TA : Rancang Bangun Aplikasi Pengelolaan Manajemen Aset Tetap Pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Nagekeo.
DAERAH KABUPATEN NAGEKEO
TUGAS AKHIR
Program Studi SI Sistem Informasi
Oleh:
Mustafa Bali 11.41011.0019
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016
(2)
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Komputer
Oleh: Nama : Mustafa Bali NIM : 11.41011.0019 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016
(3)
(4)
dukungan moril maupun materi dan doa yang tiada henti
Bapak dan Ibu Dosen pembimbing, penguji dan pengajar Sistem Informasi Kekhususan Akuntansi di InstitutBisnis dan Informatika Stikom Surabaya, yang selalu memberikan bimbingan, tuntunan dan arahan yang tak bernilai harganya
Rekan seperjuangan dan sahabat tersayang yang selalu membantu memberikan doa, semangat, dukungan dan bantuan dalam pengerjaan Tugas Akhir
(5)
1 1.1. Latar Belakang Masalah
Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, serta kewajiban daerah otonom guna untuk mengatur serta mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat daerah tersebut yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan otonomi daerah selain memiliki landasan pada acuan hukum, juga sebagai suatu implementasi tuntutan globalisasi yang diberdayakan dengan cara memberikan daerah tersebut kewenangan yang luas, nyata dan memiliki tanggung jawab, terutama dalam hal mengatur, memanfaatkan, serta menggali berbagai sumber-sumber potensi yang terdapat di daerahnya masing-masing. Pemerintah daerah dituntut bekerja keras untuk mandiri dalam pembiayaan sebagian besar anggaran pembangunannya. Oleh sebab itu, pemerintah daerah harus dapat melakukan optimalisasi sumber-sumber penerimaan daerah, termasuk mengoptimalkan aset daerah dalam pemanfaatan sumber ekonomi daerah, sebagai sumber pemasukan yang potensial bagi kas daerah. Aset tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan, bukan untuk dijual kembali (Mulyadi, 2001: 591). Sedangkan menurut Simamora (2000: 298) aset tetap
(fixed asset) adalah aset tetap yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
(6)
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Aset daerah merupakan semua kekayaan daerah yang dimiliki maupun yang dikuasai pemerintah daerah, yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lain yang sah, misalnya sumbangan, donasi, hibah, swadaya, dan sebagainya. Pada kesempatan ini peneliti akan membahasa tentang manajemen aset tetap yang ada pada PEMDA Kabupaten Nagekeo. Saat ini proses pencatatan manajemen aset yang ada pada PEMDA Kabupaten Nagekeo masih memiliki kendala diantaranya pada bagian inventaris aset PEMDA Kabupaten Nagekeo masih tidak teratur dalam pencatatan data-data aset tetap daerah sehingga mengakibatkan adanya data aset tetap yang rincian catatan secara tidak lengkap, seperti kondisi aset, dimana lokasi aset berada, dimana aset itu digunakan, berapa jumlah aset yang dimiliki biaya perolehan aset. Selain permasalahan tersebut, terdapat permasalahan tidak adanya pencatatan masa pakai serta depresisasi dari setiap aset yang dimiliki mengakibatkan manajemen kesulitan untuk mengetahui aset yang mendekati masa pakai serta berapa beban biaya yang ditanggung aset selama tahun berjalan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka PEMDA Kabupaten Nagekeo memerlukan sebuah perangkat aplikasi khusus untuk membantu pihak manajemen dalam mengelolah aset yang ada pada PEMDA Kabupaten Nagekeo. Aplikasi tersebut harus dapat mencatat setiap aset tetap secara lengkap terkait dengan data kondisi serta lokasi pemakai dari aset tetap PEMDA Kabupaten Nagekeo. Aplikasi yang dibangun juga harus dapat menyajikan sisa masa pakai serta nilai depresiasi pada aset tetap. Informasi ini berguna untuk mengetahui sisa masa pakai aset tetap daerah serta biaya
(7)
depresiasi yang ditanggung oleh setiap aset. Aplikasi yang dibangun juga dapat mencatat pemeliharaan yang telah dilakukan dimana pencatatan itu nantinya dapat menjelaskan berapa kali aset tetap mengalami kerusakan serta biaya pemeliharaan yang dikeluarkan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : “Bagaimana Merancang dan Membangun Aplikasi Pengelolaan Manajemen Aset Tetap Pada Pemerintahan Daerah (PEMDA) Kabupaten Nagekeo”.
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka batasan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1) Pembahasan tentang aset tetap PEMDA Kabupaten Nagekeo
2) Proses manajemen aset tetap yang akan dibahas meliputi kegiatan inventaris aset tetap, penggunaan aset tetap, penjadwalan pemeliharaan aset tetap, perhitungan depresiasi aset tetap dan perhitungan sisa masa pakai aset tetap PEMDA Kabupaten Nagekeo.
3) Metode perhitungan depresisasi aset tetap yang digunakan adalah metode garis lurus
4) Proses manajemen aset tetap ini hanya fokus pada proses yang dilakukan pada setiap masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
(8)
1.4. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan Rancang Bangun Aplikasi Manajemen Aset Tetap pada PEMDA Kabupaten Nagekeo.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penyusunan penelitian ini adalah :
1) Aplikasi yang dibangun diharapkan mampu membantu pihak manajemen PEMDA Kabupaten Nagekeo untuk menertibkan pencatatan aset tetap yang digunakan secara lengkap.
2) Aplikasi yang dibangun diharapkan dapat membantu pihak manajemen dalam penyajian informasi mengenai penggunaan aset tetap PEMDA Kabupaten Nagekeo.
3) Aplikasi yang dibangun diharapkan dapat membantu pihak manajemen dalam penyajian informasi tentang penjadwalan serta pemeliharaan aset tetap yang dilakukan.
4) Aplikasi yang dibangun diharapkan dapat membantu pihak manajemen dalam penyajian informasi sisa masa pakai serta depresiasi dari aset tetap yang dimiliki. 1.6. Sistematika penulisan
Laporan penelitian ini ditulis dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang dari penelitian tentang manajemen aset tetap pada PEMDA Kabupaten Nagekeo, rumusan masalah dari yang ada pada PEMDA Kabupaten Nagekeo, batasan masalah atau ruang
(9)
lingkup pekerjaan penelitian, tujuan dari penelitian manajemen aset tetap, dan manfaat dari penelitian.
BAB II : Landasan Teori
Bab ini berisikan tentang kajian teoritis mengenai konsep dasar dan teori-teori yang digunakan dalam penelitian seperti analisa dan desain sistem informasi, sistem basis data, aset tetap, manajemen aset, depresiasi,
System Development Life Cycle (SDLC), Microsoft SQL Server, Visual
Basic .Net, penggolongan dan kodifikasi, siklus pengembangan sistem
dan testing software.
BAB III : Analisis dan Perancangan Sistem
Bab ini berisi penjelasan tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam penyelesaian Penelitian yang terdiri dari analisis masalah, identifikasi masalah, pembuatan document flow inventaris aset tetap, document flow
penggunaan aset tetap, document flow pemeliharaan aset tetap, input
proses output diagram, system flow inventaris aset tetap, system flow
penggunaan aset tetap, system flow pemeliharaan aset tetap, hirarcky
input process output, context diagram, data flow diagram, conceptual
data modeldan physical data model, struktur tabel, dan desain interface.
BAB IV : Implementasi dan Evaluasi Sistem
Bab ini berisi penjelasan tentang evaluasi dari sistem yang telah dibuat dan proses implementasi dari sistem yang telah melalui tahap evaluasi sebelumnya.
(10)
BAB V : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Saran yang dimaksud adalah saran terhadap kekurangan dari aplikasi yang ada kepada pihak lain yang ingin meneruskan topik penelitian ini. Tujuannya adalah agar pihak lain tersebut dapat menyempurnakan aplikasi sehingga bisa menjadi lebih baik dan berguna.
(11)
7 2.1. Analisa dan Desain Sistem Informasi
Menurut Kendall (2003), Informasi ibarat yang mengalir di dalam tubuh suatu
organisasi sehingga informasi ini sangat penting di dalam organisasi. Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh, kerdil dan akhirnya berakhir. Analisis sistem dapat didefenisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponenya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevalusasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan. Tahap analisi sistem dilakukan setelah tahap
perencanaan sistem (system planning) dan sebelum tahap desain sistem (design
system). Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya. 2.1.1. Konsep Dasar Sistem
Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut: “Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu”. Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-urutan operasi di
(12)
dalam sistem. Prosedur (procedure) didefinisikan oleh Richard F. Neuschel dalam buku Jugiyanto HM sebagai berikut: “Suatu prosedur adalah suatu urutan-urutan operasi klerikal (tulis menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu
atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam
dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi.” Lebih lanjut Jerry FitzGerald dalam
buku Jugiyanto HM mendefinisikan prosedur sebagai berikut: “Suatu prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakan.”
2.1.2. Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu
mempunyai komponen-komponen (component), batas sistem (boundary), keluaran
(output), pengolah (process) dan sasaran (objective) atau tujuan (goal).
1) Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih
(13)
2) Batas Sistem
Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas sistem
menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3) Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar (enviroment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari
sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan gidup dari sistem.
4) Penghubung Sistem
Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem
denga subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lainnya dengan melalui pengubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang dapat lainnya membentuk satu kesatuan.
5) Masukkan Sistem
Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan
dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal
(14)
Sebagai contoh di dalam sistem computer, program adalah maintenance input yang
digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk
diolah menjadi informasi.
6) Keluaran Sistem
Keluaran (output) adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem. Misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuagan, sedang informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.
7) Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan beruapa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akuntansi akan mengolah data-data transaksi menjadi laporan-laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen.
