Definisi Operasional Variabel Pengaruh Bising Terhadap Gangguan Pendengaran Pada Karyawan Kilang Padi di Desa Sidoarjo II Ramunia

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep yang dipakai pada penelitian ini adalah : Gambar 3.1 Kerangka konsep

3.2. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang akan diteliti mencakup variabel independen dan variabel dependen, yaitu:

3.2.1. Variabel independen

Paparan bising adalah bunyi yang tidak dikehendaki karena tidak sesuai konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan manusia. Paparan bising juga bisa dipengaruhi oleh umur, masa kerja, intensitas bising. Alat ukur yang digunakan untuk menilai adanya kebisingan yaitu: Sound Level Meter, Alat ini digunakan untuk mengukur kebisingan antara 30-130 dB dan dari frekuensi 20-20.000 Hz. Sound Level Meter terdiri dari mikrofon, amplifier, dan sirkuit attenuator dan beberapa alat lain. Sound Level Meter dilengkapi dengan tombol pengaturan skala pembobotan seperti A, B, C dan D. Skala A, contohnya adalah rentang skala pembobotan yang melingkupi frekuensi suara rendah dan frekuensi suara tinggi yang masih dapat diterima oleh telinga manusia normal. Sementara itu skala B, C dan D digunakan untuk keperluan- keperluan khusus, misalnya pengukuran kebisingan yang dihasilkan oleh pesawat terbang bermesin jet. variabel independen : Paparan bising variabel dependen : Gangguan Pendengaran Universitas Sumatera Utara

3.2.2. Variabel dependen

Gangguan pendengaran adalah ketidakmampuan seseorang dalam mendengar pembicaraan dan mengontrol suaranya sendiri. Cara menilai gangguan pendengaran adalah melalui pemeriksaan Tes Rinne, Tes Weber dan Tes Scwabach dengan memakai alat ukur yaitu, Garpu Tala 288 Hz, 341,3 Hz, 426,6 Hz dan 512 Hz. Skala pengukuran yang digunakan pada pasien gangguan pendengaran adalah skala pengukuran nominal. Tabel 3.1. Hasil pengukuran berupa : Catatan : pada tuli konduktif 30 dB, Rinne bisa masih positive P emeriksa an dengan Tes Berbisik: Alat ukur yang digunakan ruangan yang cukup tenang dan ruangan cukup besar dengan panjang minimal 6 meter. Skala pengukuran yang digunakan pada pasien gangguan pendengaran adalah skala pengukuran dengan skala numerik. Hasil pengukuran didapati: - Bila pasien mendengar maka dianggap pendengarannya normal, bila tidak mendengar dalam jarak 6 meter maka pemeriksa maju 1 meter dan berbisik lagi. Dan bila tidak mendengar juga maju 1 meter lagi, dan seterusnya sampai pasien dapat mendengar. - Bila sampai berbisik di dekat telinga pasien, baru didengarnya maka disebut Ad Concham, bila masih juga tidak dapat mendengar disebut tes bersbisik = 0 . - Bila normal tes berbisik 6 meter, artinya pasien dapat mendengar pada jarak 6 meter dari pemeriksa. - Jika pasien hanya bisa mendengar dari jarak 4 m - 6 m dikatakan Tuli Ringan. - Jika pasien hanya bisa mendengar dari jarak 1m - 4 m dikatakan Tuli Sedang. - Jika pasien hanya bisa mendengar dari jarak 1 m dikatakan Tuli Berat. Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach Diagnosis Positive Tidak ada laterasi Sama dengan pemeriksa Normal Negative Lateralisasi ke telinga yang sakit Memanjang Tuli konduktif Positive Lateralisasi ke telinga yang sehat Memendek Tuli sensorineural Universitas Sumatera Utara

3.3 Hipotesis