Rating Factor dan Allowance

Jika tingkat kepercayaan 99 maka k = 3 Jika tingkat kepercayaan 95 maka k = 1,96 = 2 Jika tingkat kepercayaan 68 maka k = 1 x = Waktu pengamatan N =Jumlah pengamatan yang telah dilakukan N’N berarti data sudah representatif Pada pengujian kecukupan data ini, jika N N maka data dinyatakan cukup dan sebaliknya jika N N maka data yang diambil belum cukup sehingga harus melakukan penambahan jumlah data sebagai sampel.

3.4.1. Rating Factor dan Allowance

Rating factor adalah faktor yang diperoleh dengan membandingkan kecepatan bekerja dari seorang operator dengan kecepatan kerja normal menurut ukuran penelitipengamat. Rating factor pada dasarnya digunakan untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari pengukuran kerja akibat tempo atau kecepatan kerja operator yang berubah-ubah. 1. Jika operator dinyatakan terampil, maka rating factor akan lebih besar dari 1 Rf l. 2. Jika operator bekerja lamban, maka rating factor akan lebih kecil dari 1 Rf l. 3. Jika operator bekerja secara normal, maka rating factornya sama dengan 1 Rf = 1. Untuk kondisi kerja dimana operasi secara penuh dilaksanakan Universitas Sumatera Utara oleh mesin operating atau machine time maka waktu yang diukur dianggap waktu yang normal. Pemberian nilai rating dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya yaitu dengan Westing House System Rating. Ada 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yakni: 1. Skill keterampilan adalah kemampuan untuk mengikuti cara kerja yang ditetapkan secara psikologis. 2. Effort usaha adalah kesungguhan yang ditunjukkan oleh pekerja atau operator ketika melakukan pekerjaannya. 3. Condition kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, temperatur dan kebisingan ruangan. 4. Consistency konsistensi, faktor ini perlu diperhatikan karena angka- angka yang dicatat pada setiap pengukuran waktu tidak pernah semuanya sama. Rating Factor faktor penyesuaian merupakan perbandingan performansi seseorang pekerja atau individual dengan konsep normalnya. Performance rating sudah dilakukan dengan memilih stopwatch dari data studi waktu. Jika operator dapat bekerja dalam waktu yang cepat maka waktu yang diperlukan diatas rata-rata dari pekerja lainnya dan sebaliknya jika operator bekerja dalam waktu yang lama maka waktu yang diperlukan dibawah rata-rata dari pekerja lainnya. Berikut ini adalah tabel dari rating factor. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1. Rating Factor Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterampilan Superskill A1 + 0,15 A2 + 0,13 Excellent B1 + 0,11 B2 + 0,08 Good C1 + 0,06 C2 + 0,03 Average D 0,00 Fair E1 - 0,05 E2 - 0,10 Poor F1 - 0,16 F2 - 0,22 Usaha Excessive A1 + 0,13 A2 + 0,12 Excellent B1 + 0,10 B2 + 0,08 Good C1 + 0,05 C2 + 0,02 Average D 0,00 Fair E1 - 0,04 E2 - 0,08 Poor F1 - 0,12 F2 - 0,17 Kondisi Kerja Ided A + 0,06 excellently B + 0,04 Good C + 0,02 Average D 0,00 Fair E - 0,03 Poor F - 0,07 Konsistensi Perfect A + 0,04 Excellent B + 0,03 Good C + 0,01 Average D 0,00 Fair E - 0,02 Poor F - 0,04 Universitas Sumatera Utara Allowance atau kelonggaran diberikan untuk tiga hal adalah sebagai berikut: 1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi Kebutuhan pribadi disini antara lain berupa kegiatan seperti minum sekadarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan teman sekerja sekadar untuk menghilangkan ketegangan dalam kerja. 2. Kelonggaran untuk menghilangkan fatique Rasa lelah tercermin dari menurunnya hasil produksi baik jumlah maupun kualitas. Jika rasa lelah telah datang dan pekerja harus bekerja untuk menghasilkan performance normalnya, maka usaha yang dikeluarkan pekerja lebih besar dari normal dan ini akan menambah lelah. Adapun hal-hal yang diperlukan pekerja untuk menghilangkan lelah adalah melakukan peregangan otot, pergi keluar ruangan untuk menghilangkan lelah dan lain sebagainya. 3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tak terhindarkan Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak akan lepas dari hambatan yang tidak dapat dihindarkan karena berada diluar kemampuan pekerja untuk mengendalikannya. Beberapa contoh keterlambatan yang tak dapat dihindarkan antara lain menerima petunjuk dari pengawas, melakukan penyesuaian mesin, pemadaman aliran listrik oleh PLN, dan lain sebagainya.

3.4.2. Perhitungan Waktu Normal