8) Sasaran Sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau suatu
sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak aka nada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
(15)
2.1.3. Klasifikasi Sistem
Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik
(physical system)
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran gubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dan lain sebagainya.
2) Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem
buatan manusia (human made system)
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin
disebut dengan human-machine system atau ada yang menyebut dengan
man-machine system, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
3) Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem
tak tertentu (probabilistic system)
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari
(16)
sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karean mengandung unsur probabilitas.
4) Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem
terbuka (open system)
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak bergubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah
relatively closed system (secara relatip tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan likungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karen sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik.
2.1.4. Simbol Yang Digunakan Data Flow Diagram(DFD)
1) Kesatuan Luar (External Entity)
External Entity
Gambar 2.1 External Entity
Setiap sistem pasti mempunyai batas sistem (boundary) yang memisahkan suatu
(17)
outuput kepada lingkungan luarnya. Kesatuian luar (external entity) merupakan
kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau
sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau
menerima output dari sistem.
2) Arus Data (Data Flow)
Gambar 2.2 Arus Data (Data flow)
Arus data (data flow) di DFD diberikan simbol satu panah. Arus data ini
mengalir diantara proses (process), simpanan data (data store), dan kesatuan luar
(external entity). Arus data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem dan dapat berbentuk sebagai barikut ini:
a. Formulir atau dokumen yang digunakan di perusahaan b. Laporan tercetak yang dihasilkan oleh sistem
c. Tampilan atau output di layar komputer yang dihasilkan oleh sistem
d. Masukan untuk computer e. Komunikasi ucapan
f. Surat-surta atau memo
g. Data yang dibaca atau direkamkan ke suatu file h. Suatu isian yang dicatat pada buku agenda
(18)
3) Proses (Process)
Setiap proses harus diberi penjelasan yang lengkap meliputi berikut ini:
a. Identifikasi proses
Identifikasi ini umumnya berupa suatu angka yang menunjukkan nomor acuan dari proses dan ditulis pada bagian atas di simbol proses.
b. Nama proses
Nama proses menunjukkan apa yang dikerjakan oleh proses tersebut. Nama dari proses harus jelas dan lengkap menggambarkan kegiatan prosesnya. Nama dari proses biasanya berbentuk suatu kalimat diawali dengan kata kerja (misalnya menghitung, membuat, membandingkan, memverifikasi, mempersiapkan, merekam dan lain sebagainya). Nama dari proses diletakkan di bawah identifikasi proses di simbol proses.
c. Pemroses
Untuk PDFD yang menunjukkan proses tidak hanya proses dari komputer, tetapi juga proses manual, seperti proses yang dilakukan oleh orang, mesin dan lain sebagainya, maka pemroses harus ditunjukkan. Pemroses ini menunjukkan siapa atau dimana suatu proses dilakukan. Untuk LDFD yang pemrosesnya hanya menunjukkan proses komputer saja, maka pemroses dapat tidak disebutkan.
0 Process
(19)
4) Simpan Data (Data Store)
Gambar 2.4 Data Store
Simpan data (data store) merupakan simpanan dari data yang dapat berupa
sebagai berikut:
a. Suatu file atau database di sistem komputer
b. Suatu arsip atau catatan manual
c. Suatu kotak tempat data di meja seseorang
d. Suatu table acuan manual
e. Suatu agenda atau buku
Nama dari data store menunjukkan nama dari filenya, misalnya file langganan, file
barang, file arsip faktur dan lain sebagainya. Untuk PDFD, supaya memperjelas
simpanan data ini, penjelasan mengenai media dari simpanan data perlu dicantumkan seperti buku atau arsip, atau suatu kotak dan lain sebagainya. Sedangkan untuk LDFD, penjelasan ini dapat digunakan untuk identifikasi dari simpanan data yang berguna sebagai acuan dalam merancang database.
2.2. Sistem Basis Data
2.2.1. Pengertian Sistem Basis Data
Sistem basis data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record-record
menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memlihara data operasional lengkap sebuah organisasi atau perusahaan sehingga mampu
(20)
menyediakan informasi yang optimal yang diperlukan pemakai untuk proses pengambilan keputusan (Linda Marlinda, 2004:1).
2.2.2. Komponen Sistem Basis Data
1) Data
Suatu data dalam basis data yang merupakan kumpulan dari berbagai file dari
aplikasi berbeda yang disusun dengan cara menghilangkan bagian-bagian yang rangkap dan masing-masing bagian dari basis data dapat diakases oleh pemakai dalam waktu yang bersamaan untuk aplikasi yang berbeda.
2) Hardware
Terdiri dari semua peralatan komputer yang digunakan untuk mengelola sistem basis data.
3) Software
Merupakan perantara atau interface antara pemakai dengan data fisik pada basis
data.
4) User atau pemakai
Pemakai yang berinteraksi dengan sistem basis data melalui pemanggilan satu program aplikasi permanen yang telah disediakan sebelumnya.
2.3. Aset Tetap
2.3.1. Pengertian Aset Tetap
Menurut Doli D. Siregar (2004), dalam buku Manajemen Aset dijelaskan pengertian tentang “aset” berdasarkan perpektif pembangunan berkelanjutan, yakni berdasarkan tiga aspek pokoknya : sumber daya alam, sumber daya manusia, dan infrastruktur seperti berikut :
(21)
1) Sumber daya alam adalah semua aset alam yang dapat digunakan dan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
2) Sumber daya manusia adalah semua potensi yang terdapat pada manusia seperti
akal pikiran, seni, keterampilan, dan sebagainya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bagi dirinya sendiri maupun otang lain atau masyarakat pada umumnya.
3) Infrastruktur adalah sesuatu buatan manusia yang dapat digunakan sebagia sarana
untuk kehidupan manusia dan sebagai sarana untuk dapat memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan maksimal, baik untuk saat ini maupun keberlanjutannya dimasa yang akan datang.
Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi
perusahaan/instansi dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatana normal perusahaan/instansi. Aset semacam ini biasanya memilki masa pemakaian yang lama dan diharapkan dapat member manfaat pada perusahaan/instansi selama bertahun-tahun. Manfaat yang diberikan aset tetap pada umumnya semakin lama semakin menurun, kecuali manfaat yang diberikan oleh tanah.
Aset tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan, bukan untuk dijual kembali (Mulyadi, 2001: 591). Menurut Baridwan (1997: 271) aset tetap berwujud adalah aset-aset yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Sedangkan
menurut Simamora (2000: 298) aset tetap (fixed asset) adalah aset tetap yang
(22)
digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. 2.3.2. Klasifikasi Aset Tetap
Mengidentifikasi Aset Tetap sebagai barang yang tidak bergerak dan barang bergerak yang digunakan dalam operasional perusahaan/instansi. Dalam PSAP 07, aset tetap di neraca diklasifikasikan menjadi enam akun sebagaimana dirinci dalam penjelasan berikut ini:
1) Tanah
Tanah yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah tanah yang dimiliki atau dikuasai oleh pemerintah untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum dan dalam kondisi siap digunakan. Tanah yang digunakan untuk bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan tetap dicatat sebagai tanah yang terpisah dari aset tetap yang dibangun di atas tanah tersebut.
2) Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah peralatan dan mesin yang dimiliki atau dikuasai oleh pemerintah untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum dan dalam kondisi siap digunakan. Aset tetap yang dapat diklasifikasikan dalam Peralatan dan Mesin ini mencakup antara lain: alat berat, alat angkutan, alat bengkel dan alat ukur, alat pertanian, alat kantor dan rumah tangga, alat studio, komunikasi, dan pemancar, alat kedokteran dan kesehatan, alat laboratorium, alat
(23)
pengolahan, dan pemurnian, alat bantu eksplorasi, alat keselamatan kerja, alat peraga, dan unit peralatan proses produksi.
3) Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah gedung dan bangunan yang dimiliki atau dikuasai oleh pemerintah untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum dan dalam kondisi siap digunakan. Termasuk dalam jenis gedung dan bangunan ini antara lain: bangunan gedung, monumen, bangunan menara, dan rambu-rambu.
4) Jalan, Irigaasi, dan Jaringan
Jalan, irigasi, dan jaringan yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah jalan, irigasi, dan jaringan yang dimiliki atau dikuasai oleh pemerintah untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum dan dalam kondisi siap digunakan. Contoh aset tetap yang termasuk dalam klasifikasi ini mencakup antara lain: jalan dan jembatan, bangunan air, instalasi, dan jaringan.
5) Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di atas, tetapi memenuhi definisi aset tetap. Aset tetap lainnya ini dapat meliputi koleksi perpustakaan/buku dan barang bercorak seni/budaya/olah raga.
6) Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan, yang pada tanggal neraca belum selesai dibangun seluruhnya.
