Memberikan suasana kerja yang menyenangkan kepada para pekerja seperti pengaturan letak penerangan, ventilasi serta keselamatan kerja yang
terjamin.
3.7. Pengaturan Tata Letak Pabrik
Rekayasawan yang merancang fasilitas harus mengevaluasi, menganalisis, membentuk konsep dan mewujudkan sistem bagi pembuatan barang dan jasa.
Dengan kata lain, merupakan pengaturan tempat sumber daya fisik yang digunakan untuk membuat produk. Rancangan ini umumnya digambarkan sebagai
rencana lantai yaitu susunan fasilitas fisik perlengkapan, tanah, bangunan dan sarana lain untuk mengoptimumkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran
bahan, aliran informasi dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan usaha secara efisien, ekonomis dan aman.
Umumnya, tujuan keseluruhan rancang fasilitas adalah membawa masukan bahan, pasokan, dll melalui setiap fasilitas dalam waktu tersingkat yang
memungkinkan, dengan biaya yang wajar. Dalam batasan industri, makin singkat sepotong bahan berada dalam pabrik, makin kecil keharusan pabrik menanggung
beban buruh dan ongkos tak langsung.
3.7.1. Ruang Lingkup Rancang Fasilitas
Pekerjaan rancang fasilitas seringkali dikira hanya berhubungan dengan perancangan yang cermnat tentang susunan peralatan produksi. Padahal
perencanaan demikian hanya merupakan salah satu tahap saja dari suatu rangkaian
Universitas Sumatera Utara
kegiatan yang sangat luas yang saling berhubungan dan yang secara keseluruhan membentuk kegiatan perancangan tata letak fasilitas.
Ruang lingkup pekerjaan rancang fasilitas mencakup satu kajian yang cermat paling tidak dari bidang-bidang berikut :
1. Pengangkutan 2. Penerimaan
3. Gudang bahan baku 4. Produksi
5. Perakitan 6. Pengemasan
7. Pemindahan 8. Pelayanan pegawai
9. Produksi penunjang 10. Pergudangan
11. Pengiriman 12. Perkantoran
13. Fasilitas penunjangg 14. Bangunan
15. Lahan 16. Lokasi
17. Keamanan 18. Buangan
Universitas Sumatera Utara
3.7.2. Systematic Layout Planning
Prosedur yang telah diuraikan merupakan langkah-langkah yang umum dijumpai dalam proses perencanaanlayout fasilitas produksi, Berikut akan
diperkenalkansuatu pendekatan sistematis dan terorganisir untuk perencanaan layout
yang telah dibuat oleh Muther 1973 yaitu SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING SLP. Langkah SLP ini banyak diaplikasikanuntuk berbagai
macam problem antara lain produksi,transportasi, pergudangan, supporting service, perakitan, Wignjosoebroto, 2003:253.
aktivitas-aktivitas perkantoran dan lain-lain. Secara ringkas prosedur pelaksanaan SLP dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Data Masukan dan Aktivitas
1. Aliran Material 2. Activity
Relationship
4. Kebutuhan luas area
5. Luasan area tersedia
7. Perlindungan Modifikasi
8. Batasan Praktik
3. Relationship Diagram
6. Space Relationship Diagram
9. Perancangan Alternatif Tata Letak
10. Evaluasi Phase Analisis
Phase Sintesis Design Process
Phase Pemilihan
Alternatif
Sumber: Wignjosoebroto,2003:254
Gambar 3.3. Prosedur Pelaksanaan Systematic Layout Planning
Dari prosedur di atas kita melihat bahwasanya langkah awal harus dimulai dengan pengumpulan data yang dipakai untuk perencanaan
layout berdasarkankegiatan produksi baik yang sedang berlangsung atau yang
diramalkan. Setelah data yang dibutuhkanterkumpul maka suatu analisa aliran material yangdikombinasikan dengan analisa aktivitas activity relationship akan
bisa dipakai untuk membuatperencanaan diagram hubungan aktivitas lationship
Universitas Sumatera Utara
diagram. Dengan memperhatikankebutuhan-kebutuhan akan luasan area untuk fasilitasyang ada dan juga ketersediaan luasan areanya makalangkah selanjutnya
yang bisa dibuat adalahmerencanakan Space Relationship Diagram”. Berdasarkan space relationship diagram ini denganpertimbangan-pertimbangan
modifikasi seperlunya danbatasan-batasan praktis yang harus ada maka suatu alternatif layout bisa segera dirancang dan dievaluasiseperlunya. SLP akan
dimulai setelah problemdiformulasikan. Lima langkah pertama mulai darianalisa flow of materials sampai dengan penyesuaiandengan luasan area yang tersedia
merupakanlangkah-langkah analisa terhadap problem yang telahdiformulasikan. Langkah keenam sampai dengankesembilan pembuatan space relationship
