2.8. Klasifikasi
14
Klasifikasi gambaran histopatologi yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO sebelum tahun 1991, dibagi atas 3 tipe, yaitu :
1. Carcinoma sel skuamosa berkeratinisasi Keratinizing Squamous Cell Carcinoma.
Tipe ini dapat dibagi lagi menjadi diferensiasi baik, sedang dan buruk. 2. Carcinoma non-keratinisasi Non-keratinizing Carcinoma.
Pada tipe ini dijumpai adanya diferensiasi, tetapi tidak ada diferensiasi Skuamosa tanpa jembatan intersel. Pada umumnya batas sel cukup jelas.
3. Carcinoma tidak berdiferensiasi Undifferentiated Carcinoma. Pada tipe ini sel tumor secara individu memperlihatkan inti yang
vesikuler, berbentuk oval atau bulat dengan nukleoli yang jelas. Pada umumnya batas sel tidak terlihat dengan jelas.Tipe tanpa diferensiasi dan
tanpa keratinisasi mempunyai sifat yang sama, yaitu bersifat radiosensitif. Sedangkan jenis dengan keratinisasi tidak begitu radiosensitif.
Klasifikasi gambaran histopatologi terbaru yang direkomendasikan oleh WHO pada tahun 1991, hanya dibagi atas 2 tipe, yaitu :
1. Carcinoma sel skuamosa berkeratinisasi Keratinizing Squamous Cell Carcinoma.
2. Carcinoma non-keratinisasi Non-keratinizing Carcinoma. Tipe ini dapat dibagi lagi menjadi berdiferensiasi dan tak berdiferensiasi.
2.9. Penetuan Stadium
25
Universitas Sumatera Utara
Menurut UICC edisi ke V th 1997 dengan klasifikasi TNM Stadium Carcinoma nasopharynx ditentukan sbb:
T : Menggambarkan keadaan tumor primer, besar dan perluasannya. T1 : Tumor terbatas pada nasofaring
T2 : Tumor meluas ke orofaring dan atau fosa nasal a. T2a : Tanpa perluasan ke parafaring
b. T2b : Dengan perluasan ke parafaring T3 : Invasi ke struktur tulang dan atau sinus paranasal
T4 : Tumor meluas ke intrakranial dan atau mengenai saraf otak, fosa infratemporal hipofaring atau orbita
N : Menggambarkan kelenjar limfe regional N0 : Tidak ada pembesaran kelenjar
N1 : Terdapat pembesaran kelenjar ipsilateral 6 cm N2 : Terdapat pembesaran kelenjar bilateral 6 cm
N3 : Terdapat pembesaran kelenjar 6 cm atau ekstensi ke supraklavikular. M : Menggambarkan metastasis jauh
M0 : Tidak ada metastasis jauh M1 : Terdapat Metastasis jauh
Stadium I :
T1, N0, M0
Stadium IIA :
T2a, N0, M0
Universitas Sumatera Utara
Stadium IIB :
T1, N1, M0 atau T2a, N1, M0 atau T2b, N0-1, M0
Stadium III :
T1-2, N2, M0 atau T3, NO-2, M0
Stadium IVA :
T4, N0-2, M0
Stadium IVB :
Tiap T, N3, M0
Stadium IV C :
Tiap T, Tiap N, M1
2.10. Pencegahan
20
a. Pencegahan Premordial
1. Menjaga pola makan yang teratur dan seimbang dan mengurangi mengkonsumsi ikan asin.
2. Menjaga daya immune host sehingga virus tidak mudah masuk. 3. Menjaga sanitasi lingkungan hidup.
b. Pencegahan Primer
1. Penyuluhan mengenai lingkungan hidup yang sehat, kebiasaan hidup yang benar, mengubah cara memasak makanan untuk mencegah akibat yang timbul
dari bahan-bahan yang berbahaya.
Universitas Sumatera Utara
2. Berusaha menghindari faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi munculnya carcinoma ini.
3. Mengenal gejala-gejala munculnya carcinoma nasopharynx.
c. Pencegahan Sekunder
1. Melakukan deteksi dini terhadap timbulnya penyakit ini dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap sitologi hapusan swab nasopharynx
berkala oleh dokter ahli THT. 2. Melakukan pengobatan, misalnya radioterapi dan kemoterapi.
d. Pencegahan Tersier