BAB IV PEMBAHASAN
Pada pembahasan penelitian ini, analisis yang digunakan meliputi tiga hal, yaitu bentuk tindak tutur direktif, komisif, dan elspresif dalam dialog kumpulan naskah drama Raja
Tebalek.
4.1 Bentuk-Bentuk Tindak Tutur Direktif, Komisif, Dan Ekspresif Dalam Kumpulan Naskah Drama Raja Tebalek.
Seperti yang dikatakan oleh Searle dalam bukunya yang berjudul Speech Acts : An Easy in the Philosophy of Language
dalam F.X. Nadar, 2009:12 bahwa tindak tutur direktif adalah usaha si penutur untuk meminta si pendengar melakukan suatu hal. Hal tersebut dapat
berupa “usaha” seperti ajakan atau saran untuk melakukan suatu hal, bahkan usaha yang lebih keras misalnya bersikeras agar orang lain melakukan apa yang anda mau. Jenis tuturan
direktif antara lain tuturan mengajak, melarang, menentang, mendesak, menyuruh, menyarankan, menasehati, memohon, dan meminta. Komisif adalah jenis tindak tutur yang
dipahami oleh penutur untuk mengaitkan dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan datang. Tindak tutur ini menyatakan apa saja yang dimaksudkan oleh penutur. Jenis
tuturan komisif antara lain tuturan berjanji, bersumpah, mengancaman, dan menyatakan kesanggupan. Ekspresif adalah jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan
oleh penutur dengan cara mengekspresikan. Jenis tuturan ekspresif antara lain tuturan memuji, mengucapkan terima kasih, mengeluh, menyalahkan, mengucapkan selamat,
menyatakan rasa takut, marah, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
4.1.1 Bentuk-Bentuk Tindak Tutur Direktif dalam Kumpulan Naskah Drama Raja Tebalek
Pada penelitian tindak tutur direktif dalam kumpulan naskah drama Raja Tebalek ditemukan sembilan macam yang dapat dikategorikan ke dalam bentuk tindak tutur direktif,
yaitu mengajak, melarang, menentang, mendesak, menyuruh, menyarankan, menasehati, memohon, dan meminta.
4.1.1.1 Mengajak
Mengajak berarti menyilakan, menyuruh, dan sebagainya supaya turut KBBI, 2008:23. Jadi, yang dimaksud tindak tutur direktif mengajak adalah suatu tindak pertuturan
yang menginginkan mitra tutur untuk bersama-sama melakukan sesuatu. Bentuk tuturan yang menunjukkan tindak tutur direktif “mengajak” adalah berikut ini:
1 Bentuk tuturan
Gadis 2 : Kak, kita lapor kepala gampong saja.
Gadis 3 : Sempat mati orang. Kita periksa dulu, mungkin dia butuh bantuan
kita sekarang. Ayo Gadis 1
: Aku disini saja. AA159
Analisis tuturan
Bentuk tindak tutur diatas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif mengajak. Tuturan ini dututurkan oleh partisipan, yaitu gadis 2, gadis 3, dan gadis 1. Tuturan
ini terjadi di Tanah Rencong Aceh, dengan situasi psikologis pembicaraan gadis 2 panik
Universitas Sumatera Utara
melihat tubuh yang berlumuran darah tergeletak dihadapannya. Gadis 3 mengajak gadis 2 dan
gadis 1 segera memberikan pertolongan pada pemuda itu. Kata “Ayo” dalam tuturan kita
periksa dulu, mungkin dia butuh bantuan kita sekarang. Ayo merupakan penanda lingual
bentuk tindak tutur direktif mengajak.
2 Bentuk tuturan
Bu Lena : Lena
Lena : Keluar dengan muka suntuk, bertambah suntuk saat melihat Tamu
II Ada apa?
Bu Lena : Ayo, ada yang harus kita selesaikan. Menggiring Lena ke depan tv
LTP199
Anaisis tuturan
Bentuk tindak tutur diatas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif mengajak. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu bu Lena kepada Lena. Tuturan ini
terjadi di rumah Lena, dengan situasi psikologis pembicaraan Lena merasa suntuk saat melihat tamu II datang ke rumahnya. Dari dalam kamar bu Lena mengajak Lena ke depan
ruangan tv. Kata “Ayo” dalam tuturan Ayo, ada yang harus kita selesaikan merupakan
penanda lingual bentuk tindak tutur direktif mengajak. Berdasarkan data di atas, bentuk tindak tutur direktif mengajak dalam kumpulan naskah
drama Raja Tebalek dapat ditandai dengan penggunaan kata ayo.
