Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru SMP di Yayasan Pendidikan X

(1)

PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU SMP DI YAYASAN PENDIDIKAN X

TESIS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Magister

Program Magister Psikologi Sains Minat Utama Psikologi Pengembangan SDM

Diajukan oleh:

Nama : KWINNA RADHA SAMURA,S.Pd NIM : 127049001

PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI SAINS FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

TESIS

PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU SMP DI YAYASAN PENDIDIKAN X

Dipersiapkan dan disusun oleh Kwinna Radha Samura

Telah dipertahankankan didepan dewan penguji Pada tanggal

Susunan Dewan Penguji

Dosen Pembimbing Anggota Dewan Penguji

Prof.Dr.Irmawati,Psikolog ___________________

Ferry Novliadi,S.Psi, M.Psi ___________________

Vivi Gusrini R.Pohan, M.Sc,MA,Psikolog ___________________

Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Magister

Tanggal………..


(3)

P E R N Y A T A A N

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Kwinna Radha Samura,SPd dengan disaksikan oleh tim penguji tesis, dengan ini menyatakan bahwa tesis ini adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh derajat kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun. Dan sepanjang penetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis / diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat hal hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan, maka saya berserdia derajat kesarjanaan saya di cabut.

Medan,

Yang menyatakan,


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Ijin-Mu Ya Allah penelitian ini dapat diselesaikan. Penelitian ini melibatkan banyak pihak terkait yang turut berkontribusi terhadap penelitian ini dan proses yang menyertainya. Oleh sebab itu, diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Irmawati, Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing yang tetap sabar dalam membimbing peneliti dan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan tesis ini. Semoga Tuhan membalas setiap kebaikan ibu dengan pahala yang melimpah, Amin.

2. Bapak Ferry Novliadi, S.Psi, M.Psi, selaku dosen pembimbing yang ke dua, terima kasih atas bimbingan dan diskusi yang mencerahkan. 3. Bapak dan ibu dosen staf pengajar Fakultas Psikologi USU. Terima

kasih atas segala ilmu yang telah diberikan. Semoga peneliti dapat memanfaatkan ilmu tersebut dengan sebaik-baiknya.

4. Pt. Doman Sembiring, SPd, selaku Bapak Ketua Yayasan Pendidikan X yang mengijinkan peneliti melakukan penelitian di Yayasan yang dipimpinnya.

5. Subjek penelitian yakni guru-guru di Yayasan Pendidikan X yang telah bersedia membantu peneliti dalam mengisi skala penelitian sehingga penelitian ini dapat terselesaikan


(5)

6. Keluarga yang kucintai. Suami yang selalu membantu baik moral maupun material Bapak Edwin Marhen Ginting,ST.,SPd.K., ketiga putra kami yang kucintai Edra Prima Ginting, Wahyu Dwi Putra Ginting, dan Drie Youngen Ginting serta buat yang kukenang sepanjang masa Ayahnda tercinta Drs. Jusup Samura dan ibunda tercinta Kerja Ulina Sembiring, serta selaku abang Darius Eka Gustin Samura, Satrianos Samura, selaku kakak Juni Erbi Samura, Susi Riana Samura dan adik saya Prem Judha Samura, yang banyak memberikan motivasi selama kuliah di Fakultas Psikologi USU.

7. Kepada teman-teman angkatan 2012 yang sama-sama berjuang di dalam aktifitas kuliah.

8. Semua pihak yang telah membantu selama ini dan tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas semuanya.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari yang sempurna. untuk itu, dengan segala kerendahan hati peneliti terbuka menerima kritik dan saran untuk perbaikan demi kesempurnaan ini. Semoga penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak yang membacanya.

Medan, 9 Desember 2014 Peneliti


(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ………. i

Halaman Pengesahan ……….. ii

Halaman Pernyataan ……….. iii

Kata Pengantar ……… iv

Daftar isi ……….. vi

Daftar Tabel ……… ix

Daftar Gambar ……… x

Abstrak ……… xi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang……… 1

B. Rumusan Masalah……….. 13

C. Tujuan Penelitian ……… 13

D. Keaslian Penelitian ………. 14

E. Manfaat Penelitian ……….……… 14

F. Sistematika Penulisan………. 15

BAB II KAJIAN TEORITIS ………. 17

A. Kinerja …..………. 17

1. Pengertian ……….. 17

2. Penilaian Kinerja………. 19

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ……… 26

B. Kemampuan ……… 27


(7)

2. Indikator Pengukuran Kemampuan………. 28

C. Motivasi……… 30

1. Pengertian………. 30

2.Jenis / Tipe Motivasi………. 31

3. Pengukuran Motivasi………... 32

D. Kerangka Pikir ……… 33

E. Hipotesis……….. 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… 36

A. Identifikasi Variabel Penelitian……….. 36

B. Definisi Operasional Variabel………. 36

C. Subjek Penelitian ……… …….. 40

D. Metode Pengumpulan Data .………. 40

1. Alat pengumpulan data……….. 41

2. Validitas dan Reabilitas alat ukur ……… 42

a. Uji Validitas ………. 43

b. Uji Reabilitas ……… 44

3. Hasil Uji Coba ……….. 44

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitan ……….. 49

F. Metode Analisa Data ……… 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………….. 54

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian……… 54

2. Analisa Deskripsi ……… 61

3. Uji Asumsi Penelitian……….. 62


(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 77

A. Kesimpulan ……… 77

B. Saran ……….. 78


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Indikator Penilaian Kinerja Guru Periode T.P. 2011/2012 4

Table 2 Penilaian Kinerja Guru Periode T.P. 2011/2012………… 5

Tabel 3 Indikator Penilaian Kinerja Guru Periode T.P. 2012/2013 7

Tabel 4 Penilaian Kinerja Guru Periode T.P. 2012/2013……….. 8

Tabel 5 Distribusi aitem-aitem skala kemampuan sebelum ujicoba 41

Tabel 6 Distribusi aitem-aitem skala Motivasi sebelum uji coba….. 42

Tabel 7 Distribusi aitem-aitem skala kemampuan setelah ujicoba.. 45

Tabel 8 Distribusi aitem-aitem skala motivasi setelah uji coba…... 46

Tabel 9 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin………. 52

Tabel 10 Karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan……… 53

Tabel 11 Karakteristik berdasarkan usia……… 53

Tabel 12 Karakteristik berdasarkan masa kerja………. 54

Tabel 13 Nilai empirik dan nilai hipotetik variable kemampuan…. 55 Tabel 14 Nilai empirik dan nilai hipotetik variable motivasi.…….. 56

Tabel 15 Norma kategorisasi data penelitian……… 57

Tabel 16 Kategorisasi skor kemampuan……… 57

Tabel 17 Kategorisasi skor motivasi ……… 58

Tabel 18 Kategori kinerja guru T.P. 2012/2013……… 59

Tabel 19 Hasil Statistik Deskriptif ………. 59

Tabel 20 Hasil Uji Normalitas……….. 62

Tabel 21 Hasil Uji Multikolinearitas variable bebas………. 66

Tabel 22 Hasil Uji Autokorelasi………... 68

Tabel 23 Uji Regresi ………. 68


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Konsep………33

Gambar 2 Alur piker Penelitian ………34

Ganbar 3 Hasil uji Normalitas ………. .63

Gambar 4 hasil Uji P-Plot Normalitas ………..64


(11)

Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru SMP di Yayasan Pendidikan X

Kwinna Radha Samura ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi menurunnya kinerja guru-guru di Yayasan Pendidikan X pada tahun pelajaran 2012/2013. Oleh sebab itu perlu diteliti hal-hal yang mempengaruhi kinerja, agar dapat dilakukan upaya-upaya pengembangan kinerja guru dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kemampuan dan Motivasi terhadap Kinerja Guru di Yayasan Pendidikan X. Data penelitian diperoleh melalui skala Kemampuan berdasarkan teori Sutermeister (dalam Suprianto, 2011), dan skala Motivasi berdasarkan teori Arep & Tanjung (2003). Sedangkan data kinerja guru diperoleh dari kinerja guru yang dilakukan oleh pengawas sekolah sesuai dengan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013. Data yang telah terkumpul diolah dengan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh kemampuan terhadap kinerja guru di Yayasan Pendidikan X. Tidak terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja guru di Yayasan Pendidikan X. Secara Simultan Variabel Kemampuan (X1), dan Motivasi (X2) tidak berpengaruh terhadap Kinerja Guru. Dengan

demikian perlu penelitian lanjut untuk mengetahui variabel yang mempengaruhi kinerja guru selain variabel kemampuan dan variabel motivasi sehingga dapat memperoleh informasi lain, terkait upaya peningkatan kinerja guru. Karena penilaian kinerja, kemampuan maupun motivasi guru memperlihatkan hasil yang belum optimal, maka pihak Yayasan Pendidikan X perlu mengupayakan peningkatan kinerja, kemampuan dan motivasi guru.


