapat mengurangi ketersediaan air dalam tanah, meningkatkan jumlah dan laju aliran permukaan dan pada akhirnya meningkatkan bahaya erosi pada tanah. Fungsi hidrologi dapat diestimasi berdasarkan laju infiltrasi dan permeabilitas tanah. Infiltrasi merupakan proses masuknya air dari permukaan commit to user 2 ke dalam tanah, umumnya melalui permukaan tanah dan secara vertikal. Infiltrasi berpengaruh pada saat mulai terjadinya aliran permukaan dan juga berpengaruh terhadap laju aliran permukaan run off Kurnia et al. , 2006. Permeabilitas tanah adalah sifat yang menyatakan laju pergerakan suatu zat cair di dalam tanah melalui suatu media berpori makro maupun mikro baik di daerah vertikal maupun secara horizontal Lestari, 2008. Infiltrasi dari segi hidrologi penting, karena hal ini menandai peralihan dari air permukaan yang bergerak cepat ke air tanah yang bergerak lambat dan air tanah. Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air. Struktur dan tekstur dan unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan laju permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi akan menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan laju air aliran Pasaribu, 2005. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap laju infiltrasi dan permeabilitas tanah antara lain adalah karakteristik individu pohon dan sifat- sifat tanah. Karakteristik individu pohon dapat dipilahkan menjadi tiga bagian, meliputi: 1 karakteristik tajuk atau bagian atas tanaman yang meliputi bentuk, tinggi, dan lebar tajuk, jumlah cabang, serta Indeks Kepadatan Tajuk IKT Budiastuti, 2006 ; dan 2 karakter akar atau bagian bawah tanaman yang meliputi proporsi diameter akar horizontal dan akar vertikal terhadap diameter batang setinggi 1,3 meter. Diameter akar ini selanjutnya digunakan untuk menetukan Indeks cengkeraman akar ICA dan Indeks jangkar akar IJA Hairiah et.al. , 2006 cit. Dewi dkk., 2008 ; dan 3 produksi seresah di permukaan tanah Irfan, 2008 cit. Dewi dkk., 2008. Sedangkan sifat-sifat tanah meliputi kadar lengas, tekstur, stabilitas agregat, bahan organik, porositas total, berat volume, berat jenis, dan iklim mikro tanah Suryatmojo, 2006 cit. Dewi dkk., 2008. Tegakan pohon dapat mempengaruhi fungsi hidrologi tanah melalui intersepsi air hujan, lolos tajuk troughfall , dan aliran batang stemflow , masukan seresah serta distribusi akar Mas’ud et al ., 2004 cit. Dewi dkk., 2008; Budiastuti, 2006; Hairiah et al ., 2006 cit. Budiastuti, 2006. Populasi commit to user 3 dan diversitas pohon yang banyak seperti di hutan, pada umumnya konsumsi air atau laju evapotranspirasinya tinggi, namun terkompensasi oleh pengembalian seresah yang berperan sebagai filter air dan sedimen, sehingga dapat memperbesar kapasitas infiltrasi, dan mengurangi limpasan permukaan serta erosi Hairiah et al., 2004. Selain itu, siklus hidup akar pohon yang sangat dinamis dapat menciptakan biopori yang berukuran besar dalam waktu yang lama, sehingga memberikan laju perkolasi peresapan air yang tinggi dan dapat meningkatkan air tanah ground water Anonim, 1998 cit. Dewi dkk., 2008; Stott et al ., 1999 cit. Dewi dkk., 2008; Agus et al. , 2002 cit. Dewi dkk., 2008. Tiap-tiap jenis individu pohon memiliki karakter yang berbeda-beda. Bentuk tajuk bulat memanjang tabung, contohnya seperti pada tajuk Damar memiliki peran yang sangat tinggi dalam meloloskan air hujan. Sedangkan bentuk tajuk kerucut seperti tajuk Pinus memiliki nilai sedang, dan bentuk tajuk payung bertingkat seperti tajuk pohon jati memiliki nilai terendah Budiastuti, 2006. Akar pohon berperan nyata dalam mempertahankan infiltrasi dan permeabilitas tanah Dewi dkk., 2007; 2008. Semakin banyak akar horisontalnya, maka jenis pohon tersebut cocok untuk mencengkeram tanah lapisan atas. Semakin banyak akar vertikalnya, maka jenis pohon tersebut cocok untuk jangkarpenguat tebing Hairiah dkk., 2008 cit. Dewi dkk., 2008. Permukaan tanah yang dilindungi oleh tanaman bawah dan serasah maka tanahnya terlindungi dari bahaya erosi. Dengan adanya pohon-pohon maka sistem perakarannya akan meningkatkan kemampuan tanah meresapkan air sehingga memperbesar infiltrasi dan menaikkan permeabilitas tanah sehingga sangat efektif untuk mengurangi limpasan permukaan, erosi, dan banjir. Air hujan yang banyak meresap ke dalam tanah akan meningkatkan cadangan air tanah dimana akan meningkatkan debit mata air terutama pada musim kemarau. Kondisi ini akan lebih baik jika hutan tanaman yang dikembangkan merupakan pola agroforestri dimana commit to user 4 tajuk pohonnya ada beberapa tingkat Irfan, 2008 cit. Dewi dkk., 2008. Berdasarkan pada landasan ilmiah tersebut maka dipandang perlu untuk mengestimasikan hubungan antara karakter individu pohon dengan laju infiltrasi dan permeabilitas tanah. Hasil penelitian Dewi dkk., 2008 menunjukkan bahwa jenis pohon : Pinus Pinus mercusii , Surian Toona surenii , Mahoni Swietenia mahagony , Jati Tectona grandis , Alpukat Parsea americana , Cengkeh Syzygium aromatica , Durian Durio zibethinus , Duku Lansium domesticum , dan Rambutan Nephelium lappaceum memiliki karakter pohon yang baik untuk memelihara fungsi hidrologi tanah di sub DAS Samin. Oleh karena itu penelitian ini hanya akan memfokuskan pada ke sembilan jenis pohon tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi data pemilihan jenis pohon yang baik untuk konservasi fungsi hidrologi tanah di sub DAS Samin.

B. Rumusan Masalah