Karakteristik Wanita Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Di Rumah Sakit St. Elisabeth Medan Tahun 2003-2007
KARAKTERISTIK WANITA PENDERITA KANKER PAYUDARA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT St. ELISABETH MEDAN
TAHUN 2003-2007
SKRIPSI
Oleh : NURMAYA NIM. 041000293
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2008
(2)
TAHUN 2003-2007
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
NURMAYA NIM. 041000293
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2008
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul :
(3)
KARAKTERISTIK WANITA PENDERITA KANKER PAYUDARA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT St. ELISABETH MEDAN
TAHUN 2003-2007
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh : NURMAYA
NIM. 041000293
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 3 Desember 2008
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji
Ketua Penguji Penguji I
drh. Hiswani, MKes dr. Achsan Harahap, MPH NIP.132084988 NIP. 130318031
Penguji II Penguji III
drh.Rasmaliah, M.Kes Drs. Jemadi, MKes NIP. 3900009523 NIP. 131996168
Medan, Desember 2008 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Dekan
dr. Ria Masniari Lubis, MSi NIP. 131124053
(4)
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang sering menimbulkan kematian pada wanita.berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2002 Proportional Mortality Rate kanker payudara sebesar 6%. Berdasarkan data Departemen Kesehatan tahun 2005 diketahui bahwa jumlah penderita kanker payudara rawat inap di rumah sakit di Indonesia sebesar 16,9%. Jumlah penderita kanker payudara yang dirawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 adalah sebanyak 103 orang.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui karakteristik wanita penderita kanker payudara rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007, bersifat deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel sebanyak 103 orang (total sampling)
Hasil penelitian diperoleh peningkatan trend menurut garis persamaan Y=1,2X+17. penderita kanker payudara terbanyak pada tahun 2005 (23,3%), pada kelompok Umur > 40 tahun (74,8%), beragama Kristen Protestan (44,7%), suku Batak (68%), Pekerjaan Ibu Rumah Tangga (55,3%), Status Kawin (98%), dari Kota Medan (57,3), letak kanker adalah payudara kiri (65%), stadium klinik adalah stadium III (42,7%), penatalaksanaan medis adalah Kemoterapi (45,6%), lama rawatan rata-rata 7,48 hari , keaadan sewaktu pulang adalah pulang berobat jalan (66%). Hasil uji Chi-Square tidak ada perbedaan stadium kinik berdasarkan umur (p=0,052). Ada perbedaan stadium klinik berdasarkan keadaan sewaktu pulang (p=0,012) dan lama rawatan rata-rata berdasarkan stadium klinik(p=0,094).
Pada Lembagas kesehatan agar memberikan penjelasan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita dalam upaya mendeteksi secara dini kanker payudara dan apabila ada kelainan segera memeriksakan diri ke doker agar mendapat pengobatan yang lebih cepat dan tepat. Kepada pihak rumah sakit agar melengkapi pencatatan data pada kartu status tentang pendidikan.
Kata kunci : Kanker payudara, Karakteristik penderita
(5)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih setiaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“ Karakteristik Wanita Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di Rumah Sakit St Elisabeth Medan Tahun 2003-2007 ”, yang merupakan salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada orangtua terkasih Bapak J. Manurung dan Ibu N. Sihombing yang telah membesarkan, membimbing, dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu drh. Hiswani, M.Kes dan Bapak dr. Achsan Harahap, MPH selaku dosen pembimbing serta kepada Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes dan Bapak Drs. Jemadi, M.Kes selaku dosen pembanding yang telah membimbing, mendidik, dan memberi banyak masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, Msi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Alam Bakti Keloko M,Kes selaku dosen pembimbing akademik. 3. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH, selaku Ketua Departemen
(6)
4. Bapak Kepala Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit St Elisabeth Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
5. Kepala Bagian Rekam Medik Rumah Sakit St Elisabeth Medan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.
6. Seluruh dosen dan staf pegawai yang telah membantu penulis dalam penyelesaian pendidikan dan skripsi.
7. Kakakku dan adik-adikku ( Kak Lela, Rita, Nika, Bernaldus, dan Effendi), serta seluruh keluarga besar yang telah banyak membantu, membimbing, dan mendukung dalam doa.
8. Sahabat Penulis, Berliana, Renova, Ristarolas, Rugun, Sumisan dan Bang David,SKM yang selalu mendukung dan menemani dalam doa dan memberikan motivasi kepada penulis dan kepada seseorang yang aku kasihi dan selalu mendukungku.
9. Ilda, Beti, Iwan, Henny, Gifany dan teman-teman peminatan epidemiologi yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaannya.
10.Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dorongan semangat.
Penulis menyadari masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun agar kedepannya bisa menjadi lebih baik dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, November 2008 Penulis
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Persetujuan... i
Abstrak... ii
Daftar Riwayat Hidup... iii
Kata Pengantar... iv
Daftar Isi... vi
Daftar Tabel... ix
Daftar Gambar... xi
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Perumusan Masalah... 3
1.3. Tujuan Penelitian... 3
1.3.1. Tujuan Umum... 3
1.3.2. Tujuan Khusus... 4
1.4. Manfaat Penelitian... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 6
2.1. Penegertian Kanker... 6
2.2. Mekanisme Kanker... . 8
2.3. Epidemiologi Kanker Payudara... . 9
2.3.1. Distribusi dan Frekuensi Kanker Payudara... 9
2.3.2. Determinan Kanker Payudara... . 10
2.4. Gejala Kanker Payudara... . 13
2.5. Diagnosis... . 13
2.6. Stadium... . 14
2.7. Pencegahan Kanker Payudara... . 16
2.7.1. Pencegahan Primordial... . 16
2.7.2. Pencegahan Primer... . 16
2.7.3. Pencegahan Sekunder... . 19
2.7.4. Pencegahan Tertier... 22
2.8. Penatalaksanaan Medis... . 22
2.8.1. Operasi... . 22
2.8.2. Radioterapi... . 23
2.8.3. Kemoterapi... . 23
2.8.4. Terapi Hormonal... . 24
BAB 3 KERANGKA KONSEP... . 25
3.1. Kerangka Konsep... . 25
(8)
BAB 4 METODE PENELITIAN... . 28
4.1. Jenis Penelitian... . 28
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... . 28
4.2.1. Lokasi Penelitian... . 28
4.2.2. Waktu Penelitian... . 28
4.3. Populasi dan Sampel... . 28
4.3.1. Populasi... . 28
4.3.2. Sampel... . 28
4.4. Cara Pengumpulan Data... . 29
4.5. Pengolahan dan Analisa Data... . 29
BAB 5 HASIL PENELITIAN... 30
5.1 Gambaran Umum Lokasi penelitian... . 30
5.1.1 Falsafah... . 30
5.1.2 Visi... . 30
5.1.3 Misi... 31
5.2 Distribusi Proporsi Wanita Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Tahun dan Kecenderungannya Tahun 2003-2007... 32
5.3 Distribusi Proporsi Wanita Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi... 33
5.4 Distribusi Proporsi Wanita Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Letak Kanker... 35
5.5 Distribusi Proporsi Wanita Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Stadium Klinik di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2003-2007... 35
5.6 Distribusi Proporsi Wanita Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2003-2007... 36
5.7 Distribusi Proporsi Wanita Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Lama rawatan di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2003-2007... 36 5.8 Distribusi Proporsi Wanita Penderita Kanker
Payudara Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RS Santa
(9)
Elisabeth Medan Tahun
2003-2007... 37
5.9 Analisa Statistik 38 5.9.1.Perbedaan Stadium Klinik Berdasarkan Umur... 38
5.9.2.Perbedaan Penatalaksanaan Medis berdasarkan Stadium Klinik 38 5.9.3.Perbedaan Lama Rawatan Berdasarkan Stadium Klinik... 39
5.9.4.Perbedaan keadaan sewaktu pulang berdasarkan stadium klinik... 40
BAB 6 PEMBAHASAN... . 42
6.1 Distribusi Proporsi Wanita Penderita Kanker Payudara dan Kecenderungannya Tahun 2003-2007 42 6.1.1 Kecenderungan Penderita Kanker Payudara... 42
6.2 Karakteristik Wanita Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Sosiodemografi... 43
6.2.1 Umur... 43
6.2.2 Agama... 44
6.2.3 Suku………... 45
6.2.4 Pekerjaan……….... 46
6.2.5 Status Perkawinan... 47
6.2.6 Tempat Tinggal……….. 48
6.2.7 Letak Kanker Payudara……….. 49
6.2.8 Stadium Klinik... 50
6.2.9 Tindakan Pengobatan... 51
6.2.10 Lama Rawatan... 52
6.2.11 Keadaan Sewaktu Pulang... 53
6.3 Analisa Statistik……….. 54
6.3.1 Stadium Klinik berdasarkan Umur……… 54
6.3.2 Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinik……… …….... 55
6.3.3 Lama Rawatan Berdasarkan Stadium Klinik.... 56
6.3.4Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Stadium Klinik……….. 57
BAB 7 KESIMPULAN Dan SARAN 59 7.1 Kesimpulan... 59
(10)
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
1. Perhitungan Metode Least Square 2. Master Data
3. Tabel Frekuensi
4. Surat Izin Penelitian/Peninjauan Riset
5. Surat Keterangan Telah Selesai Penelitian dari RS
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sesuai dengan visi dan misi
(11)
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang sering menimbulkan kematian pada wanita.berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2002 Proportional Mortality Rate kanker payudara sebesar 6%. Berdasarkan data Departemen Kesehatan tahun 2005 diketahui bahwa jumlah penderita kanker payudara rawat inap di rumah sakit di Indonesia sebesar 16,9%. Jumlah penderita kanker payudara yang dirawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 adalah sebanyak 103 orang.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui karakteristik wanita penderita kanker payudara rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007, bersifat deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel sebanyak 103 orang (total sampling)
Hasil penelitian diperoleh peningkatan trend menurut garis persamaan Y=1,2X+17. penderita kanker payudara terbanyak pada tahun 2005 (23,3%), pada kelompok Umur > 40 tahun (74,8%), beragama Kristen Protestan (44,7%), suku Batak (68%), Pekerjaan Ibu Rumah Tangga (55,3%), Status Kawin (98%), dari Kota Medan (57,3), letak kanker adalah payudara kiri (65%), stadium klinik adalah stadium III (42,7%), penatalaksanaan medis adalah Kemoterapi (45,6%), lama rawatan rata-rata 7,48 hari , keaadan sewaktu pulang adalah pulang berobat jalan (66%). Hasil uji Chi-Square tidak ada perbedaan stadium kinik berdasarkan umur (p=0,052). Ada perbedaan stadium klinik berdasarkan keadaan sewaktu pulang (p=0,012) dan lama rawatan rata-rata berdasarkan stadium klinik(p=0,094).