(24)
20
No Kode
SKPD Nama SKPD TANAH
PERALATAN DAN MESIN
GEDUNG DAN BANGUNAN
JALAN, IRIGASI DAN JEMBATAN
ASET TETAP
LAINNYA KDP
JUMLAH ASET TETAP
1 1.01 01.01 Dinas Pendidikan, Pemuda
dan Olahraga 1.858.682.710 9.676.830.465 112.226.384.453 183.749.837 11.689.377.337 5.883.065.369 141.518.090.17 2 1.01.02.01 Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah - 346.861.100 99.750.000 7.500.000 187.273.950 - 641.385.050
3 1.03.01.01 Dinas Pekerjaan Umum - 8.737.978.773 4.385.931.400 323.133.472.879 - 47.990.834.859 384.248.217.911 4 1.03.02.01 Badan Layanan Umum
Daerah - SPAM 38.412.800 820.887.227 283.492.576 326.314.803 62.290.000 - 1.531.397.406 5 1.04.04.01 Dinas Perumahan,
Penataan Kota dan ESDM - 1.160.723.000 331.476.000 7.995.973.931 512.769.000 1.800.825.176 11.801.767.107 6 1.06.01.01 Badan Perencanaan
Pembangunan dan Statistik - 1.263.269.389 42.250.000 64.710.700 389.237.700 - 1.759.467.789 7 1.07.01.01 Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informasi 63.150.000 6.673.934.100 1.631.043.673 2.144.415.586 24.752.000 639.360.150 1.176.655.509 8 1.08.02.01 Badan Lingkungan Hidup - 1.514.986.250 2.072.114.504 1.049.269.000 894.981.500 - 5.531.351.254 9 1.10.01.01 Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil - 1.051.191.715 - - - - 1.051.191.715
10 1.12.01.01
Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
- 3.116.426.400 1.736.446.000 - 465.500 - 4.853.337.900
(25)
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah menjelaskan Barang Milik Daerah merupakan Barang milik daerah adalah semua kekayaan daerah baik yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun yang berasal dari perolehan lain yang sah baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak beserta bagian-bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan surat-surat berharga lainnya. Laporan rekapitulasi aset tetap SKPD PEMDA Kabupaten Nagekeo pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 2.1.
2.4. Manajemen Aset
2.4.1. Pengertian Manajemen Aset
Menurut Muchtar Hidayat (2012) mendefinisikan manajemen aset merupakan suatu proses untuk mengelola permintaan dan panduan akuisisi, penggunaan dan pembuangan aset untuk membuat sebagian besar potensi layanan pengirimannya, dan mengelola risiko dan biaya selama umur hidup aset. Manajemen aset adalah suatu proses yang sistematis guna memelihara, memperbarui, dan mengoperasikan dengan biaya efektif aset fisik. Manajemen aset menggabungkan prinsip-prinsip rekayasa dengan praktik teori ekonomi dan bisnis yang sehat, dan menyediakan alat untuk memfasilitasi pendeketan logis yang lebih terorganisasi untuk kepentingan pengambilan keputusan. Dengan demikian, manajemen aset menyediakan kerangka kerja bagi penanganan perencanaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
(26)
2.4.2. Siklus Manajemen Aset Dalam organisasi publik, memiliki tiga fase yang
penghapusan (disposal).
yang merupakan proses lanjutan
sebagai input untuk perencanaan.
Fakta bahwa aset memili daya lainnya. Secara khusus, dalam suatu organisasi, pemeliharaan aset, dan kedua untuk penghapusan. Masalah manajemen selama masa selanjutnya menunjukkan s
Sumber :Manajemen Aset Privat dan Publik (Hi
Siklus Manajemen Aset
organisasi publik, siklus hidup fisik dari suatu aset atau kelompok
fase yang berbeda, yakni pengadaan (acquisition), operasi,
). Kemudian ditambahkan fase keempet, yaitu perencanaan,
proses lanjutan dimana output informasi dari setiap fase
untuk perencanaan.
bahwa aset memiliki siklus hidup membedakannya dari Secara khusus, tanggung jawab untuk keputusan pengadaan
organisasi, berbeda dengan tanggung jawab untuk
dan kedua tanggung jawab tadi berbeda dengan tanggung penghapusan. Masalah mungkin dapat timbul dari pemisahan tanggung
selama masa siklus hidup aset. Gambar yang terdapat selanjutnya menunjukkan siklus hidup aset.
n Aset Privat dan Publik (Hidayat, 2012)
Gambar 2.5 Siklus Hidup Aset
atau kelompok aset ), operasi, dan yaitu perencanaan, setiap fase digunakan
dari input sumber
pengadaan dan biaya untuk operasi dan dengan tanggung jawab pemisahan tanggung jawab terdapat di halaman
(27)
Fase-fase yang dilalui suatu aset selama siklus hidupnya antara lain :
1) Identifikasi kebutuhan (fase perencanaan), yaitu ketika permintaan atas aset
direncanakan dan dibuat
2) Fase pengadaan, yaitu ketika aset dibeli, dibangun atau dibuat
3) Fase pengoperasian dan pemeliharaan, yaitu ketika aset digunakan untuk tujuan
yang telah ditentukan. Fase ini mungkin diselingi dengan pembaruan atau perbaikan besar-besaran secara periodik, dan pergantian atas aset yang rusak dalam periode penggunaan, dan
4) Fase penghapusan (disposal), yaitu ketika umur ekonomis suatu aset telah habis
atau ketika kebutuhan atas pelayanan yang disediakan aset tersebut telah hilang. Suatu entitas (kesatuan usaha/organisasi) harus mempertimbangkan apakah pertanggungjawaban manajemen aset dari para manajer mencerminkan pendekatan siklus hidup aset. Pembatasa tanggung jawab manajer pada suatu fase saja (misalnya pengadaan, atau pengoperasiaan dan penghapusan) tidak akan mendukung pembuatan keputusan jangka panjang tentang aset. Siklus manajemen aset pada tingkat daerah (Mahmudi, 2010) secara umum meliputi tahap-tahap berikut :
1) Perencanaan
2) Pengadaan
3) Penggunaan/Pemanfaatan
4) Pengamanan, Pemeliharaan, dan Rehabilitasi
(28)
Sumber : Manajemen Aset Privat dan
Gambar
1) Perencanaan
Pengadaan aset
modal yang terdokumentasi (RKBMD). Perencanaan RKBMD tersebut selanjutn Anggaran SKPD. Perencanaan standar barang, standaer pemerintah daerah.
2) Pengadaan
Pengadaan aset dae
efektivas (value for
diskriminatif dan akuntabel. ketentuan peraturan
pemerintahan. Pada mengenai tanggal transaks
set Privat dan Publik (Hidayat, 2012)
Gambar 2.6 Siklus Manajemen Aset Daerah
Pengadaan aset tetap harus dianggarkan dalam rencana anggaran terdokumentasi dalam Rencana Kebutuhan Barang Milik Perencanaan kebutuhan aset daerah sebagaimana
tersebut selanjutnya dianggarkan dalam dokumen Reancan SKPD. Perencanaan kebutuhanb aset daerah harus berpedoman barang, standaer kebutuhanm, dan standar harga yang ditetapkan
Pengadaan aset daerah harus didasarkan pada prinsip ekonomi, efisiensi,
value for money), transparan dan terbuka, bersaing, dan akuntabel. Pengadaan barang daerah juga harus peraturan perundanganan tentang pengadaan barang dan
Pada saat pembelian harus ada dokumen transaksi mengenai tanggal transaksi, jenis aset dan spesifikasinya, dan nilai transaksi.
rencana anggaran belanja Barang Milik Daerah sebagaimana dilaporkan di Reancan Kerja dan harus berpedoman pada ng ditetapkan oleh
ekonomi, efisiensi, dan bersaing, adil/tidak juga harus mengikuti barang dan jasa instansi transaksi yang jelas asinya, dan nilai transaksi.
(29)
3) Penggunaan/Pemanfaatan
Pada saat digunakan harus dilakukan pencatatan mengenai maksud dan tujuan penggunaan aset (status penggunaan aset), unit kerja mana yang menggunakan, lokasi, dan informasi terkait lainnya. Mutasi dan disposisi aset tetap harus dicatat. Biaya pemeliharaan dan depresiasi jika ada juga harus dicatat dengan tertib. Untuk optimalisasi aset yang ada, pemerintahan daerah dapat memanfaatkan aset yang berlebih atau menganggur dengan cara :
a) Disewakan dengan jangka waktu maksimal 5 tahun dan dapat diperpanjang.
b) Dipinjampakaikan dengan jangka waktu maksimal 2 tahun dan dapat
diperpanjang.
c) Kerjasama pemanfaatan dengan jangka waktu maksimal 30 tahun dan dapat
diperpanjang.
d) Bangun-serah-guna (Build-Transfer-Operate) dengan jangka waktu
maksimal 30 tahun.
Pemanfaatan aset pemerintahan daerah tersebut disamping bertujuan mendayagunakan aset juga dapat dimaksudkan untuk meningkatkan penerimaan daerah dan mengurangi beban anggaran pemeliharaan aset.
4) Pengamanan dan Pemeliharaan
Aset-aset pemerintahan daerah perlu mendapat pengamanan yang memadai. Pengamanan aset daerah yang diperlukan meliputi pengamanan administrasi dan catatan, pengamanan secara hokum, dan pengamanan fisik.
(30)
a) Pengamanan Administrasi dan Catatan
Pengamanan administrasi dan catatan dilakukan dengan cara melengkapi aset daerah dengan dokumen administrasi, catatan, dan laporan barang.
b) Pengamanan Hukum
Pengamanan hukum atas aset daerah dilakukan dengan cara melengkapi aset tersebut dengan bukti kepemilikan yang berkekuatan hukum.
c) Pengamanan Fisik
Pengamanan fisik atas aset daerah dilakukan dengan cara member perlindungan fisik agar keberadaan aset tersebut aman dari pencurian atau kehilangan dan kondisinya terpelihara tidak mengalami kerusakan.
5) Penghapusan dan Pemindahtanganan
Penghapusan aset daerah dari daftar aset pemerintahan daerah dapat dilakukan jika aset tersebut sudah tidak memilki nilai ekonomis, rusak berat, atau hilang. Penghapusan aset daerah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pemusnahan dan pemindahtanganan. Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakat, ditanam ke tanah, atau ditenggelamkan ke laut. Pemusnahan dilakukan karena tidak laku dijual, rusak, kadaluwarsa, membahayakan kepentingan umum, atau kerana ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengharuskan untuk dimusnahkan. Pemindahtanganan dapat dilakukan dengan cara :
a) Penjualan
b) Tukar-menukar
c) Hibah
(31)
2.4.3. Tujuan dan Sasaran Manajemen Aset
Tujuan utama dari manajemen aset adalah membantu suatu entitas (organisasi) dalam memenuhi tujuan penyediaan pelayanan secara efektif dan efisien. Hal ini mencakup panduan pengadaan, penggunaan, dan penghapusan aset, dan pengaturan risiko dan biaya yan terkait selama siklus hidup aset.
