Keseimbangan Lintasan Aktual Penyeimbangan Lintasan dengan Metode Moodie Young

Tabel 5.11. Rekapitulasi Perhitungan Waktu Baku Lanjutan No Elemen Kegiatan Waktu Normal menit Allowance Waktu Baku menit 17 Pembersihan dump body 128.472 16 149 18 Pengecatan dasar dump body 234.684 16 273 19 Dump body didempul 70.596 16 82 20 Penggosokan hasil pendempulan dump body 69.536 16 81 21 Pengecatan akhir dump body 450.394 16 523 22 Pemindahan dump body ke atas casis dump truck 34.45 14 40 23 Pemasangan hidrolik ke dump body dengan bantuan bohel dan stabilizer 483.89 14 552 24 Pemasangan ram 64.26 14 74 25 Pemasangan toolbox 64.68 14 74 26 Pemasangan bracket lampu 34.02 14 39 27 Pemasangan tempat ban serap 23.94 14 28 28 Pemasangan logo MKJ 14.28 14 17 29 Pemasangan karet lumpur 16.17 14 19 30 Pemasangan ban serap 12.705 14 15

5.2.5. Keseimbangan Lintasan Aktual

Lintasan actual pada PT. Mahakarya Jaya Sinergi, semua elemen kerja dialokasikan dalam 7 work center. 1. Lintasan Aktual Elemen kerja pada work center awal serta waktu setiap work center dapat dilihat pada tabel 5.12. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.12. Lintasan Awal Work center Elemen kerja Waktu Elemen kerja menit Waktu Work Center Menit I 1 7 32 2 25 II 3 68 333 4 69 5 79 6 28 7 31 8 29 9 29 III 10 78 456 11 56 12 55 13 80 14 63 15 124 IV 16 1253 1253 V 17 149 1108 18 273 19 82 20 81 21 523 VI 22 40 592 23 552 VII 24 74 266 25 74 26 39 27 28 28 17 29 19 30 15 2. Perhitungan Balance Delay, Line Efficiency dan Smoothness Index a. Perhitungan Balance Delay Perhitungan balance delay suatu lintasan, menggunakan rumus : Universitas Sumatera Utara � = �. � − ∑ ��� �. � �100 Dimana pada lintasan aktual diketahui n = 7 C = 1253 menit ∑Sti = 4040 menit Maka, balance delay : � = 7 �1253 − 4040 7 �1253 �100 � = 53,93 b. Line Efficiency Perhitungan line efficiency menggunakan rumus : � = ∑ ��� �. �� � 100 Pada lintasan actual, diketahui : n = 7 ∑Sti = 4040 menit CT = 1253 menit Maka, line efficiency � = 4040 7 �1253 � 100 = 46,06 c. Smoothness Index Perhitungan Smoothness Index menggunakan rumus : �� = ����� ��� − ��� 2 Universitas Sumatera Utara Dimana; SI = smoothing index Sti max = Waktu stasiun terbesar Sti = Waktu stasiun kerja ke i Maka smoothing index; �� = �1253 − 27 2 + ⋯ + 1253 − 266 2 �� = √4404565 = 2098.71