(12)

Influence Ability and Motivation on Teacher Performance in Education Fondation Junior X

Kwinna Radha Samura ABSTRACT

The background of this study reduced performance of teachers in the Education Foundation X in the school year 2012/2013. Therefore it is necessary to study the things that affect performance, so do efforts to develop appropriate performance with the teacher. This study aimed to determine the effect of ability and motivation to the Teacher Performance in Education Foundation X. The data were obtained through the scale's ability based on the theory Sutermeister (in Suprianto, 2011), and Motivation scale based on the theory Arep & Tanjung (2003). While the teacher performance data obtained from the performance of teachers conducted by the school superintendent in accordance with Permendikbud No. 65 of 2013. The collected data is processed by multiple regression analysis method. The research concludes that there is no influence on the performance capabilities of teachers in the Education Foundation X. There is no motivation influence on the performance of teachers in the Education Foundation X. Simultaneously Variable Capability (X1), and motivation (X2) has no effect on teacher performance.

Thus the need for additional research to determine the variables that affect the performance of teachers in addition to the variable ability and motivation variables so as to obtain other information, related to efforts to improve teacher performance. So the assessment of performance, ability and motivation of teachers shows the result is not optimal, then the Education Foundation X needs to work on improving performance, ability and motivation of teachers.


(13)

Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru SMP di Yayasan Pendidikan X

Kwinna Radha Samura ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi menurunnya kinerja guru-guru di Yayasan Pendidikan X pada tahun pelajaran 2012/2013. Oleh sebab itu perlu diteliti hal-hal yang mempengaruhi kinerja, agar dapat dilakukan upaya-upaya pengembangan kinerja guru dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kemampuan dan Motivasi terhadap Kinerja Guru di Yayasan Pendidikan X. Data penelitian diperoleh melalui skala Kemampuan berdasarkan teori Sutermeister (dalam Suprianto, 2011), dan skala Motivasi berdasarkan teori Arep & Tanjung (2003). Sedangkan data kinerja guru diperoleh dari kinerja guru yang dilakukan oleh pengawas sekolah sesuai dengan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013. Data yang telah terkumpul diolah dengan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh kemampuan terhadap kinerja guru di Yayasan Pendidikan X. Tidak terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja guru di Yayasan Pendidikan X. Secara Simultan Variabel Kemampuan (X1), dan Motivasi (X2) tidak berpengaruh terhadap Kinerja Guru. Dengan

demikian perlu penelitian lanjut untuk mengetahui variabel yang mempengaruhi kinerja guru selain variabel kemampuan dan variabel motivasi sehingga dapat memperoleh informasi lain, terkait upaya peningkatan kinerja guru. Karena penilaian kinerja, kemampuan maupun motivasi guru memperlihatkan hasil yang belum optimal, maka pihak Yayasan Pendidikan X perlu mengupayakan peningkatan kinerja, kemampuan dan motivasi guru.


(14)

Influence Ability and Motivation on Teacher Performance in Education Fondation Junior X

Kwinna Radha Samura ABSTRACT

The background of this study reduced performance of teachers in the Education Foundation X in the school year 2012/2013. Therefore it is necessary to study the things that affect performance, so do efforts to develop appropriate performance with the teacher. This study aimed to determine the effect of ability and motivation to the Teacher Performance in Education Foundation X. The data were obtained through the scale's ability based on the theory Sutermeister (in Suprianto, 2011), and Motivation scale based on the theory Arep & Tanjung (2003). While the teacher performance data obtained from the performance of teachers conducted by the school superintendent in accordance with Permendikbud No. 65 of 2013. The collected data is processed by multiple regression analysis method. The research concludes that there is no influence on the performance capabilities of teachers in the Education Foundation X. There is no motivation influence on the performance of teachers in the Education Foundation X. Simultaneously Variable Capability (X1), and motivation (X2) has no effect on teacher performance.

Thus the need for additional research to determine the variables that affect the performance of teachers in addition to the variable ability and motivation variables so as to obtain other information, related to efforts to improve teacher performance. So the assessment of performance, ability and motivation of teachers shows the result is not optimal, then the Education Foundation X needs to work on improving performance, ability and motivation of teachers.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah dengan meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan. Guru merupakan salah satu komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara terus menerus (Jasmani Asf, 2013).

Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah yang berada dibarisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan.

Sejalan dengan amanat UU RI tentang Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”. Untuk mengetahui keterlaksanaan tugas guru tersebut, diperlukan penilaian kinerja dengan kriteria penilaian yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.


(16)

Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Maler (dalam Kusumastuti, 2001) bahwa kinerja sebagai unjuk kerja adalah keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Ilyas (2001) juga menyatakan bahwa kinierja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel didalam organisasi.

Kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas, serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dikatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Gibson et.al., 2007).

Sehubungan dengan itu Raharja (2004) mengungkapkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja. Selanjutnya Hadari Nawawi (2006: 63) mengatakan bahwa kinerja “adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b) prestasi yang diperlihatkan, (c) kemampuan kerja”. Sedangkan menurut Mangkunegara (2007: 155) mengatakan “ bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya”.

Mangkuprawira (2007) juga menjelaskan bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.


(17)

Dengan demikian, dari beberapa pendapat para ahli di atas mengenai kinierja, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang, secara kuantitas maupun kualitas dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan tanggungjawab yang dibebankan kepadanya dalam periode tertentu berdasarkan standar hasil kerja yang telah ditetapkan.

Berkenaan dengan standar hasil kinerja guru, Piet A Sahertian (dalam Rusman, 2010: 51) menjelaskan bahwa “standar guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti bekerja dengan siswa secara individual, persiapan dan perencanaan pembelajaran, melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar dan kepemimpinan yang aktif dari guru”.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan seorang pengurus Yayasan Pendidikan X, kriteria yang digunakan untuk menilai kinerja guru SMP di sekolah X pada tahun pelajaran 2011/ 2012 adalah berdasarkan Permenag PAN & RB No.16 Tahun 2009 yang dinyatakan dalam bab 1 Ketentuan Umum pasal 1 butir 3, bahwa indikator penilaian kinerja guru meliputi Perencanaan Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran, Penilaian Hasil Pembelajaran, Melatih dan Membimbing Siswa, dan Tugas Tambahan. Sebagaimana tertera pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1 Indikator Penilaian Kinerja Guru SMP di Sekolah X Tahun 2011/2012

No. Program Materi Penilaian Skor Nilai

0 1 2 3 4 1. Perencanaan

Pembelajaran

a. Program tahunan b. Prgram Semester c. Silabius

d. RPP e. KKM


(18)

f. Agenda Harian Guru g. Jadwal tatap Muka h. Absensi Siswa i. Kalender Pendidikan j. Buku Nilai

2. Pelaksanaan Pembelajaran

a. Pendahuluan

b. Kegiatan inti melalui tatap muka, penugasan,terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur kegiatan tatap muka yang dilakukan melalui : 1) Eksporasi

2) Elaborasi 3) Konfirmasi c. Penutup

3. Penilaian Hasil Pembelajaran

a. Dafar nilai sesuai dengan standar penilaian

b. Melakukan tes dengan Ulanagan Harian, UTS, UAS, UKK

c. Melakukan Penilaian ahlak mulia dan kepribadian

d. Melakukan penilaian

psikomotor

e. Melakukan analisis ulangan harian

f. Remedial dan Pengayaan g. Instrumen tes setiap KD h. Bank Soal

i. Kartu Soal

j. Analisis Penilaian 4. Melatih dan

Membimbing Siswa

a. Melatih dan membimbing siswa dalam remedial dan pengayaan b. Membimbing siswa dalam

pengembangan diri melalui BK dan kegiatan esktra Kurikuler c. Kegiatan KIR

5. Tugas Tambahan

a. Wakil Kepala sekolah b. Wali kelas

c. Pembina Ekstra Kurikuler d. Piket

e. Pembina Osis f. Pustakawan g. Laboratorium

J u m l a h

Jumlah total ……….


(19)

Hasil penilaian kinerja guru SMP di YayasanPendidikan X dilakukan Pengawas Binaan untuk periode tahun pelajaran 2011/2012, tertera pada tabel 2 dibawah ini:

Tabel 2 Kinerja guru periode T.P. 2011/2012

No Kategori Jumlah Persentase (%)

1 2 3 4 Amat baik Baik Cukup Kurang 4 24 2 0 13,3 % 83,0 % 3, 7 % 0 %

30 100 %

Sumber : Penilaian Guru SMP Sekolah X tahun 2011/2012

Dari tabel 2 terlihat bahwa yang memperoleh penilaian kinerja dengan kategori Amat Baik sebanyak 4 orang (13,3%), kategori Baik sebanyak 24 orang (83,0%), kategori Cukup sebanyak 2 orang (3,7%), dan tidak ada yang memperoleh kategori kurang. Dengan demikian penilaian kinerja untuk ke 30 orang guru SMP di Yayasan Pendidikan X periode tahun pelajaran 2011/2012 cenderung pada kategori Baik, namun tetap ada yang memperoleh kategori cukup. Jadi dapat dikatakan kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X pada tahun pelajaran 2011/2012 belum optimal.

Pada tahun pelajaran 2012/2013 terjadi perubahan peraturan penilaian kinerja guru, yaitu mengikuti Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Permendikbud ) Republik Indonesia No.65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Indikator yang digunakan untuk penilaian kinerja guru disekolah X, berdasarkan bab III dan bab IV Permendikbud No.65 Tahun 2013, meliputi Perencanaan Pembelajaran dan Pelaksanaan Pembelajaran.