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.2 Melarang
Melarang adalah memerintahkan supaya tidak melakukan sesuatu, tidak memperbolehkan berbuat sesuatu KBBI,2008:883. Jadi tindak tutur direktif melarang
dilakukan oleh penutur kepada mitra tutur untuk melarang mitra tutur agar tidak melakukan sesuatu.
Bentuk tuturan yang menunjukkan tindak tutur direktif “mengajak” adalah berikut ini:
3 Bentuk tuturan
Emak : Pokoknya aku nggak setuju Ngapai dia ke sana, dia itu masih kecil
Bang. Ayah
: Justru karena dia masih kecillah. Bak kata peribahasa, kecil menabung tua kaya raya. Tujuan sekolah kan bekerja, nah sekarang
ada pekerjaan, berarti buat apa sekolah. Ini kan namanya dapat mendapat durian runtuh. Repot kali cara berpikir kau.
RT14
Analisis tuturan
Bentuk tindak tutur di atas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif melarang. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu emak kepada ayah. Tuturan ini terjadi
di dalam rumah, dengan situasi psikologis pembicaraan emak merasa kesal dan menentang keputusan ayah untuk mempekerjakan Mona di luar negeri. Emak melarang Mona bekerja di
sana karena Mona masih kecil dan masih sekolah. Kata “nggak” dalam tuturan pokoknya aku nggak setuju
merupakan penanda lingual bentuk tindak tutur direktif melarang.
Universitas Sumatera Utara
4 Bentuk tuturan
Istri : Tidak Pokoknya kalau Kanda ikut Sayembara Bohong itu, Dinda
tidak mengizinkan dunia akhirat. Suami
: Dinda pikirkanlah baik-baik, ini demi masa depan kita, masa depan cinta kita, ini janji Kanda. Dari pada Kanda menjadi TKI ke
luar negeri yang belum pasti, kan lebih baik Kanda ikut sayembara bohong. Dinda meragukan kemampuan Kanda untuk berbohong?
SB37
Analisis Tuturan
Bentuk tindak tutur di atas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif melarang. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu istri kepada suami. Tuturan ini terjadi
di dalam rumah rakyat Negeri Belantan Tak Bertakuk dengan situasi psikologis pembicaraan suami berniat mengikuti lomba Sayembara Bohong yang diadakan pihak kerajaan dengan
hadiah utama mempersunting putri kerajaan. Suami membujuk istri dengan kata-kata lembut dan halus, dengan segala bujuk rayu suami meyakinkan istri bahwa semuanya demi masa
depan bersama, namun istrinya tidak mengizinkannya. Kata “tidak dan tidak mengizinkan”
dalam tuturan Tidak Pokoknya kalau Kanda mengikuti Sayembara Bohong itu, Dinda tidak mengizinkan dunia akhirat
merupakan penanda lingual bentuk tindak tutur direktif melarang.
5 Bentuk tuturan
Suami 1 : Kau tidak bisa pergi tanpa seizin ku. Dan aku harus tahu ke
mana?
Universitas Sumatera Utara
Istri 1 : Masih mengerti bahasa Indonesia ? Aku bilang pinggir
GRGR50
Analisis tuturan
Bentuk tindak tutur di atas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif melarang. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu suami 1 kepada istri 1. Tuturan ini
terjadi di dalam rumah dengan situasi psikologis pembicaraan suami marah pada istrinya karena istrinya ingin pergi tanpa pamit. Suami melarang istrinya pergi namun istri tetap
bersikeras ingin pergi, sehingga terjadilah pertengkaran. Kata “tidak bisa” dalam tuturan Kau tidak bisa pergi tanpa seizing ku
merupakan penanda lingual bentuk tindak tutur direktif melarang.