Pada Lembagas kesehatan agar memberikan penjelasan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita dalam upaya mendeteksi secara dini kanker payudara dan apabila ada kelainan segera memeriksakan diri ke doker agar mendapat pengobatan yang lebih cepat dan tepat. Kepada pihak rumah sakit agar melengkapi pencatatan data pada kartu status tentang pendidikan.
Kata kunci : Kanker payudara, Karakteristik penderita
(12)
pembangunan kesehatan. untuk mewujudkan tujuan tersebut telah disusun pokook-pokok program pembangunan kesehatan, salah satu sub programnya adalah pencegahan penyakit tidak menular.1
Pelaksanaan pembangunan nasional yang sekarang, menimbulkan perubahan dari negara agraris menuju negara industri. perubahan terjadi karena perkembangan pembangunan,industrialisasi, pertumbuhan ekonomi, globalisasi yang berdampak antara lain pada perubahan gaya hidup. Kemajuan dibidang sosial ekonomi akan berpengaruh terhadap perubahan perubahan lingkungan berupa meningkatnya polusi, berubahnya tata nilai dan perilaku. hal tersebut mengakibatkan perubahan dibidang kesehatan yaitu perubahan pola penyakit (transisi epidemiologi) dari penyakit menular kepenyakit tidak menular. Penyakit menular secara relatif akan menurun sedangkan penyakit tidak menular seperti penyakit jantung koroner, penyakit kanker, gangguan jiwa dan kecelakaan cenderung meningkat.2
Salah satu penyakit tidak menular yang frekuensinya meningkat adalah kanker. hal ini dikarenakan perubahan gaya hidup seperti banyak mengkonsumsi makanan siap saji, merokok, pola makan tidak seimbang kurang mengkonsumsi sayuran berserat tinggi, kurangnya aktivitas fisik, stress serta kondisi lingkungan yang tidak kondusif.3
Penyakit yang sangat mengkhawatirkan bagi kaum wanita adalah kanker payudara. Berdasarkan data Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) Tahun 2002, kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada perempuan (insidens rate 38 per 100.000 perempuan), kasus baru yang ditemukan
(13)
sebesar 22,7% dengan jumlah kematian 14% per tahun dari seluruh kanker pada perempuan di dunia.4
Pada tahun 2005 di seluruh dunia Proportional Mortality Rate (PMR) kanker 13% (7,9 juta kasus) , dan PMR kanker payudara 8,6%(655.000 kasus).5 Di Singapura pada tahun 2000 PMR kanker 27,1% dan Cause Spesific Death Rate (CSDR) kanker payudara sebesar 7,7 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2001, PMR kanker di Brunai Darussalam 18,3%, Thailand 18,6% dan Jepang 31,9%. Cause Spesific Death Rate kanker payudara ketiga negara tersebut masing-masing 3,3 per 100.000 penduduk, 2 per 100.000 penduduk dan 7,7 per 100.000 penduduk.6
Di Australia pada tahun 2001, jumlah penderita kanker payudara 11.791 perempuan dan 2.594 orang meninggal dunia CFR 21,95%. Di Amerika dan Kanada, pada tahun 2005, perempuan yang didiagnosis menderita kanker payudara masing-masing 269.730 dan 21.600 dengan CFR masing-masing-masing-masing 14,9% dan 24,5%.6,7
Pada wanita di Indonesia, kanker payudara menduduki urutan ke dua terbanyak setelah kanker serviks. Sampai saat ini, walaupun telah ditemukan adanya gen kanker payudara yang dapat diturunkan namun penyebabnya masih belum diketahui dengan pasti. Terdapat beberapa faktor risiko terjadinya kanker payudara seperti faktor hormonal, keturunan, asupan gizi, pajanan radiasi dan sebagainya.8
Menurut hasil survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2002, kanker menduduki urutan ke 6 penyebab utama kematian di Indonesia setelah stroke. Data SKRT menunjukan adanya peningkatan penyebab kematian karena kanker yaitu dari 4,0% pada tahun 1992 meningkat menjadi 5,0% pada tahun 1995 dan meningkat lagi menjadi 6,0% pada tahun 2001.10
(14)
Berdasarkan data Departemen Kesehatan tahun 2005 diketahui bahwa jumlah penderita kanker rawat inap di rumah sakit di Indonesia sebanyak 34.177 orang. Pada 10 peringkat utama penyakit neoplasma ganas pasien rawat inap, kanker payudara berada pada tingkat pertama dengan proporsi sebesar 16,9% (7.844 kasus), diikuti oleh kanker serviks dan kanker hati pada tingkat kedua dan ketiga.11
Di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta tahun 1995-2000 kanker payudara merupakan urutan kedua setelah kanker leher rahim dengan proporsi 27,88%(897 kasus).12
Berdasarkan data Badan Litbang Kesehatan tahun 1996 di Kodya Yogyakarta insidens kanker 65,96 per 100.000 dengan insidens kanker payudara 25,92 per 100.000. Di Kodya Semarang (1995) insiden kanker pada perempuan 34,07 per 100.000 dengan insidens kanker payudara 10,25 per 100.000 dan di Kodya Ujung Pandang insidens kanker 40,47 per 100.000 dengan insidens kanker payudara 14,62 per 100.000 .13
Penelitian Purba N.M. tahun 2000-2002 di Rumah Sakit Santa Eisabeth Medan tercatat sebanyak 109 orang penderita kanker payudara, dan penelitian Siallagan. S. tahun 1999-2003 di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tercatat sebanyak 302 orang penderita kanker payudara.14,15
Data yang diperoleh dari Berdasarkan rekam medik Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada tahun 2003-2007 terdapat 170 kasus kanker payudara rawat inap, dengan jenis kelamin semuanya perempuan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik wanita penderita kanker payudara rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007.
(15)
1.2. Perumusan Masalah
Belum diketahuinya karakteristik wanita penderita kanker payudara rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007.
1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik wanita penderita kanker payudara rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi proporsi wanita penderita kanker payudara yang di rinci menurut uraian tahun 2003-2007 dan kecenderungan (trend) penderita kanker payudara selama 5 tahun.
b. Untuk mengetahui distibusi proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan sosiodemografi antara lain : umur, agama, suku bangsa, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan tempat tinggal.
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan letak kanker.
d. Untuk mengetahui distribusi proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan stadium klinik.
e. Untuk mengetahui ditribusi proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan penatalaksanaan medis.
(16)
f. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata wanita penderita kanker payudara. g. Untuk mengetahui distribusi proporsi wanita penderita kanker payudara
berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
h. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur berdasarkan stadium klinik.
i. Untuk mengetahui perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan stadium klinik.
j. Untuk mengetahui perbedaan proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan stadium klinik.
k. Untuk mengetahui perbedaan proporsi stadium klinik berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Sebagai informasi dan masukan bagi pihak Rumah Sakit Santa Elisabethh Medan tentang karakteristik wanita penderita kanker payudara rawat inap untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi penderita kanker payudara.
1.4.2. Sebagai referensi dan masukan bagi peneliti lain yang membutuhkan data penelitian ini.
(17)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian kanker
Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh secara terus-menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berfungsi fisiologis. Kanker terjadi karena timbul dan berkembang biaknya jaringan sekitarnya (infiltratif) sambil merusaknya (dekstrutif), dapat menyebar kebagian lain tubuh, dan umumnya fatal jika dibiarkan.16,17
Pertumbuhan sel-sel kanker akan menyebabkan jaringan menjadi besar dan disebut sebagai tumor. Tumor merupakan istilah yang dipakai untuk semua bentuk pembengkakan atau benjolan dalam tubuh. Sel-sel kanker yang tumbuh cepat dan menyebar melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Penjalarannya kejaringan lain disebut sebagai metastasis. Kanker mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang tumbuh secara cepat, ada yang tumbuh tidak terlalu cepat, seperti kanker payudara.2
Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu) saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara. Penyakit ini oleh World Health Organization (WHO) dimasukan kedalam International Classification of Diseases (ICD) dengan nomor kode 174.18,19
Kanker payudara merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada wanita, kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur pertumbuhan
(18)
dan diferensiasi sehingga sel itu tumbuh dan berkembang biak tanpa dapat dikendalikan. Sel-sel kanker payudara ini dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh.19
Untuk menentukan lokasi tumor, payudara dibagi menjadi 4 kwadran, yaitu kwadran lateral (pinggir) atas, lateral bawah, medial (tengah) atas, dan medial bawah. Bagian terbesar kanker payudara terletak pada kwadran lateral atas dengan perjalanannya ke arah ketiak.20
Gambar 2.1 Kwadran letak kanker payudara dan anatomi payudara22 Keterangan :
I Lateral atas (daerah paling banyak terserang kanker) II Lateral bawah
III Medial atas IV Medial bawah
2.2. Mekanisme Kanker2
Beberapa konsep dasar tentang mekanisme terjadi kanker telah banyak diajukan. Di antaranya adalah Doll's nature, nurture and luck dan teori promotion and initiation.
