Tingkat pendapatan dan pengaruhnya terhadap etos kerja guru dalam mengajar (studi kasus di SMP Islam Ruhama Cirendeu)

(1)

TINGKAT PENDAPATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

ETOS KERJA GURU DALAM MENGAJAR

(STUDI KASUS DI SMP ISLAM RUHAMA CIRENDEU) SKRIPSI

Diajukan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

CANDRA FADILLAH 105011000134

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ABSTRAK

Candra Fadillah, Nim: 105011000134, Judul skripsi “Tingkat pendapatan dan pengaruhnya terhadap etos kerja guru dalam mengajar (studi kasus di SMP Islam Ruhama).

Posisi mulia dan terhormat seorang guru tidak serta merta berkorelasi positif dengan pendapatannya. Realita yang terjadi adalah masih adanya gaji guru yang lebih rendah dari UMK (Upah Minimum Kota), yang tak ubahnya gaji para pekerja kasar ataupun pembantu rumah tangga yang tidak memerlukan keahlian apapun. Adapun pendapatan guru-guru di SMP Islam Ruhama Cirendeu tergolong rendah, yaitu dibawah UMR Tangerang Selatan (Rp. 980.000,00), rata-rata pendapatan guru di SMP Islam Ruhama yaitu Rp.700.000,00. Pendapatan yang rendah jelas tidak akan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari para guru, dan hal itu mendorong para guru berprofesi ganda mencari pekerjaan sampingan. Selanjutnya pendapatan yang rendah tersebut diduga kuat menjadi salahsatu faktor yang menyebabkan turunnya etos kerja para guru.

Penelitian ini dilakukan di SMP Islam Ruhama Cirendeu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat pendapatan terhadap etos kerja dalam mengajar. Metode penelitian yang penulis digunakan dalam penyusunan skripsi ini yaitu dengan metode survai yang didalamnya dilengkapi dengan studi dokumentasi, angket, dan wawancara. Pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan kuantitatif dengan tekhnik analisis korelasional. Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu semua guru-guru yang mengajar yakni sebanyak 22 orang.

Hasil penelitian dengan analisis korelasional diperoleh angka indeks korelasinya 0,48. Karena berkisar antara 0,40-0,70 berarti antara variabel x dan variabel y termasuk korelasi positif sedang. Kemudian dengan memeriksa tabel “r” Product Moment ternyata dengan df sebesar 20 dan taraf signifikansi 5% diperoleh r tabelnya 0,423, pada taraf signifikansi 1% diperoleh r tabelnya 0,537. Kemudian untuk kebutuhan penarikan kesimpulan tentang pengaruh tingkat pendapatan terhadap etos kerja guru dalam mengajar, maka diambil taraf signifikansi 5% karena kemungkinan terjadi kesalahan yang ditolerir sebanyak 5% dari sampel yang diambil. Karena

r

xy pada taraf 5% lebih besar (0,48≥0,423), maka pada taraf signifikansi 5% itu hipotesa alternatif diterima sedangkan hipotesa nihil ditolak. Berarti pada taraf signifikansi 5% memang terdapat korelasi positif antara tingkat pendapatan dan etos kerja guru.

Adapun perhitungan Koefisien deteminasi diperoleh yaitu 23,04 %. Angka 23,04 % tersebut menunjukkan besar presentase korelasi antara tingkat pendapatan dan etos kerja. Kesimpulannya ada (terdapat) pengaruh tingkat pendapatan terhadap etos kerja guru dalam mengajar. Jadi tinggi rendah sebuah etos kerja guru dalam mengajar ada hubungannya (dipengaruhi) oleh tinggi-rendahnya pendapatan yang diterimanya.


(3)

TINGKAT PENDAPATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP ETOS KERJA GURU DALAM MENGAJAR

(Studi Kasus di SMP Islam Ruhama Cirendeu)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Sebagai Salahsatu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

0leh:

CANDRA FADILLAH NIM: 105011000134

Dibawah bimbingan

Rusydi Zakaria, M.Ed, M.Phil NIP: 19560530 198503 1 002

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H/2010 M


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Tingkat Pendapatan dan Pengaruhnya Terhadap Etos Kerja Guru Dalam Mengajar (studi kasus di SMP Islam Ruhama Cirendeu)” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 01 Maret 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam

Jakarta, 01 Maret 2010

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda tangan Ketua panitia (Ketua Jurusan PAI)

Prof. Dr. H. A. F. Wibisono, M.A. ……….. ………

NIP. 1980112 198803 1 002

Sekretaris (Sekretaris Jurusan PAI)

Drs. Sapiudin Sidiq, M.Ag. ………... ………

NIP. 19670328 200003 1 001

Penguji I

Drs. H. Masan AF, M.Pd ………… ………

NIP. 19510521 198103 1 004

Penguji II

Dra. Hj. Nur’aini Ahmad, M. Hum …………. ....………

NIP. 19521231 198403 2 001

Mengetahui: Dekan,

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP. 19571005 198703 1 003


(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salahsatu persyaratan memperoleh gelar Strata I di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Negeri Islam (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil salinan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.

Jakarta, 13 Februari 2010


(6)

! " #

$ ! %

!

& !

%

' %


(7)

KATA PENGANTAR

Tiada rangkaian kalimat yang paling indah selain memanjatkan untaian kalimat syukur alhamdulillah kehadhirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai nikmat, karunia, dan inayahNya kepada penulis sehingga mempermudah dalam penyusunan skripsi untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) ini. Setelah melewati aral dan rintangan, semangat yang tak mudah padam dan usaha yang tak pernah mengenal lelah, akhirnya penyusunan skripsi yang berjudul ”Tingkat Pendapatan dan Pengaruhnya Terhadap Etos Kerja Guru Dalam Mengajar (studi kasus di SMP Islam Ruhama Cirendeu) dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini selain untuk memenuhi persyaratan akademik meraih gelar sarjana, mudah-mudahan juga dapat memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan kepada semua pihak.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini mengalami kesulitan, namun berkat adanya motivasi, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan juga. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) dan

Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bpk. Zaimudin, M.Ag, selaku Dosen Penasehat Akademik yang turut membantu penulis selama kuliah.

4. Bpk. Rusydi Zakaria, M.Ed, M.Phil, selaku Dosen pembimbing tekhnis penulisan skripsi. Terima kasih atas pengorbanannya, baik waktu, ilmu, dan pengalaman, kesabaran dan keikhlasannya dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. Cukuplah Allah SWT yang membalas kebaikan dan kemurahan Bapak selama ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen tercinta di Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis selama


(8)

mengikuti perkuliahan. Semoga ilmu dan pengalaman yang selalu menyertai penulis dikemudian hari, Amiin.

6. Pimpinan dan pegawai Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang turut memberikan andil besar dalam menyediakan berbagai referensi dan sumber-sumber bacaan kepada penulis dalam penulisan dan penyusunan skripsi.

7. Bpk. Drs. Juhdi Asidi selaku kepala sekolah SMP Islam Ruhama Cirendeu yang telah mengizinkan dan memberikan kemudahan penulis selama melakukan penelitian di sekolah, tak ketinggalan pula guru-guru, staff pegawai sekolah, dan siswa-siswi SMP Islam Ruhama. Terima kasih atas semua jasa dan kebaikan yang diberikan penulis, semoga tetap terjalin kebersamaan dan silahturahim di kemudian hari.

8. Kedua orang tercinta, almarhum ayahanda Jinan Bin Cubling dan almarhumah Ibunda Semah Binti Semplon. Teruntuk Ibundaku yang telah memberikan segalanya buat penulis, baik perhatian, cinta dan kasih sayang, bimbingan, dorongan, pengorbanan pikiran, pengorbanan materi yang tak terhingga sehingga penulis mampu menempuh pendidikan dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi, Karenamulah penulis seperti sekarang ini. Jasa, pengorbanan dan kebaikanmu tak akan penulis lupakan sepanjang hayat. Terima kasih yang tak terhingga terucapkan untuk Bundaku, Semoga Allah SWT meridhoi dan membalas dengan sebaik-baiknya balasan, Amiin.

9. Saudara-saudaraku (mpo’ nanih, mpo’ ati, bang udin, mpo’ sari, mpo hajar (ade), bang bulloh, mpo’ rani, dan mpo’ ulfa, encing samih, abang dan mpo ipar, keponanakan-keponakan, dan semuanya yang belum tersebut) yang menemani dan menghiasi penulis dalam suka dan duka dirumah, memberikan bantuan, dukungan, motivasi selama ini. Terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala sumbangan baik dukungan, motivasi, doa, maupun materi yang diberikan selama penulis kuliyah. Semoga Allah membalas dengan sebaik-baiknya balasan, Amiin.


(9)

10.Pimpinan Yayasan Sunan Muria Pa’ Toto dan keluarga yang telah memfasilitasi penulis tempat tinggal dan memberikan kesempatan mengajar di yayasan, cukuplah Allah yang membalas segala kebaikan beliau.

11.Sahabat-sahabat di yayasan (teh iis, teh aas, mba sri, mba anis, hamdalah, krisna, fikri, dijah, mas andi, ka’ kuswanto dan ka’ gozali) yang menemani penulis dalam suka dan duka, semoga persabatan yang selalu terpelihara dan berlanjut sepanjang masa.

12.Sahabat-sahabat di FITK khususnya jurusan PAI kelas D angkatan 2005. Bagi penulis persahabatan adalah persaudaraan dan keluarga, semoga persahabatan yang tiada terputus dan selalu terpelihara dikemudian hari. Tanks friend, your the best friends.

13.Orang-orang spesial yang selalu menghiasi keseharian penulis dalam suka dan duka; memberikan bantuan, dukungan, motivasi selama ini. Ucapan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya untuk neng’ yani, arul, asep, syarif. Semoga Allah memelihara hubungan ini baik di dunia maupun di akherat, Amiin.

14.Pihak-pihak lain yang secara tidak langsung turut membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah semua penulis kembalikan, penulis hanya berharap dan berdoa semoga segala kontribusi yang diberikan mereka semua mendapat keridhoan dan ganjaran pahala yang berlimpah dari Allah SWT, Amin..amin Ya Rabbal ’alamin.

Jakarta, 13 Februari 2010 Penulis,


(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQOSAH ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... iv

LEMBAR PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

UJI REFERENSI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A...L atar Belakang Masalah ... 1

B....I dentifikasi Masalah ... 7

C....B atasan Masalah ... 8

D....R umusan Masalah ... 9

E....T ujuan Penelitian ... 9

F....K egunaan penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritik ... 10

1. Pendapatan ... 10


(11)

b. Macam-macam Pendapatan ... 12

2. Etos Kerja ... 13

a. Pengertian etos kerja, dan etos kerja guru ... 13

b. Ciri-ciri etos kerja ... 15

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja ... 16

d. Cara-cara meningkatkan etos kerja ... 18

B. Kerangka Berfikir ... 20

C. Pengujian Hipotesis ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A....T empat dan Waktu Penelitian ... 25

B....M etode dan Pendekatan... 25

C....P opulasi dan Sampel ... 25

D....T ekhnik Pengumpulan Data ... 25

E....I nstrument Pengumpulan Data ... 26

F....P engolahan dan Analisa Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN A....G ambaran Umum Sekolah SMP Islam Ruhama ... 33

B...D eskripsi Data ... 38

C....A nalisa dan Interpretasi Data ... 57


(12)

BAB V PENUTUP

A....Kes impulan ... 65 B....Sar

an-Saran... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Kisi-kisi kuesioner tingkat pendapatan dan pengaruhnya

terhadap etos kerja guru dalam mengajar ... 27

Tabel 2 : Angka indeks korelasi Product Moment

rxy ...