6 Bentuk tuturan
Preman Pinang Baris : Kalian jangan kotori istana, Ketua. Kalau kalian ingin bunuh- bunuhan bukan di sini tempatnya. Jangan sok jago lah, aku sudah
capek membunuh orang. Biar tahu kau ya. Preman Tembung
: Bukan begitu Preman Pinang Baris, aku kan hanya usul, kalau tidak disetujui ya nggak apa-apa, namanya juga saran, gimana sih. Aku
kan bilang bagus-bagus, macam mulut perempuan aja pun. HPJ86
Universitas Sumatera Utara
Analisis tuturan
Bentuk tindak tutur di atas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif melarang. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu preman Pinang Baris kepada preman
Tembung. Tuturan ini terjadi di dalam istana, dengan situasi psikologis pembicaraan preman Pinang Baris terbawa emosi melihat pertengkaran antara preman Tembung dan preman
Amplas, ditandai dengan tuturan aku sudah capek membunuh orang. Biar tahu kau ya. Preman Pinang Baris melarang preman Tembung dan preman Amplas untuk berantam di
dalam istana. Kata “jangan” dalam tuturan Kalian jangan kotori istana, Ketua dan jangan sok
jago lah merupakan penanda lingual bentuk tindak tutur direktif melarang.
7 Bentuk tuturan
Raja Mafia : Ayah tidak pernah menolak permintaan mu. Tapi kali ini Ayah berat
mengabulkannya, mustahil ayah berbesan-besanan dengan Raja Preman itu, yang nyata-nyata adalah musuh besar Ayah.
Ira : Yang mau kawin Ayah atau Ira, mau idiot, mau IQ jongkok, yang
pentingkan cinta… Raja Mafia
: Ayah tidak mengizinkannya… HPJ94
Analisis tuturan
Bentuk tindak tutur di atas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif melarang. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu raja mafia kepada Ira. Tuturan ini
terjadi di istana raja mafia, dengan situasi psikologis pembicaraan ayah Ira yang menjabat
Universitas Sumatera Utara
sebagai raja mafia menolak permintaan Ira untuk menikah dengan Todak. Hal ini dikarenakan ayah ira menyimpan dendam pada ayah Todak, raja preman. Raja preman adalah
musuh besar raja mafia. Ayah Ira melarang hubungan mereka. Kata “tidak mengizinkannya” dalam tuturan Ayah tidak mengizinkannya merupakan penanda lingual bentuk tindak tutur
direktif melarang.
8 Bentuk tuturan
Sekur iti : Kepada PUU Anda dilarang masuk lalu menunjuk papan
pengumuman di dinding pos monyet yang berbunyi: Yang tidak membawa upeti dilarang masuk
PUU : Maaf saya lupa Kemudian memberikan beberapa lembar uang
kepada sekuriti L125
Analisis tuturan
Bentuk tindak tutur diatas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif melarang. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu sekuriti kepada PUU. Tuturan ini
terjadi di istana keprisidenan, dengan situasi psikologis pembicaraan sekuriti bersikap tegas melarang PUU masuk ke dalam ruangan karena sekuriti melihat PUU tidak membawa upeti
seperti yang telah disyaratkan. Kata “dilarang” dalam tuturan Anda dilarang masuk
merupakan penanda lingual bentuk tindak tutur direktif melarang.
9 Bentuk tuturan
Universitas Sumatera Utara
Bu Lena : Mendekat dan langsung duduk di samping Lena Makanlah yang
banyak, tentunya kau lapar. Pak Lena
: Mendekat dan langsung duduk di samping Lena Dari mana saja? Bu Lena
: Jangan ditanyakan dulu, biarkan dia makan dengan tenang. Sudah hampir lima hari dia berada di luar, rindu dengan rumah ini tentunya.
LTP196
Analisis tuturan
Bentuk tindak tutur diatas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif melarang. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu bu Lena kepada pak Lena. Tuturan ini
terjadi di rumah Lena, dengan situasi psikologis pembicaraan pak Lena merasa penasaran perihal kepergian Lena selama ini. Pak Lena segera duduk disamping Lena yang sedang
makan, dan menanyakan perihal kepergian Lena selama ini. Saat pak Lena menanyakan
keberadaan Lena, Bu Lena melarang untuk menanyakan itu. Kata “jangan” dalam tuturan jangan ditanyakan dulu
merupakan penanda lingual bentuk tindak tutur direktif melarang.
10 Bentuk tuturan
Sekur iti : Tapi itukan Sangkot, adiknya ibu Negara, yang notabene adik ipar
mister presiden. Presiden
: Adik ipar taik Pokoknya saya tidak mau tahu, mau Sangkot, mau Lokot, mau ibu negara, semua dilarang masuk Ini perintah presiden.
