Letak Carcinoma Gambar 6.12. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Carcinoma Penatalaksanaan Medis Gambar 6.13. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Carcinoma

6.5. Letak Carcinoma Gambar 6.12. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Carcinoma

Nasopharynx Berdasarkan Letak Carcinoma di Rumah Sakit St. Elisabeth Medan Tahun 2002-2007 34,3 26,9 1,5 37,3 Tidak tampak Kiri Kanan Kanan+kiri Berdasarkan gambar 6.12 dapat dilihat proporsi penderita carcinoma nasopharynx terbanyak dengan letak carcinoma Tidak tampak sebesar 37,3 dan paling sedikit adalah kanan+kiri sebesar 1,5. Letak carcinoma yang tidak tampak disebabkan karena adanya penderita yang berobat tanpa adanya keluhan benjolan di leher. Hal ini sangat baik karena penderita berobat ketika carcinoma nasopharynx yang dideritanya belum sampai pada stadium lanjut. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Hotmaida 2005 di RSUP Haji Adam Malik Medan yang menemukan proporsi letak carcinoma yang terbanyak pada penderita carcinoma nasopharynx adalah kanan+kiri sebesar 41,9. 12 Universitas Sumatera Utara

6.6. Penatalaksanaan Medis Gambar 6.13. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Carcinoma

Nasopharynx Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di Rumah Sakit St. Elisabeth Medan Tahun 2002-2007 38,8 7,4 6 41,8 6 Lain-lain Radioterapi Kemoterapi Operasi Radioterapi + Kemoterapi Berdasarkan gambar 6.13 dapat dilihat bahwa proporsi penatalaksanaan medis yang terbanyak pada penderita carcinoma nasopharynx adalah Lain-lain sebesar 41,8 dan yang paling sedikit adalah operasi dan radioterapi+kemoterapi sebesar 6. Kategori lain-lain disini adalah penatalaksanaan medis yang hanya berupa pemeriksaan Biopsi dan CT Scan. Hasil ini disebabkan karena mahalnya biaya jenis penatalaksanaan medis yang dilakukan untuk penderita carcinoma nasopharynx sehingga banyak penderita yang tidak mampu untuk melakukan penatalaksanaan medis yang ada. Penatalaksanaan medis yang dilakukan berupa Radioterapi ataupun Kemoterapi pada penderita carcinoma nasopharynx stadium lanjut juga tidak dapat dilakukan hanya sekali saja. Hal ini harus dilakukan berulang kali sehingga membunuh dari pertumbuhan sel kanker yang ada pada tubuh penderita. Universitas Sumatera Utara

6.7. Lama Rawatan rata-rata