Latar Belakang Masalah Persepsi Pustakawan Terhadap Library 2.0: Studi Kasus Pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan Perpustakaan Universitas Negeri Medan

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perpustakaan saat ini telah mengalami banyak perubahan, perubahan bentuk informasi dan kebutuhan saling berkomunikasi mengakibatkan perubahan pada kebutuhan dan pencarian informasi. Sejak munculnya teknologi informasi dan komunikasi TIK, perpustakaan mengadaptasi TIK untuk membantu kegiatan yang berlangsung di perpustakaan, dengan tujuan tercapainya pelayanan yang semakin baik dan maksimal. Penerapan TIK dalam kegiatan perpustakaan saat ini muncul istilah Library 2.0 atau disebut juga dengan perpustakaan 2.0. Library 2.0 pertama kali muncul pada tahun 2005 melalui sebuah Blog bernama Library Crunch. Michael Casey adalah pemilik Blog sekaligus orang pertama yang mencetuskan pemakaian istilah Library 2.0. Menurut Casey “Library 2.0 merupakan layanan perpustakaan yang selalu melakukan perubahan yang berorientasi kepada pengguna dengan cara mengajak pengguna berpartisipasi dalam penciptaan layanan yang mereka inginkan baik secara fisik maupun virtual kemudian didukung dengan evaluasi yang konsisten”. Casey dan Savastinuk 2006 Library 2.0 memberikan layanan informasi lebih interaktif, pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem, bekerjasama, dan saling melengkapi, serta menampilkan bermacam hal seperti foto, musik, data, Blog, Wikipedia, Facebook, 2 Friendster, sampai dengan dunia virtual semacam Second Life. Tujuan Library 2.0 adalah membuat perubahan perpustakaan dengan tren terbaru pengguna di kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan tujuan, Library 2.0 juga berfungsi memikat pengguna untuk terus menggunakan perpustakaan sebagai pusat informasi. Sebagai contoh penerapan Library 2.0 di perpustakaan antara lain : Casey dan Savastinuk 2007 “The Ann Arbor District Library dengan halaman Web yang memungkinkan pengguna memberikan komentar dan memiliki katalog virtual, Gwinnett County Public Library yang bekerja sama dengan remaja setempat untuk mengadakan konser grup musik di perpustakaan, Tacoma Public Library yang memberikan layanan RSS Feeds kepada pengguna, dan Darien Library yang memberikan 10 macam Blog untuk pengguna berinteraksi dengan perpustakaan”. Di Indonesia ada beberapa perpustakaan yang menerapkan Library 2.0, diantaranya Perpustakaan Kementerian Sosial dan Perpustakaan Kementerian Kesehatan. Perpustakaan tersebut bisa dijadikan contoh dan masukkan untuk sarana penerapan Library 2.0. Library 2.0 memberi kesempatan pustakawan untuk berbagi dan turut mengambil peran perkembangan perpustakaan. Lalu bagaimana seharusnya pustakawan menyikapinya? Sebelum menentukan sikap, tentu sangat bijak mencoba mengetahui dan memahami Library 2.0. Dengan demikian, pustakawan dapat menemukan alasan sebelum menentukan sikap untuk menghasilkan pelayanan terbaik. Pustakawan sebagai profesi juga dituntut untuk terus berkreasi 3 memajukan perpustakaan Indonesia. Seiring dengan perkembangan TIK, mutu pelayanan perpustakaan dituntut semakin baik. Salah satu mahasiswa ilmu perpustakaan Universitas Sumatera Utara USU mengomentari tentang penerapan Library 2.0 di perpustakaan, menyatakan bahwa “saya kira bagus ya, apabila diterapkannya Library 2.0 di perpustakaan dimana aja, karena bisa menghemat biaya anggaran, memudahkan pengguna, serta layanan terbaru dan koleksi digital bisa diakses dengan mudah”. Penulis menggunakan Perpustakaan USU dan Perpustakaan Universitas Negeri Medan UNIMED sebagai subjek penelitian dikarenakan adanya layanan dan fasilitas yang disediakan perpustakaan tersebut yang berhubungan dengan Library 2.0. Dari observasi awal penulis, Perpustakaan USU memiliki layanan dan fasilitas seperti : Chat Reference menggunakan Yahoo Messanger, layanan Repository, layanan jurnal Offline dan Online, Sosial Media, RSS Feeds, OPAC, layanan referensi, layanan fotocopy, dan layanan digital. Perpustakaan UNIMED memiliki layanan dan fasilitas seperti : Chat Reference menggunakan Yahoo Messanger, layanan Repository, Chatting Online, Sosial Media, RSS Feeds, OPAC ditambah dengan layananfasilitas yang memudahkan pengguna seperti: Pengembalian Mandiri, Locker Room Digital dan Disscussion Room. Dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahui persepsi pustakawan terhadap Library 2.0 di perpustakaan USU dan perpustakaan UNIMED. 4

1.2 Perumusan Masalah