Perintah negara, jadi tidak ada KKN. Paham L142
Analisis tuturan
Universitas Sumatera Utara
Bentuk tindak tutur di atas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif melarang. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu sekuriti kepada presiden. Tuturan ini
terjadi di rumah istana kepresidenan, dengan situasi psikologis pembicaraan presiden merasa kesal pada adik iparnya karena telah memasuki ruang rapat keprisidenan tanpa
berkepentingan, hal itu ditandai dari tuturan Adik ipar taik. Kata “dilarang” dalam tuturan semua dilarang masuk Ini perintah presiden. Perintah negara, jadi tidak ada KKN. Paham
merupakan penanda lingual bentuk tindak tutur direktif melarang. Berdasarkan data di atas, bentuk tindak tutur direktif melarang dalam kumpulan naskah
drama Raja Tebalek dapat ditandai dengan penggunaan kata nggak setuju, tidak, tidak mengizinkan, tanpa seizinku, jangan, dilarang
.
4.1.1.3 Menentang
Menentang adalah menolak perintah, pendapat, usul, dsb, menampik, membangkang, dan menyanggal KBBI, 2008.
Data yang menunjukkan tindak tutur direktif menentang dapat dilihat dari data berikut:
11 Bentuk tuturan
Tukang tipu : Maaf Bang, yang dicari hanya cewek…kerjaannya enak, gajinya
pastilah lebih dari negara kita ini, tak mungkin aku menjerumuskan. Udah ku anggap anak ku sendiri si Mona, kak…aku bukan tukang
tipu, macam yang lain Emak
: Penjual rakyat Ayah
: Cakap kau itu. Dia menolong kita…mau kau miskin terus
Universitas Sumatera Utara
RT17
Analisis tuturan
Bentuk tindak tutur di atas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif menentang. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu tukang tipu, emak, dan ayah. Tuturan
ini terjadi di dalam rumah dengan situasi psikologis pembicaraan tukang tipu berusaha meyakinkan emak atas kepergian Mona, hal itu ditandai dengan tuturan Udah ku anggap
anak ku sendiri si Mona, kak…aku bukan tukang tipu, macam yang lain. Emak cetus
menjawab penjual rakyat pada tukang tipu sebagai ungkapan menentang dari apa yang telah disampaikan tukang tipu. Kata “penjual rakyat” dalam tuturan penjual rakyat merupakan
penanda lingual bentuk tindak tutur direktif menentang.
12 Bentuk tuturan
Preman Tembung : Maaf, kawan-kawan, untuk mengisi kekosongan waktu, sambil menunggu ketua Raja datang, saya punya usul, bagaimana kalau kita
sepakati untuk membicarakan calon pengganti Ketua. Ini penting supaya suara kita satu. Jangan sampai ada kekuasaan yang lowong.
Preman Amplas : Instruksi Preman Tembung Saya tidak setuju membicarakan calon
pengganti ketua, sementara beliau masih bisa memimpin, itu berarti penghianatan. Dan penghianatan hukumannya adalah diculik atau
bunuh di tempat. HPJ86
Analisis tuturan
Universitas Sumatera Utara
Bentuk tindak tutur di atas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif menentang. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu preman Tembung kepada preman
Amplas. Tuturan ini terjadi di dalam istana, dengan situasi psikologis pembicaraan preman Amplas menghormati dan memiliki sikap mengabdi pada ketua raja sebagai pemimpin. Saat
preman Tembung menyarankan untuk mencari calon pengganti ketua, preman Amplas menentang saran yang telah disampaikan oleh preman Tembung. Kata “tidak setuju” dalam
tuturan Saya tidak setuju membicarakan calon pengganti ketua merupakan penanda lingual
bentuk tindak tutur direktif menentang.
13 Bentuk tuturan
Mafia Berdasi : Kalau begitu, sebelum mereka menyerang, kita duluan yang
menyerang. Raja Mafia
: Ah, jangan begitu, kita punya kode etik. Prinsipnya, kita siap kalo diserang.
HPJ93
Analisis tuturan
Bentuk tindak tutur di atas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif menentang. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu mafia berdasi kepada raja mafia.
Tuturan ini terjadi di dalam istana, dengan situasi psikologis pembicaraan raja mafia memegang teguh prinsip dalam berperang. Raja mafia tidak sependapat dengan saran yang
telah disampaikan mafia berdasi. Ia menentang saran untuk menyerang musuh terlebih dahulu. Kata “ah, jangan begitu” dalam tuturan Ah, jangan begitu, kita punya kode etik
merupakan penanda lingual bentuk tindak tutur direktif menentang.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data di atas, bentuk tindak tutur direktif menentang dalam kumpulan naskah drama Raja Tebalek dapat ditandai dengan penggunaan kata penjual rakyat, tidak
setuju, ah jangan begitu .