(20)

Pada bab IV butir 2 Permendikbud tersebut, dinyatakan penilaian kinerja guru dilakukan oleh Pengawas Manajerial dan Kepala Sekolah dalam bentuk supervisi dan manajerial. Namun dari hasil wawancara penulis dengan Pengawas Manajerial dan kepada seorang pengurus Yayasan, penilaian kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X hanya dilakukan oleh seorang Pengawas Manajerial, bukan dengan Kepala Sekolah; walaupun di dalam Permendikbud RI No.65 Tahun 2013 Bab IV butir 2 dinyatakan penilaian kinerja guru dilakukan oleh Pengawas Manajerial dan Kepala Sekolah. Hal ini disebabkan karena Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang belum pernah membuat Surat Keputusan Penugasan kepada kepala sekolah untuk menilai kinerja guru SMP khususnya di Yayasan Pendidikan X tersebut. Saat ini Kepala Sekolah hanya menerima Surat Penetapan Tugas sebagai guru dan tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah dari Yayasan. Berikut ini Indikator-indikator yang digunakan untuk penilaian kinerja guru tahun pelajaran 2012/2013.

Tabel 3 Indikator Penilaian Kinerja Guru SMP di Sekolah X Tahun 2012/2013

No. Aspek Indikator Pencapaian Skor Nilai

0 1 2 3 4 1. Perencanaan

Pembelajaran

Silabus

a. Identitas mata pelajaran b. Identitas sekolah c. Kompetensi inti d. Kompetensi dasar e. Tema

f. Materi pokok g. Pembelajaran h. Penilaian


(21)

i. Alokasi waktu j. Sumber belajar 2. Pelaksanaan

Pembelajaran

A. Pendahuluan

1. Menyiapkan peserta didik

2. Mengajukan pertanyaan pertanyaan 3. Menjelaskan tujuan Pembelajaran 4. Menyampaikan cakupan materi

B. Kegiatan Inti (Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi)

1. Eksplorasi

a.Melibatkan peserta didik mencari informasi

b.menggunakan beragam pendekatan pembelajaran

c. mempasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik

d.melibatkan peserta didik secara aktif

e.memfasilitasi peserta didi melakukan percobaan di Lab.

2. Elaborasi a.membiasakan peserta didik membaca b.pemberian tugas, diskusi

c.memberi kesempatan utk berpikir

d.memfasilitasi pembelajaran kooperatif dan kolaboratif

e. memfasilitasi peserta didik berkompetisi f.membuat laporan eksplorasi

g. melakukan pameran, turnamen, dan festival h. menumbuhkan rasa percaya diri

3. Konfirmasi a.memberikan umpan balik positif

b.memberikan konfirmasi terhdp hasil eksplorasi dan elaborasi

c.melakukan refeksi

d. memperoleh pengalaman bermakna e. berfungsi sebagai narasumber f.membantu menyelesaikan masalah

g.dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi

h. memberikan informasi

i. memberikan motivasi kpd peserta didik C. Kegiatan Penutup

a.membuat rangkuman

b.melakukan penilaian / refleksi


(22)

d. merencanakan tindak lanjut

e. menyampaikan rencana pembelajaran

J u m l a h

Jumlah total ……….

. Sumber : Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013.

Hasil penilaian kinerja guru SMP di YayasanPendidikan X dilakukan Pengawas Binaan untuk periode tahun pelajaran 2012/2013, tertera pada tabel 4 dibawah ini:

Tabel 4 Kinerja guru periode T.P. 2012/2013

No Kategori Jumlah Persentase (%)

1 2 3 4 Amat baik Baik Cukup Kurang 2 10 12 6 6,7 % 33,3 %

40 % 20 %

30 100 %

Sumber : Penilaian Guru Sekolah X tahun 2012/2013

Berdasarkan kategori penilaian kinerja guru SMP di sekolah X pada tahun 2012/2013, yang mendapat nilai Amat Baik sebanyak 2 orang (6,7%), kategori nilai Baik sebanyak 10 orang (33,3%), kategori nilai Cukup sebanyak 12 orang (40%) dan kategori nilai Kurang sebanyak 6 orang (20%). Jadi dapat disimpulkan penilaian kinerja guru SMP di sekolah X periode tahun pelajaran 2012/2013 cenderung memperoleh nilai Cukup, yang berarti kinerja guru-guru tersebut belum optimal.

Melihat kondisi kinerja pada tabel 2 dan tabel 4 dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan format penilaian kinerja guru SMP di sekolah X periode tahun pelajaran 2011/2012 maupun tahun pelajaran 2012/2013, hasil


(23)

kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X dapat dikatakan belum optimal. Oleh sebab itu perlu di teliti hal hal yang mempengaruhi kinerja, agar dapat dilakukan upaya upaya pengembangan kinerja guru dengan tepat.

Menurut Mitchel (dalam Sinambela, 2006) kinerja yang baik akan dipengaruhi oleh 2 hal yaitu tingkat kemampuan dan motivasi kerja yang baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Mangkunegara (2007) yang mengatakan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan dan faktor motivasi atau dengan kata lain, “performance = ability + motivation”.

Berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi kinerja di atas, hasil penelitian yang dilakukan oleh Bodroastuti (2012) tentang Pengaruh Kemampuan dan Motivasi terhadap Kinerja (Studi pada Guru SMK Palapa Semarang) memperlihatkan bahwa kemampuan dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru di SMK Palapa Semarang.

Penelitian yang dilakukan oleh Musafir (2007) berjudul Pengaruh Kemampuan dan Motivasi terhadap Kinerja pegawai Pemerintah propinsi Gorontalo, menunjukan bahwa faktor kemampuan paling besar pengaruhnya terhadap kinierja pegawai dibanding faktor motivasi dan secara simultan kemampuan dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinierja.

Penelitian lain dilakukan oleh Anggreini (2008) mengenai Pengaruh Kemampuan dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai pada Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa variabel motivasi dan kemampuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung.


(24)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Syachroni (2013) Tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi kinerja Guru SMA Negeri 4 Kota Jambi (The Analysis Of Factors That Affect Teacher Performance at State Senior High School 4 In Jambi City) memperlihatkan bahwa faktor kemampuan berpengaruh sebesar 87,6% terhadap kinerja guru.

Penelitian yang dilakukan oleh Eriyadi (2004) menjelaskan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja (Prihantoro,2012).

Berdasarkan beberapa pendapat dan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan dan motivasi mempengaruhi kinerja.

Zain (dalam Milman Yusdi, 2010) mengatakan kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan berusaha dengan diri sendiri. Sedangkan Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati (2001) mendefenisikan kemampuan sebagai dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Robbins (2001) yang menyebutkan kemampuan adalah kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam menjalankan suatu pekerjaan. Selanjutnya Gordon (dalam Mulyasa, 2003) mengemukakan kemampuan yaitu sesuatu yang dimilki oleh seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Menurut teori Keith Davis dalam Mangkunegara (2007), kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). IQ adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Pengetahuan (knowledge) berarti segala sesuatu yang diketahui yaitu


(25)

kepandaian atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal pelajaran. Ketrampilan (Skill) adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas.

Sejalan dengan pendapat Keith Davis dalam Mangkunegara (2007) seperti tersebut diatas Sutermeister (dalam Supriyanto, 2011) menyatakan kemampuan adalah faktor penting dalam meningkatkan produktivitas kerja.

Kemampuan berhubungan dengan pengetahuan (Knowledge) dan keterampilan

(Skill) yang dimiliki seseorang.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya yang menentukan kinerja seseorang adalah faktor kemampuan dan faktor motivasi. Sehubungan dengan itu motivasi merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi peningkatan kinerja. (Sinungan, 2000).

Menurut Gibson (2000) motivasi berasal dari kata motif artinya dorongan kebutuhan sehingga motivasi selalu bertolak pada tingkat kebutuhan, dengan kata lain dorongan dan keinginan manusia untuk melakukan sesuatu didalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Sedangkan Fillmore H. Stanford (dalam Mangkunegara, 2002) mendefinisikan motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu. Demikian pula Gray (dalam Winardi, 2002) menyatakan motivasi

Selanjutnya Mulyasa (2003) menyatakan motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu.

merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.


(26)

Arep & Tanjung (2003) menyatakan motivasi merupakan suatu dorongan atau daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau bekerja untuk memenuhi kebutuhannya.

Sementara menurut Ryan dan Deci (2000), motivasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik. Motivasi intrinsik mengacu pada melakukan sesuatu karena adanya ketertarikan atau hal yang menyenangkan. Sedangkan motivasi ektrinsik yaitu melakukan sesuatu karena dapat menghasilkan sesuatu yang berguna.

Demikian pula Armstrong (dalam Wukir, 2013) mengemukakan dua tipe motivasi, yaitu:

1. Motivasi intrinsik: faktor yang datang dari diri sendiri yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan tertentu.