(19)
1. Doll's Nature, Nurture and Luck
Nurture yang dimaksud adalah bawaan genetika dari individu semenjak lahir, misalnya orang kulit putih lebih berkemungkinan menderita kanker kulit daripada berkulit berwarna. Nurture berkaitan dengan apa yang dilakukan sejak lahir dan luck berkaitan dengan nasib atau faktor kemungkinan.
Gabungan ketiga faktor inilah yang menentukan terjadinya kanker. Antara nature dan nurture, faktor nurture kelihatan menonjol pada kanker tertentu dan sebaliknya faktor nurture menonjol pada aspek lain terjadinya kanker. Misalnya dari riwayat keluarga wanita yang memiliki anggota keluarga penderita kanker payudara maka risikonya 2-3 kali lebih tinggi daripada wanita yang tidak memiliki anggota keluarga penderita kanker payudara.
2. Teori Promotion dan Initiation
Permulaan terjadinya kanker dimulai dengan adanya zat bersifat initation, yang merangsang permulaan perubahan sel. Untuk terjadinya kanker initiation perlu disusul dengan zat promotion yang mempunyai efek reversible terhadap perubahan sel sehingga diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan.
Initiaty agent biasanya berupa unsur kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan beraksi langsung dan mengubah struktur dasar dari komponen genetic/DNA sel. Keadaan selanjutnya diikuti dengan tahap promosi. Proses ini ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya formasi tumor. Berlangsung lama, minggu sampai tahunan seperti kanker payudara.
(20)
2.3 Epidemiologi Kanker Payudara
2.3.1. Distribusi dan Frekuensi Kanker payudara
Umur merupakan faktor penting yang ikut menentukan insiden atau frekuensi kanker payudara.21 American Cancer Society melaporkan selama tahun 2000-2004, insiden kanker payudara paling tinggi pada wanita yang berumur 75-79 tahun yaitu 464,8 per 100.000 perempuan.22 di Indonesia sebanyak 30,35% kanker payudara ditemukan pada umur 40-49 tahun, demikian juga di jepang sebanyak 40,6% kanker payudara ditemukan pada umur 40-49 tahun.23
Semua perempuan memiliki risiko terkena kanker payudara, penyakit ini juga bisa terjadi pada laki-laki dengan perbandingan 1 : 100 antara laki-laki dan perempuan.23American Cancer Society melaporkan pada tahun 2005 di amerika perempuan yang didiagnosis menderita kanker payudara sebanyak 269.730 perempuan.6
Menurut Tjindarbumi yang dikutip oleh Wahyuni (2001), insiden kanker payudara bervariasi pada setiap negara. Di Amerika insidennya 71,7 per 100.000 penduduk, di Australia insidennya 55,6 per 100.000 penduduk. Sedangkan untuk negara Asia misalnya di Indonesia insidennya 22,2 per 100.000 penduduk dan di Jepang 16 per 100.000 penduduk.21
2.3.2. Determinan Kanker Payudara
Sampai saat ini belum diketahui penyebab utama munculnya kanker payudara. Namun ada beberapa faktor resiko yang erat kaitannya dengan terjadinya kanker payudara, yaitu :
(21)
a. Umur
Meningkatnya resiko kanker payudara sejalan dengan bertambahnya umur. Wanita yang paling sering terkena kanker payudara adalah di atas 40 tahun, meskipun demikian tidak berarti wanita dibawah usia tersebut tidak mungkin terkena kanker payudara, hanya kejadiannya lebih rendah dibandingkan dengan wanita diatas 40 tahun.23
b. Riwayat Perkawinan22,25
Riwayat perkawinan dihubungkan dengan paritas, umur melahirkan anak pertama dan riwayat menyusui anak. Tidak kawin mempunyai risiko 2-4 kali lebih tinggi daripada wanita yang kawin dan tidak punya anak.
Wanita yang melahirkan anak pertama setelah usia 35 tahun risikonya 2-4 kali lebih tinggi daripada wanita yang melahirkan anak pertama di bawah usia 35 tahun. Menurut penelitian Lapau, dkk di Jakarta menunjukan wanita yang tidak kawin risikonya 2,7 kali lenih tinggi daripada wanita yang kawin dan mempunyai anak.37Wanita yang tidak menyusui anaknya mempunyai risiko kanker payudara dibandingkan wanita yang menyusui anaknya. Fungsi hormon prolaktin adalah menstimulir terjadinya laktasi sehingga kelenjar payudara berfungsi dengan normal dan menstimulasi sekresi hormon progesterone yang bersifat melindungi wanita terhadap kanker payudara.
c. Usia menarche dini22,23,26
Bila haid pertama datang sebelum usia 12 tahun, maka wanita akan mengalami sirkulasi hormon estrogen sepanjang hidupnya lebih lama. Hormon estrogen dapat merangsang pertumbuhan duktus dalam kelenjar payudara. Keterpajanan lebih lama dari hormon estrogen dapat menimbulkan perubahan sel-sel duktus dari kelenjar payudara.
(22)
Perubahan tersebut dapat berupa hipertropi dan proliferasi yang abnormal sehingga akhirnya dapat berubah menjadi kanker.
Menarche kurang dari 12 tahun mempunyai risiko 1,7-3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan menarche datang pada usia normal yaitu lebih dari 12 tahun.
d. Menopause Terlambat
Wanita yang mengalami masa menopausenya terlambat lebih dari 55 tahun, risikonya 2,5 hingga 5 kali lebih tinggi dari pada wanita yang masa menopausenya kurang dari 55 tahun.27
Penelitian Azamris di Rumah Sakit Dr.M.Djamil Padang tahun 1998-2000 Faktor menopause didapatkan memiliki risiko 1,89 kali (CI 1,71- 2,06). Hal ini menunjukkan bahwa kanker payudara lebih sering mengenai wanita usia menopause.32
e. Menderita Tumor Jinak Payudara24,27
Wanita yang pernah operasi tumor jinak payudara risikonya 2,5 kali lebih tinggi daripada wanita yang tidak pernah memiliki tumor jinak payudara.
Wanita dengan karsinoma satu payudara mempunyai peningkatan risiko menderita karsinoma pada payudara sisi yang lain.
f. Riwayat Keluarga27
Wanita yang memiliki anggota keluarga penderita kanker payudara (ibu, saudara perempuan ibu, adik atau kakak perempuan) risikonya 2-3 kali lebih tinggi daripada wanita yang tidak memiliki anggota keluarga penderita kanker payudara.
Risiko bagi keluarga wanita dari seorang wanita yang menderita kanker hanya pada satu payudara sedikit lebih besar dibandingkan populasi wanita yang tidak menderita kanker.
(23)
g. Obesitas10,28
Orang dewasa yang memiliki berat badan berlebihan (obesitas) berisiko terhadap kanker payudara. Risiko ini disebabkan oleh lemak yang berebihan dalam darah meningkatkan kadar estrogen dalam darah, sehingga akan meningkatkan pertumbuhan sel-sel kanker.
Menurut laporan Nagi dan Lee moffit yang dikutip oleh Luwia ( 2004) menunjukan bahwa perempuan yang mengalami peningkatan berat badan pada usia 30 tahun, dan yang lemak tubuhnya lebih banyak berada ditubuh bagian atas, tidak hanya memiliki risiko lebih besar untuk terkena kanker payudara, tetapi juga memiliki risiko yang lebih besar untuk meninggal akibat kanker itu.
h. Konsumsi Makanan Tinggi Lemak19,24
Wanita yang sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak, risikonya 2 kali lebih tinggi dari yang tidak sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak.
i. Alkohol dan rokok
Wanita peminum alkohol berisiko 5 kali lebih tinggi daripada wanita tidak peminum alkohol. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa alkohol dapat meningkatkan estrogen sedangkan wanita perokok berisiko 2 kali lebih tinggi daripada wanita tidak perokok.24
2.4. Gejala Kanker Payudara19,20
Kanker payudara pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan.Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak terganggu aktivitasnya. Gejala yang mungkin
(24)
dirasakan pada stadium dini adalah benjolan kecil di payudara. Keluhan baru muncul bila penyakitnya sudah lanjut.Beberapa keluhannya yaitu :
a. Timbul rasa sakit atau nyeri pada payudara.
b. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
c. Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul pembengkakan.
d. Luka pada payudara dan puting susu.
e. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari putting atau keluar air susu pada wanita yang tidak sedang hamil atau tidak sedang menyusui.
f. Puting susu tertarik kedalam.
g. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (Peau d'orange).
2.5 . Diagnosis 26,29
Diagnosis kanker payudara dapat dilakukan dengan 3 pemeriksaan yaitu: 1) Anamnese
a) Anamnese terhadap keluhan di payudara atau ketiak apakah ada benjolan, rasa sakit atau terjadi kelainan kulit.
b) Anamnese terhadap keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasis (nyeri tulang, sakit kepala, sesak, batuk, dan lain-lain).
c) Anamnese terhadap faktor-faktor risiko (usia, faktor keluarga, faktor hormonal, riwayat keluarga, dan konsumsi lemak).
(25)
2) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap status lokalis payudara kiri dan kanan berhubungan dengan perubahan kulit, status kelenjar getah bening dan pemeriksaan metastasis jauh.
3) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat berupa pemeriksaan radiodiagnostik/imaging dilakukan untuk diagnostik dengan menggunakan USG (ultrasonografi) payudara dan mammografi dan untuk menentukan stadium dengan menggunakan foto thoraks, USG abdomen dan scan tulang.
Selain itu dapat juga dilakukan pemeriksaan histopatologik yang diambil melalui biopsy untuk tumor ≤ 2 cm maupun untuk tumor > 2 cm dan Biopsi Jarum Halus (BJAH).
2.6. Stadium27
Menurut Portman , stadium kanker payudara terdiri dari :
Stadium I : Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan yang dibawahnya (otot). Besar tumor 1-2 cm. Kelenjar getah bening regional belum teraba.
Stadium II : Sama dengan stadium I, hanya besar tumor 2,5-5 cm dan sudah ada satu atau beberapa kelenjar getah bening (KGB) aksila yang masih bebas dengan diameter kurang dari 2 cm.
Stadium IIIA : Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm) tapi masih bebas di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening aksila masih bebas satu sama lain.
(26)
Stadium IIIB : Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm), melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah dan edema (lebih dari 1/3 permukaan kulit payudara), ulserasi dan nodul satelit, kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain atau terhadap jaringan sekitarnya. Diameter lebih dari 2,5 cm, belum ada metastatis jauh. Stadium IV : Tumor seperti pada yang lain ( stadium I,II dan III), tetapi sudah
disertai dengan kelenjar getah bening aksila, supraklavika dan metastatis lebih jauh lainnya.
Dalam menilai tindakan bedah kuratif kita berpegang pada stadium klinik klasifikasi Portman yang disesuaikan dengan klasifikasi TNM dari AJCC, yaitu:
PORTMAN/ TNM (AJCC)
Stadium 0 : T1a, N0, M0
Stadium I : T1a-b-c, N0, M0
Stadium IIA : T0-1 N1, M0
T2, N0, M0
Stadium IIB : T2, N1, M0
T3, N0, M0
Stadium IIIA: T1-2 N2 M0
T3 N1-2 M0
Stadium IIIB: T4, N0-3, M0
T1-4, N2, M0
(27)
2.7. Pencegahan Kanker Payudara 2.7.1 Pencegahan Primordial2
Upaya ini dimaksudkan dengan memberi kondisi pada masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor risiko lainnya. Upaya pencegahan ini sangat kompleks dan tidak hanya merupakan upaya dari pihak kesehatan saja, misalnya menciptakan prakondisi sehingga masyarakat merasa bahwa rokok itu suatu kebiasaan yang kurang baik, dan mempromosikan program berolahraga secara teratur serta melakukan salah satu bentuk promosi kesehatan yang ditujukan pada orang yang sehat melalui upaya pola hidup sehat.
2.7.2 Pencegahan Primer19,20,24,28
Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang yang memiliki resiko untuk terkena kanker payudara melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor resiko.
Beberapa cara yang dilakukan adalah :
a. Perbanyak makan buah dan sayuran berwarna kuning atau hijau karena banyak mengandung vitamin, seperti beta karoten, vitamin c, mineral, klorofil, dan fitonutrien lainnya yang dapat melindungi tubuh dari kanker.
b. Kurangi makanan yang mengandung lemak tinggi. Telah banyak bukti yang menunjukan adanya hubungan makanan tinggi lemak dengan beberapa jenis kanker, dan yang terbanyak terjadi pada kanker payudara.
c. Konsumsilah makanan yang banyak mengandung serat. Serat akan menyerap zat-zat yang bersifat karsinogen dan lemak, yang kemudian membawanya keluar dengan
(28)
d. Makanlah produk kedelai seperti tahu dan tempe. Kedelai selain mengandung flonoid yang berguna untuk mencegah kanker, juga mengandung genestein yang berfungsi sebagai estrogen nabati (fitoestrogen). Estrogen nabati iini akan menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjar susu, sehingga akan menghalangi estrogen asli untuk menempel pada saluran susu yang akan merangsang tumbuhnya sel kanker.
e. Kurangi makan makanan yang diasinkan, dibakar, diasap atau diawetkan dengan nitrit. Makanan tersebut dapat menghasilkan senyawa kimia yang dapat berubah menjadi karsinogen aktif.
f. Hindari alkohol dan rokok.
g . Pengontrolan berat badan dengan diet seimbang dan olahraga akan mengurangi resiko terkena kanker payudara.
h. Upayakan pola hidup yang seimbang seperti menghindari gaya hidup yang sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak, makanan cepat saji dan usahakan olahraga teratur.
i. Hindari stress.
Kaum perempuan harus mewaspadai setiap perubahan yang terjadi pada payudaranya. Untuk mengetahui perubahan-perubahan tersebut, ada cara sederhana yang disebut "SADARI" atau periksa payudara sendiri. Pada wanita produktif, SADARI harus dilakukan sebulan sekali, 5-7 hari setelah haid berakhir, karena saat ini pengaruh hormonal estrogen progesterone sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara saat itu dalam keadaan tidak oedema sehingga lebih mudah meraba adanya tumor atau kelainan. Langkah-langkah SADARI tersebut dapat dilakukan seperti pada gambar 2.2 berikut ini.
(29)
Gambar 2.2 Langkah –langkah pemeriksaan SADARI dapat dilakukan dengan 2 posisi yaitu:
Posisi berdiri di depan cermin
1. Berdiri tegak dengan kedua tangan lurus ke bawah. Perhatikan, apakah ada kelainan pada kedua payudara
2. Kedua tangan diangkat ke atas kepala. Perhatikan, apakah ada kelainan Pada kedua payudara atau puting.
3. Kedua tangan diletakakkan di pinggang. Periksa kembali, apakah ada perubahan atau kelainan pada kedua payudara atau putting
4. Puting susu dipijat. Periksa, apakah ada cairan atau darah yang keluar.
(30)
Posisi berbaring.
1. Letakkan bantal di bawah bahu kanan. Letakkan lengan kanan anda di atas kepala.
1.Raba payudara dengan gerakan melingkar dari sisi luar payudara ke arah putting atau gerakan lurus dari sisi luar ke sisi dalam payudara. Gunakan jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis untuk melakukan perubahan.
2.7.3 Pencegahan Sekunder 20
Pencegahan sekunder berupa usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan lebih lanjut akibat kanker payudara dengan mengidentifikasi kelompok populasi berisiko tinggi terhadap kanker payudara, dan deteksi dini pada individu yang tanpa gejala. Deteksi dini dapat dilakukan dengan :
(31)
a. Pemeriksaan Klinis Payudara
1) Mencari benjolan atau kelainan lainnya. Karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormonal antara lain estrogen dan progesteron, maka sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan di saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/setelah menstruasi ± 1 minggu dari hari terakhir menstruasi.
2) Penderita diperiksa dengan badan bagian atas terbuka. 3) Posisi tegak (duduk).
4) Penderita duduk dengan tangan jatuh bebas ke samping dan pemeriksa berdiri di depan dalam posisi yang lebih kurang sama tinggi.
b. Inspeksi (pandangan)
1) Membandingkan ukuran (simetris) atau antara payudara kanan dan kiri.
2) Ada atau tidak kelainan pada puting payudara (papilla mammae), letak dan bentuk, adakah penarikan (retraksi) puting susu, kelainan kulit, tanda-tanda peradangan, kelainan warna (peau de’orange), dimpling (lesung/lekukan), tukak (ulserasi), dan lain-lain.
c. Palpasi
Penderita dibaringkan dan diusahakan agar payudara jatuh tersebar rata diatas lapangan dada, jika perlu bahu/punggung diganjal dengan bantal kecil pada penderita yang payudaranya besar.31
d. Pemeriksaan Mammografi
Mammografi merupakan pemeriksaan dengan metode radiologis sinar x pada payudara dan tingkat adisinya dibuat sekecil mungkin sehingga tidak menimbulkan efek
(32)
samping pada pasien, karena radiasi sinar x yang berebihan malah akan memicu pertumbuhan sel kanker. Kehebatan mammografi ialah kemampuannya mendeteksi tumor yang belum teraba sekalipun (radius 0,5 cm) masih dalam stadium dini.30
Waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan mammografi pada wanita produktif adalah hari 1-14 dari siklus haid (menstruasi) atau dua minggu sebelum haid yang akan datang. Pada perempuan usia nonproduktif dianjurkan untuk dilakukan kapan saja.24
American Cancer Society dalam programnya menganjurkan sebagai berikut : - Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup 1 kali mammografi.
- Untuk perempuan berumur 40-50 tahun, cukup dilakukan 1 atau 2 tahun sekali. - Pada perempuan berumur di atas 50 tahun , mammografi dilakukan setahun
sekali.
e. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi merupakan alat bantu pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara dan tidak menggunakan sinar rontgen. Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit pada pasien.
Ultrasonografi payudara ditujukan sebagai berikut :
1. Untuk memeriksa perempuan berusia dibawah 35 tahun, perempuan hamil, dan perempuan yang menyusui.
2. Untuk membedakan kista dengan tumor yang berisi jaringan padat. Untuk membantu hasil mammografi agar memperoleh nilai akurasi yang lebih tinggi. 3. Untuk membantu hasil mammografi agar memperoleh nilai akurasi yang ebih
(33)
f. Xerografi :
- Suatu ”fotoelectric imaging system” berdasarkan pengetahuan xerografic.
-Ketepatan diagnostik cukup tinggi 95,3% dimana dapat terjadi ” false positive”± 5%. g. Scintimammografi
adalah teknik pemeriksaan radionuklir dengan menggunakan radioisotop Tc 99m sestamibi. Pemerisaan ini mempunyai sensifitas tinggi untuk menilai aktifitas sel kanker pada payudara selain itu dapat pua mendeteksi lesi multipel dan keterlibatan KGB regional.