4.1.1.4 Mendesak
Mendesak adalah meminta dengan sangat atau memaksa, penting untuk segera dilakukan dipenuhi, diselesaikan KBBI, 2008:346. Jadi tindak tutur direktif mendesak
dilakukan oleh penutur kepada mitra tutur sebagai bentuk paksaan agar mitra tutur mau melakukan sesuatu dengan yang diminta oleh penutur.
Data yang menunjukkan tindak tutur direktif “mendesak” dapat dilihat dari data berikut:
14 Bentuk tuturan
Emak : Lebih baik daripada menjual anak Kalau mau menolong, sekarang
buktikan, sekarang ... Aku perlu pupuk,.. Tukang tipu
: Oke, oke kalau cuma pupuk, gampang itu Kak. Besok sebelum Kakak datang pupuknya sudah disini. 10 goni cukup? Yang penting
Kakak setuju keberangkatan si Mona… cemana Bang cocok?
RT17 Analisis tuturan
Bentuk tindak tutur di atas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif mendesak. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu tukang tipu dan emak.
Tuturan ini terjadi di dalam rumah dengan situasi psikologis pembicaraan emak kesal pada tukang tipu yang terus membujuk emak agar memberi izin atas kepergian anaknya dengan
Universitas Sumatera Utara
menjanjikan kesejahteraan pada anak dan keluarga yang ditinggalkan. Emak mendesak tukang tipu untuk memberikan pupuk pada mereka seperti yang telah dijanjikannya akan
menolong. Kata “sekarang buktikan” dalam tuturan Kalau mau menolong, sekarang buktikan, sekarang ... Aku perlu pupuk
merupakan penanda lingual tindak tutur direktif mendesak.
15 Bentuk tuturan
Suami II : Tolong jangan ganggu kebahagiaan kami. Kami masih berbulan
madu. Istri I
: Keluarkan suami saya Perjuangan kami belum selesai. Kami tidak bertanggung jawab bila ada korban dan kerusakan.
GRGR65
Analisis tuturan
Bentuk tindak tutur di atas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif mendesak. Tuturan ini disampaikan oleh partisipan, yaitu suami II kepada istri I. Tuturan ini
terjadi di depan rumah suami II, dengan situasi psikologis pembicaraan emosi istri I masih meluap-luap pada suami I. Istri I mendesak suami II untuk mengeluarkan suami I yang telah
bersembunyi di dalam rumah suami II. Jika tidak dikeluarkan, istri I mengancam akan membuat kerusakan dan memakan korban. Kata “keluarkan” dalam tuturan Keluarkan suami
saya Perjuangan kami belum selesai merupakan penanda lingual bentuk tindak tutur direktif
mendesak.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data di atas, bentuk tindak tutur direktif mendesak dalam kumpulan naskah drama Raja Tebalek dapat ditandai dengan penggunaan kata sekarang buktikan, dan
keluarkan .
4.1.1.5 Menyuruh
Menyuruh adalah memerintah supaya melakukan sesuatu, KBBI, 2008:1568. Jadi tindak tutur menyuruh dilakukan oleh penutur kepada mitra tutur untuk melakukan sesuatu,
yaitu penutur menginginkan mitra tutur melakukan sesuatu untuk dirinya. Data yang menunjukkan tindak tutur direktif menyuruh dapat dilihat dalam contoh
berikut :
16 Bentuk tuturan
Istri Raja : Bang teken surat ini, pecat dia…
Raja Tebalek : Mau ke mana kok cepat-cepat… nanti dulu, kita main engklek
yok… RT24
Analisis tuturan
Bentuk tindak tutur di atas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif menyuruh. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu istri raja kepada raja tebalek. Tuturan
ini terjadi di dalam istana dengan situasi psikologis pembicaraan istri raja marah pada kroni karena merasa telah dilecehkan dan direndahkan oleh kroni . Istri raja menyuruh Raja
Universitas Sumatera Utara
Tebalek menandatangani surat pemecatan untuk kroni karena telah bertindak tidak sopan dan menghina istri raja. Untuk memecat kroni, maka raja harus menanada tangani surat
pemecatan. Kata “teken dan pecat” dalam tuturan bang teken surat ini, pecat dia…
merupakan penanda lingual tindak tutur direktif menyuruh.