Agar efektif, manajemen aset perlu dipertimbangkan sebagai ativitas yang komprehensif dan multidisiplin yang terkait dengan banyak factor antaran lain :
1) Siklus hidup aset dan prinsip-prinsip manajemen aset
2) Kebutuhan dari para pengguna aset
3) Kebijakan dan peraturan perumdangan
4) Kerangka manajemen dan perencanaan organisasi
5) Kelayakan teknis dan kelangsungan komersial
6) Pengaruh eksternal/pasar (komersial, teknologi, lingkungan, dan industri)
7) Persaingan permintaan dari para stakeholder dan kebutuhan merasionalisasikan
operasi untuk meningkatkan keefektifan biaya.
Sedangkan sasaran dari manajemen aset adalah untuk mencapai
kecocokan/kesesuaian sebaik mungkin antara aset dengan strategi penyediaan pelayanan. Hal ini diprediksikan pada saat pemeriksasn/pengujian kritikal dari alternatif-alternatif penggunaan aset. Harapannya adalah bahwa solusi non-aset akan memungkinkan penyediaan pelayanan dengan biaya terendah (ANAO, 1996) dalam Muchtar Hidayat (2012). Jadi, dengan manajemen aset akan dapat diketahui apakah suatu aset itu sesuai dengan strategi penyediaan pelayanan ataukah tidak. Solusi non-aset dimaksudkan sebagai alternative penggunaan non-aset tanpa harus memiliki non-aset
(32)
tersebut serta menghindari alternative yang hanya terfokus pada pengadaan aset yang tanpa disertai optimalisasi aset-aset yang telah ada.
2.5. Penggolongan dan Kodefikasi
Menurut Peraturan Kementrian Dalam Negeri No. 17 Tahun 2007, penggolongan adalah kegiatan untuk menetapkan secara sistematik mengenai Barang Milik Negara ke dalam golongan, bidang, kelompok, subkelompok, dan sub-sub kelompok. Dan kodefikasi adalah pemberian pengkodean barang pada setiap barang inventaris milik Pemerintah Daerah yang menyatakan kode lokasi dan kode barang. Tujuan pemberian kodefikasi adalah untuk mengamankan dan memberikan kejelasan status kepemilikan dan status penggunaan barang pada masing-masing pengguna.
Berikut tata cara penggolongan dan kodefikasi :
Dua angka/digit pertama : menunjukkan kode golongan barang
Dua angka/ digit kedua : menunjukkan kode bidang barang
Dua angka/digit ketiga : menunjukkan kode kelompok barang
Dua angka/digit keempat : menunjukkan kode sub kelompok barang
Dua angka/digit kelima : menunjukkan kode sub-sub kelompok barang
Empat angka/digit keenam : menunjukkan kode barang yang
ke-2.6. Penyusutan/Depresiasi
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat
disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Nilai
penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan operasional. Penyesuaian
X X X X X
X X
X
X X
X X
X X
(33)
nilai aset tetap dilakukan dengan berbagai metode yang sistematis sesuai dengan masa manfaat. Metode penyusutan yang digunakan harus dapat menggambarkan
manfaat ekonomi atau kemungkinan jasa (service potential) yang akan mengalir ke
pemerintah. Masa manfaat aset tetap yang dapat disusutkan harus ditinjau secara periodik dan jika terdapat perbedaan besar dari estimasi sebelumnya, penyusutan periode sekarang dan yang akan datang harus dilakukan penyesuaian.
2.6.1. Metode-metode Depresiasi
Ada berbagai metode penyusutan, hanya beberapa metode saja yang biasa
dipergunakan. Berikut adalah 2 metode penyusutan yang paling banyak
dipergunakan, karena paling mudah dan paling relevan dengan perlakuan akuntansi.
1) Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode garis lurus adalah suatu metode penyusutan aktiva tetap di mana beban penyusutan aktiva tetap per tahunnya sama hingga akhir umum ekonomis aktiva tetap tersebut. Metode ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata (tanpa fluktuasi) disepanjang masa penggunaannya, sehingga aktiva tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode hingga aktiva diarik dari penggunaannya. Berikut perhitungan tarif penyusutan untuk metode garis lurus :
Biaya Penyusutan =
Biaya perolehan – Nilai Residu Estimasi Umur Kegunaan
2) Metode Saldo Menurun (Declining Method Balancing)
Dalam Metode saldo menurun ini, aset tetap tetap diasumsikan memberikan manfaat terbesarnya pada periode awal masa penggunaan, dan akan mengalami
(34)
penurunan fungsi yang makin besar di periode-periode berikutnya seiring umur ekonomis aset tetap yang berkurang. Jadi semakin lama penggunaan aset tetap maka kontribusinya akan menurun dalam operasional perusahaan. Metode saldo menurun ini cocok diaplikasikan pada aset tetap dimana tingkat keausannya
bergantung dari volume output yang dihasilkan, contohnya mesin produksi.
Rumus metode saldo menurun sebagai berikut :
Biaya Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar
Tarif penyusutan dalam metode saldo menurun dapat dengan mudah dihitung sebagai 100% dibagi dengan taksiran masa manfaat. Misalnya, apabila taksiran masa manfaat adalah 5 tahun, maka tarif penyusutan adalah :
Tarif Penyusutan = 2 x
100%
= 2 x 20% = 40% 5
Biaya penyusutan dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
Biaya Penyusutan = Tarif Penyusutan x (Harga Perolehan – Akumulasi Penyusutan) 2.6.2. Faktor-faktor dalam Perhitungan Depresiasi
1) Biaya perolehan
Biaya perolehan menjadi dasar penghitungan seberapa besar depresiasi yang harus dialokasikan per periode akuntansi.
2) Masa Manfaat
Masa manfaat merupakan estimasi umur produktif aktiva yang kita harapkan.
Masa manfaat dapat dinyatakan dalam tahun, unit aktivitas, unit output. Masa
manfaat merupakan estimasi. Dalam menentukan estimasi tersebut, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti tujuan penggunaan aktiva, pemeliharaan
(35)
dan perbaikan, kerentanan atas kerusakannya. Pengalaman masa lalu sangat membantu manajemen dalam menentukan masa manfaat jenis aktiva yang serupa.
3) Nilai Sisa
Nilai sisa merupakan estimasi dari nilai aktiva di akhir masa manfaatnya. Seperti masa manfaat, nilai sisa juga merupakan estimasi. Dalam menentukan estimasi ini, manajemen mempertimbangkan bagaimana perusahaan merencanakan melepaskan aktiva tersebut.
2.7. Masa Manfaat
Penentuan masa manfaat aset tetap dilakukan dengan memperhatikan factor-faktor prakiraan daya pakai dan tingkat keausan fisik dan /atau keuasangan dari aset tetap yang bersangkutan. Menentukan masa manfaat seharusnya juga memperhatikan peraturan yang terkait dengan penggunaan suatu aset. Misalkan penggunaan kendaraan bermotor di suatu Negara dibatasi hanya 5 tahun, tentunya kendaraan bermotor yang dikuasai oleh Kantor Perwakilan Republik Indonesia di Negara tersebut tidak akan ditentukan masa manfaatnya lebih dari 5 tahun.
Walaupun penghapusan BMN belum terlihat korelasinya dengan penentuan masa manfaat dari BMN yang bersangkutan, namun jika diperhatikan PMK Nomor 169/PMK.06/2010 Tentang Tata cara Penghapusan BMN pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri, penghapusan BMN berupa kendaraan juga sudah memperhatikan ketentuan penggunaan kendaraan bermotor di Negara yang bersangkutan. Penentuan masa manfaat aset tetap dilakukan untuk setiap unit aset tetap dan berpedoman pada Tabel Masa Manfaat yang ditetapkan oleh Direktur
(36)
Jenderal Kekayaan Negara atas nama Menteri Keuangan. Perbaikan aset tetap dapat menambah masa manfaat, kualitas atau kapasitas aset tetap yang bersangkutan. Perbaikan tersebut meliputi :
a) renovasi, merupakan kegiatan penambahan, perbaikan dan/atau penggantian
bagian aset tetap dengan maksud meningkatkan masa manfaat, kualitas dan/atau kapasitas
b) restorasi, kegiatan perbaikan aset tetap yang rusak dengan tetap mempertahankan
arsitekturnya
c) overhaul, kegiatan penambahan, perbaikan, dan/atau penggantian bagian
peralatan mesin dengan maksud meningkatkan masa manfaat, kualitas, dan / atau kapasitas.
Perubahan masa manfaat karena perbaikan sebagaimana disajikan di atas berpedoman pada Tabel Masa Manfaat Aset Tetap Akibat Perbaikan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Kekayaan Negara atas nama Menteri Keuangan. Menteri Keuangan telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan tentang tabel masa manfaat aset tetap.
2.8.Software Development Life Cycle(SDLC)
SDLC (Software Development Life Cycle) merupakan sebuah siklus hidup
pengembangan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa tahapan-tahapan penting dalam membangun perangkat lunak yang dilihat dari segi pengembangannya. Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda. SDLC tidak hanya penting untuk proses produksi software, tetapi juga sangat penting untuk
(37)
proses maintenance software itu sendiri. Dalam penelitian ini penulis akan
menggunakan salah satu model dari metode SDLC yaitu Model Waterfall.