31

Tabel 3 : Orientasi mengajar berdasarkan pada materi ... 40

Tabel 4 : Pihak sekolah memperhatikan peningkatan kesejahteraan guru . 40 Tabel 5 : Gaji yang diterima mencukupi ... 41

Tabel 6 : Gaji yang diterima setiap bulan tepat waktu ... 42

Tabel 7 : Gaji yang diterima sesuai dengan latar belakang pendidikan ... 42

Tabel 8 : Mengeluhkan kesenjangan gaji yang diterima dengan jam kerja. 43 Tabel 9 : Merasakan kepuasan terhadap pendapatan ... 44

Tabel 10 : Mengharapkan gaji yang besar dan cukup ... 44

Tabel 11 : Mendapatkan berbagai tunjangan ... 45

Tabel 12 : Pendapatan tunjangan diberikan tepat waktu ... 46

Tabel 13 : Mendapatkan honor dari pembuatan, pengoreksian dan mengawas ujian ... 46

Tabel 14 : Berbagai pendapatan membuat semangat dalam mengajar ... 47

Tabel 15 : Membuat RPP ketika hendak mengajar ... 48

Tabel 16 : Memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan materi . 48 Tabel 17 : Memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan materi .... 49

Tabel 18 : Menjalankan tanggung jawab mengajar dengan sebaik-baiknya . 49 Tabel 19 : Mengerjakan tugas-tugas lain dengan sebaik-baiknya ... 50

Tabel 20 : Bersikap adil dalam memperlakukan siswa ... 51

Tabel 21 : Bekerja sama dengan sesama guru dan tenaga pendidikan lain ... 51

Tabel 22 : Datang ke sekolah tepat waktu ... 52

Tabel 23 : Masuk dan keluar kelas dengan tepat waktu ... 52

Tabel 24 : Memberikan tauladan yang baik kepada siswa ... 53


(14)

Tabel 26 : Melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya meskipun

imbalannya tidak memuaskan ... 54

Tabel 27 : Menjunjung mutu dalam bekerja ... 55

Tabel 28 : Antusias dan semangat dalam mengajar ketika mendapatkan pendapatan besar ... 56

Tabel 29 : Mengajar dengan penuh perhatian ... 56

Tabel 30 : Menambah wawasan dengan banyak membaca buku, mengikuti seminar dan workshop pendidikan ... 57

Tabel 31 : Data variabel x ... 58

Tabel 32 : Data variabel y ... 59

Tabel 33 : Perhitungan mencari “r” korelasi ... 60


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Angket ... 68

Lampiran 2 : Berita wawancara dengan Kepala sekolah ... 72

Lampiran 3 : Berita wawancara dengan guru ... 76

Lampiran 4 : Berita wawancara dengan guru ... 82

Lampiran 5 : Struktur organisasi SMP Islam Ruhama ... 87

Lampiran 6 : Data keadaan guru, staff/karyawan, dan siswa SMP Islam Ruhama ... 88

Lampiran 7 : Data keadaan sarana dan prasarana ... 90


(16)

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “Tingkat Pendapatan dan Pengaruhnya Terhadap Etos Kerja Guru Dalam Mengajar (studi kasus di SMP Islam Ruhama Cirendeu)” yang disusun oleh Candra Fadillah, Nim: 105011000134, Program Studi: Pendidikan Agama Islam, Jurusan: Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 13 Februari 2010 dan dinyatakan lulus

Jakarta, 13 Februari 2010 Dosen Pembimbing

Skripsi

Rusydi Zakaria, M.Ed, M.Phil NIP. 19560530 198503 1 002


(17)

BAB II

KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGUJIAN HIPOTESA

A. Kajian Teoritik 1. Pendapatan

a.Pengertian Pendapatan

Pendapatan atau penghasilan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ”hasil kerja atau usaha”.1 ”Dalam istilah umum pendapatan (income) adalah arus uang atau barang yang menguntungkan bagi seseorang, kelompok individu, sebuah perusahan atau perekonomian selama beberapa waktu”.2 ”Pendapatan merupakan semua uang yang masuk dalam sebuah rumah tangga atau unit terkecil lainnya dalam suatu masa tertentu”.3

Dalam Undang-undang Pajak Penghasilan 1984, pendapatan didefinisikan sebagai ”setiap tambahan kemampuan ekonomis (economic benefit) yang diterima atau diperoleh seseorang”.4 Adapun As’ad mendefinisikan ”pendapatan sebagai penghargaan dari energi karyawan yang dimanifestasikan sebagai hasil produksi, atau suatu jasa yang dianggap sama dengan itu, yang berwujud uang, tanpa suatu jaminan yang pasti dalam tiap-tiap minggu atau bulan”.5 Pendapatan adalah suatu penghargaan dalam bentuk hasil nyata yang diperoleh dari proses kerja berupa imbalan upah, gaji, dan honor.

Sangat jelas bahwa pendapatan yang berupa uang adalah wujud nyata yang harus dimiliki oleh setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemauan dan kesanggupan seseorang untuk bekerja berangkat dari adanya kebutuhan dalam dirinya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut yang mendorong seseorang bekerja untuk mendapatkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya.

1

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 236

2

A. Nasution, dkk, Kamus Ekonomi, (Semarang: Dahara Press, 1994), h. 206 3

Michael Sherraden, Aset Untuk Orang Miskin Perspektif Baru Pengentasan Kemiskinan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), ed. 1, h. 23

4

Rochmat Soemitro, Pajak Penghasilan, (Bandung: Eresco, 1993), cet. 4, h. 63 5


(18)

Seperti halnya guru, agar kebutuhannya terpenuhi mereka harus mengajar yang mungkin tidak hanya pada satu sekolah namun bisa beberapa sekolah dengan harapan mereka mendapatkan pendapatan yang dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian sangatlah jelas bahwa pendapatan yang diterima itu sangatlah berpengaruh bagi diri guru, karena dengan adanya pendapatan yang memadai dapat memberikan kepuasan bagi guru untuk lebih bersemangat, antusias, bersikap profesional dan lebih berprestasi baik dalam mengajar. Kepuasan-kepuasan yang ditimbulkan pendapatan ini dapat menjadi motivasi yang kuat bagi guru untuk menjalankan tugasnya dengan efektif. Keadaan ini secara tidak langsung mendorong untuk meningkatkan prestasinya dalam mengajar.

Berkaitan dengan pendapatan, Alex. S. Nitisemito berpendapat bahwa jumlah pendapatan yang diterima mempunyai pengaruh terhadap semangat dan kegairahan kerja. Semakin besar pendapatan (gaji) yang diberikan, semakin tercukupi kebutuhan mereka. Dengan demikian mereka yakni guru-guru akan mendapatkan ketenangan dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehingga semangat dan kegairahan kerjanya dapat kita harapkan.6

Kemudian antara pendapatan/penghasilan, dan kompensasi memiliki makna yang tidak jauh berbeda. Dengan kata lain antara pendapatan dan kompensasi mempunyai maksud yang sama meskipun berbeda dari segi redaksinya, yaitu merupakan perolehan pendapatan seseorang yang diterima sebagai balas jasa atas jerih payahnya selama bekerja, baik berupa uang maupun bukan uang.

Pengertian ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Malayu. S.P. Hasibuan yaitu bahwa ”pendapatan (kompensasi) adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima seseorang (karyawan/guru) sebagai imbalan atas jasa yang telah diberikan kepada perusahaan”.7 Adapun menurut William B. Wether dan Keith Davis yaitu ”apa

6

Alex S. Nitisemito, Manajemen Personalia: manajemen sumber daya manusia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), ed. 3, cet. 9, h. 102

7

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 117


(19)

yang seorang pekerja terima sebagai imbalan yang diberikannya, baik upah per-jam ataupun gaji periodik yang didesain dan dikelolah oleh bagian personalia”.8

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah perolehan yang diterima seseorang sebagai penghargaan dan balas jasa atas jerih payahnya selama bekerja, baik dalam yang berbentuk uang seperti gaji, upah, honor dan tunjangan, maupun bukan uang seperti asuransi dan lain-lain.

b. Macam-macam Pendapatan

Rahmat Soemitro mengemukakan didalam bukunya yang berjudul ”Pajak Penghasilan”, bahwa pendapatan atau penghasilan meliputi: Gaji/upah, komisi, bonus, gratifikasi atau uang pensiun, honorarium, hadiah undian, dan penghargaan, laba bruto usaha, keuntungan karena penjualan. (Rochmat Soemitro, 1993, 64-65)

Sedangkan Donelly membagi pendapatan kedalam dua kategori umum, yaitu pendapatan ekstrinsik dan pendapatan instrinsik. Pendapatan ekstrinsik yaitu imbalan yang berasal dari pekerjaan, meliputi: uang (gaji atau upah), status, promosi, dan rasa hormat. Adapun pendapatan instrinsik yaitu merupakan bagian dari pekerjaqan itu sendiri, meliputi: rasa penyelesaian, pencapaian atau prestasi, otonomi, dan pertumbuhan pribadi. (Gibson Ivancevich Donelly, 1989, h. 305-309)

Adapun Trianto&Titik Triwulan Tutik didalam bukunya yang berjudul ”Sertifikasi guru dan upaya peningkatan kualifikasi, kompetensi, dan

kesejahteraan” menyinggung bahwa pendapatan itu meliputi antara lain: gaji pokok, tunjangan gaji, tunjangan fungsional, tunjangan profesi, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru.

(Trianto&Titik Triwulan Tutik, 2007, h. 135)

Sebagai kesimpulan, penulis mengadopsi pendapat Donelly yaitu bahwa pendapatan ada dua macam, yaitu pendapatan ekstrinsik dan instrinsik. Pendapatan ekstrinsik meliputi: gaji/upah pokok, tunjangan gaji, tunjangan fungsional, tunjangan profesi, tunjangan khusus, bonus, gratifikasi/uang pensiun,

8


(20)

pendapatan antar personal, dan promosi. Adapun pendapatan instrinsik meliputi: penyelesaian, pencapaian atau prestasi, otonomi, pertumbuhan pribadi, dan penghargaan..