17 Bentuk tuturan
Istri II : Dari dalam kamar mandi Papa…ambilkan kutang yang baru dibeli
kemarin Suami II
: Apa? Istri II
: Kutang yang warna kuning, yang baru… ambilkan GRGR56
Analisis tuturan
Bentuk tindak tutur di atas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif menyuruh. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu istri II kepada suami II. Tuturan ini
terjadi di halaman belakang rumah dekat dengan kamar mandi, dengan situasi psikologis pembicaraan istri II baru selesai mandi. Istri II dari dalam kamar mandi menyuruh suami II
untuk mengambilkan kutang berwarna kuning yang baru dibeli. Kata ambilkan yang yang diikuti dengan tanda seru menunjukkan seruan berupa perintah yang harus dilakukan oleh
suami II. Kata “ambilkan” dalam tuturan Papa…ambilkan kutang yang baru dibeli kemarin
merupakan penanda lingual tindak tutur direktif menyuruh. Berdasarkan data di atas, bentuk tindak tutur direktif menyuruh dalam kumpulan naskah
drama Raja Tebalek dapat ditandai dengan penggunaan kata teken, pecat, dan ambilkan.
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.6 Menyarankan
Menyarankan adalah memberikan saran atau anjuran KBBI, 2008:1366. Jadi tindak tutur direktif menyarankan dilakukan oleh penutur kepada mitra tutur sebagai anjuran apa
yang harus dilakukan. Data yang menunjukkan tindak tutur direktif menyarankan dapat dilihat dalam contoh
berikut :
18 Bentuk tuturan
Kroni 1 : Bagaimana kalau kita main engklek paduka?
Raja Tebalek : Dari tadilah kau bilang…ayo
RT26
Analisis Tuturan
Bentuk tindak tutur di atas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif menyarankan. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu kroni I mengusulkan sebuah
permainan untuk menyenangkan hati raja. Kroni I menyarankan bermain engklek dengan raja
tebalek. Kata “bagaimana” dalam tuturan bagaimana kalau kita main engklek paduka?
merupakan penanda lingual tindak tutur direktif menyarankan.
19 Bentuk tuturan
Datuk Panglima : Solusinya begini Paduka, kalau dia menggunakan teknologi
canggih, maka kita harus menggunakan teknologi yang lebih
Universitas Sumatera Utara
canggih. Teknologi laga dengan teknologi. Dan untuk itulah, kita telah menyewa eyes-eyes dari luar negeri, peralatannya canggih
disertai dengan alat sinar ultra infra merah. Percakapan yang mencurigakan, bahkan dalam gedung yang kedap suara sekalipun
dapat kita sadap. Biasanya memang mahal tetapi hasilnya sangat memuaskan. Sebagai bukti kita telah mencurigai seseorang……
Raja :
Kalau begitu tangkap dia sekarang dan gantung SB30
Analisis tuturan
Bentuk tindak tutur diatas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif menyarankan. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu datuk panglima kepada raja.
Tuturan ini terjadi di dalam istana, dengan situasi psikologis pembicaraan datuk panglima memiliki strategi yang jitu untuk menagkap seorang buronan istana. Datuk panglima
mencoba menawarkan berbagai solusi berupa upaya-upaya yang harus dilakukan untuk
menangkap buronan istana. Kata “solusinya” dalam tuturan solusinya begini paduka merupakan penanda lingual bentuk tindak tutur direktif menyarankan.
20 Bentuk tuturan
Samod : Oh, binatang semua di sana Ketua. Soalnya hutannya belum ada
HPH-nya. Todak
: Apa itu HPH?
Universitas Sumatera Utara
Samod : Nggak tahu Ketua, aku dengar-dengar saja. Tapi menurut aku
sebaiknya kita pulang saja Ketua. Ketua kan anak satu-satunya, Cuma Ketualah yang bisa menggantikan posisi ayah Ketua. Sayang
Ketua. HPJ75
Analisis tuturan
Bentuk tindak tutur di atas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif menyarankan. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu Samod kepada Todak. Tuturan ini
terjadi di dalam hutan, dengan situasi psikologis pembicaraan Samod adalah seorang pengawal kerajaan yang pintar-pintar bodoh, namun ia adalah seorang pengawal yang setia.
Hal ini terbukti dari tuturan ‘Nggak tahu Ketua, aku dengar-dengar saja’. Samod menyarankan agar Todak kembali ke istana, karena Todak adalah satu-satunya anak ketua
raja yang kelak akan meneruskan jabatan ayahnya sebagai raja. Kata “sebaiknya” dalam
tuturan Tapi menurut aku sebaiknya kita pulang saja ketua merupakan penanda lingual
bentuk tindak tutur direktif menyarankan.