2.7.4. Pencegahan Tertier23
Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara . Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan.
Setelah selesai pengobatan perlu dilakukan rehabilitasi seperti gerakan-gerakan untuk membantu mengembalikan fungsi gerak dan untuk mengurangi pembengkakan. 2.8 Penatalaksanaan Medis 19,30
Pola pengobatan kanker payudara tergantung pada stadium tumor. Keberhasilan pengobatan kanker payudara bergantung pada stadiumnya. Semakin dini ditemukan semakin mudah disembuhkan. Terdapat 3 cara pengobatan yang sudah dibakukan yaitu: 2.8.1 Operasi
Tindakan pengobatan dapat diakukan dengan Operasi yang dilakukan dengan mengambil sebagian atau seluruh payudara. Cara pengobatan ini bertujuan untuk
(34)
membuang sel-sel kanker yang ada di dalam payudara. Jenis-jenis operasi yang dilakukan untuk mengobati kanker payudara adalah sebagai berikut:
a. Lumpektomi
Lumpektomi merupakan operasi pengangkatan sebagian dari payudara dimana pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpektomi direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya dipinggir payudara.
b. Mastektomi
Mastektomi merupakan operasi yang dilakukan untuk mengangkat seluruh payudara beserta kankernya, kadang-kadang beserta otot dinding dada.
c. Operasi Pengangkatan Kelenjar Getah Bening
Operasi ini biasanya dilakukan jika sudah ada penyebaran kanker dari payudara ke kelenjar getah bening di ketiak.
2.8.2 Radioterapi
Radioterapi merupakan pengobatan dengan melakukan penyinaran kedaerah yang terserang kanker, dengan tujuan untuk merusak sel-sel kanker. Pemilihan jenis radioterapi yang digunakan didasarkan pada lokasi kanker, hasil diagnosis, dan stadium kanker. Radioterapi dapat dilakukan sesudah operasi ataupun sebelum operasi.
2.8.3 Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair, kapsul atau infus yang bertujuan membunuh sel kanker tidak hanya pada payudara tapi juga seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah
(35)
serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi. Efek samping ini dapat dikontrol dengan pemberian obat. Kemoterapi biasanya diberikan
1-2 minggu sesudah operasi. Namun untuk tumor yang terlalu besar, sebaiknya dilakukan kemoterapi praoperasi.
2.8.4 Terapi Hormonal
Terapi hormonal adalah bila penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh. Terapi hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemotherapinya karena efek lebih lama dan efek sampingnya kurang, tetapi tidak semua kanker peka terhadap terapi hormonal. Terapi hormonal merupakan terapi utama pada stadium IV.
(36)
BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep
Karakteristik wanita penderita kanker payudara
1. Sosiodemografi -Umur
-Jenis Kelamin -Agama -Suku/ Bangsa -Tingkat Pendidikan -Pekerjaan
-Status Perkawinan -Tempat Tinggal 2. Riwayat Keluarga 3. Letak Kanker 4. Stadium Klinik 5. Jenis Pengobatan 6. Lama Rawatan
7. Keadaan Sewaktu Pulang 3.2. Defenisi Operasional
3.2.1 Wanita penderita kanker payudara adalah wanita yang dinyatakan menderita kanker payudara yang dirawat inap berdasarkan diagnosa dokter dan tercatat dalam kartu status yang ada di bagian rekam medik.
3.2.2 Sosiodemografi
a. Umur adalah umur penderita kanker payudara yang dikategorikan menjadi 2 berdasarkan tinjauan teoritis dan disesuaikan dengan yang tercatat di kartu status yang ada di rekam medik yang dikategorikan yaitu : 25
1. ≤ 40 tahun 2. ≥ 40 tahun
(37)
c. Suku bangsa adalah Ras atau etnik penderita kanker payudara yang tercatat pada kartu status yang dibedakan atas :
1. Jawa 2. Batak 3. Melayu 4. Aceh 5. lain-lain
d. Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang pernah dijalani oleh penderita yang tercatat dalam kartu status yang ada di rekam medik yang dibedakan atas :
1. Tidak tamat SD 2. SD
3. SLTP 4. SLTA
5. Akademi/Sarjana
e. Pekerjaan adalah aktivitas utama yang dilakukan penderita kanker payudara setiap harinya sesuai yang tercatat pada kartu status yang dibedakan atas :
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS)/Pensiunan) 2. Pegawai Swasta
3. Wiraswasta
4. Ibu Rumah Tangga
f. Status perkawinan adalah riwayat pernikahan penderita yang dicatat di kartu status rekam medik yang dibedakan atas :
1. Kawin
2. Belum Kawin
g. Tempat tinggal adalah tempat dimana penderita kanker payudara tinggal dan menetap sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang dibedakan atas : 1. Kota Medan
(38)
3.2.3 Letak kanker adalah lokasi pada kanker payudara penderita dimana ditemukan sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang dibedakan atas :
1. Payudara kanan 2. Payudara kiri
3. payudara kanan dan kiri
3.2.4 Stadium Klinik adalah stadium atau keadaan penyakit penderita kanker payudara pada waktu diperiksa untuk mendapatkan pengobatan sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang dibedakan atas :
1. Stadium I 2. Stadium II 3. Stadium III 4. Stadium IV
3.2.5 Jenis pengobatan adalah usaha yang dilakukan terhadap penderita sehubungan dengan tindakan penyembuhan yang dicatat pada kartu status pasien yang ada di rekam medik yang digolongkan atas :
1. Operasi 2. Kemoterapi
3. Operasi+Kemoterapi
4. Operasi+Kemoterapi+radioterapi
3.2.6 Lama rawatan adalah lamanya penderita menjalani perawatan di RS di hitung sejak tanggal mulai dirawat sampai dengan tanggal keluar seperti yang tercatat pada kartu status.
3.2.7 Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita pada saat keluar dari rumah sakit sesuai dengan yang tercatat pada kartu status.yang dibedakan atas:
1. Pulang berobat jalan (PBJ)
(39)
3. Meninggal
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi dekriftif dengan menggunakan desain case series.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di RS Santa Elisabeth Medan dengan pertimbangan tersedianya data penderita kanker payudara rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007.
4.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei-Desember 2008 yang dimulai dari survei penelitian, seminar proposal, penelitian, pengolahan data dan seminar skripsi.
4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi
Populasi adalah seluruh data wanita penderita kanker payudara yang dirawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007.
(40)
Sampel adalah data wanita penderita kanker payudara yang dirawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007. Besar sampel adalah sebanyak 170 orang (total sampling).
4.4 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari penderita kanker payudara yang rawat inap selama tahun 2003-2007 yang diperoleh dari rekam medik RS Santa Eisabeth Medan.
4.5 Pengolahan dan Analisa Data
Data dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan komputer melalui program SPSS, data dianalisa secara deskriptif , dan diuji secara statistic dengan Chi Square kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk narasi, Tabel, distribusi frekuensi, diagram bar, dan diagram pie.
(41)
BAB 5
HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan diresmikan pada tanggal 19 November 1930, terletak di jalan Haji Misbah di areal tanah seluas 19.017m2 dengan luas bangunan 13.542,8 m2. Adapun falsafah, misi, visi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan adalah:
5.1.1 Falsafah
Adapun Falsafah Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan adalah dengan dilandasi semangat dasar Suster Fransiskanes Santa Elisabeth, dalam melaksanakan dan mengembangkan cinta dan nilai kristiani, karya pelayanan Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan menitikberatkan penyembuhan manusia seutuhnya sesuai kebijakan pemerintah dalam menuju masyarakat sehat.
Dalam pelayanan, Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan lebih mengutamakan orang yang paling membutuhkan tanpa membedakan suku, bangsa, agama, dan golongan sesuai harkat dan martabat manusia.
Dalam pengembangan Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, memperhatikan keseimbangan yang tepat guna antara kemajuan teknologi dan profesi dengan kesederhanaan.
(42)
Menjadikan Rumah Sakit Santa Elisabeth mampu berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi atas dasar cinta kasih dan persaudaraan sejati pada era globalisasi.
5.1.3 Misi
Meningkatkan derajat kesehatan melalui sumberdaya manusia yang profesional, sarana dan prasarana yang memadai, dengan tetap memperhatikan masyarakat yang lemah.
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan menyediakan pelayanan kesehatan antara lain a. Pelayanan gawat darurat, baik bedah maupun non bedah.
b. Pelayanan Unit rawat jalan, terdiri dari poliklinik umum, pelayanan spesialis, polikinik gigi, KIA, Imunisasi, konsultasi KBA, senam hamil, rehabilitasi medik, konsultasi gizi.
c. Pelayanan Rawat Inap, terdiri dari : rawat inap (super VIP, kelas I, IIA, IIB, IIIA,IIIB,Zall/Kelas sosial), perawatan intensif (ICU-ICCU).
d. Pelayanan tindakan bedah terdiri dari : bedah umum, tulang, digestik, onkologi, saraf, kebidanan dan penyakit kandungan, THT, thorax, mulut, mata, urologi saluran kencing dan bedah plastik/kecantikan.
e. Pelayanan Farmasi Rumah Sakit.
f. Pelayanan penunjang medis terdiri dari : Laboratorium, radiologi, Ct-Scan, USG.HD, fisioterapi, konsultasi gizi dan diagnostik.
(43)
h. Medical Chek-up terdiri dari : Basic medica Chek up, Intermediate Medical Chek up, Advance Medical Chek up, Executif Medica Chek up.
i. Pelayanan Transportasi pasien terdiri dari : pendamping pasien keluar kota, Ambulance gawat darurat, antar jemput pasien, dan antar jemput jenazah.