2. Motivasi ekstrinsik: faktor yang datang dari luar diri atau yang dilakukan orang lain untuk memotivasi seseorang. Motivasi ektrinsik mempunyai pengaruh yang cepat dan kuat namun biasanya tidak bertahan lama.

Merujuk teori-teori tentang kinerja, kemampuan dan motivasi diatas maka kondisi kinerja guru guru di Yayasan Pendidikan X yang belum optimal. dapat dianalisa dengan meneliti besarnya pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja guru guru di Yayasan Pendidikan X tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka peneliti membuat suatu rumusan masalah yaitu ”Apakah terdapat


(27)

pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja guru di Yayasan Pendidikan X ?”.

C.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X.

D.Keaslian Penelitian

Penelitian di Yayasan Pendidikan X belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian ini menekankan upaya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X. Telah banyak dilakukan penelitian tentang topik yang sama, tetapi dengan tujuan, subjek dan tempat penelitian yang berbeda. Penelitian tersebut memberi kesimpulan bahwa kemampuan dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Keaslian penelitian ini merupakan hasil dari pemikiran penulis dengan mengambil panduan referensi dari buku-buku, jurnal, hasil interview dan sumber lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

E. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis :

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data-data empiris mengenai pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X. Selain itu, untuk berbagi dasar


(28)

pengetahuan bagi peneliti-peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan dengan topik yang sama.

Manfaat Praktis :

a.

Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, gambaran dan wacana mengenai pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X. b. Bagi Yayasan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh kemampuan dan motivasi, dan menjadi pertimbangan dalam upaya peningkatan kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X.

F. Sistematika Penulisan

1. BAB I : PENDAHULUAN. : Dalam bab ini memuat Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, keaslian penelitian dan Manfaat Penelitian.

2. BAB II : KAJIAN TEORITIS. Berisikan mengenai tinjauan kritis yang menjadi acuan dalam pembahasan permasalahan. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemampuan, motivasi dan kinerja guru.

3. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini berisikan mengenai metode-metode dasar dalam penelitian yaitu identifikasi variabel, definisi operasional, subjek penelitian, instrumen dan alat ukur yang digunakan, metode pengambilan sampel dan metode analisis data.


(29)

4. BAB IV : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. Berisikan uraian mengenai analisa data dan pembahasan yang dikaitkan dengan teori yang ada.

5. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN. Berisikan uraian kesimpulan sebagai jawaban permasalahan yang diungkapkan berdasarkan hasil penelitian dan saran penelitian yang meliputi saran metodologis dan saran praktis.


(30)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A.Kinerja

1. Pengertian

Menurut Maler (dalam Kusumastuti, 2001) bahwa kinierja sebagai unjuk kerja adalah keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Ilyas (2001) juga menyatakan kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinierja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Penampil tidak terbatas kepada personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel didalam organisasi.

Menurut Simamora (2004), kinerja adalah kadar pencapaian tugas-tugas yang membentuk pekerjaan karyawan dan merefleksikan seberapa baik karyawan memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan. Sedangkan Mathis dan Jackson (2006) menjelaskan bahwa kinerja adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan.

Sehubungan dengan itu Raharja (2004) mengungkapkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja. Selanjutnya Hadari Nawawi (2006: 63) mengatakan bahwa “Kinerja adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b) prestasi yang diperlihatkan, (c) Kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas, serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.


(31)

Kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas, serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dikatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Gibson et.al., 2007).

Mangkuprawira (2007) juga menjelaskan bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Sedangkan menurut Mangkunegara (2007: 155) “ bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya”.

Menurut Sedarmayanti (2011) kinerja didefenisikan sebagai hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukan buktinya secara konkrit dan dapat diukur.

Menurut Rusman (2013) kinerja adalah performance . Kinerja dapat pula diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. Sementara itu, menurut August W. Smith, performance is output derives from proceses, human or therwise, yaitu kinerja adalah hasil dari proses yang dilakukan manusia.

Sementara Kinerja menurut kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud No.65 tahun 2013 adalah kegiatan yang meliputi hasil proses pengajaran yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.


(32)

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil atau tingkatan keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

2. Penilaian Kinerja guru

Menurut Rusman (2013) Penilaian Kinerja guru merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, serta menafsirkan data tentang proses dan hasil yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Penilaian Kinerja guru menurut kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 yang tertera pada Bab III tentang Perencanaan Pembelajaran dan Bab IV tentang Pelaksanaan Pembelajaran. Indikator penilaian kinierja guru adalah sebagai berikut:

2.1. Perencanaan pembelajaran:

Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus memuat:


(33)

a. Identitas mata pelajaran (khususSMP/MTs/SMPLB/Paket B dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);

b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas; c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial

mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan matapelajaran;

d. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran; e. tema (khususSD/MI/SDLB/Paket A);

e. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;

f. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan; g. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan

informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;

h. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan i. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,


(34)

2.2. Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran yang merupakan implementasi dari RPP, terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

Pelaksanaan Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses sebab-akibat. Guru sebagai pengajar merupakan penyebab utama terjadinya proses pembelajaran siswa, meskipun tidak semua perbuatan belajar siswa merupakan akibat guru yang mengajar. Oleh sebab itu, guru sebagai figur sentral, harus mampu menetapkan strategi pembelajaran yang dapat sehingga dapat mendorong terjadinya perbuatan siswa yang aktif, produktif dan efisien. Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar serta penggunaan metode maupun strategi pembelajaran. Semua tugas tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal dalam pelaksanaannya menuntut kemampuan guru.

Berdasarkan Permendikbud No.65 Tahun 2013 mengungkapkan bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mencakup hal-hal sebagai berikut kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

2.2.1.Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;


(35)

b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;

d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

2.2.2.Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;

2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;


(36)

3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;


(37)

7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;

9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik. c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,

2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,

3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,

4) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:

5) Berfungsi sebagai nara sumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengar menggunakan bahasa yang baku dan benar

6) Membantu menyelesaikan masalah;

7) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;


(38)

9) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

2.2.3.Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Bersama-sama dengan peserta didik atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Kinerja menurut kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud No.65 tahun 2013 adalah unjuk kerja dalam konteks profesi guru yang meliputi kegiatan hasil proses pengajaran yaitu perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hasil penilaian kinerja guru yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah terhadap 30 guru SMP di Yayasan Pendidikan X pada


(39)

Tahun Pelajaran 2012/2013 sesuai Permendiknas No.65 Tahun 2013, bab IV ayat 3 butir b telah diperoleh gambaran penilaian Kinerja Guru.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut pendapat Robbins (2001), tingkat kinerja pegawai akan sangat tergantung pada dua faktor yaitu kemampuan pegawai dan motivasi kerja.

a. Kemampuan pegawai seperti: tingkat pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman. Tingkat kemampuan akan dapat mempengaruhi hasil kinerja pegawai dimana semakin tinggi tingkat kemampuan pegawai akan menghasilkan kinerja yang semakin tinggi pula.

b. Motivasi kerja yaitu dorongan dari dalam diri pegawai untuk melakukan suatu pekerjaan. Dengan adanya motivasi kerja yang tinggi pegawai akan terdorong untuk melakukan suatu pekerjaan sebaik mungkin yang akan mempengaruhi hasil kinerja. Semakin tinggi motivasi yang dimiliki semakin tinggi pula kinerja yang dapat dihasilkan.

Demikian pula Gibson (2003), menyatakan kinerja individual karyawan selain dipengaruhi oleh faktor motivasi, juga oleh kemampuan karyawan.

Karyawan dengan kemampuan teknis maupun operasional yang tinggi untuk sebuah tugas akan meningkatkan motivasi kerjanya. Seorang karyawan merasa termotivasi dan memiliki kinerja yang baik, jika seorang karyawan memiliki pengetahuan yang memadai terhadap bidang tugas dan tanggung jawabnya, kondisi fisik, adanya dukungan faktor keluarga serta tidak adanya hambatan geographi.


(40)

Menurut Robbins, (2001) kinerja diartikan sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan (ability) dan motivasi (motivation) sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja = f ( A x M ).

B. Kemampuan 1. Pengertian

Menurut Gordon (dalam Mulyasa, 2003) kemampuan yaitu sesuatu yang dimilki oleh seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Sementara menurut Robbin (2007) kemampuan terdiri atas dua kelompok faktor yaitu:

a. kemampuan intelektual (intelectual ability) yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental-berfikir, menalar dan memecahkan masalah.

b. kemampuan fisik (physical ability) yaitu kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.

Robbins dan Judge (2008) menyatakan kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas suatu pekerjaan. Kemampuan adalah suatu penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang.

Sedangkan Sutermeister (dalam Supriyanto, 2011) menyatakan


(41)

Kemampuan berhubungan dengan pengetahuan (Knowledge) dan keterampilan

(Skill) yang dimiliki seseorang.

2. Indikator Pengukuran Kemampuan

Sutermeister (dalam Supriyanto, 2011) menyatakan kemampuan dapat diukur dengan indikator sebagai berikut:

a. Pengetahuan (knowledge) yaitu:

1) Tingkat pendidikan formal yang dimiliki seperti pendidikan formal atau segenap bentuk pendidikan yang didapatkan secara terorganisir dan berjenjang baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. 2) Pelatihan tekhnis yang pernah diikuti. Arti pelatihan teknis adalah

pelatihan secara teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang pernah diikuti.