21 Bentuk tuturan
Todak : Samod aku telah bersua dengan banyak orang, tapi hanya dengan
engkau aku merasa keikhlasan. Harusnya aku membalas budi baik mu, namun ku harap kau mengerti betapa tak berdayanya aku,
tanganku rapuh untuk membentur tembok kekuasaan tempat cita-cita mu tersimpan. Samod… diakhir hidup ku ini, aku ingin Ira ada di
Universitas Sumatera Utara
samping ku. Oh, betapa berharganya hidup ku. Ira… aku cinta padamu…
Samod : Ketua, sebelum kita mati, kita tidur dulu, besok saja kita bunuh
dirinya, mana tahu dalam mimpi kita bertemu Ira. Ketua tidur saja dulu.
HPJ79
Analisis tuturan
Bentuk tindak tutur di atas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif menyarankan. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu Todak kepada Samod. Tuturan ini
terjadi di hutan dengan situasi psikologis pembicaraan pangeran Todak sudah merasa putus asa untuk mendapatkan Ira. Hal itu terbukti dari tuturan ‘Samod… diakhir hidup ku ini, aku
ingin Ira ada di samping ku ’. Samod, sebagai prajurit setia terus menasehati dan menguatkan
pangeran Todak. Samod menyarankan pada pangeran Todak untuk tidur terlebih dahulu sebelum niatnya untuk bunuh diri terlaksana. Samod dan Todak berharap semoga di dalam
mimpi mereka dapat bertemu dengan si Ira. Kata “besok saja” dalam tuturan kita tidur dulu, besok saja kita bunuh dirinya, mana tahu dalam mimpi kita bertemu Ira
merupakan penanda lingual bentuk tindak tutur direktif menyarankan.
22 Bentuk tuturan
Samod : Pangeran telepon dia dan bilang nanti malam Pangeran akan nonton
konser dan Pangeran akan datang menjemputnya. Nah, setelah dia mau, Pangeran jangan nonton konser, untuk apa. Pangeran ajak ke
taman yang banyak lampunya itu…
Universitas Sumatera Utara
Todak : Terus bagaimana kalau sekarang dia telah bunuh diri?
Samod : Mustahil, itu tidak ada dalam kamus cinta… percayalah.
HPJ83
Analisis tuturan
Bentuk tindak tutur di atas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif menyarankan. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu Todak kepada Samod. Tuturan ini
terjadi di luar istana, dengan situasi psikologis pembicaraan Samod menyarankan pada pangeran Todak untuk menghubungi Ira, dan mengajak Ira pergi nonton konser. Kata
“telepon” dalam tuturan Pangeran telepon dia dan bilang nanti malam pangeran akan
nonton konser dan pangeran akan datang menjemputnya merupakan penanda lingual bentuk
tindak tutur direktif menyarankan.
23 Bentuk tuturan
Mafia bertopi : Sebaiknya jangan kita lawan mereka
Raja Mafia : Apa kau bilang? Jangan melawan
Mafia Bertopi : Maksud saya begini Raja Mafia, mereka itu kecil, nggak ada apa-
apanya. Kalau kita melawan berarti kita bodoh. Saran saya, laporkan pada pihak berwajib. Suruh mereka yang bertempur dan kita di
rumah menunggu hasilnya, buat apa capek-capek Raja Mafia… HPJ95
Analisis tuturan
Universitas Sumatera Utara
Bentuk tindak tutur di atas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif menyarankan. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu mafia bertopi kepada raja mafia.
Tuturan ini terjadi di istana raja mafia, dengan situasi psikologis pembicaraan mafia bertopi menyarankan kepada raja mafia untuk tidak melakukan perlawanan terhadap serangan yang
akan dilakukan oleh raja preman. Menurut mafia bertopi kekuatan dari pihak raja preman sangat kecil dan tidak ada apa-apanya. Mafia bertopi menyarankan melaporkan pada pihak
yang berwajib. Kata “saran” dalam tuturan Saran saya, laporkan pada pihak berwajib
merupakan penanda lingual bentuk tindak tutur direktif menyarankan.
24 Bentuk tuturan
Presiden : Apa? Kau menantang aku ya? Kau tidak senang ya??