2. Etos Kerja

a. Pengertian Etos Kerja, dan Etos Kerja Guru

Kata etos berasal dari bahasa Yunani ”ethos” yang mempunyai arti sebagai sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan sesuatu. Dari perkataan etos terambil pula kata ”etika” dan ”etis” yang hampir mendekati kepada makna akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik-buruk (moral), sehingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau semangat yang kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal, lebih baik, dan bahkan berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin.9

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etos adalah pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial.10 Dan dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia, etos berarti watak dasar suatu masyarakat.11 Etos lebih lanjut diartikan sebagai kesanggupan memecahkan persoalan atau permasalahan yang dihadapi yang didalamnya terdapat cara pandang seseorang terhadap berbagai persoalan yang dihadapinya, misalnya mengenai cara pandang terhadap urusan dunia, pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain yang digeluti.12

Sementara secara istilah para ahli memberikan pengertian beragam. Menurut Frans Magnis Suseno, etos adalah semangat dan sikap batin tetap seseorang atau sekelompok orang sejauh didalamnya termuat tekanan moral dan nilai-nilai moral tertentu. Clifford Gertz mengartikan etos sebagai sikap yang mendasar terhadap diri dan dunia yang dipancarkan hidup. Dengan demikian etos menyangkut semangat hidup, termasuk semangat bekerja, menuntut ilmu

9

Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, ( Jakarta: Gema Insani Press, 2002), cet. 1, h. 15

10

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 309-310

11

E. Nugroho, et.all, Ensiklopedia Nasional Indonesia Vol. 5, (Jakarta: Delta Pamungkas, 1997), h. 218

12

Abuddin Nata, Paradigma Pendidikan Islam: kapita selekta pendidikan islam, (Jakarta: Grasindo, 2001), h. 20


(21)

pengetahuan dan meningkatkan keterampilan agar dapat membangun kehidupan yang lebih baik dimasa depan.13

Istilah etos lebih lanjut diformulasikan oleh David C. Mc. Clelland dengan istilah virus mental yang berupa dorongan untuk hidup sukses yang kemudian disingkat dalam istilah Need for Achievement yang berarti dorongan kebutuhan untuk meraih sukses atau prestasi yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Clelland lebih lanjut menegaskan bahwa etos itu berhubungan erat dengan usaha atau tindakan untuk melakukan sesuatu secara lebih baik dari waktu ke waktu yang sudah dilakukannya secara lebih efisien, lebih cepat, hemat tenaga dengan hasil memuaskan.14

Adapun kerja menurut W.J.S Poerwadarminta yaitu perbuatan melakukan sesuatu atau sesuatu yang dilakukan (diperbuat).15 Sedangkan menurut Toto Tasmara, kerja adalah semua aktivitas yang dilakukan karena adanya dorongan untuk mewujudkan sesuatu dan dilakukan dilakukan karena kesengajaan sehingga tumbuh rasa tanggung jawab yang besar untuk menghasilkan karya atau pruduk yang berkualitas. ( Toto Tasmara, 2002, hlm. 24-25)

Bekerja mempunyai tujuan mencapai hasil baik berupa benda, karya atau pelayanan kepada masyarakat. Pada manusia terdapat kebutuhan-kebutuhan yang pada saatnya membentuk tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Tujuan yang hendak dicapai bukan hanya berkaitan dengan fisik saja, tetapi juga berhubungan dengan mental (jiwa) seperti pengakuan diri, kepuasan, prestasi, dan lain-lain.

Dari berbagai kutipan diatas kita dapat melihat bahwa kata etos dan kerja atau pekerjaan memiliki hubungan yang sangat erat. Kedua kata tersebut secara substansial mengandung arti pekerjaan. Dengan demikian kita dapat mengambil kesimpulan bahwa etos kerja adalah semangat kerja yang terlihat dalam cara seseorang menyikapi pekerjaan, motivasi yang melatarbelakangi seseorang

13

Sudirman Tebba, Membangun Etos Kerja Dalam Perspektif Tasawuf, (Bandung: Pustaka Nusantara, 2003, cet. 1, h. 1)

14

Abuddin Nata, Paradigma Pendidikan Islam: kapita selekta pendidikan islam, h. 20-21

15


(22)

melakukan suatu pekerjaan.16 Dalam arti lain etos kerja merupakan suatu pandangan dan sikap suatu bangsa/umat terhadap kerja.17

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa etos kerja guru adalah karakteristik yang khas yang ditunjukkan seorang guru menyangkut semangat, dan kinerjanya dalam bekerja (mengajar), serta sikap dan pandangannya terhadap kerja. Etos kerja guru dalam pengertian lain yaitu sikap mental dan cara diri seorang guru dalam memandang, mempersepsi, menghayati sebuah nilai dari kerja.

b. Ciri-ciri Etos Kerja

Keberhasilan belajar peserta didik didukung oleh guru melalui cara guru tersebut bersikap dan juga kebiasaannya dalam bekerja. Hal ini karena setiap pekerjaan yang dilakukan dengan cara yang baik dan berkualitas, maka akan memperoleh hasil yang memuaskan. Untuk melihat dan mengetahui apakah seorang itu memiliki etos kerja yang tinggi atau tidak dapat dilihat dari cara kerjanya.

Diantara sifat-sifat yang mencerminkan etos kerja yang baik atau tinggi yaitu: aktif ceria, dinamis, disiplin, efektif efisien, energik, fokus, gesit, ikhlas, interaktif, jeli, jujur, kerja keras, kerja tim, konsisten, kreatif, lapang dada, membagi, menghargai, menghibur, optimis, peka, rajin, ramah, sabar, semangat, tanggung jawab, tekun, teliti, tepat waktu, teratur, terkendali, toleran, total, ulet.18

Kemudian menurut Muhaimin, etos kerja seseorang yang tinggi dapat diketahui dari cara kerjanya yang memiliki tiga ciri dasar. Tiga ciri dasar tersebut yaitu: menjunjung mutu pekerjaan, menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaan, dan memberikan layanan kepada masyarakat. (Muhaimin, et.all, 2004, h. 114-115)

Adapun menurut pendapat Abuddin Nata, ciri-ciri etos kerja yang tinggi ditandai dengan enam ciri, yaitu semangat dalam melakukan pekerjaan, kerja

16

Abuddin Nata, Paradigma Pendidikan Islam: kapita selekta pendidikan islam, h. 21 17

Pandji Anoraga, Psikologi Kerja, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), cet. 3, h. 29 18

http://www.posindonesia.co.id/promo/foto2007/etos.pdf (application/pdf.object ). 5 Desember 2009. pkl. 20.45


(23)

keras, ulet, tidak mudah putus asa, tekun dan percaya diri. (Abuddin Nata, 2001, hlm. 21)

Berdasarkan uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa ciri-ciri etos kerja yang tinggi banyak sekali yaitu sebagaimana yang sudah tersebut diatas, namun dari ciri-ciri tersebut pada intinya etos kerja yang tinggi bisa ditandai dengan dua ciri yaitu kerja keras dan menjunjung mutu pekerjaan.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja

Menurut Ngalim Purwanto ada beberapa faktor yang dapat menunjang dan meningkatkan etos kerja guru yaitu diantaranya: adanya tingkat kehidupan yang layak, kondisi terlindung dan tentram dalam bekerja, kondisi kerja yang menyenangkan, perlakuan yang adil dari atasan, pengakuan dan penghargaan terhadap sumbangan dan jasa yang diperbuatnya, kesempatan berpartisipasi dan keikutsertaan dalam menentukan kebijakan, dan kesempatan untuk tetap memiliki harga diri.19

Sedangkan menurut M. Aripin sebagaimana yang dikutip Muhaimin, faktor-faktor yang dapat menunjang dan meningkatkan etos kerja yaitu: volume upah kerja yang dapat memenuhi kebutuhan, suasana kerja yang menggairahkan atau iklim yang ditunjang dengan komunikasi demokrasi yang serasi dan manusiawi, penanaman sikap dan pengertian dikalangan pekerja, sikap jujur dan dapat dipercaya dari kalangan pimpinan, penghargaan terhadap need for achievement (hasrat dan kebutuhan untuk maju) atau penghargaan terhadap yang berprestasi, dan sarana yang menunjang bagi kesejahterahan mental dan fisik, seperti tempat olah raga, mesjid, rekreasi, hiburan, dan lain-lain.20

Penulis menggarisbawahi disini bahwa faktor-faktor yang dapat menunjang dan meningkatkan etos kerja pada intinya yaitu: (1.) adanya tingkat kehidupan yang layak bagi guru, (2.) volume upah kerja yang dapat memenuhi kebutuhan kondisi terlindung dan tentram dalam bekerja, (3.) pengakuan dan penghargaan

19

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), cet. 5, h. 84

20

Muhaimin, et.all, Paradigma Pendidikan Islam: upaya mengefektifkan pendidikan agama islam disekolah, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2004), cet. 3 h. 119


(24)

terhadap sumbangan dan jasa yang diperbuat, (4.) pemberian kesempatan berpartisipasi dan keikutsertaan dalam menentukan kebijakan, (5.) pemberian kesempatan untuk tetap memiliki harga diri, (6.) kondisi terlindung dan tentram dalam bekerja, (7.) suasana kerja yang menggairahkan atau iklim yang ditunjang dengan komunikasi demokrasi yang serasi dan manusiawi, (8.) sikap jujur dan dapat dipercaya dari kalangan pimpinan terwujud, (9.) pemberian penghargaan terhadap need for achievement (hasrat dan kebutuhan untuk maju) atau penghargaan terhadap yang berprestasi, (10.) sarana yang menunjang bagi kesejahterahan mental dan fisik, seperti tempat olah raga, mesjid, rekreasi, hiburan.

Adapun faktor-faktor yang dapat menurunkan etos kerja guru sebagaimana yang dikemukakan oleh William B. Cester, diantaranya yaitu:

Kesenjangan, pemberian penghargaan yang tidak efektif, ketiadaan otoritas, supervisi yang tidak seimbang, pemberian kompensasi yang tidak

seimbang, kedudukan yang tidak aman, ketidaklenturan karir, keusangan personil, rekruitmen dan usaha seleksi yang tidak produktif, ketidakpuasan jawaban, pergantian yang berlebih-lebihan, keterlambatan dan ketidakhadiran, dan

ketidakadilan pemberian tugas dan kesempatan promosi. (Whjo Sumidjo, 2002, h. 274)

Namun pada prinsipnya turunnya etos kerja adalah karena ketidakpuasan. Ketidakpuasan tersebut akan menimbulkan kekurangbahagiaan sehingga menyebabkan turunnya semangat dan kegairahannya dalam bekerja. Ada yang berpendapat bahwa sumber ketidakpuasan adalah hal-hal yang bersifat material, misalnya gaji/upah yang diterima terlalu rendah, fasilitas materi yang minim, dan sebagainya.