Model Waterfall merupakan salah satu metode dalam SDLC yang mempunyai
ciri khas pengerjaan setiap fase dalam watefall harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke fase selanjutnya. Artinya fokus terhadap masing-masing fase dapat dilakukan maksimal karena tidak adanya pengerjaan yang sifatnya paralel.
Gambar 2.7 Tahapan Model Waterfall
Tahap-tahap yang digunakan dalam metode SDLC model Waterfall adalah sebagai
berikut :
1. Requirements Definition
Perencanaan sistem merupakan tahap paling awal yang memberikan pedoman dalam melakukan perencanaan terhadap proses bisnis manajemen aset tetap pada PEMDA Kabupaten Nagekeo. Dari perencanaan tersebut akan dilakukan identifikasi masalah, penentuan siapa yang terlibat dalam proyek tersebut, dan selanjutnya memulai pengembangan proyek untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
(38)
2. Analysis Sistem
Pada tahap ini akan diuraikan proses bisnis dari manajemen aset tetap PEMDA Kabupaten Nagekeo yang sedang berjalan. Tujuan dari menganalisa proses bisnis ini adalah untuk mengidentifikasikan permasalahan yang ada, memahami proses yang berjalan serta siapa pelaku dari proses tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan sistem yang diperlukan.
3. Software Design
Dari hasil analisis dan identifikasi masalah terhadap proses bisnis manajemen aset tetap pada PEMDA Kabupaten Nagekeo, selanjutnya akan dirancang sebuah perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan serta diharapkan dari rancangan ini dapat membantu mengurangi permasalahan – permasalahan yang ada dalam proses pencatatan laporan manajemen aset tetap PEMDA Kabupaten Nagekeo. 4. Testing and Implementation System
Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan aplikasi pada pengelelolaan manajemen aset PEMDA Kabupaten Nagekeo. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan
sebelumnya. Dari hasil testing yang dilkaukan selanjutnya aplikasi akan
diimplementasikan pada PEMDA Kabupaten Nagekeo berdasarkan hasil analisis dan identifikasi masalah.
(39)
5. Maintenance System
Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu.
Ketika dijalankan mungkin saja masih ada error kecil yang tidak ditemukan
sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.
2.9. Pegertian Microsoft SQL Server
Microsoft SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) produk Microsoft. Bahasa kueri utamanya adalah Transact-SQL yang merupakan implementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan oleh Microsoft dan Sybase. Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis yang memiliki basis data berskala kecil sampai dengan menengah, tetapi kemudian berkembang dengan digunakannya SQL Server pada basis data besar. Microsoft SQL Server dan Sybase/ASE dapat berkomunikasi lewat jaringan dengan menggunakan protokol TDS (Tabular Data Stream). Selain dari itu, Microsoft SQL Server juga mendukung
ODBC (Open Database Connectivity), dan mempunyai driver JDBC untuk bahasa
pemrograman Java. Fitur yang lain dari SQL Server ini adalah kemampuannya untuk
membuat basis data mirroring dan clustering.
Kelebihan Microsoft SQL Server
Saat ini SQL server sudah dikembangkan dan juga dilunurkan lebih dari 7
generasi, yang sangat mudah untuk dignakan terutama pada komputer dengan sistem
(40)
software dari DBMS, Microsft SQL Serverini memiliki beberapa kelebihan. Berikut
ini adalah beberapa kelebihan Microsoft SQL Server:
a. Bekerja dengan sangat baik pada sistem operasi Windows
Kelebihan dari Microsoft SQL Server yang pertama adalah tentu saja dapat
bekerja dengan sangat baik pada semua sistem operasi windows, mulai dari
Windows Xp, VIsta, Seven, dan juga 8 berbagai versi. Hal ini tentu saja
disebabkan karena Microsoft SQL Serversjuga merupakan softwareDBMS yang
dibuat dan dikembangkan oleh Microsoftitu sendiri, maka dari itu Microsoft SQL
Serversangat baik dan juga cocok apabila digunakan dan juga diaplikasikan pada
sistem operasi windows.
b. Mendukung banyak software database
Microsoft SQL Servers juga memiliki kelebihan lainnya, yaitu mendukung
banyak sekali software database. Hal in itentu saja akan membantu
mempermudah pekerjaan anda sebagai seorang programmer untuk mengolah
database. Anda dapat mengugnakan software database apaoun yang ingin dan
biasa anda gunakan, tanpa perlu khawatir tidak akan kompatibel dengan software
Microsoft SQL Serversini.
c. Mudah untuk digunakan oleh clientdan juga user
Microsoft SQL Servers juga meurpakan salah satu software DBMS yang sangat
mudah digunakan oleh user. User dapat membuat pengolahan database dengan
mudah apabila dibantu dengan softwareini. Fitur lengkap dengan tombol-tombol
yang sederhana dapat mempermudah penggunaan dari Microsoft SQL Servers
(41)
d. Memiliki fitur recoverydan juga restore data
Kelebihan lainnya dari Microsoft SQL Serversadalah dapat melakukan recovery
dan juga restore data. Apabila ada beberapa data dari basis data atau database
anda yang megalami kerusakan, maka anda dapat melakukan proses recoverydan
juga restore data dengan menggunakan software Microsoft SQL Serversini. Hal
ini pada akhirnya dapat membantu memecahkan permasalahan dari data yang
hilang ataupun mengalami suatu kerusakan akibat kesalahan dari management
datayang dilakukan oleh user.
e. Management passwordyang baik dan aman
Keamana dari Microsoft SQL Servers ini juga sangat baik. Hal ini akan
berpengaruh terhadap ketahanan keamanan dari suatu database dan juga
servernya. Menggunakan password yang akan sulit untuk dihack, maka
Microsoft SQL Servers akan membantu data yang ada pada database anda menjadi lebih aman dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Kekurangan Microsoft SQL Server
Selain beberapa kelebihan yang dimiliki oleh Microsoft SQL server, ternyata ada juga
beberapa kekurangan yang dimiliki oleh SQL Server. Berikut ini adalah beberapa
kekurangan dari Microsoft SQL Server:
a. Tidak multi Operating System, hanya bisa digunakan pada sistem operasi yang
dibuat oleh Microsoft
Kekurangan lainnya dari software Microsoft SQL Servers ini yang berikutnya
adalah hanya identik dengan sistem operasi Windows saja. Bagi anda yang
(42)
bisa gigit jari, karena Microsoft SQL Server belum mendukung multi Operating System.
b. Sulit digunakan pada bahasa pemograman lain
SQL server terkenal dengan jodohnya bahasa pemrograman .NET. Jika anda menggunakan bahasa pemrograman lain maka anda harus bersiap siap untuk bersusah payah karena bukan jodohnya. Selain itu DBMS ini juga membutuhkan fungsi CPU yang cukup besar.
c. Tidak cocok untuk skala databasebesar
Tidak sebagus performa Oracle, jika digunakan pada sistem berskala besar,
performance database kalah di bandingkan dengan Oracle. Jadi jika anda menjalankan sistem skala besar, kemungkinan kurang begitu cocok.
2.10. Visual Basic.NET
Visual Studio .NET terdiri dari empat edisi yang dimulai dari edisi paling dasar
sampai edisi paling lengkap. Keempat edisi yang ada di Visual Studio.NET sebagai
berikut:
1) Visual Studio .NET Profesional
Pada edisi ini selain terdapat empat bahasa pemrograman juga dilengkapi dengan
layanan Web XML (Extensible Markup Language) merupakan aplikasi Web maupun
Windows dan membangun aplikasi mobil menggunakan WML pada telepon seluler
berbasis WAP dan HTML untuk PC, Palm dan peger. Pada edisi ini disertakan
Microsoft SQL Server 2000 Dekstop Engine yang kompatibel dengan Database SQL Server.
(43)
Pada edisi ini selain terdapat seluruh fitur pada edisi Professional juga terdapat beberapa fitur instruksional yang didesain untuk menyedrhanakan pengelola mata kuliah. Dengan fitur-fitur yang ada memungkinkan materi kuliah atau tugas-tugas
untuk mahasiswa dapat diakses melalui server Web atau situs FTP (File Transfer
Protocol).
3) Visual Studio .NET Eneterprise Developer
Pada edisi ini selain terdapat seluruh fitur pada edisi professional juga ditambah
kamampuan pengembangan aplikasi enterprise, seperti:
Tim pengembang enterprise dapat bekerja sama untuk aplikasi Windows dan
Web
Terdapat tool dan teknologi untuk membangun aplikasi enterprise
Mempunyai template proyek enterprise dan Frameworks yang berisi
petunjuk arsitektur untuk membuat aplikasi 4) Visual Studio .NET Eneterprise Architect
Pada edisi ini selain terdapat seluruh fitur pada edisi Enterprise Developer juga
ditambah dengan kemampuan untuk mendesain, menentukan dan
mengkomunikasikan artiketur dan fungsional aplikasi. Beberapa fitur tambahan yang ada, diantaranya:
Dapat digunakan untuk mendesain layanan Web XML dan aplikasi secara
visual
Terdapat software modeling Visio berbasis UML (Unified Modelling
(44)
Terdapat fasilitas BizTalkServers 2000 Developert Edition untuk proses bisnis
Terdapat Enterprise Template dan Frameworks dengan menggunakan
Template Description Language.
2.11. Testing Software
Testing Software adalah proses mengoperasikan software dalam suatu kondisi yang dikendalikan, untuk verifikasi apakah telah berlaku sebagaimana telah
ditetapkan (menurut spesifikasinya), mendeteksi error, dan validasi apakah
spesifikasi yang telah ditetapkan sudah memenuhi keinginan atau kebutuhan dari pengguna yang sebenarnya. Verifikasi adalah pengecekkan atau pengetesan
entitas-entitas, termasuk software, untuk pemenuhan dan konsistensi dengan melakukan
evaluasi hasil terhadap kebutuhan yang telah ditetapkan. Validasi adalah melihat kebenaran sistem, apakan proses yang telah dilakukan adalah apa yang sebenarnya
diinginkan atau dibutuhkan oleh user. Jadi, dapat disimpulkan bahwa testing
merupakan tiap-tiap aktifitas pengumpulan informasi yang dibutuhkan utnuk
melakukan evaluasi atau mengukur suatu atribut dari software.