5.2Wanita Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Tahun dan Kecenderungannya
Proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan tahun dan kecenderungannya di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel.5.1. Distribusi Proporsi Wanita Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Tahun di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2003-2007
No Tahun f %
1 2003 16 15,5
2 2004 20 19,4
3 2005 24 23,3
4 2006 22 21,4
5 2007 21 20,4
Jumlah 103 100
Pada tabel 5.1. diatas dapat dilihat bahwa proporsi wanita penderita kanker payudara rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tertinggi pada tahun 2005 yaitu sebanyak 24 orang (23,3%), kemudian pada tahun 2006 sebanyak 22 orang (21,4%), tahun 2007 sebanyak 21 orang (20,4%), tahun 2004 sebanyak 20 orang (19,4%) dan proporsi penderita terendah adalah pada tahun 2003 yaitu sebanyak 16 orang (15,5%).
(44)
Untuk melihat kecenderungan (trend) penderita kanker payudara di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode Least Square. Peningkatan jumlah penderita kanker payudara sebesar 24-16= 8 kasus, dengan rasio peningkatan sebesar 24/16= 1,5 kali.
5.3Distribusi Proporsi Wanita Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi
Proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan sosiodemografi di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel. 5.2. Distribusi Proporsi Wanita Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2003-2007
No Karakteristik Demografi f %
1 Umur :
≤ 40 tahun
> 40 tahun
26 77
25,2 74,8
Jumlah 103 100
2 Agama : Islam Protestan Khatolik Hindu Budha 31 46 21 2 3 30,1 44,7 20,4 1,9 2,9
Jumlah 103 100
3 Suku/Bangsa : Jawa Batak Melayu Aceh Tamil Tionghoa 18 70 4 6 2 3 17,5 68 3,9 5,8 1,9 2,9
(45)
Jumlah 103 100 4 Pekerjaan :
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pegawai Swasta
Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga
22 11 13 57 21,4 10,7 12,6 55,3
Jumlah 103 100
5 Status Perkawinan : Kawin Belum Kawin 98 5 95,1 4,9
Jumlah 103 100
6 Tempat Tinggal : Kota Medan Luar Kota Medan
59 44
57,3 42,7
Jumlah 103 100
Dari tabel 5.2. diatas dapat dilihat bahwa distribusi proporsi wanita penderita kanker payudara rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 berdasarkan umur tertinggi adalah golongan umur > 40 tahun yaitu sebanyak 77 orang ( 74,8%), dan terendah golongan umur ≤ 40 tahun sebanyak 26 orang ( 25,2%).
Distribusi proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan agama tertinggi adalah agama Kristen Protestan 46 orang ( 44,7 %), Islam sebanyak 31 orang ( 30,1%), Khatolik sebanyak 21 orang (20,4%), Budha sebanyak 3 orang (2,9%) dan terendah agama Hindu 2 orang (1,9%).
Distribusi proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan suku tertinggi adalah suku Batak yaitu 70 orang (68%), kemudian Jawa 18 orang (17,5%), Aceh 6 orang (5,8%), Melayu 4 orang (3,9%), Tionghoa 3 orang (2,9 orang), dan terendah Tamil 2 orang (1,9%).
(46)
Distribusi proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan pekerjaan tertinggi adalah Ibu rumah tangga yaitu 57 orang (55,3%), kemudian Pegawai Negeri Sipil (PNS)/Pensiunan 22 orang (21,4%), Wiraswasta 13 orang ( 12,6%), dan terendah adalah Pegawai Swasta 11 orang (10,7%).
Distribusi proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan status perkawinan tertinggi pada status kawin yaitu 98 orang (95,1%), dan yang terendah belum kawin 5 orang (4,9%).
Distribusi proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan tempat tinggal tertinggi tinggal di Kota Medan yaitu 59 orang (57,3%), dan yang terendah tinggal di Luar Kota Medan sebanyak 44 orang (42,7%).
5.4Letak Kanker
Proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan letak kanker di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel.5.3. Distribusi Proporsi Wanita Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Letak Kanker di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2003-2007
No Letak Kanker f %
1 Payudara kanan 33 32
2 Payudara kiri 67 65
3 Payudara kanan dan kiri 3 2,9
Jumlah 103 100
Dari tabel 5.3. di atas dapat bahwa dilihat distribusi proporsi wanita penderita kanker payudara rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 berdasarkan letak kanker yang tertinggi adalah pada payudara kiri yaitu 67 orang
(47)
(65%), payudara kanan 33 orang ( 32%), dan terendah payudara kanan dan kiri yaitu 3 orang ( 2,9%).
5.5Stadium Klinik
Proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan stadium klinik di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel.5.4. Distribusi Proporsi Wanita Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Stadium Klinik di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2003-2007
No Stadium Klinik f %
1 Stadium I 11 10,7
2 Stadium II 28 27,2
3 Stadium III 44 42,7
4 Stadium IV 20 19,4
Jumlah 103 100
Dari tabel 5.4. di atas dapat dilihat bahwa distribusi proporsi wanita penderita kanker payudara rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 berdasarkan stadium klinik tertinggi pada stadium III yaitu 44 orang ( 42,7%), kemudian stadium II 28 orang ( 27,2%), stadium IV 20 orang (19,4%), dan terendah stadium I 11 orang ( 10,7%).
5.6 Penatalaksanaan Medis
Proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan penatalaksanaan medis di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel.5.5. Distribusi Proporsi Wanita Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2003-2007
(48)
No Penatalaksanaan Medis f %
1 Operasi 35 34
2 Kemoterapi 47 45,6
3 Terapi Hormonal 4 3,9
4 Operasi + Kemoterapi 17 16,5
Jumlah 103 100
Dari tabel 5.5. di atas dapat dilihat bahwa distribusi proporsi wanita penderita kanker payudara rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 berdasarkan penatalaksanaan medis tertinggi adalah dengan kemoterapi yaitu 47 orang (45,6%), kemudian operasi 35 orang (34%), operasi + kemoterapi 17 orang (16,5%), dan terendah terapi hormonal 4 orang (3.9%).
5.6Lama rawatan rata-rata
Proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan lama rawatan di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel.5.6. Distribusi Proporsi Wanita Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Lama rawatan rata-rata di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2003-2007
Lama Rawatan (hari)
Mean 7,48
Standar Deviasi 8,188
95% Cl 5,88-9,08
Coefisiens of Variation 109,46%
Minimum 2
Maximum 58
Dari tabel 5.6 diatas dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita kanker payudara rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 adalah
(49)
7,48 hari, standar deviasi 8,188 hari dengan coefisien of variation 109,46% yang menunjukan bahwa lama rawatan penderita kanker payudara bervariasi dimana lama rawatan minimum 2 hari dan maximum 58 hari.
5.7Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan keadaan sewaktu pulang di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel.5.7. Distribusi Proporsi Wanita Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2003-2007
No Keadaan Sewaktu Pulang f %
1 Pulang Berobat Jalan 68 66
2 Pulang Atas Permintaan Sendiri 21 20,4
3 Meninggal 14 13,6
Jumlah 103 100
Dari tabel 5.7. di atas dapat dilihat bahwa distribusi proporsi wanita penderita kanker payudara rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah pulang berobat jalan yaitu 68 orang (66%), pulang atas permintaan sendiri 21 orang (20,4%), dan yang terendah meninggal 14 orang (13,6%).
5.9 Analisa Statistik
5.9.1. Umur Berdasarkan Stadium Klinik
Proporsi umur wanita penderita kanker payudara berdasarkan stadium klinik yang rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
(50)
Tabel 5.8. Perbedaan Distribusi Proporsi umur Berdasarkan stadium klinik pada Wanita Penderita Kanker Payudara yang rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007
Stadium Klinik
≤40 tahun >40 tahun
Total No Stadium
klinik f % f % f %
1 Stadium dini 14 35,9 25 64,1 39 100
2 Stadium lanjut
12 18,8 52 81,3 64 100
Ҳ2
=3,776 df=1 p=0,052
Dari tabel 5.8 di atas dapat dilihat bahwa dari 39 orang wanita penderita kanker payudara yang berumur ≤ 40 tahun terdapat 35,9 %(14 orang) menderita stadium dini dan 18,8% (12 orang) pada stadium lanjut. Dari 64 orang yang berumur > 40 tahun terdapat 64,1% (25 orang) penderita stadium dini dan 81,3% (52 orang) stadium lanjut.
Dari hasil uji Chi-Square diperoleh p=0,052 (p>0,05), artinya tidak terdapat perbedaan stadium klinis berdasarkan umur.
5.9.2. Penatalaksanaan Medis berdasarkan Stadium Klinik
Proporsi Penatalaksanaan Medis Wanita penderita kanker payudara berdasarkan Stadium Klinik yang rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.9. Perbedaan Distribusi Proporsi penatalaksanaan medis Berdasarkan stadium klinik pada Wanita Penderita Kanker Payudara yang rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007
Penatalaksanaan medis
O K TH O+K
Total No
Stadium klinik
f % f % f % f % f %
1 Stadium dini
(51)
2 Stadium lanjut
8 12,5 38 59,4 4 6,3 14 21,9 64 100
Berdasarkan tabel 5.9 di atas dapat dilihat bahwa 39 orang wanita penderita kanker payudara dengan stadium dini terdapat 69,2% (27 orang) dengan tindakan medis operasi, kemudian 23,1% (9 orang) dengan kemoterapi dan 7,7% (3 orang) dengan operasi dan kemoterapi. Dari 64 orang wanita penderita kanker payudara dengan stadium lanjut terdapat 12,5% (8 orang) dengan tindakan medis operasi, 59,4% (38 orang) dengan kemoterapi, 6,3% (4 orang) dengan terapi hormon, dan 21,9% (14 orang) dengan operasi dan kemoterapi.