Mentega : Ti…Tidak Mister. Maksud saya, saya puny ide. Begini, bagaimana
kalau kita buat festival. Bagi perusahaan yang berhasil mendapatkan
tenaga kerja lebih dari 10 orang, kita beri award. Misalnya pajak
mereka dikurangi. Kredit bank diperlancar. Kalau mereka ngemplang utang, kita putihkan saja. Atau jika mereka berhasil, mereka kita
angkat jadi pahlawan pembangunan. Kalau perlu kita buat patungnya. Anggarannya memang besar Mister.
Presiden : Bagaimana jika mereka tetap menolak dan yang melamar tetap yang
dua-dua orang itu saja? L130
Analisis tuturan
Universitas Sumatera Utara
Bentuk tindak tutur diatas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif menyarankan. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu presiden kepada mentega. Tuturan
ini terjadi di istana kepresidenan, dengan situasi psikologis pembicaraan mentega menyampaikan ide kreatifnya pada presiden. Ide kreatif yang disampaikan oleh mentega
berupa saran mengenai cara yang harus dilakukan guna menambah tenaga kerja di
perusahaannya. Hal itu terbukti dari tuturan saya puny ide. Kata “begini” dalam tuturan Begini, bagaimana kalau kita buat festival
merupakan penanda lingual bentuk tindak tutur direktif menyarankan.
Berdasarkan data di atas, bentuk tindak tutur direktif menyarankan dalam kumpulan naskah drama Raja Tebalek dapat ditandai dengan penggunaan kata bagaimana, solusinya,
sebaiknya, besok saja, telepon, saran, dan begini .
4.1.1.7 Menasihati
Menasehati berarti ajaran atau pelajaran baik; anjuran petunjuk, peringatan, teguran yang baik KBBI, 2008:1067. Jadi menasihati adalah memberi anjuran atau petunjuk yang
dilakukan oleh penutur kepada mitra tutur atau sebaliknya. Data yang menunjukkan tindak tutur direktif menasihati dapat dilihat dalam contoh
berikut :
25 Bentuk tuturan
Dayang : Tuan Putri nan jelita, cahaya purnama raya. Jatuh sekuntum bunga
cempaka, anak dara bermain tali. Jangan asik dikenang juga kalau
Universitas Sumatera Utara
dikenang meracun hati. Kalau hati gundah-gulana, tidak baik sendirian, nanti dirasuki setan. Bagaimana kalau kita refreshing ke
pulau yang terkenal dengan keindahan alamnya. Kita bisa main selancar, sekaligus melihat bule-bule yang gimana gitu…
Putri : Saya ingin sendiri dayang atau saya yang pergi kalian di sini.
SB31
Analisis Tuturan
Bentuk tindak tutur di atas menggunakan bahasa tulis yang menunjukkan tindak tutur direktif menasihati. Tuturan ini dituturkan oleh partisipan, yaitu dayang kepada tuan putri. Tuturan
ini terjadi di dalam kamar putri, dengan situasi psikologis pembicaraan tuan putri merasa sedih, hatinya gundah gulana karena sedang dilanda rindu pada seseorang. Dayang
menasehati tuan putri dengan kata-kata indah agar tuan putri jangan bersedih. Hal ini terbukti dari tuturan Tuan Putri nan jelita, cahaya purnama raya. Kata “jangan” dalam tuturan
jangan asik dikenang juga kalau dikenang meracun hati merupakan penanda lingual bentuk
tindak tutur direktif menasihati.
26 Bentuk tuturan
Todak : Aku enggak mau jadi preman, aku nggak mau jadi pimpinan OKP.
Samod : Sekarang zamannya jadi preman, Ketua. Preman bisa jadi pengusaha,
bisa jadi anggota dewan. Ayah Ketua kan preman besar, dari anak- anak sampai kakek-kakek pasti kenal. Dari hansip sampai jenderal
Universitas Sumatera Utara
gambaran teori bagaimana mengembangkan penulisan dengan tetap berpijak pada teori yang ada.
Dari beberapa studi terdahulu, dapat diketahui bahwa penelitian tindak tutur dalam kumpulan naskah drama “Raja Tebalek” belum pernah diteliti. Selain itu dari beberapa
penelitian yang sudah pernah dilakukan dalam tinjauan sebelumnya, penulis membuat analisis lebih fokus hanya mengambil tiga bentuk tindak tutur ilokusi, yaitu tindak tutur
direktif, komisif, dan ekspresif. Objek dalam penelitian ini adalah kumpulan naskah drama “Raja Tebalek”
karya Yusrianto Nasution, Yulhasni, Mukhlis Win Aryoga, dan M. Ramadhan Batubara.
BAB III METODE PENELITIAN