Sebenarnya sumber ketidakpuasan itu tidak hanya yang bersifat material saja, tetapi juga yang bersifat Non-material, misalnya penghargaan yang manusiawi, kebutuhan untuk berpartisipasi dan sebagainya. Jadi jelaslah bahwa ketidakpuasan itu karena kurang terpuaskannya kebutuhan, baik yang bersifat material maupun Non-material.21

21


(25)

Berdasarkan uraian diatas penulis menggaris bawahi dan menyimpulkan bahwa turunnya etos kerja seorang guru pada intinya disebabkan karena adanya faktor kesenjangan, pemberian penghargaan yang tidak efektif, pemberian supervisi yang tidak seimbang, pemberian kompensasi yang tidak seimbang, kedudukan yang tidak aman, ketidakadilan pemberian tugas, kesempatan promosi dan sebagainya. Dan secara garis besarnya turunnya etos kerja disebabkan karena adanya ketidakpuasan (materi maupun Non-materi).

d. Cara-cara Meningkatkan Etos Kerja

Alex Nitisemito didalam bukunya yang berjudul ”Manajemen Personalia: manajemen sumber daya” mengemukakan ada sebelas cara yang dilakukan untuk meningkatkan etos kerja, yaitu

1. Memberikan gaji yang cukup

Jumlah gaji yang diberikan mempunyai pengaruh terhadap semangat dan kegairahan kerja. Semakin besar gaji yang diberikan guru-guru akan mendapatkan ketenangan dan semangat dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

2. Memperhatikan kebutuhan rohani

Selain gaji yang cukup, kebutuhan rohani yang diperhatikan juga dapat meningkatkan etos kerja seorang. Kebutuhan rohani meliputi: kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan keikutsertaan, kebutuhan ketentraman jiwa, dan sebagainya.

3. Menciptakan suasana santai

Suasana kerja yang rutin sering kali menimbulkan kebosanan dan ketegangan bagi pegawai. Maka untuk menghindari hal-hal itu perlu sekali menciptakan suasana santai pada waktu tertentu.

4. Memperhatikan harga dirinya

Memperhatikan dan menjaga harga diri seorang pegawai salahsatunya biasa dilakukan dengan mengajaknya berunding dalam menetapkan kebijakan. Dengan diajaknya berunding selain harga dirinya merasa diperhatikan, perasaaan tanggung jawabnya akan bertambah.


(26)

Penempatan posisi pegawai secara tepat kemungkinaan besar bisa membuat pegawai mendapatkan ketenangan dalam bekerja. Dengan demikian sikap kerjanya yang baik dapat diharapkan timbul.

6. Memberikan kesempatan untuk maju

Semangat dan kegairahan kerja pegawai akan timbul jika mereka mempunyai harapan untuk maju. Jadi hendaknya pimpinan memberikan kesempatan dan memberikan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi.

7. Memberikan rasa aman kepada pegawai untuk menghadapi masa depan Semangat dan gairah pegawai akan terpupuk jika mereka mempunyai perasaan aman terhadap masa depan profesi mereka. Untuk memberikan rasa aman kepada pegawai bisa dilakukan salahsatunya dengan melaksanakan program pensiun.

8.Mengupayakan pegawai mempunyai loyalitas

Loyalitas pegawai terhadap suatu lembaga dapat menimbulkan tanggung jawab dan dapat menciptakan gairah dan semangat kerja. Untuk menimbulkan loyalitas pegawai bisa dengan memberikan gaji yang cukup, dan kebutuhan rohani.

9. Mengajak berunding dalam menetapkan kebijakan

Dengan mengajak pegawai berunding dan bermusyawarah, perasaan bertanggung jawab pegawai akan timbul dan hingga akhirnya semangat dan kegairahan kerjanya tinggi.

10. Memberikan intensif yang terarah

Pemberian insentif yang terarah bisa meningkatkan semangat seseorang dalam bekerja dan dengan demikian seseorang akan meningkatkan mutu kualitas kerjanya dengan baik.

11. Memberikan fasilitas yang menyenangkan.

Fasilitas yang menyenangkan juga bisa memacu seseorang untuk semangat dalam bekerja, karena walau bagaimanapun fasilitas yang mendukung memberikan pengaruhi terhadap sikap seseorang dalam bekerja. (Alex S. Nitisemito, 1996, h. 102-108)


(27)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan etos kerja dapat dilakukan dengan sebelas cara yaitu sebagaimana yang dikemukakan Alex Nitisemito diatas, namun menurut penulis setidak-tidaknya untuk meningkatkan etos kerja yang tinggi secara tepatnya bisa dilakukan dengan tujuh cara yaitu: 1) memberikan gaji yang cukup, 2) Memperhatikan kebutuhan rohani, 3) Memperhatikan harga dirinya, 4) Menempatkan pada posisi yang tepat, 5) Memberikan kesempatan untuk maju, 6) Memberikan intensif yang terarah, 7) Memberikan fasilitas yang menyenangkan.

B. Kerangka Berfikir

Berdasarkan UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 pasal 40 tentang pendidik dan tenagakependidikan bahwa pendidik berhak memperoleh penghasilan/pendapatan dan jaminan sosial yang pantas dan memadai, penghargaan yang sesuai dengan tugas dan prestasi kerja, dan pembinaan karir sesuai dengan pengembangan kualitas.

UU SISDIKNAS tersebut salahsatunya menghendaki agar guru diberikan tingkat pendapatan dan jaminan kesejahteraan yang pantas dan memadai. Hal ini memang sudah seharusnya karena guru mengemban tugas yang berat.

Namun realita yang terjadi masih ada guru yang tingkat pendapatan dan kesejahteraannya rendah dan tidak mencukupi. Dalam satu bulan masih ada guru yang rata-rata hanya mendapatkan penghasilan Rp 100 ribu sampai Rp 300 ribu saja, Gaji tersebut masih lebih kecil dari gaji para pembatu rumah tangga, Hal ini karena sistem gaji para guru honor memakai perhitungan jam mati, gaji guru honor dihitung berdasarkan banyaknya jam pelajaran dalam 1 minggu bukan dalam satu.

Pendapatan yang rendah jelas tidak akan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari para guru. Pendapatan yang rendah mendorong para guru berprofesi ganda mencari pekerjaan sampingan. Pada saat sekarang ini masih banyak guru yang selain mengajar juga melakukan pekerjaan diluar mengajar yaitu seperti menjadi pedagang, buruh, dan bahkan ada yang menjadi tukang ojek. Hal ini dilakukan karena tidak lain adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.


(28)

Selanjutnya pendapatan yang rendah tersebut diduga kuat menjadi salahsatu faktor yang menyebabkan turunnya etos kerja para guru. Guru yang malas, yaitu seperti tidak membuat persiaan dalam mengajar, tidak bersemangat dan bergairah dalam mengajar, dan tidak mencerminkan etos kerja yang tinggi disebabkan karena gaji yang tidak cukup dan tingkat kesejahteraan mereka yang kurang diperhatikan.

Diantara solusi agar etos kerja guru tidak turun dan sebaliknya agar menghasilkan etos kerja yang tinggi/baik sudah tentu adalah meningkatkan pendapatannya. Meningkatkan pendapatannya bisa dilakukan yaitu dengan memberikan gaji yang cukup, meningkatkan volume gaji hingga mencukupi, memberikan asuransi kecelakaan, dan jaminan hari tua, dan memberikan insentif lainnya yang terarah.

Dan sudah seharusnya untuk mengupayakan agar guru fokus dan bersungguh-sungguh penuh dengan semangat dan sikap yang baik dalam menjalankan tugasnya hanya semata-mata mengabdikan dirinya untuk kepentingan profesi dan masa depan anak bangsa tanpa harus memikirkan masalah ekonomi dan keluarganya, para guru setidak-tidaknya diberikan gaji cukup dan layak, asuransi kecelakaan, jaminan hari tua, dan pemberian insentif lainnya yang terarah.

Selain itu solusi lain untuk menunjang dan meningkatkan etos kerja yaitu bisa dilakukan dengan memberikan fasilitas yang menyenangkan dan memuaskan, memperhatikan dan menjaga harga diri guru, memberikan kesempatan kepada guru untuk maju, dan menempatkan guru pada posisi yang tepat.

Dalam banyak hal besar pendapatan yang diterima guru mempunyai pengaruh terhadap etos kerjanya. Semakin besar pendapatan berarti semakin tercukupi kebutuhannya dan dengan demikian guru akan mendapat ketenangan, lebih bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya hingga pada akhirnya etos kerja yang tinggi muncul dan tercermin dalam diri seorang guru.


(29)

lebih jelasnya bisa dilihat pada bagan berikut ini: Kerangka berfikir

Input Proses Output Pendapatan guru 1. Pendapatan rendah 2. Guru berprofesi ganda 3. Guru tidak

membuat persiapan mengajar (RPP). 4. Guru tidak

semangat dalam mengajar. Masalah Etos kerja rendah Strategi-strategi 1. Meningkatkan pendapatan: memberikan gaji yang cukup,

meningkatkan volume gaji,memberikan asuransi kecelakaan, memberikan tunjangan hari tua, dan memberikan insentif lain yang terarah.

2. Memberikan fasilitas yang menyenangkan

3. Memperhatikan harga diri 4. Memberikan kesempatan

untuk maju

5. Menempatkan pada posisi yang tepat

Kead Etos k


(30)

Berdasarkan kerangka berfikir diatas penulis menduga bahwa tingkat pendapatan mempengaruhi etos kerja guru dalam mengajar.

C. Pengujian Hipotesa

Untuk menguji apakah benar tingkat pendapatan ada pengaruhnya terhadap etos kerja guru, maka diperlukan pengujian hipotesa. Adapun hipotesa yang penulis rumuskan sebagai berikut:

Ha: Ada (terdapat) pengaruh positif yang signifikan tingkat pendapatan terhadap etos kerja guru dalam mengajar.

Ho: Tidak ada (tidak terdapat) pengaruh positif yang signifikan tingkat pendapatan terhadap etos kerja guru dalam mengajar.


(31)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Islam Ruhama yang beralamatkan di Jln. Tarumanegara no. 67 kelurahan Cirendeu, kecamatan Ciputat Timur-Tangerang Selatan. Adapun waktunya yaitu dari 20 Oktober sampai 20 November 2009.

B. Metode dan Pendekatan

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini yakni dengan metode survai yang didalamnya dilengkapi dengan studi dokumentasi, angket, dan wawancara. Adapun pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan kuantitatif dengan tekhnik analisis korelasional.

C. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian populasi (penelitian sensus). Jadi dalam dalam penelitian ini semua guru yang mengajar di SMP Islam Ruhama Cirendeu (populasi yang ada) yaitu berjumlah 22 orang dijadikan sampelnya.

D. Tekhnik Pengumpulan Data

Adapun tekhnik yang digunakan dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi adalah proses pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung dan pencatatan. Dalam hal ini peneliti mengadakan pengamatan sambil mencatat data atau informasi yang diperlukan berkenaan masalah penelitian, yaitudiantaranya tentang bangunan fisik sekolah; keadaan guru; keadaan staf/karyawan sekolah; keadaan siswa; struktur organisasi sekolah; dan sarana dan prasarana


(32)

2. Studi dokumentasi

Melalui studi dokumentasi peneliti mencatat data-data sejarah berdirinya sekolah, mempelajari rekapitulasi pembayaran gaji guru dan karyawan, mempelajari buku kehadiran guru di sekolah dan buku rekapitulasi pendapatan guru SMP Islam Ruhama dan data-data penelitian lainnya.