5.2.6. Penyeimbangan Lintasan dengan Metode Moodie Young

Metode Moodie Young memiliki dua fase. Pembentukan lintasan dilakukan sesuai dengan langkah berikut ini. 1. Membuat matriks P dan F yang menggambarkan elemen kerja pendahulu P dan elemen kerja yang mengikuti F. Pada matriks P ditunjukkan elemen- elemen kerja yang mendahului suatu elemen kerja tertentu, sedangkan pada matriks F ditunjukkan elemen-elemen kerja yang mengikuti suatu elemen kerja tertentu. Matriks pendahulu P dapat dilihat pada Tabel 5.13. Tabel 5.13. Matriks P Elemen Waktu Matriks Pendahulu P 1 7 2 25 1 3 68 2 4 69 2 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.13. Matriks P Lanjutan Elemen Waktu Matriks Pendahulu P 5 79 2 6 28 5 7 31 6 8 29 5 9 29 8 10 78 1 11 56 1 12 55 1 13 80 1 14 63 1 15 124 1 16 1253 3 4 7 9 17 149 16 18 273 17 19 82 18 20 81 19 21 523 20 22 40 21 9 10 11 12 13 14 23 552 22 24 74 23 25 74 24 26 39 25 27 28 26 28 17 27 29 19 28 30 15 29 Matriks mengikuti F dapat dilihat pada Tabel 5.14. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.14. Matriks F Elemen Waktu Matriks F 1 7 2 25 3 4 5 3 68 16 4 69 16 5 79 6 6 28 16 7 31 9 8 29 16 9 29 22 10 78 22 11 56 22 12 55 22 13 80 22 14 63 22 15 124 22 16 1253 17 17 149 18 18 273 19 19 82 20 20 81 21 21 523 22 22 40 23 23 552 24 24 74 25 25 74 26 26 39 27 27 28 28 28 17 29 29 19 30 30 15 2. Melakukan pembebanan elemen kerja pada work center dengan menggunakan : a. Waktu siklus terbesar 1253 menit b. Precedence Diagram Universitas Sumatera Utara c. Zoning Constraint yang telah ditetapkan Penyeimbangan lintasan dengan menggunakan metode Moodie Young Fase pertama : 1. Ditandai elemen kerja pada matriks P yang semua nilainya 0. Ditempatkan elemen kerja tersebut pada suatu stasiun kerja work center I. Jika ada 2 elemen yang mempunyai semua nilai 0 pada matriks P, maka pilih waktu yang terbesar. Jika elemen kerja yang mungkin memiliki waktu yang sama, maka dipilih salah satu tanpa aturan. Hanya elemen kerja 1 yang mempunyai semua nilai 0 pada matriks P, maka elemen kerja 1 ditempatkan pada work center I. 2. Ditandai elemen kerja yang ada pada matriks F yang sesuai dengan elemen kerja yang telah ditempatkan pada stasiun kerja sebagai hasil langkah 0. Elemen kerja yang berhubungan dengan elemen kerja 1 adalah 2,10,11,12,13,14,15. Dan yang mungkin masuk adalah elemen kerja yang mempunyai semua nilai 0 pada matriks P setelah elemen kerja yang terpakai bernilai 0. Dari 7 elemen kerja yang mungkin, elemen kerja yang dipilih adalah elemen kerja dengan waktu terbesar. Maka, dipilih elemen kerja 15 124 menit. Dilakukan langkah kedua tersebut berulang-ulang untuk mengisi Work Center hingga mencukupi acuan Waktu Siklus work center = 1271 menit. Pembentukan stasiun kerja dengan metode Moodie Young dapat dilihat pada Tabel 5.15. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.15. Pembentukan Stasiun Kerja dengan Metode Moodie Young Work center Elemen kerja Waktu Elemen kerja menit Waktu Work Center Menit I 1 7 821 15 124 13 80 10 78 14 63 11 56 12 55 2 25 5 79 4 69 3 68 8 29 6 28 7 31 9 29 II 16 1253 1253 III 17 149 1148 18 273 19 82 20 81 21 523 22 40 IV 23 552 818 24 74 25 74 26 39 27 28 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.15. Pembentukan Stasiun Kerja dengan Metode Moodie Young Lanjutan Work center Elemen kerja Waktu Elemen kerja menit Waktu Work Center Menit IV 28 17 818 29 19 30 15 Fase kedua : 1. Identifikasi waktu stasiun kerja terbesar dan waktu stasiun kerja terkecil. 2. Tentukan GOAL, dengan rumus : Goal = ������������ max −�������������� 2 3. Identifikasi sebuah elemen kerja yang terdapat dalam stasiun kerja dengan waktu paling maksimum, yang mempunyai waktu yang lebih kecil daripada GOAL, yang elemen kerja tersebut bila dipindah ke stasiun kerja yang paling minimum tidak melanggar precedence diagram. 4. Pindahkan elemen kerja tersebut. 5. Ulangi evaluasi sampai tidak ada lagi elemen kerja yang dapat dipindah. Waktu stasiun terbesar adalah WC II sebesar 1253 menit Waktu stasiun terkecil adalah WC IV sebesar 818 menit Maka,Goal = 1253 −818 2 = 217.5 menit Berdasarkan langkah 3 dan 4, elemen kerja 4 81 menit dipindahkan ke work center IV, maka work center yang terbentuk dapat dilhat pada Tabel 5.16. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.16. Hasil Penyeimbaangan Lintasan dengan Metode Moodie Young Work center Elemen kerja Waktu Elemen kerja menit Waktu Work Center Menit I 1 7 821 15 124 13 80 10 78 14 63 11 56 12 55 2 25 5 79 4 69 3 68 8 29 6 28 7 31 9 29 II 16 1253 1253 III 17 149 1108 18 273 19 82 20 81 21 523 22 40 858 IV 23 552 24 74 25 74 26 39 27 28 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.16. Hasil Penyeimbaangan Lintasan dengan Metode Moodie Young Lanjutan Work center Elemen kerja Waktu Elemen kerja menit Waktu Work Center Menit IV 28 17 858 29 19 30 15 Hasil penyeimbangan lintasan dengan menggunakan metode Moodie Young diperoleh 4 work center. 2. Perhitungan Balance Delay, Line Efficiency dan Smoothness Index a. Perhitungan Balance Delay Perhitungan balance delay suatu lintasan, menggunakan rumus : � = �. � − ∑ ��� �. � �100 Dimana pada lintasan aktual diketahui n = 4 C = 1253 menit ∑Sti = 4040 menit Maka, balance delay : � = 4 �1253 − 4040 4 �1253 �100 � = 19,39 b. Line Efficiency Perhitungan line efficiency menggunakan rumus : Universitas Sumatera Utara � = ∑ ��� �. �� � 100 Pada lintasan actual, diketahui : n = 4 ∑Sti = 4040 menit CT = 1253 menit Maka, line efficiency � = 4040 4 �1253 � 100 = 80,60 c. Smoothness Index Perhitungan Smoothness Index menggunakan rumus : �� = ����� ��� − ��� 2 Dimana; SI = smoothing index Sti max = Waktu stasiun terbesar Sti = Waktu stasiun kerja ke i Maka smoothing index; �� = �1253 − 821 2 + ⋯ + 1253 − 858 2 = 603.054

5.2.7. Penyeimbangan Lintasan dengan Menggunakan Metode COMSOAL