3) Kemampuan menguasai pekerjaan adalah kecakapan karyawan dalam

bekerja.

b.Ketrampilan (skill) yaitu:

1) Petunjuk tekhnis pekerjaan merupakan tuntunan atau bimbingan

bagaimana mengerjakan suatu pekerjaan.

2) Ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan adalah ketelitian karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Pengetahuan dan ketrampilan tersebut sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan latihan, yang diartikan sebagai proses persiapan


(42)

individu-individu untuk memikul tanggungjawab yang berbeda atau lebih tinggi didalam organisasi, biasanya berkaitan dengan peningkatan kemampuan intelektual atau emosional yang diperlukan untuk

melaksanakan pekerjaan yang lebih baik. Demikian pula di Yayasan

Pendidikan X, dalam meningkatkan kinierja guru secara maksimal, maka faktor kemampuan guru merupakan faktor yang akan menentukan.

C. Motivasi

1. Pengertian

Motivasi berasal dari kata motif artinya dorongan kebutuhan sehingga motivasi selalu bertolak pada tingkat kebutuhan, dengan kata lain dorongan dan keinginan manusia untuk melakukan sesuatu didalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya (Gibson, 2000).

Arep & Tanjung (2003) menyatakan motivasi merupakan suatu dorongan atau daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau bekerja untuk menentukan kebutuhannya.

Menurut Hamalik (2004) motivasi dapat berupa dorongan-dorongan dasar, baik dari dalam maupun luar individu. Antoni (2006) mengemukakan bahwa pemberian dorongan sebagai salah satu bentuk motivasi, penting dilakukan untuk meningkatkan gairah kerja sehingga dapat mencapai hasil yang dikehendaki. Karena dengan pemberian motivasi yang baik, maka kinerja akan meningkat dan hasil kerja akan lebih optimal sesuai dengan standar yang ditetapkan.


(43)

Sedangkan menurut Armstrong (dalam Wukir, 2013) motivasi merupakan seperangkat alasan dalam melakukan tindakan tertentu. Motivasi dapat didefenisikan sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seseorang dalam berusaha mencapai tujuannya. Motivasi seseorang bergantung kepada seberapa kuat motif mereka.

2. Jenis / Tipe Motivasi

Ryan dan Deci (2000) menyatakan motivasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik mengacu pada melakukan sesuatu karena adanya ketertarikan atau hal yang menyenangkan. Sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu melakukan sesuatu karena dapat menghasilkan sesuatu yang berguna. Lebih lanjut Ryan dan Deci (2000) menjelaskannya sebagai berikut:

a. Motivasi intrinsik.

Motivasi intrinsik didefenisikan sebagai “the doing of an activity for its inherent satisfaction rather that for some separable consequence”. ( hal.55). Ketika seseorang memiliki motivasi intrinsik, maka ia akan memiliki dorongan melakukan sesuatu untuk kesenangan.

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah “ a contruct that pertains whenever an activity is done in order to attain some separable outcome”. (hal. 57). Motivasi ekstrinsik ini sangat berbeda dengan motivasi intrinsik karena motivasi ekstrinsik ini lebih mementingkan aktifitas agar dapat mendapatkan keuntungan.


(44)

Armstrong (dalam Wukir, 2013) mengemukakan dua tipe motivasi, yaitu:

a. Motivasi intrinsik: faktor yang datang dari diri sendiri yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan tertentu. b. Motivasi ekstrinsik: faktor yang datang dari luar diri atau yang

dilakukan orang lain untuk memotivasi seseorang.

3. Pengukuran Motivasi

Menurut Arep & Tanjung (2003) motivasi dapat dapat diukur dengan indikator sebagai berikut yaitu:

1) Bekerja sesuai standar

Bekerja sesuai standar adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan dalam waktu yang sudah ditentukan. 2) Senang dalam bekerja

Senang dalam bekerja adalah sesuatu yang dikerjakan karena adanya motivasi yang mendorong yang akan membuat ia senang mengerjakannya.

3) Merasa berharga

Merasa berharga adalah seseorang akan merasa dihargai karena pekerjaannya itu betul betul berharga bagi orang yang termotivasi.

4) Bekerja keras

Bekerja keras adalah seseorang akan bekerja keras karena adanya dorongan yang begitu tinggi untuk menghasilkan sesuai target yang mereka tetapkan.


(45)

5) Sedikit pengawasan

Sedikit pengawasan yaitu kinierja akan dipantau oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan.

Motivasi seseorang bergantung kepada seberapa kuat motif mereka. Dengan demikian semakin tinggi motivasi seseorang, akan semakin kuat dorongan yang timbul untuk bekerja lebih giat sehingga dapat meningkatkan kinerja. Sumber daya manusia khususnya guru yang memegang inti proses kegiatan dalam sekolah merupakan faktor penting yang menentukan kesuksesan sekolah. Oleh karena itu, kualitas kinerja guru didalam sekolah harus mendapatkan perhatian khusus. Faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain motivasi. Jika guru tidak mempunyai motivasi yang besar dalam bidang tugasnya maka sudah pasti kinerjanya akan kurang optimal. Motivasi sangat mempengaruhi kualitas kinerja seseorang dan terdapat sejumlah faktor yang dapat menjadi motivasi seseorang untuk bekerja.

D. Kerangka Pikir

Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah :

Variabel Bebas (X) Variabel terikat (Y)

Gambar 1. Kerangka Konsep Kemampuan guru

(X1) Motivasi Guru

(X2)


(46)

Variabel-variabel penelitian ini terdiri dari tiga variable yaitu variable bebas (X) terdiri dari Kemampuan (X1), Motivasi (X2) dan varibel terikat (Y) adalah Kinerja guru (Y). Adapun hubungan antara ketiga variabel ini yaitu adanya pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja guru. Hal ini diuraikan dalam alur pikir penelitian seperti yang tertera dalam diagram di bawah ini.

Gambar 2. dibawah ini menggambarkan alur pikir penelitian :

G

. A lur

Gambar 2. Alur pikir Penelitian Guru

Kinerja Guru menurut Permendikbud 2013

1.Perencanaan Pembelajaran 2.Pelaksanaan Pembelajaran a.Identitas mata pelajaran a. Kegiatan Pendahuluan b.identitas sekolah b. Kegiatan inti

c.kompetensi inti - eksplorasi d.kompetensi dasar - Elaborasi e. materi pokok - konfirmasi f.pembelajaran c. Kegiatan penutup g.penilaian

h.alokasi waktu i.sumber belajar

Motivasi Arep & Tanjung (2003) 1.Bekerja sesuai standar 2. Senang dalam bekerja 3. Merasa berharga 4. Bekerja keras 5. Sedikit pengawasan Kemampuan

Sutermeister (Suprianto, 2011)

1. Pengetahuan (knowledge) diukur dengan indikator-indikator, yaitu;

a. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki b. Pelatihan teknis yang pernah diikuti c. Kemampuan menguasai pekerjaan. 2. Keterampilan (skill) diukur dengan

indikator-indikator, yaitu :

a. Mengikuti petunjuk teknis pekerjaan;

b. Ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan.


(47)

Kemampuan berhubungan dengan pengetahuan (Knowledge) dan ketrampilan (skill) yang dimiliki seseorang. Pengetahuan meliputi indicator tingkat Pendidikan formal yang dimiliki, pelatihan tekhnis yang pernah diikuti, kemampuan menguasai pekerjaan. Ketrampilan meliputi indicator mengikuti petunjuk tekhnis pekerjaan, dan ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan.

Menurut Arep & Tanjung (2003) motivasi dapat diukur dengan indicator sebagai berikut yaitu: bekerja sesuai standar, senang dalam bekerja, merasa berharga, bekerja keras dan sedikit pengawasan.

Dari ketiga variable ini adapun penjelasan sementara yang mempengaruhi kinerja adalah kemampuan dan motivasi.

E. Hipotesis penelitian

Berdasarkan uraian, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat pengaruh positif kemampuan terhadap kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X, artinya jika kemampuan tinggi, kinerja juga meningkat.

2. Terdapat pengaruh positif motivasi terhadap kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X, artinya jika motivasi tinggi, kinerja juga meningkat

3. Terdapat pengaruh positif secara simultan kemampuan dan motivasi terhadap kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X.


(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Identifikasi Variable Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal hal yang berhubungan dengan metode penelitian yang meliputi variable penelitian, sampel penelitian, alat ukur penelitian, uji validitas, uji reliabilitas, prosedur penelitian dan metode analisis data.

Variabel tergantung (dependent): Kinerja Guru. Variabel bebas (independent) : 1. Kemampuan 2. Motivasi. B. Defenisi Operasional Variabel

1. Kinerja guru

Kinerja guru adalah unjuk kerja dalam konteks profesi guru yang meliputi kegiatan hasil proses pengajaran.

Data mengenai kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X diperoleh dari hasil penilaian Pengawas Binaan dari Dinas Pendidikan kabupaten Deli Serdang yang disusun berdasarkan Permendikbud No.65 tahun 2013. Kinerja guru diukur dengan menggunakan alat ukur kinerja yang terdiri dari Perencanaan Pembelajaran dan Pelaksanaan Pembelajaran.