Testing Software dilakukan untuk mendapatkan informasi reliable terhadap
software dengan cara termudah dan paling efektif, antara lain:
1) Apakah software telah siap digunakan?
2) Apa saja resikonya?
3) Apa saja kemampuannya?
(45)
5) Apa saja masalahnya?
6) Apakah telah berlaku seperti yang diharapkan?
2.10.1. Objektifitas Testing
Secara umum objektifitas dari testing adalah untuk melakukan verifikasi,
validasi, dan deteksi error untuk menemukan masalah dan tujuan dari penemuan ini
adalah untuk membenahinya. Namun terdapat pula beberapa pandapat dari praktisi
yang dapat pula dipandang sebagai bagian dari objektifitas testing, antara lain:
1) Meningkatkan kepercayaan bahwa sistem dapat digunakan dengan tingkat resiko
yang dapat diterima
2) Menyediakan informasi yang dapat mencegah terulangnya error yang pernah
terjadi
3) Menyediakan informasi yang membantu untuk deteksi error secara dini
4) Mencari error dan kelemahan atau keterbatasan sistem
5) Mencari sejauh apa kemampuan dari sistem
6) Menyediakan informasi untuk kualitas dari produk software
2.10.2.Test Case
Test case merupakan suatu tes yang dilakukan berdasarkan pada suatu inisialisasi, masukan, kondisi ataupun hasil yang telah ditentukan sebelumnya.
Adapun kegunaan dari test case ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk melakukan testing kesesuaian suatu komponen terhadap spesifikasi (Black
Box Testing)
2) Untuk melakukan testing kesesuaian suatu kompone terhada desain (White Box
(46)
2.10.3.Black Box Testing
Black Box Testing dilakukan tanpa pengetahuan detil struktur internal dari
sistem atau komponen yang ditest, juga disebut sebagai behavioral testing,
specification-based testing, input/output testing atau functional testing. Black box testing berfokus pada kebutuhan fungsional pada software, berdasarkan pada
spesifikasi kebutuhan dari software.
Dengan adanya black box testing, perekayasa software dapat menggunakan
sekumpulan kondisi masukan yang dapat secara penuh memeriksa keseluruhan
fungsional pada suatu program. Kategori error yang akan diketahui melalui black box
testing adalah sebagai berikut:
1) Fungsi yang hilang atau tidak benar
2) Error dari antar muka
3) Error dari struktur data atau akses eksternal database
4) Error dari kinerja atau tingkah laku 5) Error dari inisialisasi dan terminasi
2.10.4.White Box Testing
White Box Testing merupakan cara pengujian dengan melihat ke dalam modul untuk meneliti kode-kode program yang ada, dan menganalisis apakah ada kesalahan
atau tidak. Jika ada modul yang menghasilkanoutput yang tidak sesuai dengan proses
bisnis yang dilakukan, maka baris-baris program, variabel, dan parameter yang terlibat pada unit tersebut akan dicek satu persatu dan diperbaiki, kemudian
(47)
Dengan menggunakan white box akan didapatkan kasus uji yang :
1) Menguji semua keputusan logika
2) Menguji seluruh Loopyang sesuai dengan batasannya
3) Menguji seluruh struktur data internal yang menjamin validitas
Kelebihan White Box Testing
1) Kesalahan Logika
Digunakan pada sintaks ‘if’ dan pengulangan. Dimana White Box Testing akan
mendeteksi kondisi-kondisi yang tidak sesuai dan mendeteksi kapan proses pengulangan akan berhenti.
2) Ketidaksesuaian asumsi
Menampilkan asumsi yang tidak sesuai dengan kenyataan, untuk di analisa dan diperbaiki.
3) Kesalahan ketik
Mendeteksi bahasa pemrograman yang bersifat case sensitive.
Kelemahan White Box Testing
Untuk perangkat lunak yang tergolong besar, White Box Testing dianggap
sebagai strategi yang tergolong boros, karena akan melibatkan sumber daya yang besar untuk melakukannya.
(48)
44 3.1. Analisis Sistem
Pada tahap ini penganalisis akan menguraikan proses bisnis manajemen aset
tetap yang sedang berjalan pada Pemerintahan Daerah (PEMDA) Kabupaten
Nagekeo. Tujuan dari penguraian proses bisnis ini adalah untuk mengidentifikasi
permasalahan yang adala, memahami bagaimana proses tersebut berjalan serta siapa
saja pelaku dari proses tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan
sistem yang diperlukan.
3.1.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada proses pengelolaan manajemen aset
tetap PEMDA Kabupaten Nagekeo tedapat permasalahan yang dialami PEMDA
dalam memperoleh informasi mengenai aset tetap daerah yang dimiliki dari setiap
SKPD. Saat ini proses pencatan dan manajemen data aset tetap daerah masih
dilakukan secara manual sehingga terdapat data aset yang tidak tercatat secara
lengkap, seperti tidak tercatatnya kondisi aset, dimana lokasi aset berada, dimana aset
itu digunakan serta berapa jumlah aset yang miliki. Hal tersebut mengakibatkan pihak
manajen tidak mengetahui berapa beban anggaran yang digunakan untuk pengadaan
aset tetap daerah serta mengalami kesulitan dalam proses pendataan barang milik
daerah dari setiap SKPD. Selain itu tidak adanya pencatatan masa pakai serta
(49)
mengetahui aset mana yang mendekati masa pakai serta berapa beban biaya yang
ditanggun aset selama tahun berjalan.
3.1.2. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan tahap awal untuk menentukan sistem seperti apa
yang dihasilkan. Sistem yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pengguna sangat
bergantung kepada keberhasilan dalam melakukan analisis kebutuhan.
Berikut adalah hasil dari analisis kebutuhan pada sistem berdasarkan
identifikasi permasalahan yang akan dibuat untuk pihak PEMDA Kabupaten Nagekeo
adalah sebagai berikut:
1) Terdapat sistem inventaris aset tetap
2) Terdapat sistem penggunaan aset tetap
3) Terdapat sistem pemeliharaan aset tetap
3.1.3. Analisis Kebutuhan Sistem
Berdasarkan identifikasi masalah, PEMDA Kabupaten Nagekeo mengalami
permasalahan dalam menertitbkan pencatatan terhadap aset tetap yang dimiliki.
Penertiban ini dimaksudkan untuk melengkapi pencatatan aset tetap serta data-data
dari aset tetap PEMDA Kabupaten Nagekeo. Selain itu PEMDA Kabupaten Nagekeo
masih belum melakukan perhitungan nilai depresiasi terhadap aset tetap yang
dimiliki. Hal ini terjadi karena dalam pencatatan yang sekarang tidak mencatat
mengenai nilai depresiasi pada akhir masa pemakaian. Dalam proses pemeliharaan
aset tetap yang dimiliki PEMDA Kabupaten Nagekeo sulit untuk mengetahui
pemeliharaan apa saja yang pernah dilakukan terhadap aset tetap dan berapa biaya
(50)
Dalam menangani permasalahan tersebut maka diperlukan aplikasi khusus yang
dapat melakukan pendataan aset tetap yang dimiliki PEMDA Kabupaten Nagekeo
secara lengkap sehingga akan memudahkan Bagian Pengelolaan Barang Milik
PEMDA Kabupaten Nagekeo dalam memantau aset yang dimiliki dengan data yang
akurat. Aplikasi yang dibangun diharapkan dapat menyajikan informasi mengenai
penggunaan aset tetap di setiap SKPD serta informasi mengenai pemeliharaan apa
saja yang dilakukan terhadap aset tetap PEMDA Kabupaten Nagekeo. Selain itu
aplikasi yang dibangun dapat menyajikan informasi tentang nilai depresiasi dari
setiap aset tetap.
3.1.4. Analisis Permasalahan
A. Document Flow Inventarisasi Aset Tetap
Proses inventarisasi merupakan proses pendataan dan pencatatan aset tetap yang
diperoleh serta pencatatan lokasi penggunaan dari aset tetap tersebut. Proses ini
dimulai dari diterimanya berita acara penerimaan aset tetap oleh pengurus aset tetap
daerah. Berdasarkan berita acara tersebut, Bendahara Barang SKPD akan mencatat
perolehan aset tetap tersebut ke dalam buku inventearis harian. Berdasarakan buku
inventaris harian tersebut, aset yang baru diperoleh akan dibuatkan label barang
berdasarkan pengelompokan barang dan nomor registrasi yang telah ditentukan.
Nomor pengelompokan dan nomor registrasi ini akan menjadi identitas dari aset tetap
tersebut. Buku inventaris harian ini juga digunakan untuk membuat laporan
(51)
Gambar 3.1Document Flow Inventaris Barang SKPD
Pada proses inventarisas aset tetap tersebut permasalahan yang muncul adalah
hasil dari pencatatan aset tetap lebih spesifik tidak tercatat secara lengkap. Seperti
(52)
jumlah aset tetap yang dimiliki, dan berapa biaya perolehan dari setiap aset tetap yang
dimiliki. Akibat dari tidak lengkapnya proses pencatatan data barang pada bagian
bendahara barang SKPD dikarenakan proses pencatatan inventarisasi aset tetap yang
tidak teratur. Salah satu hal yang menyebabkan tidak lengkapnya pencatatan tersebut
karena aset tetap yang tidak memiliki identitas. Bagian Dinas PPKAD kesulitan
dalam mengetahui berapa nomor registrasi terakhir dari setiap kelompok aset tetap.