3. Angket

Angket adalah alat pengumpul data dalam penelitian yaitu dengan jalan menyebarkan dan mengumpulkan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Sejalan dengan ini maka untuk menggali data, penulis menyebarkan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan pendapatan dan etos kerja guru yang sedang diteliti.

4. Wawancara

Untuk mendalami data yang diperoleh melalui angket dan studi dokumentasi, maka penulis melakukan wawancara ke-Kepala sekolah dan kebeberapa orang guru. Wawancara adalah proses untuk memperoleh keterangan data dalam sebuah penelitian yang dilakukan pewawancara dengan jalan tanya jawab secara langsung bertatap wajah kepada responden.

D. Instrument Pengumpulan Data

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan angket yang memakai skala model likert dengan skala jarak 4 untuk dua variabel yaitu variabel pendapatan dan variabel etos kerja guru. Adapun alternatif jawaban yang disediakan pilihan:

S : Selalu SR : Sering

KK : Kadang-kadang TP : Tidak pernah

Untuk lebih jelasnya angket/kuesioner tentang pengaruh tingkat pendapatan terhadap etos kerja guru dalam mengajar dapat dilihat dalam tabel kisi-kisi kuesioner berikut ini:


(33)

Tabel. 1

Kisi-kisi kuesioner tingkat pendapatan dan pengaruhnya terhadap etos kerja guru dalam mengajar

No Variabel Indikator Struktur masalah Substansi pertanyaan No. item

Jml. item 1. Pendapatan a. Orientasi

b. Gaji

c. Tunjangan

d. Insentif

Materi

1. Kesejahteraan

2. Jumlah 3. Waktu

4. Kelayakan 5. Perbandingan

gaji dan jam mengajar 6. Kepuasan 7. Harapan 1. Pendapatan

2. Jumlah

3. Waktu

1. Pendapatan

2 Jumlah 3. Motivasi

1.Berdasarkan materi

1.Memperhatikan kesejahteraan 2. Kecukupan gaji 3.Ketepatan

pembayaran gaji 4. Kelayakan gaji 5. Kesenjangan

6. Kepuasan gaji 7. Pengharapkan gaji 1.Pendapatan tunjangan 2.Kecukupan tunjangan 3.Ketepatan pembayaran tunjangan 1. Pendapatan insentif 2.Kecukupan insentif 3.Membuat semangat 1 2,3,4,5, 6,7,8 9 10 11 12 13 14 1 7 1 1 1 1 1 1


(34)

2. Etos kerja a.Mengusai kecakapan akademik

b.Tanggung jawab

c. Adil

d.Mampu bekerja e.Disiplin f. Memberi tauladan g.Konsisten h.Menjunjung

1. RPP 2. Metode

3. Media Tanggung jawab Adil Kerja sama Disiplin Memberi tauladan Konsisten kerja

Mutu kerja

1. Membuat RPP 2. Menggunakan

metode 3. Menggunakan

media

1. Tanggung jawab mengajar

2. Tanggung jawab mengerjakan tugas lain

1. Bersikap adil

2. Bekerja sama

1. Datang kesekolah 2. Masuk dan

keluar kelas 1. Tauladan yang

baik

2. Prilaku sopan. 1. Bekerja dengan

sebaik-baiknya 1. Mutu kerja.

1,2,3 4,5 6 7 8,9 10,11 12 13 3 2 1 1 2 2 1 1


(35)

mutu kerja i. Semangat

j. Perhatian dalam kerja k.Mengembang kan diri

Semangat kerja

Fokus kerja

Pengembangan diri

1. Sikap antusias dan semangat 1. Penuh perhatian

dalam bekerja 1. Menambah wawasan

14

15

16

1

1

1

E. Pengolahan dan Analisa Data

Data yang diperoleh dari penyebaran angket kepada responden kemudian diolah dengan cara-cara sebagai berikut:

1.Editing

Dalam pengolahan data yang pertama kali harus dilakukan adalah editing. Editing yaitu memeriksa atau meneliti daftar pertanyaan (angket) yang sudah diisi dan diserahkan oleh responden. Tujuan editing yaitu untuk meneliti satu persatu tentang kelengakapan dan kebenaran data.


(36)

Setelah dilakukan editing, tahap berikutnya yaitu memberikan skor terhadap pertanyaan yang ada pada angket (scoring). Pertanyaan untuk pilihan selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah masing-masing diberikan skor 4, 3, 2, dan 1. Adapun rinciannya yaitu sebagai berikut:

Selalu (S) (a) diberi skor 4 Sering (SR) (b) diberi skor 3 Kadang-kadang (KD) (c) diberi skor 2 Tidak pernah (TP) (d) diberi skor 1 3.Tabulating

Tabulating yaitu tahap memasukkan jawaban-jawaban yang sudah diskor kedalam tabel-tabel. Jadi pada tahap tabulating penulis menampilkan keadaan data-data yang sudah diperoleh lengkap dengan presentasi masing-masing data. Untuk keperluan mencari presentase data, pada tahap tabulating ini penulis menggunakan bantuan rumus tabel distribusi frekwensi relatif, yaitu:

Keterangan:

P: Angka presentase F: Frekwensi

N: Number of cases (jumlah individu)

Kemudian untuk mencari korelasi antara kedua variabel dan mengetahui adakah pengaruh tingkat pendapatan terhadap etos kerja guru yang mengajar di SMP Islam Ruhama Cirendeu penulis menggunakan rumus “Product Moment”.

Karena dalam penelitian ini jumlah responden kurang dari 30 (N kurang 30), maka rumus “Product Moment” yang digunakan yaitu:

rxy =

{

²-( X)²

}{

²-( Y)²

}

) )( ( −

Y N X

N

Y X XY N

Keterangan:

rxy = Angka indeks korelasi "r" product moment

X = Jumlah skor dalam sebaran X (pengaruh tingkat pendapatan) P = F x 100 %


(37)

Y = Jumlah skor dalam sebaran Y (etos kerja guru dalam mengajar) XY = Jumlah hasil kali skor X dengan skor Y

X² = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X Y² = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y N = Banyaknyasubyek (Number of Cases).

Setelah nilai

r

xy diketahui, maka penulis memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment dengan dua cara, yaitu:

1. Interpretasi secara sederhana atau secara kasar, yaitu dengan mencocokan hasil perhitungan dengan angka indek korelasi Product moment seperti tabel dibawah ini:

Tabel. 2

Angka indeks korelasi Product Moment

rxy

Besar “r” Product moment (

r

xy) Interpretasi

0,00-0,20

Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan atau dianggap tidak ada korelasi antara keduanya.

0,20-0,40

Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang lemah atau rendah.

0,40-0,70 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang sedang atau cukup.

0,70-0,90

Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi

0,90-1,00 Antara Variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sangat kuat atau


(38)

sangat tinggi.

2. Interpretasi dengan menggunakan tabel “r” Prduct Moment, yaitu dengan terlebih dahulu merumuskan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho) kemudian mencari derajat bebasnya (db atau df) dengan menggunakan rumus:

df=N-nr keterangan:

df: derajat bebas N: jumlah responden Nr: banyak variabel

Hasilnya dikonsultasikan pada tabel “r” Product Moment untuk df taraf signifikansi 1% dan 5%.

Selanjutnya untuk mengetahui dan mencari seberapa besar pengaruh variabel x terhadap variabel y dicari dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

KD : Koefisien determition (kontribusi variabel x terhadap variabel y) r2 : Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel


(39)

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Islam Ruhama

1. Letak geogarafis

SMP Islam Ruhama terletak di Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat tepatnya di jalan Tarumanegara no. 67 Cirendeu. SMP Islam Ruhama letaknya sangat strategis dan mudah dijangkau dari berbagai jurusan. Lingkungan sekolah terlihat asri dan jauh dari keramaian sehingga benar-benar mendukung kegiatan belajar mengajar yang kondusif.

2. Sejarah berdiri sekolah

SMP Islam Ruhama berdiri pada tanggal 17 Juli 1987 di bawah naungan Yayasan Prof.Dr.Hj. Zakiah Daradjat. Awalnya Yayasan ini bernama “Yayasan Ruhama” kemudian seiring perjalanan waktu yayasan ini berganti nama yakni “Yayasan Prof.Dr.Hj. Zakiah Daradjat” yang identik dengan nama pendirinya yakni Prof.Dr.Hj. Zakiah Daradjat seorang Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Yayasan ini berdiri pada tahun 1983 dengan Akta Notaris Ny. Yetty Taher, SH. No. 4 tertanggal 1 Agustus 1983. Pada awal berdirinya, Yayasan ini mempunyai tujuan yakni membantu dan turut serta mensukseskan program Pemerintah dalam bidang pendidikan dan kebudayaan dalam arti seluas-luasnya, yaitu membentuk manusia yang sehat jasmani, rohani dan memiliki keterampilan menuju masyarakat Indonesia yang adil dan makmur yang di ridhoi Allah SWT.

Adapun yang menjadi pengurus awal Yayasan pada waktu itu adalah Prof. Dr. Zakiyah Daradjat (Ketua Yayasan), Syahril (Wakil ketua), Ny. Azmi Azwir (Sekretaris), Yose Rizal (Bendahara I), dan Ny. Ernawati Azhari (Bendahara II)

Cikal bakal pendirian SMP Islam Ruhama adalah pendirian Masjid Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila pada tahun 1986 yang kemudian dilanjutkan dengan pendirian dan pembangunan TK Ruhama pada tanggal 17 Juli 1987 yang berlangsung kurang lebih satu tahun.


(40)

Seperti apa yang sudah disinggung diatas bahwa SMP Islam Ruhama pada mulanya hanyalah sebuah TK Ruhama, namun karena ada tuntutan masyarakat akan kebutuhan Sekolah Dasar (SD) maka didirikanlah SD Ruhama. Tidak sampai disana tuntutan masyarakat. Masyarakat menghendaki akan perlunya lembaga pendidikan yang memudahkan mereka dalam menyekolahkan anak-anak mereka setelah lulus dari SD nanti. Atas dasar inilah maka pada tanggal 17 juli 1987 didirikanlah lembaga sekolah lanjutan baru berlabel Islam yakni SMP Islam Ruhama dengan SK pendirian no. 490/102/Kep/E.88 tertanggal 5 Juli 1988 dibawah naungan Yayasan Prof. Dr. Zakiah Daradjat.

SMP Islam Ruhama dalam perjalanannya hingga kini telah meluluskan dua puluh angkatan dan telah tiga kali di akreditasi ulang dengan status terakreditasi dalam kelompok A.