Hasil penilaian kinerja guru yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah terhadap 30 guru SMP di Yayasan Pendidikan X pada Tahun Pelajaran 2012/2013 diperoleh dari penjumlahan skor tiap indikator yang


(49)

memperlihatkan bahwa hasil kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan tersebut mayoritas bernilai cukup.

2. Kemampuan

Kemampuan adalah faktor penting dalam meningkatkan produktivitas

kerja. Kemampuan berhubungan dengan pengetahuan (Knowledge) dan

keterampilan (Skill) yang dimiliki seseorang.

Kemampuan diukur dengan menggunakan skala kemampuan yang disusun berdasarkan teori Sutermeister (dalam Supriyanto, 2011), dengan indikator sebagai berikut:

a. Pengetahuan (knowledge) yaitu:

1) Tingkat pendidikan formal yang dimilikinya yaitu pendidikan

formal yang dimiliki adalah segenap bentuk pendidikan yang didapatkan secara terorganisir dan berjenjang baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus, dalam penelitian ini diukur berdasarkan penilaian responden terhadap kesesuaian pendidikan formal dengan tugas tugas yang dilaksanakan.

2) Pelatihan tekhnis yang pernah diikutinya Artinya pelatihan teknis adalah pelatihan secara teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang pernah diikuti, diukur berdasarkan penilaian responden terhadap pengaruh pelatihan teknis yang diikuti dengan penyelesaian tugas yang dilaksanakan.


(50)

3) Kemampuan menguasai pekerjaan adalah kecakapan karyawan dalam bekerja, dalam penelitian ini diukur berdasarkan penilaian responden terhadap kemampuan atau penguasaan pekerjaan.

b. Ketrampilan (skill) yaitu:

1) Petunjuk tekhnis pekerjaan yaitu adalah tuntunan atau bimbingan bagaimana pekerjaan harus dilakukan, dalam penelitian ini diukur berdasarkan penilaian responden terhadap pentingnya mengikuti petunjuk teknis dalam melakukan pekerjaan.

2) Ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan adalah ketelitian karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya, dalam penelitian ini diukur berdasarkan penilaian responden terhadap ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan

Skor total kemampuan guru diperoleh dari total skor seluruh indikator dari skala kemampuan. Skor tinggi pada skala kemampuan menggambarkan bahwa subjek memiliki tingkat kemampuan yang tinggi dan sebaliknya skor rendah yang didapatkan akan menggambarkan bahwa subjek memiliki tingkat kemampuan yang rendah pula.

3.Motivasi

Motivasi merupakan suatu dorongan atau daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, diukur dengan menggunakan skala motivasi


(51)

berdasarkan teori Arep & Tanjung (2003) yang terdiri atas 5 (lima) indikator :

a. Bekerja sesuai standar

Bekerja sesuai standar adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan dalam waktu yang sudah ditentukan.

b. Senang dalam bekerja

Senang dalam bekerja adalah sesuatu yang dikerjakan karena adanya motivasi yang mendorong yang akan membuat ia senang mengerjakannya.

c. Merasa berharga

Merasa berharga adalah seseorang merasa dihargai karena pekerjaannya itu betul betul berharga bagi orang yang termotivasi.

d. Bekerja keras

Bekerja keras adalah seseorang akan bekerja keras karena adanya dorongan yang begitu tinggi untuk menghasilkan sesuai target yang mereka tetapkan.

e. Sedikit pengawasan

Sedikit pengawasan yaitu kinerja akan dipantau oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan.

Skor motivasi guru diperoleh dari total skor seluruh indikator dari skala motivasi. Skor tinggi pada skala motivasi menggambarkan bahwa subjek memiliki tingkat motivasi yang tinggi


(52)

dan sebaliknya skor rendah menggambarkan bahwa subjek memiliki tingkat motivasi yang rendah pula.

C.Subjek Penelitian

Jumlah subjek penelitian ditentukan sebanyak 30 orang guru SMP dari Yayasan Pendidikan X. Adapun karakteristik subjek penelitian adalah merupakan guru tetap yayasan maupun guru tidak tetap yayasan.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Angket (Questionnaire).

Angket (Questionnaire) adalah Daftar pertanyaan yang diberikan kepada guru yang bersedia memberikan respons (respondens) sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan, 2010)

2. Dokumentasi.

Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan keterangan tentang guru SMP sebagai responden di sekolah X antara lain hasil penilaian kinerja ke 30 guru-guru, data statistik guru- guru, misalnya tentang jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja, golongan kerja.

1.Alat Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui skala-skala yang telah disusun sebelumnya dan teruji validitas dan reliabilitasnya. Uji coba terhadap Skala Kemampuan dan Skala Motivasi dilakukan terhadap sejumlah


(53)

sampel. Untuk kedua skala tersebut uji coba dilakukan terhadap guru-guru SMP di Kecamatan Delitua.

a. Skala Kemampuan

Aitem-aitem dalam skala kemampuan disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Sutermeister (Suprianto,2011), yakni pengetahuan yang meliputi tingkat pendidikan formal yang dimiliki, pelatihan tekhnis yang pernah diikuti, kemampuan menguasai pekerjaan. Kemudian ketrampilan meliputi petunjuk tekhnis pekerjaan, ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan. Skala terdiri dari aitem-aitem yang favorable dan unfavorable dengan skala Likert. Jumlah aitem yang di uji cobakan adalah 28 aitem.

Tabel 5 Distribusi aitem-aitem Skala Kemampuan sebelum Uji Coba

Aspek Aitem Jumlah

Favorable Unfavorable Tingkat pend.formal

yang dimiliki

1 , 4 2 , 3 4

Pelatihan Tekhnis yang pernah diikuti

5, 6 , 7 8, 9, 10

11 , 12 , 13 , 14 10 Kemampuan

menguasai pekerjaan

15 , 16 17 , 18 4 Petunjuk Tekhnis

pekerjaan

19, 20 , 21 22 , 23 , 24 6 Ketelitian dalam

menyelesaikan pekerjaan

25 , 26 27 , 28 4


(54)

b. Skala Motivasi

Aitem-aitem skala motivasi disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Arep & Tanjung (2003), yakni bekerja sesuai standar, senang dalam bekerja, merasa berharga, bekerja keras, dan sedikit pengawasan. Skala terdiri dari aitem-aitem yang favorable dan unfavorable dengan skala Likert. Jumlah aitem yang di uji cobakan adalah 35 aitem.

Tabel. 6 Distribusi Aitem-aitem Skala Motivasi sebelum Uji Coba

Aspek Aitem Jumlah (%)

Faporable Unfavorable Bekerja sesuai

Standar

1 , 2 , 3 , 4 5 , 6 , 7, 8 8 Senang dalam

bekerja

9 , 10 , 11 , 12 13, 14, 15 , 16 8 Merasa

berharga

17, 18 , 19 20 , 21, 22 6 Bekerja Keras 23, 24 , 25 , 26 27 , 28 , 29 7 Sedikit

Pengawasan

30, 31, 32 33 , 34 , 35 6

TOTAL 18 17 35

2. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk melihat sejauh mana alat ukur dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur dan seberapa jauh alat ukur menunjukan kecermatan pengukuran (Azwar, 2005). Uji coba skala dilakukan dengan menyebarkan skala kepada responden uji coba yang memiliki karakteristik hampir sama dengan karakteristik subjek penelitian. Skala kemampuan dan skala motivasi disebarkan, dikumpulkan dan diuji validitas dan reliabilitasnya.


(55)

a. Uji Validitas

Validitas alat ukur adalah sejauh mana tes itu mengukur apa yang dimaksudkannya untuk diukur, artinya derajat fungsi mengukurnya suatu tes atau derajat kecermatan suatu tes (Azwar, 2005). Untuk mengkaji validitas alat ukur dalam penelitian ini, peneliti melihat alat ukur berdasarkan arah isi yang diukur. Yang disebut dengan validitas isi (content validity).

Validitas isi menunjukan kepada sejauh mana aitem-aitem yang dilihat dari isinya dapat mengukur apa yang dimaksud untuk diukur (Suryabrata, 2000). Ukuran sejauh mana ini ditentukan berdasar derajat representatifnya alat ukur itu bagi isi hal yang akan diukur. Validitas isi alat ukur ditentukan melalui pendapat professional (professional judgement) dalam proses telaah soal. Dengan menggunakan spesifikasi alat ukur yang telah ada, akan dilakukan analisa logis untuk menetapkan apakah aitem-aitem yang telah dikembangkan memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur.

Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dapat dilakukan dengan menggunakan formula koefisien korelasi Pearson Product Moment (Azwar, 2005). Uji daya beda aitem ini akan dilakukan pada alat ukur yang dalam penelitian ini adalah skala kemampuan dan motivasi.


(56)

b.Uji Reliabilitas

Menurut Azwar (2007) reliabilitas alat ukur menunjukan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Dari sejumlah aitem yang terpilih dan memiliki daya beda aitem yang tinggi dilakukan komputasi untuk memperoleh koefisien reliabilitas. Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas merupakan indicator konsistensi aitem-aitem tes dalam menjalankan fungsi ukurnya secara bersama-sama.

Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan internal Consistency yang mana prosedurnya hanya memerlukan satu kali penggunaan tes terhadap subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan berefesiensi tinggi (Azwar, 2007). Tekhnik yang digunakan adalah tekhnik koefisien reliabilitas Alpha Cronbach.

Perhitungan daya beda aitem dan koefisien reliabilitas dalam uji coba ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 20,0 for windows.

3.Hasil Uji Coba Alat Ukur

Uji coba terhadap skala kemampuan dan motivasi dilakukan terhadap sejumlah sampel. Untuk kedua skala tersebut, uji coba dilakukan terhadap 57 orang yang merupakan guru-guru dari SMP di Delitua.

a. Hasil Uji Coba Skala Kemampuan

Untuk melihat daya diskriminasi aitem, dilakukan analisa uji coba dengan menggunakan aplikasi computer SPSS version 20 for windows, kemudian nilai corrected item total correlation yang diperoleh dibandingkan dengan Pearson Product Moment dengan


(57)

interval kepercayaan 95 % yang memiliki corrected item total correlation diatas 0,300. Pengambilan corrected item total correlation diatas 0,300 didasarkan atas kesepakatan umum meskipun kesepakatan umum ini tidak didasarkan atas logika matematika, namun atas konvensi tidak tertulis yang didasarkan atas pertimbangan professional dan pengalaman (Aswar, 2007). Jumlah aitem yang di uji cobakan adalah 28 aitem. Dan dari 28 aitem yang diuji cobakan tesebut terdapat enam aitem yang gugur ( aitem nomor 5,7,9,10, 14, 19). Aitem yang terseleksi sebanyak 22 aitem.

Tabel 7 Distribusi Aitem-aitem Skala Kemampuan setelah Uji Coba

Aspek Aitem Jumlah

Favorable Unfavorable Tingkat pend.formal

yang dimiliki

1 , 4 2 , 3 4 (18,2 %) Pelatihan Tekhnis

yang pernah diikuti

6 , 8 11 , 12 , 13 5 ( 22,7 %) Kemampuan

menguasai pekerjaan

15 , 16 17 , 18 4 ( 18,2 %)

Petunjuk Tekhnis pekerjaan

20 , 21 22 , 23 , 24 5 (22,7 %) Ketelitian dalam

menyelesaikan pekerjaan

25 , 26 27 , 28 4 (18,2 %)

TOTAL 10 12 22 (100 %)

Sebelum skala digunakan untuk penelitian, maka aitem-aitem terlebih dahulu disusun kembali. Dari 22 aitem yang sahih, kemudian disusun penomoran aitem yang digunakan dalam penelitian seperti terlihat pada tabel 7.


(58)

b. Hasil Uji Coba Skala Motivasi

Untuk skala motivasi jumlah aitem yang diuji cobakan adalah 35 aitem dan dari 35 aitem yang diuji cobakan tersebut terdapat 11 aitem yang gugur (aitem nomor, 2, 7, 8, 13, 14, 17, 22, 23, 27, 30, 31). Aitem yang terseleksi sebanyak 24 item.

Tabel. 8 Distribusi Aitem-aitem Skala Motivasi setelah Uji Coba

Aspek Aitem Jumlah (%)

Favorable Unfavorable Bekerja sesuai

Standar

1 , 3 , 4 5 , 6 5 Senang dalam

bekerja

9 , 10 , 11 , 12 15 , 16 6 Merasa berharga 18 , 19 20 , 21 4 Bekerja Keras 24 , 25 , 26 28 , 29 5 Sedikit Pengawasan 32 33 , 34 , 35 4 TOTAL

13 11 24

Sebelum skala digunakan untuk penelitian, maka aitem-aitem terlebih dahulu disusun kembali. Dari 24 aitem yang sahih dilakukan penomoran aitem kembali yang akan digunakan dalam penelitian seperti terlihat pada tabel 8.

Selanjutnya untuk memudahkan pengisian skala dan mempertimbangkan lay out dari buku skala maka kedua ini digabungkan didalam satu buku skala dan diberi penomoran berurut sehingga 22 aitem skala kemampuan dan 24 aitem skala motivasi diperoleh 46 aitem skala penelitian. Adapun untuk analisanya, masing-masing skala kembali dipisahkan sesuai dengan penomoran penelitian sebelumnya.


(59)

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Berikut akan dijabarkan tahap tahap yang dilakukan oleh peneliti yang terdiri dari:

1.Tahap Persiapan

Tahap persiapan penelitian dimulai dengan melakukan sudi pustaka secara intensif dari berbagai sumber yang sesuai untuk penelitian, seperti buku, jurnal, tesis, internet juga penentuan lokasi penelitian. Kemudian dilakukan diskusi dengan dosen pembimbing guna memastikan dan menyempurnakan landasan teori, variabel penelitian, kisi kisi alat ukur. Langkah selanjutnya adalah mengajukan proposal penelitian kepada Yayasan Pendidikan yang akan dijadikan lokasi penelitian.

2.Pelaksanaan Penelitian

Setelah sebelumnya dilakukan uji coba dan revisi alat ukur, maka selanjutnya adalah pelaksanaan penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan dari Yayasan Pendidikan X yang merupakan lokasi penelitian, peneliti melakukan koresponden dengan pengurus Yayasan, kepala sekolah yang juga berperan sebagai guru sekaligus peneliti dilokasi penelitian. Peneliti tersebut telah mendapatkan gambaran mengenai karakteristik subjek penelitian yakni guru-guru SMP di Yayasan Pendidikan X tersebut. Adapun Yayasan Pendidikan X tersebut didirikan sejak tahun 1961 dengan tujuan untuk melakukan kegiatan pendidikan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Yayasan ini memiliki Visi untuk membiasakan berpikir cerdas, beriman dan


(60)

berakhlak mulia. Selanjutnya misi yang dimiliki adalah menjadikan manusia hidup baru, berprestasi dalam berbagai kegiatan, berhasil dalam memperoleh Ujian Nasional, memiliki kepedulian terhadap lingkungan, dan melaksanakan pembelajaran yang demokratis sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Total jumlah guru yang ada di Yayasan Pendidikan X ini adalah mulai dari unit TK, SD, SMP dan SMA berjumlah 60 orang. Khusus tempat peneliti membuat penelitian yaitu di unit SMP. Adapun Yayasan pendidikan X ini berada di daerah kecamatan Delitua kabupaten Deli Serdang. Penelitian berlangsung dari minggu ke empat bulan September 2014 sampai dengan minggu pertama bulan Oktober 2014.

3.Pengolahan Data Penelitian dan Pelaporan

Setelah semua data terkumpul dari subjek yang memenuhi kriteria, maka selanjutnya data diolah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif statistik dengan bantuan SPSS version 20 for windows. Hasil pengolahan data kemudian dianalisa dan diinterpretasikan. Selanjutnya dibuat laporan dengan menggunakan sistematika yang telah ditentukan.

F. Metode Analisa Data

Data dalam penelitian ini akan dianalisa dengan analisa statistik, yang dapat bekerja dengan angka-angka, bersifat objektif dan universal (Hadi, 2002). Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa regresi berganda.


(61)

Sebelum dilakukan Uji Regresi Berganda untuk menguji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji asumsi penelitian yang meliputi:

a. Uji Normalitas digunakan untuk melihat apakah data penelitian kedua variable terdistribusi secara normal. Uji Normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji one-sampel Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS versi 20,0 for windows. Data dikatakan terdistribusi p>0,05.

b. Uji Linearitas merupakan uji linearitas merupakan suatu upaya untuk memenuhi salah satu asumsi analisis regresi linear yang mensyaratkan adanya hubungan variabel preditor dan variabel kriteria yang saling membentuk kurva linear. Kurva linear dapat terbentuk apabila setiap kenaikan/penurunan variabel predictor diikuti pula oleh kenaikan/penurunan variabel kriteria. Uji linearitas menggunakan bantuan SPSS version 20,0 for windows dengan menggunakan Compare Means test for Linearity. Data dikatakan linear jika nilai Devition from Linearity yang ditunjukan adalah p>0,05.

c. Uji heterokedastisitas adalah varian residual yang tidak konstan pada regresi sehingga akurasi hasil prediksi menjadi meragukan. Kondisi ini dapat menyebabkan: (1). Penaksiran (estimator) yang diperoleh menjadi tidak efisien. Hal ini disebabkan oleh varians y ang tidak minim lagi/tidak efisien; dan (2). Kesalahan baku koefisien regresi akan terpengaruh sehingga memberikan indikasi yang salah. Dengan demikian


(62)

koefisien determinasi memperlihatkan daya penjelasan yang terlalu besar. Uji Heteroskedastisitas menggunakan bantuan SPSS version 20 for windows dengan menggunakan Linear Regresision Plot. Data dikatakan mengalami Heteroskedastisitas apabila diagram pencar residual membentuk pola tertentu.