Terdapat 2 sel (25%) expected count yang besarnya kurang dari 5 sehingga analisis menggunakan uji Chi-Square tidak dapat dilakukan.
5.9.3 Lama Rawatan rata-rata Berdasarkan Stadium Klinik
Proporsi lama rawatan rata-rata wanita penderita kanker payudara berdasarkan stadium klinik yang rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007
Tabel 5.10. Perbedaan Distribusi Proporsi Lama Rawatan rata-rata Berdasarkan Stadium Klinik pada Wanita Penderita Kanker Payudara yang rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007
Lama rawatan No Stadium klinik
f x sd
1 Stadium dini 39 9,21 11.619
2 Stadium lanjut 64 6,42 4,911
t=1,689 df=101 p=0,094 Berdasarkan tabel 5.10 diatas dapat dilihat bahwa lama rawatan wanita penderita kanker payudara berdasarkan stadium klinik. Lama rawatan rata-rata wanita
(52)
penderita kanker payudara dengan stadium dini adalah 9,21 hari dan stadium lanjut adalah 6,42 hari.
Berdasarkan uji t diperoleh nilai p> 0.05 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna lama rawatan berdasarkan stadium klinik.
5.9.4 Stadium klinik berdasarkan keadaan sewaktu pulang
Proporsi stadium klinik wanita penderita kanker payudara berdasarkan keadaan sewaktu pulang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.11. Perbedaan Distribusi Proporsi stadium klinik Berdasarkan keadaan sewaktu pulang pada Wanita Penderita Kanker Payudara yang rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007
Stadium klinik Jumlah
Dini Lanjut
No
Keadaan sewaktu
pulang f % f %
f %
1 PBJ 32 47,1 36 52,9 68 100
2 PAPS 6 28,6 15 71,4 21 100
3 Meninggal 1 7,1 13 92,9 14 100
X2=8,830 df=2 p=0.012
Dari tabel 5.11 di atas dapat dilihat bahwa dari 68 orang wanita penderita kanker payudara pulang berobat jalan dengan stadium dini 47,1% (32 orang) dan stadium lanjut 52,9% (36 orang). Dari 21 orang wanita penderita kanker payudara pulang atas permintaan sendiri dengan stadium dini 28,6% ( 6 orang) dan stadium lanjut 71,4% (15 orang). Dari 14 orang wanita kanker payudara yang meninggal dengan stadium dini 7,1% (1 orang) dan stadium lanjut 92,9% (13 orang).
Dari hasil uji Chi-Square diperoleh p=0,012 (p<0,05), artinya ada perbedaan keadaan sewaktu pulang dengan stadium klini
(53)
PEMBAHASAN
6.1 Distribusi Proporsi Wanita Penderita Kanker Payudara dan Kecenderungannya Tahun 2003-2007
Hasil penelitian pada tabel 5.1 menunjukan bahwa proporsi penderita kanker payudara bervariasi dari tahun ketahun, proorsi penderita kanker payudara dapat dilihat pada gambar 6.1 di bawah ini :
6.1.1 Kecenderungan Penderita Kanker Payudara
Gambar 6.1 Proporsi penderita Kanker Payudara yang Berdasarkan Tahun di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2003-2007
Pada gambar 6.1 diatas dapat dilihat bahwa proporsi wanita penderita kanker payudara tertinggi pada tahun 2005 yaitu 24 orang (23,3%), dan proporsi penderita paling terendah adalah pada tahun 2003 yaitu sebanyak 16 orang (15,5%).
2003 2004 2005 2006 2007
24 20 21 20 16
y = 1,2x + 17
0 10 20 30 40 50
(54)
Trend penderita kanker payudara rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2003-2007 menunjukan peningkatan menurut garis persamaan Y= 1,2X+17 (perhitungan terlampir).
Peningkatan jumlah kanker payudara di RS Santa Elisabeth Medan disebabkan karena meningkatnya jumlah penderita kanker yang datang ke RS Santa Elisabeth Medan.
Hal ini sejalan dengan penelitian Nurlela (2005) di Rumah Sakit Haji Medan yang menemukan terjadi peningkatan jumlah penderita kanker payudara dengan persamaan Y=27 + 0,1X.
6.2Karakteristik Wanita Penderita Kanker Payudara 6.2.1Umur
Proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan umur di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 6.2 Proporsi Wanita penderita Kanker Payudara yang di Rawat Inap Berdasarkan Umur di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2003-2007
74,8% 25,2%
> 40 tahun ?40 tahun
(55)
Berdasarkan gambar 6.2 di atas dapat dilihat proporsi terbanyak wanita penderita kanker payudara adalah kelompok umur > 40 tahun yaitu sebesar 74,8% dan paling sedikit pada umur ≤ 40 tahun yaitu 25,2%. Menurut Luwia (2004) usia wanita yang paling sering terkena kanker payudara adalah wanita yang berumur > 40 tahun24.
Menurut Caleste yang dikutip oleh Harianto (2005) kemungkinan terbesar perkembangan penyakit kanker payudara mulai terjadi pada wanita dengan kisaran umur 40-50 tahun. Pada umur > 40 tahun tingginya resiko kanker payudara dimungkinkan karena berkurangnya hormon progesteron yang mempunyai efek protektif terhadap terjadinya kanker payudara.37
Hal ini sejalan dengan teori yang ditulis Azamris (2000) yang menyatakan bahwa umur lebih dari 40 tahun mempunyai kemungkinan yang lebih tinggi untuk mendapat risiko dan risiko ini akan bertambah sampai umur 50 tahun dan setelah menopause.8
Hal ini sejalan dengan penelitian Dewinta (2005) di RS Tembakau Deli PTP II Nusantara Medan dengan desain case series yang menemukan proporsi penderita kanker payudara terbanyak pada kelompok umur > 40 tahun yaitu sebesar 69,8%.32
Pada penelitian ini tidak diketahui kapan umur penderita mulai menderita kanker payudara, yang diketahui hanya umur penderita sewaktu datang dan dirawat dirumah sakit.
(56)
6.2.2 Agama
Proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan agama di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
44,7%
30,1% 20,4%
2,9% 1,9%
protestan islam khatolik budha hindu
Gambar 6.3 Proporsi Wanita penderita Kanker Payudara yang di Rawat Inap Berdasarkan Agama di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2003-2007
Berdasarkan gambar 6.3 di atas dapat dilihat bahwa proporsi terbanyak wanita penderita kanker payudara menurut agama adalah Kristen Protestan 44,7% dan paling sedikit adalah Hindu yaitu 1,9%.
(57)
Hal ini bukan berarti agama Kristen protestan lebih beresiko untuk menderita kanker payudara namun karena wanita penderita kanker payudara yang berobat ke RS Santa Elisabeth Medan lebih banyak beragama Kristen Protestan dan kemungkinan juga karena Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan adalah Rumah Sakit Khatolik sehingga penderita yang dominant datang adalah beragama Kristen.
6.2.3 Suku
Proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan suku di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
68,0% 17,5%
5,8% 4,9%
3,9%
batak jawa aceh lain-lain melayu
Gambar 6.4 Proporsi Wanita penderita Kanker Payudara yang di Rawat Inap Berdasarkan Suku di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2003-2007
Berdasarkan gambar 6.4 di atas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi wanita penderita kanker payudara menurut suku adalah suku batak 68% dan paling sedikit adalah Melayu yaitu 3,9% dan lain-lain yaitu 4,9% yang terdiri dari Tamil 1,9% (2
(58)
orang) dan Tionghoa 2,9% (3 orang ). Hal ini belum dapat menggambarkan bahwa suku dapat mempengaruhi terjadinya kanker payudara, namun erat kaitannya dengan proporsi penduduk Propinsi Sumatera Utara yang mayoritas bersuku batak. Berdasarkan jumlah penduduk tahun 2007 diketahui proporsi penduduk suku Batak di Sumatera Utara sebesar 44,75%, sehingga kemungkinan penderita kanker payudara yang berkunjung lebih banyak yang bersuku Batak.38
Hal ini sejalan dengan penelitian Siallagan (2004) di RSU Dr. Pirngadi Medan dengan desain case series tahun 1999-2003 mendapatkan suku batak yang terbanyak 54,7% 15
6.2.4 Pekerjaan
Proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan pekerjaan di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
55,3% 21,4%
12,6% 10,7%
IRT PNS Wiraswasta Peg Swasta
(59)
Gambar 6.5 Proporsi Wanita penderita Kanker Payudara yang di Rawat Inap Berdasarkan Pekerjaan di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2003-2007
Berdasarkan gambar 6.5 di atas dapat dilihat bahwa proporsi terbanyak wanita penderita kanker payudara menurut pekerjaan adalah ibu rumah tangga yaitu sebesar 55,3%, dan paling sedikit adalah Pegawai Swasta sebesar 10,7%.
Hal ini dapat dihubungkan dengan jumlah penderita kanker payudara di RS Santa Elisabeth Medan yang semuanya adalah perempuan.
Hal ini sesuai dengan penelitian Dewinta (2005) di RS Tembakau Deli PTP II Nusantara Medan dengan desain case series dimana proporsi pekerjaan penderita kanker payudara lebih banyak sebagai ibu rumah tangga yaitu 56,9%.32
6.2.5 Status Perkawinan
Proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan status perkawinan di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
95% 5%
kawin belum kawin
(60)
Gambar 6.6 Proporsi Wanita penderita Kanker Payudara yang di Rawat Inap Berdasarkan Status Perkwinan di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2003-2007
Berdasarkan gambar 6.6 di atas dapat dilihat bahwa proporsi terbanyak wanita penderita kanker payudara menurut status perkawinan adalah kawin yaitu sebesar 95%, dan paling sedikit adalah belum kawin 5%.