3. Visi dan Misi sekolah a. Visi

Unggul dalam pengetahuan ilmu-ilmu dasar yang berorientasi pada penguasaan IPTEK dengan berlandaskan IMTAQ untuk menciptakan generasi yang Islami.

b. Misi

1. Mendidik siswa sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang dilaluinya.

2. Menanamkan wawasan pengetahuan ke-Islaman dan kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Mempraktekkan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari. 4. Mengembangkan minat dan bakat sesuai potensi yang dimiliki

siswa.

c. Tujuan pendidikan

”Turut serta membantu Pemerintah dalam mencerdaskan anak bangsa berdasarkan Pancasila, dan mengembangkan nilai-nilai keagamaan


(41)

sejak dini pada siswa serta membudayakan kebiasaan Islami di lingkungan sekolah”.

4. Kegiatan ekstrakurikuler SMP Islam Ruhama

Selain melaksanakan kegiatan intrakurikuler sebagaimana biasanya, SMP Islam Ruhama juga mengadakan kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler tersebut meliputi: a. PMR

b. Paskibra c. Pramuka d. Futsal e. Band f. Marawis

5. Struktur Organisasi

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan memerlukan adanya organisasi yang baik agar kegiatan sekolah berjalan dengan lancar guna mencapai tujuan yang tetapkan.

Secara struktur berikut ini susunan organisasi SMP Islam Ruhama: Direktur Yayasan : Hj. Azmi Azwir, BA

Kepala sekolah : Drs. Juhdi Asidi Wakasek kurikulum : Dadang Andrean Wakasek kesiswaan : Suedih Ahmad, S.E Keuangan : Zulnadri Daniel Pembina osis : Agus Muslim Kepala TU : Mursaid

Koordinator BP : Drs. Ridwanuddin

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5


(42)

a. Keadaan Guru

Guru merupakan salahsatu komponen pendidikan yang sentral dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Guru merupakan komponen pendidikan yang harus ada, tanpa adanya guru maka proses belajar mengajar tidak mungkin bisa terlaksana.

Di SMP Islam Ruhama pada tahun ajaran 2009/2010 jumlah guru yang mengajar ada 22 orang terdiri dari 14 orang guru laki-laki dan 8 orang guru wanita. Guru tetap ada 7 orang dan guru tidak tetap/honorer ada 15 orang semuanya mengajar dengan latar pendidikan yang berbeda-beda. Ada yang berlatar pendidikan S2, S1, D2 dan ada juga yang berlatar pendidikan SLTA. Kebanyakan guru berlatar belakang S1, adapun yang berlatar belakang S2, D2, dan SLTA hanya sedikit saja.

Tahun mulai mengajar guru-guru di SMP Islam Ruhama bervariasi, yaitu ada yang mulai mengajar antara tahun 1987-1989 (5 orang), ada yang mulai mengajar antara tahun 1990-1992 (2 orang), ada yang mulai mengajar antara tahun 1993-1995 (7 orang), ada yang mulai mengajar antara tahun 1996-1998 (2 orang), ada yang mulai mengajar antara tahun 2002-2004 (2 orang), ada yang mulai mengajar antara tahun 2005-2007 (2 orang), dan ada yang mengajar antara tahun 2008-2009 (3 orang).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 6 b. Keadaan Staff/Karyawan

Staff/karyawan sekolah juga turut membantu memperlancar penyelenggaraan pendidikan disuatu sekolah. Pada umumnya disekolah-sekolah terdapat beberapa orang staff/karyawan yang bertanggung jawab pada tugas-tugas tertentu, diantaranya yaitu staff keuangan, staff tata usaha, staff kebersihan, dan staff keamanan.

Di SMP Islam Ruhama sendiri memiliki 9 orang staff/karyawan yang di pekerjakan, yaitu masing-masing bagian keuangan ada 2 orang, bagian tata usaha ada 4 orang, bagian kebersihan 1 orang, dan bagian keamanan ada 2 orang. Dari 9 orang tersebut yang berlatar pendidikan SI ada 2 orang, yang berlatar pendidikan


(43)

SLTA ada 4 orang, SMP ada 2 orang, dan yang berlatar belakang pendidikan SD ada 1 orang.

Untuk lebih jelasnya dapat lihat pada lampiran 6

c. Data Keadaan Siswa

Dari segi kuantitas/jumlah untuk ukuran sekolah berlabel Swasta, SMP Islam Ruhama tergolong sekolah yang cukup maju. Hal ini bisa dilihat pada keadaan jumlah siswanya yang tiap tahun bertambah. Sebagai perbandingan pada tahun ajaran 2008-2009 jumlahnya siswanya sebanyak 233 orang, sedangkan pada tahun ajaran 2009-2010 jumlah siswanya ada 259 orang.

Dari jumlah siswa yang ada sekarang (259 siswa), masing-masing kelas VII-1 berjumlah 33 siswa, kelas VII-2 berjumlah 32, kelas VII-3 berjumlah 31, kelas VIII-1 berjumlah 28, kelas VIII-2 berjumlah 28 siswa, kelas VIII-3 berjumlah 30 siswa, kelas IX-1 berjumlah 39 siswa, dan kelas IX-2 berjumlah 38 siswa.

Untuk lebih jelasnya dapat lihat pada lampiran 6

7. Sarana dan Prasarana Sekolah

Sarana dan prasarana merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan kelancaran kegiatan belajar mengajar dan mutu suatu pendidikan. Kelancaran dan mutu pendidikan yang tinggi harus didukung pula oleh sarana dan prasarana yang memadai yang dapat memenuhi kebutuhan dalam proses belajar mengajar.

Sarana dan prasarana SMP Islam Ruhama sudah cukup memadai sehingga mendukung kelancaran proses belajar mengajar. Sarana prasarana yang ada meliputi: ruang kelas, ruang Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, ruang TU, perpustakaan, laboratorium IPA, ruang praktek komputer, ruang osis, ruang BP, masjid, lapangan olahraga, kantin/koperasi, pos satpam, dapur, toilet guru/karyawan, toilet siswa, meja dan kursi siswa, meja dan kursi guru, lemari guru, lemari TU, komputer, lap top, in focus.


(44)

B. Deskripsi Data

“Deskripsi merupakan suatu tahap ilmiah yang dilakukan dengan merekam data dari suatu eksperimen atau observasi dengan bantuan sistem indeks tertentu yang diterima dalam ilmu. Deskripsi diadakan, baik dengan sarana bahasan dan penggambaran yang biasa maupun dengan sarana khusus yang terdiri dari bahasa ilmu (simbol, matriks, diagram, dan sebagainya). Deskripsi juga diartikan dengan tahap persiapan dari transisi ke suatu studi teoritis tentang suatu objek dalam ilmu”.22 Jadi dalam arti lain deskripsi data dapat dikatakan kegiatan merekam atau menangkap dan memberikan penjelasan terhadap suatu data. Maksud deskripsi data disini yaitu sebagai sarana untuk penggambaran dan pembahasan terhadap data yang diperoleh.

Pendapatan guru guru yang mengajar di SMP Islam Ruhama umumnya tergolong rendah. Pendapatan guru yang mengajar di sekolah ini berkisar antara Rp.140.000,00 sampai dengan Rp.1.663.500,00. Rata-rata pendapatan guru disini yaitu Rp.700.000,00. Jumlah tersebut jauh lebih rendah dari UMR Tangerang yang besarnya Rp.980.000,00. Pendapatan tersebut umumnya tidak mencukupi kebutuhan hidup kebanyakan guru. Oleh karena itu ada diantara guru untuk mencukupi kebutuhan hidupnya mengajar dibeberapa sekolah, selain itu ada yang mencari pekerjaan sampingan, yaitu seperti membuka usaha sablon, membuka order spanduk, menjadi kurir, membuka warung dirumah dan lain-lain.

Adapun mengenai etos kerja guru di sekolah ini sudah cukup baik namun perlu ditingkatkan lagi. Etos kerja yang ditunjukkan guru-guru di SMP Islam Ruhama umumnya baik. Mayoritas guru di sekolah ini tergolong rajin yaitu ditandai dengan tingkat kehadiran mereka yang rata-rata relatif baik. Fokus mengajar mereka cukup tinggi, sikap disiplin dan tanggung jawab mereka akan tugas-tugas juga tergolong tinggi yaitu ditandai mereka tidak meninggalkan tugas mengajar dan tugas-tugas lain, mereka tidak pernah tidak masuk tanpa keterangan atau membolos.

22


(45)

Namun dalam hal pemenuhan keadministrasian mengajar mereka sangat kurang, masih ada diantara guru tidak menyiapkan RPP dan tidak mendesain media pengajaran. Belum semua guru menggunakan metode yang variatif , kebanyakan mereka masih menggunakan satu metode dalam mengajar. Kemudian juga guru di sekolah ini dalam hal upaya peningkatan prestasi masih kurang, hal ini tidak lain karena terbentur dengan dana.

Jumlah pendapatan yang diterima tersebut mempunyai pengaruh terhadap semangat kerja dan sikap kerjanya. Semakin besar pendapatan yang diberikan, secara otomatis semakin tercukupi kebutuhan mereka. Dengan demikian mereka yakni guru-guru akan mendapatkan ketenangan dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehingga semangatnya meningkat dan terjaga, dan sikap kerjanya yang baik akan muncul dengan sendirinya.

Kemudian untuk melengkapi dan menguatkan keterangan pernyataan-pernyataaan diatas, berikut ini penulis buatkan tabel-tabel data dan keterangan-keterangannya, baik itu analisis dari observasi, penyebaran angket maupun analisis hasil wawancara. Untuk lebih jelasnya lihat dibawah ini:

Tabel. 3

Orientasi mengajar berdasarkan pada materi

No. Alternatif jawaban F %

Selalu 13 59,1

Sering 2 9,1

Kadang-kadang 6 27,3

1.

Tidak pernah 1 4,5

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan bahwa sebanyak (59,1%) guru menjawab selalu berorientasi mengajar berdasarkan materi, (9,1%) mengatakan sering, (27,3%), menjawab kadang-kadang, (4,5%) menjawab tidak pernah. Berarti data ini menunjukkan bahwa guru SMP Islam Ruhama sebagian besar dalam mengajar


(46)

selalu berorientasi pada materi (pendapatan). Hal ini karena materi menurut sebagian mereka merupakan sesuatu yang penting dan mutlak dipenuhi. Dengan materi mereka dapat membiayai kehidupan dirinya dan keluarganya. 23

Tabel. 4

Pihak sekolah memperhatikan peningkatan kesejahteraan guru

No. Altenatif jawaban F %

Selalu 2 9,1

Sering 3 13,6

Kadang-kadang 14 63,6

Tidak pernah 2 9,1

2.