Untuk melihat berapa nomor registrasi terakhir, Dinas PPKAD harus melihat semua
kartu inventaris dari setiap SKPD. Tidak diketahuinya nomor identitas dari aset tetap
mengakibatkan Dinas PPKAD kesulitan dalam memantau kondisi serta lokasi dari
penggunaan aset tetap. Hal ini tentunya juga mengakibatkan tidak akuratnya data
inventaris yang dimiliki dari setiap SKPD. Selain masalah tersebut, proses inventaris
ini juga tidak memiliki pencatatan tentang depresiasi dari setiap aset, mengakibatkan
PEMDA Kabupaten Nagekeo tidak dapat mengetahui aset mana saja yang memiliki
beban biaya yang ditanggung selama tahun berjalan.
B. Document Flow Penggunaan Aset Tetap
Proses penggunaan aset tetap milik daerah merupakan proses pencatatan
mengenai maksud dan tujuan penggunaan aset tetap. Proses ini dimulai dari bagian
Bendahara Barang SKPD membuat laporan barang milik daerah dan membuat usulan
(53)
Gambar 3.2Document Flow Penggunaan Aset Tetap
Selanjutnya pihak pengelola barangakan memeriksa laporan barang milik daerah
(54)
pelaporan kepada Kepala Daerah untuk meminta persetujuan penentuan status
penggunaan barang milik daerah di setiap SKPD. Berdasarkan hasil persetujuan dari
Kepala Daerah yang diberikan kepada Dinas PPKAD menghasil rangkap dua.
Rangkap satu disimpan sebagai arsip dan rangkap dua diberikan kepadapihak
bendahara barang SKPD dan selanjutnya akan mencatat barang milik dareah ke
dalam Kartu Inventaris Barang (KIB) yang akan digunakan sebagai daftar dari setiap
penggunaan aset milik daerah. Setelah membuat daftar Kartu Inventaris Barang
(KIB), daftar KIB akan diberikan kepada Dinas PPKAD yang selanjutnya akan
dilakukan rekapitulasi KIB dari masing-masing SKPD dan hasil dari rekapitulasi
tersebut akan menjadi laporan aset tetap PEMDA Kabupaten Nagekeo.
C. Document FlowPenjadwalan Pemeliharaan Aset Tetap
Proses pemeliharaan merupakan proses perawatan terhadap barang milik daerah
yang dimiliki secara berkala. Proses ini dimulai dari Bendahara Barang SKPD
membuat rencana kebutuhan pemeliharaan barang. Kemudian daftar rencana
kebutuan pemeliharaan barang tersebut diserahkan kepada pengurus barang SKPD
yang selanjutnya akan dilakukan pemerikasaan terhadap rencana kebutuhan
pemeliharaan tersebut. Dari rencana kebutuhan pemeliharaan barang tersebut, maka
bagian pengurus barang akan melakukan pemerikasaan terhadap barang, kemudian
dari hasil pemeriksaan apakah barang layak digunakan atau tidak layak digunakan.
Jika barang tersebut tidak layak digunakan, maka bagian pengurus barang SKPD
akan membuat laporan kondisi barang dan melaporkan kepada bendahara barang
SKPD. Apabila dari hasil pemeriksaan, barang masih dapat digunakan maka bagian
(55)
akan dilaporkan kepada bendahara barang SKPD dan pengelola barang daerah.
Berdasarkan laporan pemeliharaan barang tersebut, maka bagian pengurus barang
SKPD mencatat dalam Kartu Pemeliharaan Barang yang selanjutnya akan dilaporkan
kepada bendahara barang SKPD dan pengelola barang daerah.
Document FlowPenjadwalan Pemeliharaan Aset Tetap PEMDA Kab. Nagekeo
Pengurus Barang SKPD Dinas PPKAD Bendahara Barang SKPD
Mulai Membuat daftar kebutuahan pemeliharaan barang Daftar kebutuhan pemeliharaan barang Daftar kebutuhan pemeliharaan barang Melakukan pemeliharaan barang Layak pakai? Mencatat laporan pemeliharaan barang Y Membuat laporan kondisi barang T Laporan kondisi barang 1 1 Laporan kondisi barang 2 Laporan pemeliharaan barang 4 Membuat kartu pemeliharaan barang Kartu pemeliharaan barang SKPD 5 6 Kartu pemeliharaan barang 5 Selesai 2 Laporan pemeliharaan barang SKPD 3 3 Kartu pemeliharaan barang 6 Laporan pemeliharaan barang SKPD 4
(56)
3.2. Perancangan Sistem
Perancangan sistem merupakan tahap pengembangan setelah analisis sistem
dilakukan. Perancangan sistem dilakukan mulai dari merancangInput Process Output
(IPO),System Flow, Hierarchy Input Process Output (HIPO),Context Diagram, Data
Flow Diagram (DFD), Entity Relational Diagram (ERD), struktur Table, dan
Desaininput output.
3.2.1.Input Process Output (IPO)
(57)
1) Input
a. Data Aset Tetap
Data ini terdiri dari tanggal perolehan aset, biaya perolehan aset, pemasok,
cara perolehan, identitas aset tetap, kondisi aset, lokasi penggunaan aset,
masa pakai aset serta nilai residu yang diharapkan.
b. Data Kelompok Aset Tetap
Data dari kelompok aset tetap ini terdiri dari bidang, golongan, kelompok,
sub kelompok serta sub-sub kelompok.
c. Data Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Data SKPD ini merupakan input yang digunakan pada proses inventaris aset
tetap. Data ini berisi identitas SKPD.
d. Data Pegawai
Data ini berisi identitas pegawai beserta posisi dari pegawai tersebut.
e. Data Penggunaan Aset Tetap
Data penggunaan aset tetap ini merupakan input yang digunakan untuk
proses penggunaan aset tetap. Data ini terdiri dari nomor aset, tanggal
penggunaan aset serta masa penggunaan aset.
f. Daftar SKPD
Daftar SKPD merupakan output dari proses inventaris aset tetap yang
digunakan kembali untuk input dari beberapa proses lain. Daftar SKPD ini
(58)
g. Daftar Inventaris
Daftar inventaris merupakan output dari proses inventaris aset tetap yang
digunakan kembali untuk input dari beberapa proses lain. Daftar inventaris
ini berisikan informasi mengenai semua aset tetap meliputi informasi
perolehan aset tetap, biaya perolehan aset, identitas aset tetap, lokasi
penggunaan, masa pakai serta kondisi dari aset tetap.
h. Data Pemeliharaan Aset Tetap
Data pemeliharaan ini merupakan inputuntuk proses pemeliharaan aset tetap.
Data ini terdiri dari nomor aset, jenis pemeliharaan, kondisi, tindakan yang
dilakukan serta biaya pemeliharaan yang ditimbulkan.
i. Rekapitulasi aset yang memiliki depresiasi
Data ini merupakan output dari proses penjadwalan pemeliharaan aset tetap
yang digungakan untuk input kembali pada proses perhitungan depresiasi.
Rekapitulasi ini berisi informasi mengenai data aset tetap yang memiliki
depresiasi.
2) Process
a. Inventaris Aset Tetap
Proses inventaris aset tetap ini bertujuan untuk mendata semua aset tetap
yang diperoleh serta lokasi dari aset tetap tersebut, menghitung depresiasi
serta akumulasi aset pada periode yang sedang berjalan sebagai bentuk
pengakuan penggunaan aset tetap, dan melakukan perhitungan sisa masa
(59)
Pada setiap lokasi penggunaan aset didaftarkan oleh pegawai yang
bertanggung jawab atas penggunaan aset tetap tersebut.
b. Penggunaa Aset Tetap
Pada proses penggunaan aset tetap ini digunakan untuk mendata mengenai
maksud dan tujuan penggunaan aset, unit kerja mana yang menggunakan
serta dimana lokasi penggunaan aset.
c. Penjadwalan Pemeliharaan Aset Tetap
Proses pemeliharaan aset tetap ini digunakan untuk mendata kebutuhan
pemeliharaan aset tetap PEMDA Kabupaten Nagekeo.
3) Output
a. Laporan Penerimaan
Laporan ini merupakan output yang dihasilkan dari proses inventaris aset
tetap yang berisi tanggal perolehan aset tetap, biayan perolehan aset tetap,
kondisi aset teta serta masa pakai dari aset tetap.
b. Daftar Inventaris
Daftar inventaris merupakan output dari proses inventaris aset tetap yang
berisi identitas aset tetap, biaya perolehan aset tetap, kondisi aset tetap,
tanggal perolehan aset tetap, masa pakai aset tetap, lokasi penggunaan aset
tetap serta pemasok/supplier. Laporan ini akan digunakan sebagai informasi
dasar atas pengelolaan aset yang nantinya akan digunakan kembali untuk
(60)
c. Kartu Inventaris Aset Tetap
Kartu inventaris aset tetap merupakan output dari proses inventaris aset
tetap. Laporan ini berisi informasi tentang Kartu Inventaris Barang milik
daerah. Output ini akan digunakan untuk mengetahuai laporan Kartu
Invetaris Barang (KIB) dari aset tetap PEMDA Kabupaten Nagekeo.
d. Daftar SKPD
Laporan ini merupakan output dari proses inventaris aset tetap yang berisi
tentang daftar SKPD PEMDA Kabupaten Nagekeo. Daftar ini terdiri dari
nomor SKPD, identitas SKPD serta lokasi.
e. Laporan Penggunaan Aset
Laporan ini merupakan output dari proses penggunaan aset tetap PEMDA
Kabupaten Nagekeo. Laporan ini berisi nomor aset, siapa yang
menggunakan aset, lokasi penggunaan, tanggal penggunaan serta waktu
penggunaan.
f. Laporan Pemeliharaan
Laporan pemeliharaan merupakan output dari proses penjadwalan
pemeliharaan aset tetap. Laporan ini berisikan nomor aset, jenis
pemeliharaan, tindakan pemeliharaan, kondisi serta biaya pemeliharaan.
