Patogenesis Asma a. Definisi

commit to user xiv

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Asma a. Definisi

Definisi asma yang umum digunakan saat ini adalah definisi menurut National Heart, Lung, and Blood Institute sebagai berikut: asma adalah suatu inflamasi kronik saluran napas di mana terdapat berbagai sel inflamasi yang memegang peranan, terutama sel mast, eosinofil dan limfosit T. Pada individu yang peka inflamasi ini menyebabkan episode berulang berupa mengi, sesak napas, rasa berat di dada serta batuk terutama malam hari atau dini hari. Gejala ini umumnya berhubungan dengan pengurangan arus udara yang luas tetapi bervariasi yang paling tidak sebagian bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan. Inflamasi ini juga meningkatkan kepekaan saluran napas terhadap berbagai rangsangan Boushey, 2000; Surjanto, 2001.

b. Patogenesis

Asma merupakan inflamasi kronik saluran napas. Di mana proses inflamasi ini melibatkan berbagai sel inflamasi yaitu sel mast, eosinofil, limfosit T, makrofag, neutrofil, dan sel epitel PDPI, 2004. Adanya inflamasi saluran napas telah dibuktikan melalui beberapa penelitian seperti hipereaktivitas bronkus, kurasan bronkoalveolar, biopsi bronkus, commit to user xv induksi sputum serta otopsi pasien yang meninggal pada saat serangan Surjanto, 2005. Sel-sel inflamasi yang teraktivasi melepas beberapa mediator sitokin, molekul adhesi, kemokin, dan berinteraksi antara yang satu dengan yang lain. Eosinofil sendiri terlibat dengan melepas granul- granul yang toksik. Hal tersebut menimbulkan reaksi yang sangat kompleks dengan gejala-gejala klinis seperti bronkokonstriksi, produksi mukus yang berlebihan, alergi, dan hiperaktivitas bronkus Baratawidjaja, 2003 Selain perubahan akut, juga didapatkan perubahan yang bersifat kronik yaitu hipertrofi otot polos, pembentukan pembuluh darah baru, peningkatan sel-sel goblet epitelial, fibrosis subepitelial, dan penebalan membran basalis, yang dikenal dengan airway remodelling Muro, 2000; Boushey, 2000. Airway remodeling merupakan suatu reaksi tubuh yang berusaha memperbaiki jaringan tubuh yang rusak akibat dari inflamasi yang berjalan terus-menerus Baratawidjaja, 2003. Adapun konsekuensi dari proses ini menyebabkan peningkatan gejala dan tanda asma seperti hipereaktivitas jalan napas, masalah distensibilitas atau regangan jalan napas, hingga obstruksi jalan napas PDPI, 2004. Obstruksi aliran udara merupakan tanda klinik yang khas dari asma Rees, 2005 yaitu pada bagian proksimal dari bronkus kecil pada saat ekspirasi. Empat faktor utama yang berperan dalam proses terjadinya obstruksi aliran udara pada bronkus: commit to user xvi 1 kontraksi otot polos bronkus yang merupakan respon terhadap alergen spesifik 2 hipertrofi edema selaput lendir yang disebabkan karena bertambahnya permeabilitas pembuluh darah 3 hipersekresi kelenjar mukus dan sel goblet dengan penyumbatan bronkus oleh lendir yang kental 4 airway remodeling

c. Faktor Resiko