diagram - perencanaan alternatif layout merupakan phase-phasepenelitian yang
diperlukan untuk proses perencanaan alternatif layout. Phase pemilihan alternatif layout
yangingin diaplikasikan dalam hal ini akan dilaksanakandalam langkah yang kesepuluh. Berikut satu per satu dari masing-masing phases yang
perludibuat di dalam perencanaan layout dengan prosedurSystematic Layout Planning
SLP 1. Pengumpulan Data Masukan dan Aktivitas
Agar supaya plant layout analyst bisa bekerja secaraefektif maka ia harus bisa mengumpulkan data informasiyang berkaitan dengan aktivitas pabrik seperti
designproduk, proses dan penjadwalan schedule kerja. 2. Analisa Aliran Material dan Aktivitas Operasional
Analis aliran material flow of materials analysisakan berkaitan dengan usaha-usaha pengukuran kuantitatifuntuk setiap gerakan perpindahan material
Universitas Sumatera Utara
diantaradepartemen-departemen atau aktivitas-aktivitasoperasional, sedangkan analisa aktivitas operasionalactivity analysis terutama sesekali berkaitan
denganfaktor-faktor yang bersifat non-quantitative kualitatifyang mempengaruhi lokasi di mana departemen atauaktivitas operasional tersebut akan diletakkan
aktivitasdianalisa berdasarkan derajat hubungan yang terjadi. Berdasarkan informasi data awal yang diperoleh maka analisa layout akan
dilakukan pertama kalinyadengan terlebih dahulu menganalisa aliran material, mesinmelayanidan peralatan kerja serta personil yang akanproses kerja tersebut.
Karena layout pada kerjadirancang untuk pengaturan kelancaran aliran pembuatan produk, dari julai bahan baku materialsampai menjadi produk akhir finished
good product ,maka yang paling di dalam desain plant layout adalah berkaitan
dengan analisa aliran materialnya. 3. Relationship Diagram
Apabila dalam analisa layout hubungan aktivitas activity relationship merupakanlebih yang pokok untuk lebih diperhatikan yaitu ditinjaudari aspek
kualitatifnya saja, maka ini kita bisa langsung membuat apa yang disebut denganActivity Relationship Diagram ARC dan REL Diagram. Akan tetapi
bilamana aliran material ternyata lebihdominan didalam penganalisaan aspek kuantitatif makalebih baik bila kita membuat Flow Diagram. Akan tetapibilamana
aliran material dan hubungan aktivitas keduanyamerupakan hal yang harus menjadi pertimbangan, makakombinasi antara keduanya harus dilakukan dan
disinikita harus membuat REL Diagram 4. Kebutuhan Luas Area Space Requirment Dan YangTersedia
Universitas Sumatera Utara
Setelah aliran material, hubungan antara masing-masing aktivitas dan diagram hubungan aktivitas selesaidianalisa dan dibuat, maka langkah selanjutnya
dalamaktivitas SLP ini adalah mengevaluasi kebutuhan luasarea untuk pengaturan segala fasilitas pabrik yangdibutuhkan. Idealnya desain tata letak fasilitas kerja
dibuatterlebih dahulu dan kemudian baru didirikan bangunanpabrik di sekeliling layout
yang telah dibuat tersebut.Bagaimanapun dalam kenyataan praktis yang dijumpai sering solusi dari dari layout yang dirancang akanterbentur dengan
bentuk maupun luasan area yangtersedia. Hambatan atau batasan ini bisa berupa luas danbentuk bangunan pabrik baru untuk menggantikanbangunan yang
lamadan lain-lain. Denganmemperhatikan alasan-alasan ini maka pertimbangan yangperlu dilakukan tidak saja menyangkut evaluasi kebutuhanluas area pabrik
saja akan tetapi juga menyangkut luasandan bentuk area yang mampu disediakan. 5. Perancangan Layout
Setelah analisa mengenai aliran material yang dibuat;hubungan derajat aktivitas dari tiap-tiap departemendipertimbangkan, kebutuhan luasan area untuk
masing-masing departemen serta maka alternatif layout segera bisa dibuat. Secara singkat, desain layout alternatif bisa dibuat dengan caramengkombinasikan
pertimbangan-pertimbangankebutuhan luas area yang dibutuhkan dengan RELdiagram. Sesuai dengan prosedur dan langkah-langkahpendekatan Systematic
Layout Planning SLP, makakombinasi antara kebutuhan luasan dan REL
diagramini dilaksanakan dalam bentuk Space Relationship Diagram. Dengan terlebih dahulu menganalisa luasan yangdibutuhkan dan memperhatikan REL
Diagram makakombinasi keduanya dalam bentuk Space Relationship.
