2.3. Landasan Teori
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada, baik di lapangan maupun kepustakaan. Selain itu, landasan teori juga
bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
2.3.1. Pragmatik
Tindak tutur merupakan analisis pragmatik, yaitu cabang ilmu bahasa yang mengkaji bahasa dari aspek pemakaian aktualnya. Leech 1983:5-6 menyatakan bahwa pragmatik
mempelajari maksud ujaran yaitu untuk apa ujaran itu dilakukan; menanyakan apa yang seseorang maksudkan dengan suatu tindak tutur; dan mengaitkan makna dengan siapa
berbicara kepada siapa, dimana, bilamana, bagaimana. Tindak tutur merupakan entitas yang bersifat sentral di dalam pragmatik dan juga merupakan dasar bagi analisis topik-topik lain di
bidang ini seperti praanggapan, perikutan, implikatur percakapan, prinsip kerja sama, dan prinsip kesantunan.
Leech dalam edisi terjemahan M.D.D.Oka, 1993:8 menjelaskan bahwa pragmatik adalah studi tentang makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar speech situations. I
Dewa Putu Wijana 1996:1 mengatakan bahwa “pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu
digunakan dalam komunikasi”. Levinson dalam Nadar,2009:4menyatakan bahwa “pragmatics is the study of those
relations between language and context that are grammaticalized, or encoded in the structure of language
”. Pragmatik itu merupakan kajian hubungan antara bahasa dan konteks yang tergramatikalisasi atau terkodifikasi dalam struktur bahasa.
Universitas Sumatera Utara
Pragmatik adalah ilmu yang sangat berkaitan dengan adanya situasi yang ditafsirkan. Inilah yang membedakan antara pragmatik dengan ilmu-ilmu lainnya, seperti halnya semantik, yang
dapat memperoleh makna tanpa harus menggunakan konteks atau situasi. Adapun pragmatik adalah ilmu yang memerlukan konteks atau situasi, karena tanpa adanya situasi maka kita
tidak dapat menafsirkan maksud dari tuturan yang diujarkan.
2.3.2. Konteks dan Situasi Tutur
Konteks adalah sesuatu yang menjadi sarana penjelas suatu maksud. Sarana tersebut merupakan bagian ekspresi yang dapat mendukung kejelasan maksud. Situasi tutur adalah
situasi yang melahirkan tuturan. Di dalam komunikasi tidak ada tuturan tanpa situasi tutur. Maksud tuturan yang sebenarnya hanya dapat diidentifikasi melalui situasi tutur yang
mendukungnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam hal ini Leech dalam edisi terjemahan M.D.D. Oka, 1993: 19-20 membedakan fenomena ilmu pragmatik dengan ilmu
lainnya, yaitu menggunakan salah salah satu dari beberapa aspek situasi ujar berikut ini. a.
Adanya penyapa penutur dan pesapa mitra tutur Percakapan dilakukan oleh penutur dan mitra tutur yang berkomunikasi satu sama
lain. Penutur mengujarkan tuturannya kepada mitra tutur, kemudian tuturan atau isi pesan yang terdapat dalam tuturan itu ditangkap oleh mitra tutur. Mitra tutur harus
mampu menafsirkan maksud dari tuturan yang diujarkan oleh penutur. b. Konteks tuturan
Konteks merupakan aspek yang bergayut dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan. Konteks juga merupakan suatu pengetahuan latar belakang yang sama, yang
Universitas Sumatera Utara
dimiliki oleh penutur dan mitra tutur, dan membantu mitra tutur menafsirkan makna tuturan.
c. Tujuan sebuah tuturan
Sebuah tuturan memiliki tujuan tertentu untuk mendapatkan kesepakatan antara penutur dan mitra tutur. Hal tersebut tentu saja memerlukan latar belakang atau
pengetahuan yang sama, yang dimiliki antara si penutur dan mitra tutur dengan menggunakan kerja sama antara penutur dan mitra tutur untuk mencapai kesepakatan
bersama. Tujuannya sendiri dapat berarti sebuah maksud, karena dalam ilmu pragmatik satu tuturan berarti mempunyai berbagai maksud, dan satu maksud dapat
diujarkan melalui berbagai tuturan. d. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau kegiatan tindak ujar
Tuturan sebagai bentuk tindakan atau kegiatan yang berkaitan dengan maksud ilokusi, yaitu saying something doing something.Dalam hal ini sebuah tuturan yang diujarkan
oleh penutur menimbulkan suatu tindakan dari lawan tutur atau pendengar. Seperti dikatakan oleh Leech dalam edisi terjemahan M.D.D.Oka, 1993:20 bahwa
pragmatik berurusan dengan tindak-tindak atau performasi-performasi verbal yang terjadi dalam situasi dan waktu tertentu.
e. Tuturan sebagai produk tindak verbal
Produk tindak verbal sama halnya seperti tindakan atau kegiatan tindak ujar. Maka tuturan pun dapat digunakan dalam pengertian lain, yaitu sebagai produk suatu
tindakan verbal.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Tindak Tutur