Output ini digunakan untuk mengetahui pemeliharaan apa saja yang pernah
dilakukan, dan tingkat kerusakan yang dialami disertai dengan biaya
(61)
g. Rekapitulasi Aset yang Memiliki Depresiasi
Laporan ini merupakan output dari proses inventaris aset tetap. Output ini
berisikan nomor aset, identitas aset serta jumlah depresiasi yang dimiliki
aset. Output ini digunakan untuk mengetahui jumlah depresisasi aset.
h. Laporan Kondisi Aset Tetap
Laporan ini berisikan informasi mengenai kodisi dari setiap aset yang
dimiliki PEMDA Kabupaten Nagekeo. Laporan ini digunakan untuk
mengetahui jumlah aset tetap yang dimiliki berdasarkan kondisi aset tetap
tersebut.
i. Laporan Depresisasi Aset
Laporan depresiasi ini berisikan informasi mengenai akumulasi penyusutan
atas penggunaan aset tetap yang dimiliki.
j. Laporan Sisa Masa Pakai Aset Tetap
Laporan ini berisikan nomor aset, tanggal pengadaan serta sisa masa pakai
aset. Laporan ini digunakan untuk mengetahui aset tetap yang mendekati
masa pakai.
3.2.2.System Flow
A. System Flow Inventaris Aset Tetap
Pada pengembangan sistem inventaris ini mulai dari menerima berita acara
penerimaan aset tetap oleh pengurus barang. Berdasarkan laporan tersebut Bendahara
Barang SKPD menginputkan data penerimaan aset tetap dan disimpan ke dalam
databasepenerimaan aset tetap.Pada proses penyimpanan data penerimaan aset tetap,
(1)
No. Tujuan Input Output yang diharapkan
Hasil
pegawai baru ke tabel pegawai
data pegawai “Data Berhasil Disimpan”
Sukses, (Gambar 4.36) 2 Ubah data
pegawai
Mengubah data pegawai
Muncul dialog pesan “Data Berhasil Diubah”
Hasil uji coba Sukses, (Gambar 4.38) 3 Menghindari data
pegawai kosong
Memasukkan data pegawai dengan
mengosongkan satu field.
Muncul pesan “Masukkan nama pegawai”
Sukses, (Gambar 4.39)
10. Uji coba form Master Unit Kerja
Tabel 4.10 Form Master Unit Kerja
No. Tujuan Input Output yang
diharapkan
Hasil
1. Simpan data Unit kerja baru ke tabel unit kerja
Memasukkan data unit kerja
Muncul dialog pesan “Data Berhasil Disimpan”
Hasil uji coba Sukses, (Gambar 4.33) 2 Menghindari data
unit kerja kosong
Memasukkan data unit kerja dengan
mengosongkan satu field.
Muncul pesan “masukkan nama unit kerja”
Sukses, (Gambar 4.34)
(2)
11. Uji coba form Penerimaan Barang
Tabel 4.11Form Transkasik Penerimaan Barang
No. Tujuan Input Output yang
diharapkan
Hasil
1. Simpan data penerimaan aset baru ke tabel penerimaan aset
Memasukkan data penerimaan aset
Muncul dialog pesan “Data Berhasil Disimpan”
Hasil uji coba Sukses, (Gambar 4.44) 2 Menghindari data
penerimaan aset kosong
Memasukkan data penerimaan aset dengan mengosongkan satu field.
Muncul pesan “pilih kode aset tetap”
Hasil uji coba Sukses, (Gambar 4.45)
12. Uji coba form Penetapan Status Penggunaan Barang
Tabel 4.12Form Penetapan Status Penggunaan Barang
No. Tujuan Input Output yang
diharapkan
Hasil
1. Simpan data penetapan status penggunaan aset baru ke tabel penetapan status penggunaan aset
Memasukkan data penetapan status
penggunaan aset
Muncul dialog pesan “Data Berhasil Disimpan”
Hasil uji coba Sukses, (Gambar 4.47)
2 Menghindari penetapan status penggunaan aset kosong
Memasukkan data penetapan status
penggunaan dengan
Muncul pesan “kode aset tetap belum dimasukkan”
Hasil uji coba Sukses, (Gambar 4.48)
(3)
No. Tujuan Input Output yang diharapkan
Hasil
mengosongkan satu field.
13. Uji coba form Rencanan Pemeliharaan Barang
Tabel 4.13Form Rencana Pemeliharaan Barang
No. Tujuan Input Output yang
diharapkan
Hasil
1. Simpan data rencana
pemeliharaan aset baru ke tabel rencana
penerimaan aset
Memasukkan data rencana pemeliharaan aset
Muncul dialog pesan “Data Berhasil Disimpan”
Hasil uji coba Sukses, (Gambar 4.50)
2 Menghindari rencana
pemeliharaan aset kosong
Memasukkan data rencana pemeliharaan aset dengan mengosongkan satu field.
Muncul pesan “kode aset tetap belum dimasukkan”
Hasil uji coba Sukses, (Gambar 4.51)
14. Uji coba form Pemeliharaan Barang
Tabel 4.14Form Pemeliharaan Barang
No. Tujuan Input Output yang
diharapkan
Hasil
1. Simpan data pemeliharaan aset baru ke tabel
Memasukkan data
pemeliharaan
Muncul dialog pesan “Data Berhasil Disimpan”
Hasil uji coba Sukses, (Gambar
(4)
No. Tujuan Input Output yang diharapkan
Hasil
pemeliharaan aset aset 4.53)
2 Menghindari pemeliharaan aset kosong
Memasukkan data
pemeliharaan aset dengan mengosongkan satu field.
Muncul pesan “kode aset tetap belum dimasukkan”
Hasil uji coba Sukses, (Gambar 4.54)
15. Uji coba formPerhitungan Depresiasi
Tabel 4.15Form Perhitungan Depresiasi
No. Tujuan Input Output yang
diharapkan
Hasil
1. Simpan data depresiasi aset baru ke tabel depresiasi aset
Memasukkan data depresiasi aset
Muncul dialog pesan “Data Berhasil Disimpan”
Hasil uji coba Sukses, (Gambar 4.56) 2 Menghindari
deperesiasi aset kosong
Memasukkan data depreasiasi aset dengan mengosongkan satu field.
Muncul pesan “kode aset tetap belum dimasukkan”
Hasil uji coba Sukses, (Gambar 4.57)
4.3. Uji Coba Aplikasi dengan Perhitungan Depresiasi Manual
Uji coba perhitungan ini menggunakan Gambar 4.63 untuk peralatan Komputer/PC dengan kode aset 02.06.03.02.01. Berikut detail dari uji coba yang akan dilakukan.
(5)
Diketahui aset tetap peralatan Komputer/PC dengan nomor kode aset 02.06.03.02.01 diperoleh pada tahun 2016 dengan harga perolehan Rp. 5.400.000 dengan perkiraan masa pakai selama 5 tahun dan perkiraan nilai residu/nilai sisa sebesar Rp. 350.000. Perhitungan deperesiasi dilakukan pada tahun 2019. Dari test case tersebut akan dibandingkan hasil perhitungan dari aplikasi yang ditujukan oleh Gambar 4.63 dengan perhitungan manual adalah sebagai berikut :
Biaya Penyusutan =
Biaya perolehan – Nilai Residu Estimasi Umur Kegunaan
Menghitung biaya penyusutan dan nilai buku setelah penyusutan tahun 2016 Biaya penyusutan tahun 2016 = (Rp. 5.400.000 – Rp. 350.000) / 5 tahun
= Rp. 1.010.000
Nilai Buku Setelah Penyusutan = Rp. 5.400.000 – Rp. 1.010.000 = Rp. 4.390.000
Tabel 4.16 Hasil Uji Coba Perhitungan Depresiasi Tahun 2016
Tahun Biaya
perolehan
Biaya penyusutan
Akumulasi
penyusutan Nilai buku
2016 Rp. 5.400.000 Rp. 1.010.000 Rp. 1.010.000 Rp. 4.390.000
Source Code Aplikasi Perhitungan Depresiasi Aset Tetap
Private Sub hitung_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles hitung.Click 'Fungsi Perhitungan
Function hiutng() As Boolean
sisa_manfaat.Text = CInt(thn_manfaat.Text) - CInt(tgl_dep.Text) If valid() = True Then
(6)
Return False
End If
total = CInt(harga_perolehan.Text) - CInt(nilai_sisa.Text)
Dim total1 As Decimal = Round(Val(total) / Val(masa_manfaat.Text)) nilai_penyusutan.Text = total1
nilai_buku.Text = CInt(harga_perolehan.Text)
-CInt(nilai_penyusutan.Text)
End Function
End Sub
Private Sub simpan_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles simpan.Click
'Simpan Data Perhitungan Depresiasi
Koneksi()
cmd = New SqlCommand("insert into depresiasi values('" & kode_depresiasi.Text & "','" & kode_aset.Text & "','" & kode_skpd.Text & "','" & tgl_depresiasi.Text & "','" & sisa_manfaat.Text & "', " & _
"'" & nilai_penyusutan.Text & "','" & nilai_buku.Text & "','" & keterangan.Text & "','" & harga_perolehan.Text & "')", con)
cmd.ExecuteNonQuery()
MessageBox.Show("Data Berhasil Disimpan", "PESAN", MessageBoxButtons.OK,
MessageBoxIcon.Information) cmd.Dispose()
con.Close()