BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh bising dengan gangguan
pendengaran pada tes weber, sedangkan pada tes rinne, schwabach dan bisik tidak ada perbedaan antara pengaruh bising terhadap gangguan pendengaran pada karyawan kilang
padi.
2. Rata-rata pengaruh bising dalam penelitian ini adalah 90-95dBA dikategorikan bising
tinggi dan 95-100 dBA dikategorikan bising sangat tinggi. Intensitas bising yang dihasilkan 90-100 dBA dengan lama kerja 8 jam per hai.
3. Rata-rata gangguan pendengaran dalam penelitian ini adalah 40 56,3.
6.2. Saran Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Melihat tingginya angka kejadian gangguan pendengaran pada karyawan kilang padi
dengan intensitas bising yang tinggi perlu dipertimbangkan penangan yang bersifat menyeluruh seperti penggunaan Alat Pelindung Telinga APT.
2. Perlu dilakukan prevensi gangguan pendengaran pada karyawan kilang padi seperti,
penyuluhan secara teratur mengenai bising dan pencegahannya serta kegunaan APT. 3.
Pemeriksaan Audiometri secara rutin setiap tahun dilakukan terhadap tenaga kerja yang bekerja ditempat bising dan memberitahukan hasilnya, agar tenaga kerja dapat
mengetahui keadaan pendengarannya. 4.
Penelitian yang melibatkan gangguan pendengaran sebagai salah satu variabelnya hendaknya dilaksanakan perbandingan pemeriksaan antara garpu tala dengan
audiometri agar diperoleh data yang lebih akurat, sehingga dapat meningkatkan akurasi hasil penelitian.
5. Perlu dilaksanakan lebih banyak penelitian yang memperdalam lebih jauh topik-topik
tentang gangguan pendengaran akibat bising pada karyawan kilang padi dengan cakupan jumlah responden dan lokasi penelitian yang lebih besar lagi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Telinga Dan Mekanisme Mendengar
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran
tersebut menggetarkan membrane timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit
tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membrane timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang
menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibule bergerak. Getaran diteruskan melalui membrane Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga
akan menimbulkan gerak relative antara membrane basilaris dan membrane tektoria Guyton, 2007. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya
defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel
rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus
auditorius sampai ke korteks pendengaran area 39-40 di lobus temporalis. Iskandar Nurbaiti,dkk.2007
Gambar 2.1 Anatomi Telinga
Sumber : Iskandar Nurbaiti,dkk.2007
Universitas Sumatera Utara
Telinga terdiri dari 3 bagian utama yaitu : a.
Telinga Bagian Luar Terdiri dari daun telinga dan liang telinga audiotory canal, dibatasi oleh
membran timpani. . Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastic dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar,
sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5-3 cm. Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak
serumen kelenjar keringat dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar
serumen. Telinga bagian luar berfungsi sebagai mikrofon yaitu menampung gelombang
suara dan menyebabkan membran timpani bergetar. Semakin tinggi frekuensi getaran semakin cepat pula membran tersebut bergetar begitu pula sebaliknya.
b. Telingah Bagian Tengah
Telinga tengah berbentuk kubus dengan : -
batas luar : membran timpani
- batas depan
: tuba eustachius -
batas bawah : vena jugularis bulbus jugularis
- batas belakang : aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis
- batas atas
: tegmen timpani meningenotak -
batas dalam : berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semi sirkularis
horizontal, kanalis fasialis, tinkgap lonjong oval window, tingkap round window, dan promontorium.
Tulang pendengaran di dalam telinga tengah saling berhubungan. Prosesus longus maleus melekat pada membran timpani, maleus mekelat pada inkus, dan inkus
melekat pada stapes. Martil landasan-sanggurdi yang berfungsi memperbesar getaran dari membran timpani dan meneruskan getaran yang telah diperbesar ke
oval window yang bersifat fleksibel. Oval window ini terdapat pada ujung dari cochlea.
c. Telinga Bagian Dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea rumah siput yang berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau puncak
Universitas Sumatera Utara
koklea disebut helikotrema, menghubungkan perlimfa skala timpani dengan skala vestibuli. Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan
membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibule sebelah atas, skala timpani di sebelah bawah dan skala media
duktus koklearis diantaranya. Skala vestibule dan skala timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa. Dasar skala vestibuli disebut sebagai
membrane vestibule Reissner’s membrane sedangkan dasar skala media adalah membrane basalis. Pada membrane ini terletak organ Corti. Pada skala media
terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membrane tektoria, dan pada membrane basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut
luar dan kanalis Corti, yang membentuk organ Corti Soetirto, 1990.
2.2. Bunyi