Hasil penelitian ini berbeda dengan pendapat Tjindarbumi (2002) yang menyatakan wanita yang belum kawin risikonya 2-4 kali lebih tinggi daripada wanita yang kawin.27 Hal ini bisa terjadi karena penyebab kanker payudara multi faktor sehingga kejadian kanker payudara di RS St Elisabeth Medan kemungkinan disebabkan faktor lain selain status perkawinan .
Penelitian ini sejalan dengan penelitian S. Sitopu (2004) di RS H. Adam Malik dengan desain case series yang menemukan 95,8% penderita kanker payudara berstatus kawin.33
6.2.6 Tempat Tinggal
Proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan tempat tinggal di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
(61)
57,3%
42,7% kota medan
luar kota medan
Gambar 6.7 Proporsi Wanita penderita Kanker Payudara yang di Rawat Inap Berdasarkan tempat Tinggal di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2003-2007
Berdasarkan gambar 6.7 di atas dapat dilihat bahwa proporsi terbanyak wanita penderita kanker payudara menurut tempat tinggal adalah di Kota Medan yaitu sebesar 57,3%, dan paling sedikit adalah Luar Kota Medan 42,7%.
Hal ini terjadi kemungkinan karena penderita merupakan rujukan dari Rumah Sakit lain atau datang sendiri berobat tetapi menggunakan alamat keluarga/saudaranya sewaktu berobat di RS Santa Elisabeth Medan.
6.2.7 Letak Kanker Payudara
Proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan tempat tinggal di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
(62)
65% 32%
3%
payudara kiri payudara kanan payudara kiri dan kanan
Gambar 6.8 Proporsi Wanita penderita Kanker Payudara yang di Rawat Inap Berdasarkan Letak Kanker Payudara di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2003-2007
Berdasarkan gambar 6.8 di atas dapat dilihat bahwa proporsi terbanyak wanita penderita kanker payudara menurut letak kanker payudara adalah pada payudara kiri yaitu sebesar 65%, dan paling sedikit adalah pada payudara kiri dan kanan yaitu sebesar 3%.
Hal ini sesuai dengan pendapat Brunner (2001) bahwa kanker payudara umumnya terjadi pada payudara sebelah kiri.32 demikian juga dengan Hagensen yang dikutip oleh Reksoprodjo (1995) yang menyatakan payudara sebelah kiri lebih sering terkena bila dibandingkan dengan sebelah kanan. Separoh wanita mempunyai perbedaan volume 10 % antara payudara kiri dan kanan dan seperempatnya dengan perbedaan 20 %. Payudara kiri selalu lebih besar dibanding yang sebelah kanan. 23
(63)
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Dewinta (2005) di RS Tembakau Deli PTP II Nusantara Medan dengan desain case series juga menemukan letak kanker terbanyak adalah pada payudara kiri sebesar 48,6%.32,34
6.2.8 Stadium Klinik
Proporsi wanita penderita kanker payudara berdasarkan stadium klinik di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2007 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 6.9 Proporsi Wanita penderita Kanker Payudara yang di Rawat Inap Berdasarkan Stadium Klinik di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2003-2007
Berdasarkan gambar 6.9 di atas dapat dilihat bahwa proporsi terbanyak wanita penderita kanker payudara menurut stadium klinik adalah pada stadium III yaitu sebesar 42,7%, dan paling sedikit adalah pada stadium I yaitu sebesar 10,7.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa Pada umumnya penderita datang sudah dalam keadaan stadium lanjut. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
42,7%
27,2% 19,4%
10,7%
stadium III Stadium II stadium IV stadium I
(1)
keadaan sewaktu pulang
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid PBJ 68 66,0 66,0 66,0
PAPS 21 20,4 20,4 86,4
MENINGGAL 14 13,6 13,6 100,0
(2)
Crosstabs
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
stadium klinik * LMRWT 103 100,0% 0 ,0% 103 100,0% stadium klinik * LMRWT Crosstabulation
LMRWT Total
<= 12 hari > 12 hari
stadium klinik
stadium I Count 9 2 11
Expected Count 9,8 1,2 11,0
% within stadium klinik 81,8% 18,2% 100,0%
% within LMRWT 9,8% 18,2% 10,7%
% of Total 8,7% 1,9% 10,7%
stadium II Count 25 3 28
Expected Count 25,0 3,0 28,0
% within stadium klinik 89,3% 10,7% 100,0%
% within LMRWT 27,2% 27,3% 27,2%
% of Total 24,3% 2,9% 27,2%
stadium III Count 39 5 44
Expected Count 39,3 4,7 44,0
% within stadium klinik 88,6% 11,4% 100,0%
% within LMRWT 42,4% 45,5% 42,7%
% of Total 37,9% 4,9% 42,7%
stadium IV Count 19 1 20
Expected Count 17,9 2,1 20,0
% within stadium klinik 95,0% 5,0% 100,0%
% within LMRWT 20,7% 9,1% 19,4%
% of Total 18,4% 1,0% 19,4%
Total Count 92 11 103
Expected Count 92,0 11,0 103,0
% within stadium klinik 89,3% 10,7% 100,0%
% within LMRWT 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 89,3% 10,7% 100,0%
(3)
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 1,347(a) 3 ,718
Likelihood Ratio 1,395 3 ,707
Linear-by-Linear
Association ,975 1 ,323
N of Valid Cases 103
a 4 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,17.
Crosstabs
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
stdiumk * UMUR 103 100,0% 0 ,0% 103 100,0%
stdiumk * UMUR Crosstabulation UMUR
<= 40 tahun > 40 tahun Total
Count 14 25 39
Expected
Count 9,8 29,2 39,0
% within
stdiumk 35,9% 64,1% 100,0% % within
UMUR 53,8% 32,5% 37,9%
stadium dini
% of Total 13,6% 24,3% 37,9%
Count 12 52 64
Expected
Count 16,2 47,8 64,0
% within
stdiumk 18,8% 81,3% 100,0% % within
UMUR 46,2% 67,5% 62,1%
stdiumk
stadium lanjut
% of Total 11,7% 50,5% 62,1%
Count 26 77 103
Expected
Count 26,0 77,0 103,0
% within
stdiumk 25,2% 74,8% 100,0% % within
UMUR 100,0% 100,0% 100,0%
Total
% of Total 25,2% 74,8% 100,0% Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
(4)
Continuity
Correction(a) 2,922 1 ,087
Likelihood Ratio 3,697 1 ,055
Fisher's Exact Test ,064 ,045
Linear-by-Linear
Association 3,739 1 ,053
N of Valid Cases 103
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,84.
Crosstabs
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
keadaan swktu
plg * stdiumk 103 100,0% 0 ,0% 103 100,0%
keadaan swktu plg * stdiumk Crosstabulation
Stdiumk Total
stadium dini stadium lanjut
keadaan swktu plg
PBJ Count
32 36 68
Expected Count 25,7 42,3 68,0
% within keadaan swktu
plg 47,1% 52,9% 100,0%
% within stdiumk 82,1% 56,3% 66,0%
% of Total 31,1% 35,0% 66,0%
PAPS Count 6 15 21
Expected Count 8,0 13,0 21,0
% within keadaan swktu
plg 28,6% 71,4% 100,0%
% within stdiumk 15,4% 23,4% 20,4%
% of Total 5,8% 14,6% 20,4%
MENING
GAL
Count 1 13 14
Expected Count 5,3 8,7 14,0
% within keadaan swktu
plg 7,1% 92,9% 100,0%
% within stdiumk 2,6% 20,3% 13,6%
% of Total 1,0% 12,6% 13,6%
Total Count 39 64 103
Expected Count 39,0 64,0 103,0
% within keadaan swktu
(5)
% within stdiumk 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 37,9% 62,1% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 8,830(a) 2 ,012 Likelihood Ratio 10,294 2 ,006 Linear-by-Linear
Association 8,732 1 ,003
N of Valid Cases
103
a 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,30.
Crosstabs
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
stdiumk * tindakan
pengobatan 103 100,0% 0 ,0% 103 100,0%
stdiumk * tindakan pengobatan Crosstabulation
tindakan pengobatan Total
operasi kemoterapi
terapi hormonal
operasi+ke moterapi stdiumk stadium
dini
Count 27 9 0 3 39
Expected Count 13,3 17,8 1,5 6,4 39,0
% within stdiumk 69,2% 23,1% ,0% 7,7% 100,0% % within tindakan
pengobatan 77,1% 19,1% ,0% 17,6% 37,9%
% of Total 26,2% 8,7% ,0% 2,9% 37,9%
stadium lanjut
Count 8 38 4 14 64
Expected Count 21,7 29,2 2,5 10,6 64,0
% within stdiumk 12,5% 59,4% 6,3% 21,9% 100,0% % within tindakan
pengobatan 22,9% 80,9% 100,0% 82,4% 62,1%
% of Total 7,8% 36,9% 3,9% 13,6% 62,1%
Total Count 35 47 4 17 103
Expected Count 35,0 47,0 4,0 17,0 103,0
% within stdiumk 34,0% 45,6% 3,9% 16,5% 100,0%
% within tindakan
pengobatan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
(6)
Value df
Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 35,340(a) 3 ,000 Likelihood Ratio 37,280 3 ,000 Linear-by-Linear
Association 19,291 1 ,000
N of Valid Cases
103
a 2 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,51.