Tidak menjawab 1 4,5

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan bahwa (9,1%) guru menjawab pihak sekolah selalu memperhatikan peningkatan kesejahteraan guru, (13,6%) menjawab sering, (63,6%) menjawab kadang-kadang, (9,1%) menjawab tidak pernah, dan (4,5%) tidak menjawab pertanyaan ini. Berarti data ini menunjukkan bahwa upaya peningkatan kesejahteraan guru jarang dilakukan dan hanya kadang-kadang saja. Hal ini terjadi karena kondisi keuangan sekolah yang tidak stabil dan kurang memadai, dan bisa juga ini terjadi karena kebijakan kepala sekolah yang berkenaan dengan pemenuhan kesejahteran belum dirasakan semua guru, yaitu contohnya kepala sekolah hanya mengikutsertakan beberapa guru saja untuk program sertifikasi guru.24

Tabel. 5

Gaji yang diterima mencukupi

No. Alternatif jawaban F %

23

wawancara dengan guru tanggal 13-14 November 2009 24

Hasil wawancara dengan kepala sekolah tanggal 11 November 2009 dan wawancara dengan guru tanggal 13 November 2009


(47)

Selalu 2 9,1

Sering - -

Kadang-kadang 10 45,4

3.

Tidak pernah 10 45,4

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan bahwa (9,1%) guru menjawab bahwa gaji (pendapatan) yang diterima selalu mencukupi kebutuhan, (45,4%) menjawab kadang-kadang, dan (45,4%) menjawab tidak pernah. Berarti data ini menunjukkan bahwa pemberian gaji oleh pihak sekolah tidak pernah mencukupi, bisa ini terjadi karena gaji yang diberikan terlalu rendah yaitu kebanyakan masih dibawah UMR Tangerang (Rp.980.000,00) dan ini bisa juga karena kebutuhan guru yang lebih besar dari pendapatan yang ada. 25

Tabel. 6

Gaji yang diterima setiap bulan tepat waktu

No. Alternatif jawaban F %

Selalu 5 22,7

Sering 6 27,3

Kadang-kadang 11 50,0

4.

Tidak pernah - -

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan bahwa (22,7%) guru menjawab gaji yang diterima selalu tepat waktu, (27,3%) menjawab sering, dan (50,0%) guru menjawab kadang-kadang. Berarti data ini menunjukkan bahwa ketepatan waktu pembayaran gaji relatif jarang dilakukan pihak sekolah, bisa ini terjadi karena kondisi keuangan sekolah yang tidak stabil. Keuangan sekolah hanya bertumpu pada SPP siswa, jadi ketepatan pembayaran gaji tergantung dari kelancaran SPP siswa. 26

25

Hasil wawancara dengan kepala sekolah tanggal 11 November 2009 26


(48)

Tabel. 7

Gaji yang diterima sesuai dengan latar belakang pendidikan

No. Alternatif jawaban F %

Selalu 4 18,2

Sering 2 9,1

Kadang-kadang 3 13,6

Tidak pernah 8 36,4

5.

Tidak menjawab 5 22,7

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan bahwa (18,2%) guru menjawab gaji yang diterima selalu sesuai dengan latar belakang pendidikan, (9,1%) menjawab sering, (13,6%) menjawab kadang-kadang (36,4%) menjawab tidak pernah dan (22,7%) guru tidak menjawab pertanyaan ini. Berarti data ini menunjukkan bahwa gaji yang diterima tidak pernah sesuai dengan latarbelakang pendidikan guru, bisa ini terjadi karena sekolah tidak memberlakukan sistem pembayaran berdasarkan latarbelakang, sekolah ini sebagaimana umumnya sekolah-sekolah swasta lain memberlakukan sistem pembayaran gaji berdasarkan banyaknya jam mengajar.

Tabel.8

Mengeluhkan kesenjangan gaji yang diterima dengan jam kerja

No. Alternatif jawaban F %

Selalu 2 9,1

Sering 5 22,7

Kadang-kadang 6 27,3

Tidak pernah 8 36,4

6.

Tidak menjawab 1 4,5

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan hanya (9,1%) guru menjawab selalu mengeluhkan kesenjangan gaji, (22,7%) menjawab sering, (27,3%) menjawab kadang-kadang, (36,4%) menjawab tidak pernah dan (4,5%) guru tidak menjawab pertanyaan ini. Berarti data ini menunjukkan bahwa kesenjangan gaji dikeluhkan


(49)

juga oleh guru tetapi hanya sebagian kecil saja yaitu 9,1 %. Kebanyakan guru (36,4%) tidak pernah mengeluhkan kesenjangan antara pendapatan dengan jam kerja karena mereka pandai mensyukuri apa yang mereka telah peroleh, mereka berusaha untuk bersabar, dan memaklumi betul kondisi keuangan sekolah yang terbatas sehingga mereka tidak begitu mengeluhkan kesenjangan tersebut. 27

Tabel. 9

Merasakan kepuasan terhadap pendapatan

No. Alternatif jawaban F %

Selalu 3 13,6

Sering 3 13,6

Kadang-kadang 10 45,4

Tidak pernah 5 22,7

7.

Tidak menjawab 1 4,5

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan (13,6%) guru menjawab selalu merasakan kepuasan terhadap pendapatannya, (13,6%) menjawab sering, (45,4%) menjawab kadang-kadang, (22,7%) menjawab tidak pernah dan (4,5%) guru tidak menjawab pertanyaan ini. Berarti data ini menunjukkan bahwa kepuasan terhadap pendapatan jarang dirasakan oleh guru, hanya kadang-kadang saja mereka merasakan kepuasan atas pendapatan tersebut. Hal ini karena pendapatan yang diterima guru-guru SMP Islam Ruhama relatif kecil. Mereka merasakan kepuasan apabila mendapatkan tambahan dari pendapatan lain yaitu seperti honor dari membuat dan mengoreksi soal ujian, honor lembur dan lain-lain.

Tabel. 10

Mengharapkan gaji yang besar dan cukup

27


(50)

No. Alternatif jawaban F %

Selalu 14 63,6

Sering 4 18,2

Kadang-kadang 4 18,2

8.

Tidak pernah - -

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan bahwa (63,6%) guru menjawab selalu mengharapkan gaji yang besar dan cukup, (18,2%) menjawab sering, dan (18,2%) menjawab kadang-kadang. Berarti data ini menunjukkan bahwa gaji yang besar dan cukup selalu diharapkan oleh sebagian besar guru. Gaji yang besar dan cukup diperlukan guru untuk menunjang kehidupannya. Hal ini wajar karena dengan gaji yang besar dan cukup mereka mampu membiayai dan memenuhi kebutuhan keluarga, mereka bisa hidup dengan tenang dan bahagia.

Tabel. 11

Mendapatkan berbagai tunjangan

No. Alternatif jawaban F %

Selalu 4 18,2

Sering 4 18,2

Kadang-kadang 7 31,8

Tidak pernah 3 13,6

9.

Tidak menjawab 4 18,2

Jumlah 22

Data diatas menunjukkan bahwa (18,2%) guru menjawab selalu mendapatkan berbagai tunjangan, (18,2%) menjawab sering, (31,8%) menjawab kadang-kadang, (13,6%) menjawab tidak pernah dan (18,2%) guru tidak menjawab pertanyaan ini. Berarti data ini menunjukkan bahwa pemberian tunjangan tidak selalu artinya kadang-kadang saja diberikan oleh sekolah, ini terjadi karena disebabkan oleh kondisi keuangan sekolah yang kurang stabil dan


(51)

kemampuan sekolah yang terbatas dalam memenuhi tunjangan pada beberapa orang guru saja.28

Tabel. 12

Pendapatan tunjangan diberikan tepat waktu

No. Alternatif jawaban F %

Selalu 3 13,6

Sering 2 9,1

Kadang-kadang 14 63,6

Tidak pernah 1 4,5

10.

Tidak menjawab 2 9,1

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan bahwa (13,6%) guru menjawab bahwa pendapatan dari berbagai tunjangan selalu diberikan tepat waktu, (9,1%) menjawab sering, (63,6%) menjawab kadang-kadang, (4,5%) menjawab tidak pernah dan (9,1%) guru tidak menjawab pertanyaan ini. Berarti data ini menunjukkan bahwa pemberian tunjangan kadang-kadang saja diberikan tepat waktu. Hal ini bisa terjadi karena kondisi keuangan sekolah yang tidak stabil. Pembayaran tunjangan diberikan bersamaan dengan pembayaran gaji. Oleh karena keuangan sekolah hanya bertumpu pada SPP siswa, maka ketepatan pembayaran tunjangan, gaji dan pendapatan dari insentif tergantung dari kelancaran SPP siswa. Semakin lancar pembayaran SPP siswa, semakin tepat waktu pula pembayaran pendapatan-pendapatan tersebut dan sebaliknya.29

Tabel. 13

Mendapatkan honor dari pembuatan, pengoreksian dan mengawas ujian

28

Hasil wawancara dengan kepala sekolah tanggal 11 November 2009 29


(52)

No. Alternatif jawaban F %

Selalu 20 90,9

Sering 2 9,1

Kadang-kadang - -

11.

Tidak pernah - -

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan bahwa (90,9%) guru menjawab selalu mendapatkan honor dari pembuatan, pengoreksian soal dan mengawas ujian, dan (9,1%) menjawab sering. Berarti data ini menunjukkan bahwa insentif lain yang diterima guru diperoleh dari honor pembuatan dan pengoreksian soal serta dari mengawas ujian.30

Tabel. 14

Berbagai pendapatan membuat semangat dalam mengajar

No. Alternatif jawaban F %

Selalu 8 36,4

Sering 4 18,2

Kadang-kadang 9 40,9

12.

Tidak pernah 1 4,5

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan bahwa (36,4%) guru menjawab berbagai pendapatan selalu membuat semangat dalam mengajar, (18,2%) menjawab sering, (40,9%) menjawab kadang-kadang dan (4,5%) menjawab tidak pernah. Berarti data ini menunjukkan bahwa sebagian besar semangat guru dalam mengajar dipengaruhi oleh pendapatan, hal ini karena semangat guru salahsatunya bisa dipengaruhi oleh pendapatan.31

30

Hasil wawancara dengan guru tanggal 13 November 2009 31


(53)

Tabel. 15

Membuat RPP ketika hendak mengajar

No. Alternatif jawaban F %

Selalu 6 27,3

Sering 7 31,8

Kadang-kadang 9 40,9

13.

Tidak pernah - -

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan bahwa (27,3%) guru menjawab selalu membuat RPP ketika hendak mengajar, (31,8%) menjawab sering, dan (40,9%) menjawab kadang-kadang membuat RPP ketika hendak mengajar. Berarti data ini menunjukkan bahwa kedisiplinan guru dalam membuat RPP relatif kecil, yakni hanya 27,3%. Hal ini bisa terjadi karena masih ada sebagian guru yang belum bisa membuat RPP, dan juga bisa ini karena kebanyakan guru mengandalkan pengalaman dalam mengajar jadi tidak perlu membuat RPP.32

Tabel. 16

Memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan materi

No. Alternatif jawaban F %

Selalu 10 45,4

Sering 8 36,4

Kadang-kadang 4 18,2

14.