d. Uji Multikoliniearitas adalah untuk mengetahui apakah sesama variabel prediktor berhubungan satu sama lain yang mendekati sempurna. Jika ada hubungan yang kuat antar variabel predicto (dalam hal ini antara kemampuan dan motivasi). Uji Multikoliniearitas menggunakan bantuan SPSS version 20 for windows dengan menggunakan Linear Regression Statistics. Data dikatakan tidak mengalami multikolinearitas jika nilai VIF dan Tolerance-nya tidak lebih besar dari angka 5. Atau bisa juga dengan melihat nilai Eigenvalue pada Collinear Diagnostics yang mendekati 0.

e. Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji Autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Waston (DW), yaitu jika nilai DW terletak antara du dan (4 – dU) atau du ≤ DW ≤ (4 – dU), berarti bebas dari Autokorelasi. Jika nilai DW lebih kecil dari dL atau DW lebih besar dari (4 – dL) berarti terdapat Autokorelasi. Nilai dL dan


(63)

dU dapat dilihat pada tabel Durbin Waston, yaitu nilai dL ; dU

= α ; n ; (k – 1). Keterangan : n adalah jumlah sampel, k adalah


(64)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Penelitian ini melibatkan 30 orang guru SMP di Yayasan

Pendidikan X yang telah memenuhi syarat dengan jumlah karakteristik yang ditetapkan. Karakteristik yang akan digambarkan didalam

penelitian ini adalah jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, dan masa kerja.

a. Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian maka diperoleh gambaran mengenai jenis kelamin yang disajikan pada tabel 9.

Tabel 9 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

Laki-laki 9 30%

Perempuan 21 70%

Jumlah 30 100%

Sumber : Diolah dari Output SPSS 20,0

Berdasarkan tabel 9 diperoleh gambaran bahwa kelompok jenis kelamin yang paling banyak adalah kelompok perempuan yakni sebesar 70%, sedangkan laki-laki sebesar 30 %. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas jenis kelamin responden adalah perempuan.


(65)

b.Tingkat Pendidikan

Tabel 10. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

S-2 - 0

S-1 30 100

D-3 - 0

SLTA - 0

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 10 diperoleh gambaran bahwa tingkat pendidikan responden seluruhnya berpendidikan S-1 (100 %).

c. Usia

Umur seseorang sedemikian besarnya akan mempengaruhi kinerja, karena semakin lanjut umurnya, maka semakin lebih bertanggung jawab, lebih tertib, lebih bermoral, lebih berbakti dari pada usia muda (Notoatmodjo, 2003).

Dengan demikian pembagian umur guru dalam penelitian ini didasarkan kepada pembagian umur menurut Hurlock, (2001) yaitu ; a. Dewasa awal : dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 40 tahun. b. Dewasa madya : dimulai pada umur 41 tahun sampai umur 60 tahun c. Dewasa lanjut : dimulai pada umur 60 tahun sampai kematian

Tabel 11 Karakteristik Berdasarkan Usia

Usia (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

Dewasa awal 18-40 9 27

Dewasa madya 41- 60 21 63

Dewasa Lanjut > 60 - -

Total 30 100


(66)

Berdasarkan tabel 11 yakni mengenai usia responden, diperoleh gambaran bahwa usia responden paling banyak adalah usia antara 41- 60 tahun yakni sebesar 63 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas usia guru di Yayasan Pendidikan X adalah antara 41- 60 tahun.

d.Masa kerja

Lama masa bekerja dalam penelitian ini dibagi ke dalam 3 tahap berdasarkan pengelompokan oleh Morrow dan McElroy (dalam Seniati, 2002), yaitu tahap pemantapan (establish stage) untuk lama bekerja kurang dari 2 tahun, tahap lanjutan (advancement stage) untuk lama bekerja 2-10 tahun dan tahap pemeliharaan (maintenance stage) untuk lama bekerja lebih dari 10 tahun. Berikut ini adalah tabel yang dapat memperjelas berdasarkan lama masa bekerja di Yayasan Pendidikan X.

Tabel 12 Karakteristik Berdasarkan Lama Masa Kerja

Lama Masa Kerja (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%) Tahap Pemantapan 1-2 tahun 5 16,7 % Tahap Lanjutan 2-10 tahun 21 70 % Tahap Pemeliharaan >10 tahun 4 13,3%

Total 30 100 %

Sumber : Diolah dari Output SPSS 20

Berdasarkan tabel 12 yakni mengenai Lama Masa Kerja responden, diperoleh gambaran bahwa Masa Kerja responden paling banyak adalah 2-10 tahun yakni sebesar 70%. Sehingga dapat


(67)

disimpulkan bahwa mayoritas Lama Masa Kerja guru di Yayasan Pendidikan X adalah 2-10 tahun.

e. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Data Penelitian

1) Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Variabel Kemampuan Setelah dilakukan uji reliabilitas terhadap skala kemampuan terdapat 22 aitem yang memenuhi persyaratan untuk kemudian dianalisa menjadi data penelitian dengan rentang skor 1-5, sehingga dihasilkan skor minimum 22 dan skor maksimum sebesar 110. Berdasarkan data penelitian, maka diperoleh total skor minimum 22 dan skor maksimum 110 . Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik kemampuan dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini.

Tabel 13. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Variabel Kemampuan

Variable

Nilai Empirik Nilai Hipotetik Min Max Mean SD Min Max Mean SD kemampuan 63 101 73,90 8,814 22 110 66 11

Berdasarkan tabel 13 di atas, dapat dilihat bahwa mean empirik kemampuan sebesar 73,90 dengan standar deviasi sebesar 8,814 dan mean hipotetik sebesar 66 dengan standar deviasi sebesar 11. Jika dilihat perbandingan antara mean empirik dengan mean hipotetik, maka diperoleh mean empirik lebih kecil daripada mean hipotetik. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan subjek penelitian lebih rendah daripada rata-rata kemampuan pada populasi umumnya.


(1)

VAR00017

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 18 60.0 60.0 60.0

Netral 5 16.7 16.7 76.7

Setuju 2 6.7 6.7 83.3

Sangat Setuju 5 16.7 16.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

VAR00018

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 2 6.7 6.7 6.7

Tidak Setuju 20 66.7 66.7 73.3

Netral 3 10.0 10.0 83.3

Setuju 3 10.0 10.0 93.3

Sangat Setuju 2 6.7 6.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

VAR00019

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 4 13.3 13.3 13.3

Netral 4 13.3 13.3 26.7

Setuju 16 53.3 53.3 80.0

Sangat Setuju 6 20.0 20.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

VAR00020

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Netral 1 3.3 3.3 3.3

Setuju 20 66.7 66.7 70.0

Sangat Setuju 9 30.0 30.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

VAR00021

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 2 6.7 6.7 6.7

Tidak Setuju 17 56.7 56.7 63.3

Netral 3 10.0 10.0 73.3


(2)

Sangat Setuju 2 6.7 6.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

VAR00022

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 6 20.0 20.0 20.0

Tidak Setuju 19 63.3 63.3 83.3

Netral 2 6.7 6.7 90.0

Setuju 1 3.3 3.3 93.3

Sangat Setuju 2 6.7 6.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

VAR00023

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 3 10.0 10.0 10.0

Netral 2 6.7 6.7 16.7

Setuju 18 60.0 60.0 76.7

Sangat Setuju 7 23.3 23.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

VAR00024

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 6 20.0 20.0 20.0

Tidak Setuju 17 56.7 56.7 76.7

Netral 4 13.3 13.3 90.0

Setuju 3 10.0 10.0 100.0


(3)

Frequencies statistik ketiga variabel

Statistics

X1 X2 Y

N Valid 30 30 30

Missing 0 0 0

Mean 73.90 82.90 48.80

Std. Error of Mean 1.609 1.743 1.336

Median 72.00 81.00 47.00

Std. Deviation 8.814 9.546 7.317

Minimum 63 70 39

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

X1 30 63 101 73.90 8.814

X2 30 70 110 82.90 9.546

Y 30 39 64 48.80 7.317

Valid N (listwise) 30

Uji Normalitas (Non parametriks)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X1 X2 Y

N 30 30 30

Normal Parametersa,,b Mean 73.90 82.90 48.80

Std. Deviation 8.814 9.546 7.317

Most Extreme Differences Absolute .229 .213 .164

Positive .229 .213 .164

Negative -.123 -.104 -.128

Kolmogorov-Smirnov Z 1.253 1.166 .897

Asymp. Sig. (2-tailed) .086 .132 .396


(4)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X1 X2 Y

N 30 30 30

Normal Parametersa,,b Mean 73.90 82.90 48.80

Std. Deviation 8.814 9.546 7.317

Most Extreme Differences Absolute .229 .213 .164

Positive .229 .213 .164

Negative -.123 -.104 -.128

Kolmogorov-Smirnov Z 1.253 1.166 .897

Asymp. Sig. (2-tailed) .086 .132 .396

a. Test distribution is Normal.


(5)

(6)

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 45.213 12.281 3.681 .001

Kemampuan X1

.121 .562 .145 .215 .831 .080 12.428

MotivasiX2 -.064 .519 -.084 -.124 .902 .080 12.428

a. Dependent Variable: KinerjaY

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .069a .005 -.069 7.565 1.765

a. Predictors: (Constant), MotivasiX2, KemampuanX1