Tindak Tutur Landasan Teori

2.3.3. Tindak Tutur

Tindak tutur merupakan analisis pragmatik, yaitu cabang ilmu bahasa yang mengkaji bahasa aspek pemakaian aktual. Telaah mengenai bagaimana cara kita melakuan sesuatu dengan memanfaatkan kalimat-kalimat Tarigan, 1990:33. Secara khusus Searle dalam Hendri Guntur Tarigan, 1990:46 mengembangkan tindak tutur ilokusi menjadi lima kategori, yaitu tindak tutur asertif, direktif, komisif, ekspresif dan deklaratif. 1. Asertif Tindak tutur asertif ini adalah untuk melibatkan si penutur ke dalam suatu pokok pembicaraan. Semua yang terlibat dalam tindak tutur asertif dapat dinilai pada penilaian yang menggunakan asas “benar” dan “salah”. Oleh sebab itu, cara yang sederhana untuk mengenali tindak tutur asertif ini adalah dengan pertanyaan apakah anda dapat secara harfiah menggolongkannya sebagai sesuatu yang “benar” atau “salah”. Inti atau maksud dari defenisi Searle tersebut adalah tuturan asertif merupakan tuturan yang diyakini benar oleh penutur, dapat dipertanggungjawabkan sesuai fakta dan kenyataannya. Tuturan yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur ini seperti menyatakan, memberi tahu atau melaporkan, menuntut, mengakui, menunjukkan, dan berspekulasi. 2. Direktif Tindak tutur ini merupakan usaha si penutur untuk meminta si pendengar melakukan sesuatu. Hal tersebut dapat berupa “usaha” seperti ajakan atau saran untuk melakukan sesuatu hal, bahkan usaha yang lebih keras misalnya bersikeras agar orang lain melakukan apa yang anda mau. Tuturan yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur ini seperti mengajak, Universitas Sumatera Utara menyuruh, menasehati, menyarankan, melarang, mendesak, meminta, memohon, dan menentang. 3. Komisif Komisif adalah jenis tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk mengaitkan dirinya terhadap tindakan-tindakan dimasa yang akan datang. Tindak tutur ini menyatakan apa saja yang dimaksudkan oleh penutur. Tindak tutur ini seperti berjanji, bersumpah, mengancam, dan mengatakan kesanggupan. 4. Ekspresif Tujuan tindak tutur ini adalah mngekspresikan kondisi psikologis tertentu ke dalam kebenaran mengenai keadaan suatu hal yang disebutkan dalam ide yang di kemukakan. Tuturan yang termasuk ke dalam jenis tuturan ekspresif ini seperti memuji, mengucapkan terima kasih, mengeluh, menyalahkan, mengungkapkan rasa takut, mengucapkan selamat, dan marah. 5. Deklaratif Tuturan deklarasi mengungkapkan adanya kesesuaian antara isi proposisi dengan realitas. Isi pernyataan dari tuturan deklarasi ini dapat mengubah status seseorang, atau dengan kata lain tuturan deklarasi dapat mengubah dunia. Deklarasi berhubungan dengan institusi atau lembaga tertentu, yang berarti bahwa yang berhak menyatakan tuturan secara deklarasi adalah orang yang berwenang dalam intitusi atau lembaga tertentu. Selain itu deklarasi juga dapat dilakukan oleh orang yang mempunyai kekuasaan yang kuat, misalnya tuan kepada pelayan, atasan pada pegawai, presiden kepada menteri, dan sebagainya. Tuturan yang termasuk ke dalam jenis ini misalnya berupa tuturan dengan maksud mengesahkan, memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, mengabulkan, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara

2.3.4. Konteks