Tidak pernah - -

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan bahwa (45,4%) guru menjawab selalu memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan materi, (36,4%) menjawab sering,

32

Hasil wawancara dengan kepala sekolah tanggal 11 November 2009 dan hasil wawancara dengan guru tanggal 13-14 November 2009


(54)

dan (18,2%) menjawab kadang-kadang. Berarti data ini menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan metode yang sesuai sudah baik/tinggi, yakni 45,4%.

Tabel.17

Memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan materi

No. Alternatif jawaban F %

Selalu 5 22,7

Sering 6 27,3

Kadang-kadang 10 45,4

Tidak pernah - -

15.

Tidak menjawab 1 4,5

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan bahwa (22,7%) guru menjawab selalu memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan materi, (27,3%) menjawab sering, (45,4%) menjawab kadang-kadang, dan (4,5%) guru tidak menjawab pertanyaan ini. Berarti data ini menunjukkan bahwa kreativitas guru dalam memilih dan menggunakan media relatif rendah, yakni hanya 22,7%. Hal ini disebabkan keterbatasan media disekolah dan ini juga disebabkan karena dari gurunya sendiri yang kurang kreatif mendesain media pengajaran.33

Tabel. 18

Menjalankan tanggung jawab mengajar dengan sebaik-baiknya

No. Alternatif jawaban F %

Selalu 12 54,5

Sering 9 40,9

Kadang-kadang 1 4,5

16.

Tidak pernah - -

33

Hasil wawancara dengan kepala sekolah tanggal 11 November 2009 dan hasil wawancara dengan guru tanggal 13 November 2009


(55)

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan bahwa (54,5%) guru menjawab selalu menjalankan tanggung jawab mengajar dengan sebaik-baiknya, (40,9%) menjawab sering, dan hanya (4,5%) guru menjawab kadang-kadang. Berarti data ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam menjalankan tugas mengajar.34

Tabel. 19

Mengerjakan tugas-tugas lain dengan sebaik-baiknya

No. Alternatif jawaban F %

Selalu 11 50,0

Sering 8 36,4

Kadang-kadang 3 13,6

17.

Tidak pernah - -

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan bahwa (50,0%) guru menjawab selalu mengerjakan tugas-tugas lain dengan sebaik-baiknya, (36,4%) menjawab sering, dan sisanya (13,6%) menjawab kadang-kadang. Berarti data ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam menjalankan tugas-tugas lain.35

Tabel. 20

Bersikap adil dalam memperlakukan siswa

No. Alternatif jawaban F %

18. Selalu 19 86,4

34

Hasil wawancara dengan kepala sekolah tanggal 11 November 2009 35


(56)

Sering 1 4,5

Kadang-kadang 2 9,1

Tidak pernah - -

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan bahwa (86,4%) guru menjawab selalu bersikap adil dalam memperlakukan siswa, (4,5%) menjawab sering dan (9,1%) menjawab kadang-kadang. Berarti data ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru selalu bersikap adil dalam memperlakukan siswanya, bisa ini dikarenakan para guru tidak ingin membeda-bedakan perlakuan terhadap satu siswa dengan siswa yang lain.

Tabel. 21

Bekerja sama dengan sesama guru dan tenaga pendidikan lain

No. Alternatif jawaban F %

Selalu 13 59,1

Sering 5 22,7

Kadang-kadang 4 18,2

19.

Tidak pernah - -

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan bahwa (59,1%) guru menjawab selalu bekerja sama dengan sesama guru dan tenaga pendidikan lain, (22,7%) menjawab sering, dan (18,2%) menjawab kadang-kadang. Berati data ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru memiliki kemampuan bekerja sama yang tinggi. Diantara bentuk kerja sama yang mereka lakukan yaitu kerja sama dengan seluruh tenaga pendidikan lain berkenaan dengan sekolah yaitu seperti kerja sama dalam mensukseskan ujian akhir, kerja sama dalam penyelenggaraan acara-acara sekolah; kerja sama dengan sesama guru dalam mengatasi kesulitan mengajar yaitu seperti membahas soal bila mendapati soal yang sulit dibahas; dan kerja


(57)

sama dalam mengatasi masalah siswa seperti mengatasi kesulitan siswa dalam menangkap pelajaran, mengatasi siswa yang nakal, masalah pribadi siswa.36

Tabel. 22

Datang ke sekolah tepat waktu

No. Alternatif jawaban F %

Selalu 12 54,5

Sering 7 31,8

Kadang-kadang 3 13,6

20.

Tidak pernah - -

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkkan bahwa (54,5%) guru menjawab selalu datang ke sekolah tepat waktu, (31,8%) menjawab sering, dan (13,6%) menjawab kadang-kadang. Berarti data ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru memiliki komitmen dan disiplin yang tinggi dalam menjalankan tugasnya yaitu ditandai dengan mereka selalu tepat waktu datang ke sekolah.37

Tabel. 23

Masuk dan keluar kelas dengan tepat waktu

No. Alternatif jawaban F %

Selalu 8 36,4

Sering 11 50,0

Kadang-kadang 3 13,6

21.

Tidak pernah - -

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan bahwa (36,4%) guru menjawab selalu tepat waktu masuk dan keluar kelas, (50,0%) menjawab sering, dan hanya (13,6%) menjawab kadang-kadang. Berarti data ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru memiliki komitmen dan disiplin yang tinggi dalam menjalankan tugasnya

36

Hasil observasi dan hasil wawancara dengan guru tanggal 13 November 2009 37


(58)

yaitu ditandai dengan seringnya mereka masuk dan keluar kelas dengan tepat waktu.38

Tabel. 24

Memberikan tauladan yang baik kepada siswa

No. Alternatif jawaban F %

Selalu 16 72,7

Sering 6 27,3

Kadang-kadang - -

22.

Tidak pernah - -

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan bahwa (72,7%) guru menjawab selalu memberikan tauladan yang baik kepada siswa, dan (27,3%) menjawab sering. Berarti data ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru memiliki kemampuan memberikan tauladan baik yang tinggi. Hal ini karena mereka terbiasa berpakaian rapi, berbicara dengan ramah dan sopan, suka bekerja sama, demokratis, dan bersikap adil dalam memperlakukan siswa.39

Tabel. 25

Menunjukkan perilaku sopan (perkataan dan perbuatan)

No. Alternatif jawaban F %

Selalu 13 59,1

Sering 8 36,4

Kadang-kadang - -

23.

Tidak pernah - -

38

Hasil observasi di sekolah 39


(59)

Tidak menjawab 1 4,5

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan bahwa (59,1%) guru menjawab selalu menunjukkan perilaku sopan dalam perkataan dan perbuatan, (36,4%) menjawab sering, dan hanya (4,5%) yang tidak menjawab pertanyaan ini. Berarti data ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru berkepribadian baik yaitu ditandainya dengan mereka selalu menunjukkan prilaku sopan, misalnya selalu berbicara dengan kalimat yang jelas atau mudah dimengerti, dan bertingkah laku sesuai dengan norma-norma yang sesuai.40

Tabel. 26

Melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya meskipun imbalannya tidak memuaskan

No. Alternatif jawaban F %

Selalu 14 63,6

Sering 8 36,4

Kadang-kadang - -

24.

Tidak pernah - -

Jumlah 22 100

Data diatas menunjukkan bahwa (63,6%) guru menjawab selalu melaksanakan pekerjaan sebaik-baiknya meskipun imbalannya tidak memuaskan, dan (36,4%) menjawab sering. Berarti data ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru memiliki dedikasi dan komitmen yang tinggi dalam menjalankan tugasnya. Hal ini ditandakan dengan mereka selalu membiasakan diri melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya meskipun imbalannya tidak memuaskan.41

Tabel. 27

Menjunjung mutu dalam bekerja

40

Hasil observasi di sekolah 41


(1)

Struktur Organisasi SMP Islam Ruhama

Dirut. Yayasan (Hj. Azmi Azwir)

Ka. Sekolah (Drs. Juhdi Asidi) Komite

sekolah Wakasek.

Kesiswaan (Suedih Ahmad,

S.E) Wakasek. Kurikulum (Dadang Andrean)

Wali kelas

Guru

Siswa Ka. TU

(Mursaid)

Pembina Osis (Agus Muslim) Keuangan

(Zulnadri Daniel)

BP (Drs. Ridwanuddin)


(2)

115

Data keadaan guru, staff/karyawan, dan siswa SMP Islam Ruhama

a. Keadaan guru SMP Islam Ruhama tahun ajaran 2009/2010

Status Tahun mulai tugas

No.

Latar belakang

pendidikan GT GTT

1987-1989 1990-1992 1993-1995 1996-1998 1999-2001 2002-2004 2005-2007 2008-2009 Ket.

1. S2 - 1 - - - 1 -

2. S1 6 11 5 2 5 1 - - 1 3

3. D3 - - - -

4. D2 - 1 - - - 1 - 1 - -

5. D1 1 - - - -

6. SLTA - 2 - - 2 - - 1 - -

Jumlah 7 15 5 2 7 2 - 2 2 3

Jumlah guru semuanya ada 23 termasuk Kepala sekolah

b. Keadaan staff/karyawan SMP Islam Ruhama tahun ajaran 2009/2010

No. Latar belakang Jabatan Jml

1.

SI Bendahara I 2 orang

2. SLTA (SMA) Staff TU/Adm 4 orang Kebersihan 1 orang

3. SMP

Keamanan/Satpam 1 orang

4. SD Keamanan 1 orang


(3)

c. Keadaan siswa SMP Islam Ruhama tahun ajaran 2009/2010 Jumlah

Kelas

L P

Jumlah perkelas

VII-1 11 22 33

VII-2 21 11 32

VII-3 22 9 31

VIII-1 16 12 28

VIII-2 17 11 28

VIII-3 18 12 30

IX-1 18 21 39

IX-2 21 17 38


(4)

117

Data keadaan sarana dan prasarana di SMP Islam Ruhama Tahun Pelajaran 2009/2010

No Nama ruang Jumlah Kondisi

1 Ruang Ka. Sekolah 1 Baik

2 Ruang Wkl Ka. Sekolah 1 Baik

3 Ruang Guru 1 Baik

4 Ruang Tata Usaha 1 Baik

5 Ruang Kelas 8 Baik

6 Perpustakaan 1 Baik

7 Laboratorium IPA 1 Baik

8 Ruang Praktik Komputer 1 Baik

9 Masjid 1 renovasi

10 Ruang OSIS/studio musik 1 Baik

11 Ruang BP 1 Baik

12 Kantin/Koperasi 1 Baik

13 Pos Penjaga Sekolah 1 Baik

14 Toilet guru/karyawan 3 Baik

15 Toilet siswa 8 Baik

16 Dapur 1 Baik

17 Mading 1 Baik

18 Lapangan olah raga 1 Baik

19 Meja dan kursi guru 23 Baik

20 Meja dan kursi siswa 259 Baik

21 Lemari guru 23 Baik

22 Lemari TU 4 Baik

23 Komputer 10 Baik

24 Lap top 1 Baik

25 In focus 1 Baik


(5)

(6)