Universitas Sumatera Utara
Langkah berikut adalah mendesain alternatif layout dengan memperhatikan Space Relationship Diagram
dan melakukan modifikasi seperlunya berdasarkan batasan-batasan dan pertimbangan-pertimbangan khususlainnya. Desain layout ini
secara umum dapat ditunjukkandalam bentuk suatu Block Plan. Di sini Block Plan akanmerupakan diagram blok dengan skala tertentu yangmempresentasikan
bangunan dan normalnya jugamenunjuk kan lokasi dari dinding-dinding penyekat yangmemisahkan blok satu dengan blok lainnya, termasukpula lokasi dari kolom
tiang penyangga atas gedung.Lokasi detail dari mesin, peralatan dan fasilitas- fasilitaskerja lainnya biasanya tidak tercantum dalam blok planini.
Berdasarkan block plan ini kemudian bisadirancang detail layout yang sesuai. Analisa detaillayout, prosedur dan langkah-langkah yang diambilsama dengan
prosedur yang dilakukan untuk mendesainlayout secara menyeluruh
overalllayout. Detaillayout pada dasarnya adalah mengatur mesin ataufasilitas kerja yang berada dimasing-masing blok yangada, sedangkan overall layout
adalah mengatur letakblok dalam hal ini blok akan merupakan suatudepartemen terhadap blok lain. Didalam detail lay-out kita akan berkepentingan dengan
analisa aliranmaterial dan hubungan di antara blok dengan blok lainnya. Di dalam mendesain layout baik untuk overall maupun detail layout harus
diingat pertimbangan-pertimbangan kemungkinan terjadinya ekspansi di masadepan ataupun adanya perubahan-perubahan yang bisaterjadi. Satu hal yang
penting layout haruslah cukupfleksibel untuk menghadapi perubahan didalam desainproduk, desain proses maupun desain penjadwalanproduksi.
Universitas Sumatera Utara
Overall ataupun detail layout haruslah dirancangdengan mengingat problem material handling. Pemilihanmetode dan peralatan material handling
merupakanaktivitas yang integral dengan rancangan layout. Lay-out yang secara fungsional efektif adalah layout yangdidalam aplikasinya juga menyebabkan
aktivitas material handlingnya bisa berlangsung secara efisienSelanjutnya untuk merepresentasikan rancangan layoutyang dibuat bisa dalam bentuk Gambar atau
sketsa; Two dimensional iconic models template; Three-dimensional iconic models.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Mahakarya Jaya Sinergi yang merupakan salah satu karoseri mobil yang berlokasi di Jalan Jamin Ginting Km.18 No. 18
Desa Hulu Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2016.
4.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang berbentuk job and activity analysis. Bentuk penelitian deskriptif yang berbentuk job and activity
analysis yaitu penelitian yang bertujuan menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan seseorang atau sekelompok orang agar mendapat rekomendasi untuk
berbagai keperluan, seperti misalnya keseimbangan beban kerja serta efesiensi dalam penggunaan waktu. Sukaria Sinulingga, 2013
4.3. Kerangka Berpikir
Penelitian ini bertujuan untuk mencari keseimbangan lintasan produksi proses pembuatan dump truck dan menerapkannya pada perancangan layout
usulan. Di dalam penelitian ini, dilakukan pengukuran waktu elemen kerja pada proses pembuatan dump truck, yang digunakan untuk mencari waktu baku
pekerjaan. Kemudian ditentukan waktu siklus yang digunakan sebagai dasar
Universitas Sumatera Utara